Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DAN SOP SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA

Dosen pengampu:Ns.Ratna D iah, M.Kep, Sp. Kep.kom

Nama kelompok :

1. Hanifah Nur Jamilah 1610711084


2. Mokhamad Dicky Ali P 1610711102

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2019

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA

Pokok bahasan : Terapi peningkatan daya ingat pada lansia

Sub pokok bahasan : Senam Otak (Brain Gym) pada lansia

Hari/Tanggal : Selasa

Sasaran : Lansia

Waktu penyuluhan : 45 menit

Tempat : Panti Wreda

A. LATAR BELAKANG

Proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal wajar dan akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat ceptnya proses
tersebut bergantung pada masing-masing individu. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998
dikatakan bahwa batasan lanjut usia adalah pada umur 60 tahun, terjadi proses penuaan
secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, ekonomi dan
spikologis.
Sebagian besar klien usia lanjut mengeluh mengalami nyeri dan sakit/pegal-pegal
pada ekstremitas bawah. Kondisi yang masih baik ini tentunya perlu dipertahankan dan
dilakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan kognitif maupun mencegah
keluhan fisik . Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengadakan penyuluhan yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan termasuk
fungsi kognitif dan kesehatan fisik. Senam otak merupakan temuan baru yang sudah
dibuktikan melalui penelitian dapat digunakan sebagai upaya pencegahan atau dapat

2
mengatasi masalah kesehatan kognitif, mencegah demensia, sehingga senam otak
merupakan topik yang menarik untuk dilakukan pada acara penyuluhan

B. TUJUAN UMUM PENYULUHAN


Setelah selesai mengikuti senam otak, peserta dapat menerapkan Senam Otak sebagai
kegiatan olahraga rutin.

C. TUJUAN KHUSUS PENYULUHAN


Setelah selesai mengikuti senam otak selama 1 x 45 menit, klien mampu :
1. Memahami konsep senam otak untuk lansia
2. Mengikuti senam otak dengan lancar sampai selesai
3. Mendemonstrasikan senam otak

D. MATERI
(Terlampir)

E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO PENYULUH RESPON LANSIA WAKTU

1. Pembukaan a. Menjawab salam 5 Menit

a. Salam pembukaan b. Berpartisipasi aktif

b. Apersepsi c. Memperhatikan

c. Perkenalan
d. Mengkomunikasikan
tujuan
2. Kegiatan inti : “SENAM a. Memperhatikan 15 Menit
OTAK” penjelasan

a. Menjelaskan dan penyuluh dengan

menguraikan tujuan cermat

senam otak. b. Memperhatikan


simulasi

3
b. Menjelaskan c. Menanyakan hal-
prosedur Senam hal yang belum 10 Menit
Otak jelas.
c. Demonstrasi dan d. Memperhatikan
pelaksanaan Senam jawaban
Otak
d. Memberikan
kesempatan kepada
audience/lansia
untuk bertanya
e. Menjawab
pertanyaan
3. Penutup a. Memperhatikan 15 menit

a. Menyimpulkan kesimpulan materi

kegiatan yang telah b. Menjawab

disampaikan pertanyaan

b. Melakukan evaluasi c. Menjawab salam

dengan mengajukan
pertanyaan
c. Mengakhiri kegiatan

F. SETTING TEMPAT

Keterangan

: moderator
: power point
: penyuluh
: fasilitator
: Lansia

G. METODE
1. Ceramah

4
2. Praktek senam otak

H. MEDIA DAN ALAT


1. PPT
2. Musik video

I. EVALUASI
a. Evaluasi struktur :
1. Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
2. Media telah disipakan
3. Tempat telah disiapkan
4. Kontrak waktu telah disepakati
b. Evaluasi Proses
1. Kegiatan senam otak dilakukan sesuai kemampuan peserta usia lansia
2. Semua peserta mengikuti proses dari awal sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta yang ikut 100 %.
2. Peserta mampu melaksanakan senam dengan baik.
3. Peserta menyampaikan secara verbal kenyamanan setelah senam otak.

5
MATERI GERAKAN SENAM OTAK (BRAIN GYM)

A. PENGERTIAN
Senam otak adalah latihan yang terangkai atas gerakan-gerakan tubuh yang
dinamis dan menyilang. Senam ini mendorong keseimbangan aktifitas kedua
belahan otak secara bersamaan. Pada lansia senam otak berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan daya ingat, dimana pada umumnya lansia mengalami
penurunan daya ingat yang beresiko terjadinya demensia.
Kegiatan senam otak dapat dilakukan dengan berbagai macam gerakan yang
disesuaikan dengan kemampuan pada lansia, setiap gerakan dilakukan berulang
sampai beberapa kali dan dilakukan pergantian posisi pada setiap gerakan.

B. Manfaat Senam Otak


Senam otak bisa dilakukan seseorang melalui gerakan sederhana sambil
melakukan kegiatan sehari-hari. Senam otak dilakukan tanpa waktu khusus sehingga
senam otak pun bisa dilakukan dengan sambil menonton televisi. Meskipun
sederhana, sebagaimana dikemukakan Paul E. Dennison Ph.D bahwa senam otak
mampu memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap
ketegangan, tantangan, dan tuntutan hidup sehari-hari.
Selain dapat meningkatkan kemampuan belajar, senam otak dapat
memberikan beberapa manfaat seperti yang dikemukakan oleh Ayinosa, senam otak
dapat memberikan manfaat berupa stress emosional berkurang dan pikiran lebih
jernih, hubungan antar manusia dan suasana belajar/kerja lebih rileks dan senang,
kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat, orang menjadi lebih bersemangat,
lebih kreatif dan efisien, orang merasa lebih sehat karena stress berkurang, dan
prestasi belajar dan bekerja meningkat.
Disamping itu, senam otak bisa membantu meningkatkan kecerdasan,
meningkatkan kepercayaan diri, dan menangani anak yang mengalami masalah
dalam proses belajar mengajar. Senam otak juga sering digunakan untuk terapi
beberapa gangguan pada anak-anak, seperti hiperaktif, gangguan pemusatan
perhatian dan emosional, serta sindrom pada bayi, ataupun gangguan kemampuan
belajar. Lebih dari itu, senam otak bisa berpengaruh positif dalam menambah
konsentrasi, meningkatkan fokus dan daya ingat, serta mengendalikan emosinya.
6
Senam otak selain berfungsi membantu segala hal yang berhubungan dengan
kecerdasan, juga bisa membantu mengatasi keterlambatan bayi dalam berjalan atau
berlari, dan membantu anak yang tidak bisa lepas dari orang tuanya, serta
meningkatkan motivasi dan semangat dirinya. Bayi yang mendapat rangsangan
secara tepat dan berkesinambungan tentu akan mempengaruhi perkembangan
otaknya. Dengan begitu, diharapkan perkembangan fisik, mental dan intelektualnya
akan melampaui kemampuan dasar atau potensi genetiknya.
Senam otak merupakan aktivitas fisik, meskipun begitu senam otak
mempunyai fungsi atau manfaat yang sama sekali berbeda dengan senam biasa atau
olahraga fisik lain yang selama ini kita kenal. Bila olahraga biasa digunakan untuk
menjaga kondisi jantung, paru-paru, dan meningkatkan kekuatan otot, sedangkan
senam otak bertujuan meningkatkan kinerja otak. Gerakan-gerakan yang dilakukan
dalam senam otak akan mengaktifkan mata, telinga, tangan dan kaki secara simultan
sehingga pada dimensi tertentu senam otak dapat mengaktifkan otak kiri dan otak
kanan.
Jadi, senam otak memiliki manfaat yang besar bagi tubuh utamanya dalam
proses pembelajaran. Senam otak dapat dilakukan oleh segala jenis usia, mulai dari
bayi sampai dewasa, sehingga siapapun bisa menjadikan senam otak sebagai salah
satu stimulus yang paling diminati untuk mengembangkan kemampuan dan
melancarkan proses belajar.
C. Kemampuan Kognitif Lansia
Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik dan psikososial, tetapi juga pada
kognitif, karena fungsi kognitif dipengaruhi oleh adanya perubahan pada struktur
dan fungsi organ otak, penurunan fungsi sistem muskuloskeletal, dan sistem
reproduksi. Atropi yang terjadi pada otak akibat penuaan menyebabkan penurunan
hubungan antarsaraf, mengecilnya saraf panca indra sehingga waktu respon dan
waktu bereaksi melambat, defisit memori, gangguan pendengaran, penglihatan,
penciuman, dan perabaan. Menurunnya daya pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap nada tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi
pada orang di atas umur 65 tahun.
Fungsi kognitif juga berkaitan dengan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik
erat kaitannya dengan sistem muskloskeletal. Pada dasarnya, setiap gerakan fisik
yang dilakukan memberikan rangsangan kepada otak, dengan menurunnya aktivitas
maka rangsangan kepada otak juga berkurang. Karena otak memiliki sifat plastisitas
7
dimana bila terus diberikan rangsangan, fungsinya akan tetap terjaga dan sebaliknya
bila rangsangan tersebut kurang atau tidak ada, proses plastisitas tidak terjadi dan
otak akan mengalami penurunan struktur dan fungsinya. Kognitif adalah kegiatan-
kegiatan mental yang dibutuhkan dalam memperoleh, menyimpan, mendapat
kembali, dan menggunakan pengetahuan suatu hal. Kognitif meliputi prosesproses
mental, seperti mempersepsikan, belajar, mengingat, menggunakan bahasa, dan
berpikir.
Dalam kognisi, kita mempelajari sesuatu dan menempatkan sesuatu tersebut
dalam ingatan kita, mengkomunikasikannya lewat bahasa menggunakan simbol-
simbol mental, dan secara cerdas memecahkan masalah menggunakan informasi
yang telah dipelajari dan disimpan. Oleh karena itu kemampuan fungsi mengingat
pada seseorang akan mempengaruhi kemampuan berpikir sehingga respon kognitif
yang ditimbulkan akan berbeda. Proses mengingat terjadi dengan menggabungkan
antara informasi yang diterima melalui panca indra dengan informasi yang telah
disimpan dalam ingatan jangka panjang. Kapasitas atau kemampuan kognisi
seseorang disebut sebagai kecerdasan atau intelegensi. Kemampuan kognitif adalah
kemampuan untuk memikirkan sesuatu, berkhayal, bercita-cita, atau melihat jauh ke
depan, menetapkan tujuan-tujuan, dan membuat rencana kegiatan guna mencapai hal
tersebut.

D. Struktur dan Fungsi Otak


Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu otak besar (serebrum),
batang otak (brain stem), dan otak kecil (serebelum). Lapisan yang menyelimuti otak
besar adalah korteks serebri yang juga sering disebut sebagai ‘thinking cup’ karena
di bagian inilah kemampuan intelektual disimpan. Korteks serebral dibagi menjadi
dua bagian, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan, dimana fungsi kedua hemisfer
ini berbeda bahkan bertentangan dalam proses kognitif. Hemisfer kanan mengontrol
pemrosesan informasi spasial dan visual seperti melihat, memperkirakan, atau
memahami ruang atau benda secara tiga dimensi. Dengan demikian, kegiatan seperti
menuruni tangga atau mengambil barang di depan kita dapat dilakukan dengan baik.
Sedangkan, hemisfer kiri mengontrol kegiatan berbahasa, berpikir secara sistematis,
logika. Bila terjadi gangguan pada bagian ini, maka yang terganggu adalah fungsi
berbicara, bahasa, dan matematika.

8
Daerah di otak dibagi menjadi beberapa bagian (lobus) yang memiliki fungsi
spesifik. Fungsi pancaindra seperti pusat penglihatan terletak di area 17 lobus
oksipitalis, pusat pendengaran di area 41 lobus temporalis, pusat sensorik di area
3,4,5 lobus parietalis (postsentral), pusat penghidu terletak di daerah yang
berdekatan dengan girus parahipotalamus lobus temporalis, dan pusat motorik
terletak di area 4,6,8 lobus frontalis (presentral). Masing-masing pusat pancaindra
memiliki area asosiasi untuk memahami stimulus sensorik yang masuk. Kemampuan
otak (kognitif) akan meningkat secara optimal apabila terdapat integrasi yang baik
antara area sensoris dan asosiasi.
Lobus frontalis, parietalis, dan temporalis merupakan tiga daerah asosiasi
yang penting, serta bertanggung jawab atas kemampuan kognitif. Perhatian atau
konsentrasi berada di lobus frontalis terutama otak bagian sisi kanan, pusat
visuospasial (persepsi dan orientasi) di lobus parietalis (bagian atas otak) terutama
bagian otak sisi kanan, pusat daya ingat di lobus temporalis, untuk daya ingat visual
di belahan otak sisi kanan, pusat bahasa di lobus frontalis dan temporalis terutama
bagian otak sisi kiri. Lobus frontalis merupakan lobus terbesar dan paling akhir
berkembang, dan merupakan pusat integrasi semua fungsi lobus yang ada.
Integrasinya dengan lobus di sekitarnya memiliki peran yang penting, termasuk
kemampuan memori kerja (working memory) dan kemampuan seseorang dalam
executive function (pengorganisasian, perencanaan, dan pelaksanaan).
E. PROSEDUR SENAM OTAK
(Terlampir di SOP)

9
STANDAR OPERASIONAL SENAM OTAK

(BRAIN GYM)

Gerakan Senam Otak (Brain Gym)

1. Dimensi Lateralis

Beberapa contoh gerakan Dimensi lateralitas:

Gerakan Cara melakukan gerakan dan


Fungsinya

Cara melakukan gerakan :

Menggerakkan tangan kanan bersamaan


dengan kaki kiri dan kaki kiri dengan
tangan kanan. Bergerak ke depan, ke
samping, ke belakang, atau jalan di
tempat. Untuk menyeberang garis
tengah sebaiknya tangan menyentuh
lutut yang berlawanan.

Gambar 2.2. Gerakan Silang


Fungsinya :
(Cross Crawl)
a. Meningkatkan koordinasi
kiri/kanan
b. Memperbaiki pernafasan dan
stamina
c. Memperbaiki koordinasi dan
kesadaran tentang ruang dan gerak.
d. Memperbaiki pendengaran dan
penglihatan.

10
Cara melakukan gerakan :

Gerakan dengan membuat angka


delapan tidur di udara, tangan mengepal
dan jari jempol ke atas, dimulai dengan
menggerakkan kepalan ke sebelah kiri
atas dan membentuk angka delapan
tidur. Diikuti dengan gerakan mata
melihat ke ujung jari jempol. Buatlah
angka 8 tidur 3 kali setiap tangan dan
dilanjutkan 3 kali dengan kedua tangan.

Gambar 2.3. 8 Tidur (Lazy 8)

Fungsinya :

a. Melepaskan ketegangan mata,


tengkuk, dan bahu pada waktu
memusatkan perhatian dan
meningkatkan kedalaman persepsi
b. Meningkatkan pemusatan,
keseimbangan dan koordinasi.

Cara melakukan gerakan :

Menggambar dengan kedua tangan pada


saat yang sama, ke dalam, ke luar, ke
atas dan ke bawah. Coretan ganda dalam
bentuk nyata seperti : lingkaran,
segitiga, bintang, hati, dsb. Lakukan
dengan kedua tangan.

Fungsinya :
Gambar 2.4. Coretan Ganda
a. Kesadaran akan kiri dan kanan.
(Double doodle) b. Memperbaiki penglihatan perifer

11
c. Kesadaran akan tubuh, koordinasi,
serta keterampilan khusus tangan
dan mata.
d. Memperbaiki kemampuan olahraga
dan keterampilan gerakan.

1. Dimensi Pemfokusan

Beberapa contoh gerakan Dimensi Pemfokusan :

Gerakan Cara melakukan gerakan dan


Fungsinya

Cara melakukan gerakan :

Urutlah otot bahu kiri dan kanan. Tarik


napas saat kepala berada di posisi
tengah, kemudian embuskan napas ke
samping atau ke otot yang tegang
sambil relaks. Ulangi gerakan dengan
tangan kiri.

Fungsinya :

a. Melepaskan ketegangan tengkuk


dan bahu yang timbul karena stress.
b. Menyeimbangkan otot leher dan
tengkuk (Mengurangi sikap tubuh
yang terlalu condong ke depan)
c. Menegakkan kepala (Membantu
mengurangi kebiasaan

12
memiringkan kepala atau bersandar
pada siku

Gambar 2.5. Burung Hantu (The Owl)

Cara melakukan gerakan :

Luruskan satu tangan ke atas, tangan


yang lain ke samping kuping memegang
tangan yang ke atas. Buang napas pelan,
sementara otot-otot diaktifkan dengan
mendorong tangan keempat jurusan
(depan, belakang, dalam dan luar),
sementara tangan yang satu menahan
dorongan tsb.

Fungsinya :

a. Peningkatan fokus dan konsentrasi


tanpa fokus berlebihan
b. Pernafasan lebih lancar dan sikap
lebih santai
c. Peningkatan energi pada tangan dan
jari

Gambar 2.6. Mengaktifkan Tangan

13
(The Active Arm)

Cara melakukan gerakan :

Cengkeram tempat-tempat yang terasa


sakit di pergelangan kaki, betis dan
belakang lutut, satu persatu, sambil
pelan-pelan kaki dilambaikan atau
digerakkan ke atas dan ke bawah.

Fungsinya :

a. Sikap tubuh yang lebih tegak dan


relaks
Gambar 2.7. Lambaian Kaki
b. Lutut tidak kaku lagi
c. Kemampuan berkomunikasi dan
(The Footflex) memberi respon meningkat

14
Cara melakukan gerakan :

Duduk di kursi dan silangkan kaki.


Tundukkan badan dengan tangan ke
depan bawah, buang nafas waktu turun
dan ambil nafas waktu naik. Ulangi 3 x,
kemudian ganti kaki.

Gambar 2.8. Luncuran Gravitasi Fungsinya :

(The Gravitational glider) a. Merelakskan daerah pinggang,


pinggul dan sekitarnya.
b. Tubuh atas dan bawah bergerak
sebagai satu kesatuan
Cara melakukan gerakan :

Mulai dengan kaki terbuka. Arahkan


kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap
lurus ke depan. Tekuk lutut kanan
sambil buang napas, lalu ambil napas
waktu lutut kanan diluruskan kembali.
Pinggul ditarik ke atas. Gerakan ini
untuk menguatkan otot pinggul (bisa
dirasakan di kaki yang lurus) dan
membantu kestabilan punggung. Ulangi
3x, kemudian ganti dengan kaki kiri.
Gambar 2.9. Pasang kuda-Kuda

(Grounder)
Fungsinya :

a. Keseimbangan dan kestabilan lebih


besar
b. Konsentrasi dan perhatian
meningkat
c. Sikap lebih mantap dan relaks
3. Dimensi Pemusatan

Beberapa contoh gerakan Dimensi Pemusatan :

15
Gerakan Cara melakukan gerakan dan
Fungsinya

Air merupakan pembawa energi listrik


yang sangat baik. Dua per tiga tubuh
manusia terdiri dari air. Air dapat
mengaktifkan otak untuk hubungan
elektro kimiawi yang efisien antara otak
dan sistem saraf, menyimpan dan
menggunakan kembali informasi secara
efisien. Minum air yang cukup sangat
bermanfaat sebelum menghadapi test
atau kegiatan lain yang menimbulkan
stress. Kebutuhan air adalah kira-kira 2

Gambar 2.10. Air (Water) % dari berat badan per hari.

Fungsinya :

a. Konsentrasi meningkat
(mengurangi kelelahan mental)
b. Melepaskan stres, meningkatkan
konsentrasi dan keterampilan sosial.
c. Kemampuan bergerak dan
berpartisipasi meningkat.
d. Koordinasi mental dan fisik
meningkat (Mengurangi berbagai
kesulitan yang berhubungan dengan
perubahan neurologis)
Cara melakukan gerakan :

Sakelar otak (jaringan lunak di bawah


tulang selangka di kiri dan kanan tulang
dada), dipijat dengan satu tangan,
sementara tangan yang lain memegang
pusar.

16
Fungsinya :

a. Keseimbangan tubuh kanan dan kiri


b. Tingkat energi lebih baik
c. Memperbaiki kerjasama kedua
mata (bisa meringankan stres
visual, juling atau pandangan yang
terus-menerus)
d. Otot tengkuk dan bahu lebih relaks

Gambar 2.11. Sakelar Otak

(Brain Buttons)

Cara melakukan gerakan :

Letakkan dua jari dibawah bibir dan


tangan yang lain di pusar dengan jari
menunjuk ke ba-wah.Ikutilah dengan
mata satu garis dari lantai ke loteng dan
kembali sambil bernapas dalam-dalam.
Napaskan energi ke atas, ke tengah-
tengah badan.
Gambar 2.12. Tombol Bumi

(Earth Buttons)
Fungsinya :

a. Kesiagaan mental (Mengurangi


kelelahan mental)
b. Kepala tegak (tidak membungkuk)
c. Pasang kuda-kuda dan koordinasi
seluruh tubuh

17
Cara melakukan gerakan :

Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di


lekukan tulang bawah tengkorak dan
letakkan tangan satunya di pusar. Kepala
sebaiknya lurus ke depan, sambil nafas
dengan baik selama 1 menit. Kemudian
sentuh belakang kuping yang lain.

Fungsinya :
Gambar 2.13. Tombol imbang
a. Perasaan enak dan nyaman
(Balance Buttons)
b. Mata, telinga dan kepala lebih tegak
lurus pada bahu
c. Mengurangi fokus berlebihan pada
sikap tubuh

Cara melakukan gerakan :

Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan


lain pada tulang ekor selama 1 menit,
nafaskan energi ke arah atas tulang
punggung.

Fungsinya :

a. Kemampuan untuk relaks


b. Kemampuan untuk duduk dengan
nyaman
Gambar 2.14. Tombol Angkasa c. Lamanya perhatian meningkat

(Space Buttons)

Cara melakukan gerakan :

Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas


sampai ke bawah 3x sampai dengan 5x.

18
Fungsinya :

a. Energi dan nafas lebih baik


b. Otot wajah, lidah dan rahang relaks.
c. Fokus perhatian meningkat
d. Keseimbangan lebih baik

Gambar 2.15. Pasang Telinga

(The Tinking Cap)

Cara melakukan gerakan :

Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki


kanan, dan tangan kiri di atas tangan
kanan dengan posisi jempol ke bawa,
jari-jari kedua tangan saling
menggenggam, kemudian tarik kedua
tangan ke arah pusat dan terus ke depan
dada. Tutuplah mata dan pada saat

Gambar 2.16. Kait relaks menarik napas lidah ditempelkan di


langit-langit mulut dan dilepaskan lagi
(Hook-Ups)
pada saat menghembuskan napas. Tahap
kedua, buka silangan kaki, dan ujung-
ujung jari kedua tangan saling
bersentuhan secara halus, di dada atau
dipangkuan, sambil bernapas dalam 1
menit lagi.

Fungsinya :

a. Keseimbangan dan koordinasi


meningkat

19
b. Perasaan nyaman terhadap
lingkungan sekitar (Mengurangi
kepekaan yang berlebihan)
c. Pernafasan lebih dalam

Cara melakukan gerakan :

Sentuhlah titik positif dengan kedua


ujung jari tangan selama 30 detik sampai
dengan 30 menit.

Fungsinya :

a. Mengaktifkan bagian depan otak


guna menyeimbangkan stres yang
berhubungan dengan ingatan
tertentu, situasi, orang, tempat dan
ketrampilan
b. Menghilangkan refleks
20
c. Menenangkan pada saat
menghadapi tes di sekolah dan
dalam penyesuaian sehari-hari.

Gambar 2.17. Titik Positif

(Positive Point)

4. Kesiapan Belajar

Beberapa langkah Brain Gym untuk kesiapan belajar adalah sebagai berikut

Gambar 18. PACE (Positive-Aktif-Clear-Energetis)

21
Daftar Pustaka

Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. 2006. Brain Gym (Senam Otak) Buku Panduan
Lengkap. Terjemahan Bene Ridianto PS. Jakarta: Grasindo

22

Anda mungkin juga menyukai