SENAM OTAK
Disusun Oleh:
JEMBER
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN
SENAM OTAK PADA LANSIA DENGAN RESIKO DIMENSIA
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat melakukan terapi senam otak sehingga meminimalisir terjadinya
dimensia
2. Tujuan Khusus
1. Mampu mengenal terapi senam otak
2. Mampu meminimalisir dimensia yang terjadi pada klien
3. Klien mengetahui apa itu senam otak dan kaitannya dengan dimensia
C. Sasaran : Lansia
D. Metode Penyuluhan
1. Diskusi / tanya jawab
2. Demonstrasi
E. Media Penyuluhan
Video
F. Kegiatan Penyuluhan
No Fase Kegitan Penyuluh Kegitan Peserta Waktu
1. Pra Menyiapkan Satuan Acara - 15 menit
Interaksi Penyuluhan dan bahan untuk
persentasi serta demonstrasi.
Menentukan kontrak waktu
dan materi dengan Lansia
satu hari sebelum penyuluhan
dilakukan.
2. Interaksi Membuka kegiatan dengan Menjawab 30 menit
(kerja) mengucapkan salam. salam
Memperkenalkan diri. Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan.
penyuluhan.
Menggali pengetahuan Lansia Memperhatikan
tentang senam otak.
Menjelaskan pengertian dan Memperhatikan
manfaat dari senam otak
Mendemontrasikan cara Memperhatikan
senam otak dan mengikuti,
Memberikan kesempatan Bertanya dan
pada Lansia untuk menjawab
mengajukan pertanyaan pertanyaan yang
kemudiaan didiskusikan diajukan.
bersama.
3. Evaluasi Menanyakan kepada Lansia Menjawab 10 menit
tentang materi yang telah pertanyaan/
diberikan dan reinforcement kooperatif
kepada peserta apabila dapat
menjawab pertanyaan dengan
benar.
4. Terminasi Mengakhiri pertemuan dan Mendengarkan 5 menit
mengucapkan terimakasih Menjawab
atas partisipasi peserta. salam
Mengucapkan salam penutup.
G. Waktu Pelaksanaan
Hari : Selasa, Kamis, ( 08-10 Mei 2023)
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Wisma
H. Materi
1. Pengertian dari dimensia
2. Penyebab dari dimensia
3. Konsep brain gym
I. Metode Evaluasi
Tes lisan di akhir demonstrasi.
J. Alat Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : video
d. Kesiapan tempat
e. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
f. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Lansia, Sumowono.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan atau menjawab pertanyaan secara benar
d. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan dan fokus terhadap materi
3. Evaluasi Hasil
Dengan menggunakan metode diskusi/tanya jawab secara lisan Lansia
mampu:
a. Menjelaskan kembali apa itu dimensia
b. Menjelaskan kembali penyebab (penyebab dimensia)
c. Menjelaskan gejala dimensia
d. Menjelaskan pencegahan dimensia
e. Memperagakan brain gym atau senam otak
Daftar pertanyaan dan jawaban untuk evaluasi hasil:
a. Menjelaskan kembali apa itu dimensia
Kehilangan daya ingat
b. Menjelaskan kembali penyebab (penyebab dimensia)
penyebab demensia antara lain akibat gizi yang kurang baik dan
memercayai anggapan yang beredar bahwa usia yang menua akan
membuat seseorang menjadi pelupa atau demensia.
c. Menjelaskan gejala dimensia
- Hilang ingatan baru-baru ini, tidak hanya sekedar lupa
- Lupa kata-kata atau tata bahasa yang tepat
- Perasaan berubah-ubah (moody), kepribadian mendadak berubah, atau
mendadak tidak berminat untuk melakukan suatu aktivitas
- Tersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumah
- Tidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari
d. Menjelaskan pencegahan dimensia
Berolahraga fisik, makan makanan yang sehat untuk tubuh dan otak, selalu
aktif berpikir dengan cara membaca, menulis, melukis atau kegiatan
berpikir lainnya, tidur teratur dan cukup, melindungi otak dari ancaman
cedera atau yang lainnya, dan melakukan senam otak.
e. Memperagakan brain gym atau senam otak
Jawab : mampu memperagakan senam otak yang telah dilakukan bersama
Lampiran Materi
A. Demensia
1. Pengertian Demensia
Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Asosiasi Psikogeriatrik
Amerika, Demensia adalah kehilangan kemampuan intelektual, termasuk daya ingat
yang cukup parah sehingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan yang
diakibatkan dari gangguan di otak.
2. Penyebab Demensia
Menurut Harianti (2008: 9), berdasarkan persepsi yang berkembang di
masyarakat, dengan bertambahnya usia, seseorang akan bertambah menjadi pelupa
atau demensia, tidak kreatif dan tidak bisa bekerja lagi. Hal ini tentu saja tidak
benar. Demensia sebenarnya bukan karena faktor usia orang menjadi pikun.
Beberapa faktor penyebab demensia antara lain sering mengonsumsi jenis obat
tertentu, penyakit, gizi yang kurang baik dan memercayai anggapan yang beredar
bahwa usia yang menua akan membuat seseorang menjadi pelupa atau demensia.
Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya
mengungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal
berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah
meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas. Infeksi yang terjadi di gusi dapat
menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang yang bisa terbawa oleh aliran
darah menuju tempat lain termasuk otak, kemudian menyebabkan radang di
jaringan tersebut. Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan
kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada
saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya demensia pada
orang dewasa maupun lansia.
4. Gejala Demensia
Gejala Demensia menurut American Academy Family Physicians (2001):
1. Hilang ingatan baru-baru ini, tidak hanya sekedar lupa
2. Lupa kata-kata atau tata bahasa yang tepat
3. Perasaan berubah-ubah (moody), kepribadian mendadak berubah, atau
mendadak tidak berminat untuk melakukan suatu aktivitas
4. Tersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumah
5. Tidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari
5. Pencegahan Demensia
Beberapa cara untuk mencegah pikun adalah: berolahraga fisik, makan
makanan yang sehat untuk tubuh dan otak, selalu aktif berpikir dengan cara
membaca, menulis, melukis atau kegiatan berpikir lainnya, tidur teratur dan cukup,
melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya, dan melakukan senam
otak.
3. Dimensi Pemusatan
a. Air (Water)
Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga
tubuh manusia terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk hubungan
elektro kimiawi yang efisien antara otak dan sistem saraf, menyimpan dan
menggunakan kembali informasi secara efisien. Minum air yang cukup sangat
bermanfaat sebelum menghadapi test atau kegiatan lain yang menimbulkan stress.
Kebutuhan air adalah kira-kira 2 % dari berat badan per hari. Fungsinya :
konsentrasi meningkat (mengurangi kelelahan mental), melepaskan stres,
meningkatkan konsentrasi dan keterampilan sosial, kemampuan bergerak dan
berpartisipasi meningkat, koordinasi mental dan fisik meningkat (Mengurangi
berbagai kesulitan yang berhubungan dengan perubahan neurologis).
b. Sakelar Otak (Brain Buttons)
Cara melakukan gerakan :Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di
kiri dan kanan tulang dada), dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain
memegang pusar. Fungsinya: keseimbangan tubuh kanan dan kiri, tingkat energi
lebih baik, memperbaiki kerjasama kedua mata (bisa meringankan stres visual,
juling atau panoangan yang terus-menerus), dan otot tengkuk dan bahu lebih
relaks.
c. Tombol Bumi (Earth Buttons)
Cara melakukan gerakan : Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan yang lain di
pusar dengan jari menunjuk ke ba-wah.Ikutilah dengan mata satu garis dari lantai
ke loteng dan kembali sambil bernapas dalam-dalam. Napaskan energi ke atas, ke
tengah-tengah badan. Fungsinya : kesiagaan mental (Mengurangi kelelahan
mental), kepala tegak (tidak membungkuk), dan pasang kuda-kuda dan koordinasi
seluruh tubuh.
d. Tombol imbang (Balance Buttons)
Cara melakukan gerakan : Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di lekukan tulang
bawah tengkorak dan letakkan tangan satunya di pusar. Kepala sebaiknya lurus ke
depan, sambil nafas dengan baik selama 1 menit. Kemudian sentuh belakang
kuping yang lain. Fungsinya : perasaan enak dan nyaman, mata, telinga dan kepala
lebih tegak lurus pada bahu, dan mengurangi fokus berlebihan pada sikap tubuh
e. Tombol Angkasa (Space Buttons)
Cara melakukan gerakan : Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain pada tulang
ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke arah atas tulang punggung. Fungsinya :
kemampuan untuk relaks, kemampuan untuk duduk dengan nyaman, lamanya
perhatian meningkat.
f. Pasang Telinga (The Tinking Cap)
Cara melakukan gerakan: Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas sampai ke bawah
3x sampai dengan 5x. Fungsinya : energi dan nafas lebih baik, otot wajah, lidah
dan rahang relaks, fokus perhatian meningkat, dankeseimbangan lebih baik.
g. Kait relaks (Hook-Ups)
Cara melakukan gerakan : Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan
tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawa, jari-jari kedua
tangan saling menggenggam, kemudian tarik kedua tangan ke arah pusat dan terus
ke depan dada. Tutuplah mata dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di
langit-langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat menghembuskan napas. Tahap
kedua, buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan
secara halus, di dada atau dipangkuan, sambil bernapas dalam 1 menit lagi.
Fungsinya : keseimbangan dan koordinasi meningkat, perasaan nyaman terhadap
lingkungan sekitar (Mengurangi kepekaan yang berlebihan), dan pernafasan lebih
dalam.
h. Titik Positif (Positive Point)
Cara melakukan gerakan: Sentuhlah titik positif dengan kedua ujung jari tangan
selama 30 detik sampai dengan 30 menit. Fungsinya : mengaktifkan bagian depan
otak guna menyeimbangkan stres yang berhubungan dengan ingatan tertentu,
situasi, orang, tempat dan ketrampilan, menghilangkan refleks.
i. Kelebihan Terapi Brain Gym
Banyak kelebihan dari terapi Brain gym, beberapa antara lain : Memungkinkan
belajar dan bekerja tanpa stress, dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5
menit), tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, dapat dipakai dalam semua
situasi, meningkatkan kepercayaan diri, menunjukkan hasil dengan segera.
7. Mekanisme Terapi Brain gym
Pada lansia, demensia menyebabkan penurunan kemampuan otak terutama
ingatan. Meskipun demikian, penurunan tersebut bisa diperbaiki dengan senam otak
(Brain gym). Gerakan brain gym tidak saja akan memperlancar aliran darah dan
oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua belahan otak. Selain itu, bisa
membantu menyeimbangkan kedua belahan otak untuk bekerja, mempertajam
konsentrasi, bahkan meningkatkan kreatifitas & percaya diri. Otak merupakan
organ vital pada manusia yang sering digunakan, oleh karena itu perlu direlaksasi
dengan menyuplai oksigen ke otak dengan dilakukannya gerakan senam otak.
Senam otak dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi yakni lateralis-
komunikasi, pemfokusan-pemahaman dan pemusatan-pengaturan. Banyak manfaat
yang bisa diperoleh dengan melakukan gerakan Brain gym. Gerakan – gerakan
ringan melalui olah tangan & kaki dapatmemberikan rangsangan atau stimulus pada
otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kognitif
(konsentrasi, memori, persepsi, kreativitas & pemecahan masalah), meningkatkan
keseimbangan antara emosi dan logika, mengoptimalkan fungsi pancaindera. Selain
itu, senam otak juga meningkatkan daya ingat & pengulangan kembali,
meningkatkan ketajaman pendengaran & peningkatan kualitas memori. Dengan
melakukan senam otak, kepikunan atau demensia yang sering menyerang pada
lansia akan bisa dicegah secara dini. Dengan demikian, kualitas hidup lansia akan
semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA