Anda di halaman 1dari 5

SAP GANGGUAN MEMORI

Topik : Senam Otak


Tempat : Rumah Kediaman Ny. A
Hari/Tanggal : , Oktober 2021
Waktu : 1 x 30 menit
1. Tujuan Instruksional Umum
Pada evaluasi penyuluhan Pendidikan Kesehatan tentang gangguan memori pada
lansia selama 30 menit, diharapkan Ny. A mampu melakukan senam otak secara mandiri.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan Kesehatan gangguan memori selama 1 x 30 menit
diharapkan Ny. A mampu :
a. Menjelaskan pentingnya senam otak
b. Mengikuti dan memperagakan Gerakan senam otak secara mandiri.

3. Sasaran
Ny. A dengan usia 55 tahun

4. Materi
Terlampir manajemen senam otak :
a. Pentingnya senam otak
b. Tujuan senam otak
c. Cara memperagakan senam otak
d. Dampak gangguan memori yang dibiarkan
5. Metode
Metode yang digunakan dalam Pendidikan Kesehatan tentang gangguan memori
pada lansia adalah :
a. Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang telah dipersiapkan.
b. Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab materi-materi yang telah disampaikan,
pokok bahasan yang belum dimengerti dan evaluasi.
c. Role Play
Metode ini digunakan untuk memperagakan latihan senam otak.

6. Media
Media yang digunakan dalam Pendidikan Kesehatan tentang gangguan memori
pada lansia adalah video.
7. Kegiatan Penyuluhan
No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN KLIEN
.
1. 3 Menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab
mengucapkan salam. salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari dan
penyuluhan memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan apa yang
diberikan. disampaikan
oleh penyuluh
2. 15 Menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tujuan dari senam Saat penyuluh
otak menyampaikan
 Memperagakan cara senam otak materi, klien
mendengarakan dan
memperhatikan
3. 12 Menit Evaluasi dan Terminasi :
 Meminta klien untuk Klien memperagakan,
mengulangi senam otak secara mendengarakan dan
mandiri. menjawab
 Melakukan sesi tanya jawab
terkait tujuan dari senam otak
 Memberikan reinforcement
kepada klien jika dapat
menjawab pertanyaan
 Menggali perasaan klien setelah
dilakukan penyuluhan
 Mengucapkan salam penutup
Total
30 menit

8. Pengorganisasian
Pembicara : Nur Halizah
Fasilitator : Achmad Ramadhani
Observer : Fitriani,

9. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Proses :
a) Klien antusias terhadap materi Pendidikan Kesehatan.
b) Klien konsentrasi mendengarakan Pendidikan Kesehatan.
c) Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

2. Kriteria Hasil :
a) Menyebutkan pentingnya senam otak
b) Memperagakan senam otak secara mandiri
Daftar Pustaka
Al-Finatunni’mah, Aisyatu, and Tri Nurhidayati. 2020. “Pelaksanaan Senam Otak Untuk
Peningkatan Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Demensia.” Ners Muda 1(2):139.
Triestuning, Elok. 2018. “Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Short Term Memory
Pada Lansia.” Nurse and Health: Jurnal Keperawatan 7(1):86–92.
Yuliati, Yuliati, Nur Hidaayah, and Nur Hidaayah. 2018. “Pengaruh Senam Otak (Brain Gym)
Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Rt 03 Rw 01 Kelurahan Tandes Surabaya.”
Journal of Health Sciences 10(1):88–95.

10. Lampiran Materi


A. Pentingnya Senam Otak
Pentingnya senam otak yaitu gerakan yg dapat menghasilkan stimulus yg dapat
membantu meningkatkan fungsi kognitif dan menunda penuaan dini dalam arti
menunda pikun atau perasaan kesepian yg biasanya menghantui para manula
( Gunadi 2009).
Salah satu upaya untuk menghambat kemunduran kognitif akibat penuaan dan
sebagai bentuk stimulasi untuk meningkatkan kemampuan otak yaitu dengan latihan
senam otak. Senam otak adalah serangkaian gerak sederhana yang dapat
menyeimbangkan setiap bagian- bagian otak, dapat menarik keluar tingkat
konsentrasi otak, dan juga sebagai jalan keluar bagi bagian otak yang terhambat agar
dapat berfungsi maksimal (Surahmat & Novitalia, 2017).
Senam otak merupakan latihan berbasis gerakan tubuh sederhana yang dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Penelitian yang dilakukan oleh Martini,
Fitriangga, dan Fahdi (2016) didapatkan hasil bahwa senam otak dapat meningkatkan
daya ingat (fungsi kognitif) pada lansia.

B. Tujuan Senam Otak


Untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia dan untuk mempertahankan
kemampuan yang ada dengan terus memberikan stimulasi pada otak (Markam
2005).Hal pertama yang harus dilkukan sebelum melakukan senam otak adalah
minum air putih. Tanpa air cukup semua fungsi tubuh dan otak tidak akan berjalan
dengan baik (Haryanto, 2009). Senam otak yang bertujuan memicu otak agar tidak
kehilangan daya intelektualnya.mereka yang telah lupa dapat dikembalikan
kewaspadaan otaknya dengan cara senam otak. Senam otak dapat dilakukan dimana
saja bahkan dalam posisi santai seperti duduk atau tidur. Setiap gerakan sebaiknya
dilakukan minimal 1 menit.ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menetralisisr keadaan ini antara lain dengan cara meningkatkan konsentrasi seperti
yang diungkapakan lumbantobing (2006) bahwa kemampuan memori dapat
ditingkatkan melalui latihan-latihan memori jangka pendek. Latihan-latihan ini
berupa tekhnik untuk meningkatkan fokus dan kemampuan asosiasi. Dalam latihan
meningkatkan memori jangka pendek ini kita harus bisa mengaktifkan fungsi otak
agar tidak diam dan akhirnya bisa menjadi lemah. Karena otak yang selalu aktif
membuat otak menjadi sehat dan memiliki ingatan jangka pendek yang lebih baik
latihan atau tekhnik yang tepat dilakukan oleh lansia adalah senam otak (brain gym).
tik Pratiwi (2016), dalam penelitiannya telah mempraktekkan gerakan senam otak
pada lansia. Adapun gerakan senam otak yang dipraktekkan dalam penelitiannya
adalah Gerakan menyeberangi garis tengah (The Middle Movements) yang terdiri
dari Gerakan Silang (Cross Crawl). Gerakan silang dilakukan dengan cara kaki dan
tangan digerakkan secara berlawanan. Gerakan ini bermanfaat merangsang bagian
otak yang menerima informasi (receptive) dan bagian yang menggunakan informasi
(expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan
meningkatkan daya ingat. Gerakan 8 Tidur (lazy 8s) gerakan ini dilakukan dengan
cara meluruskan tubuh menghadap suatu titik yang terletak setinggi posisi mata
sebagai titik tengah dari angka 8. Kemudian gerakkan tangan mulai dari titik tengah
ke arah kiri atas, melingkar ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan
atas berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, (centering). sistem saraf pusat
lebih relaks, ritme gerakan tulang kepala; kemampuan akademik yaitu membaca;
mengalirkan oksigen ke otak sehingga meningkatkan fungsi otak secara lebih khusus.
Gerakan Membayangkan huruf X bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk
penglihatan dengan kedua mata secara bergantian, koordinasi seluruh tubuh, dan
penglihatan terpusat. Gerakan selanjutnya adalah Gerakan Meregangkan Otot
(Lengthening Activities) yang terdiri dari gerakan burung hantu (The Owl), Gerakan
ini dilakukan dengan cara memijat satu bahu untuk merilekskan otot leher yang
tegang dengan tangan yang berlawanan, gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan,
keluarkan nafas pada setiap putaran kepala. Pada setiap hembusan diharapkan kepala
lebih jauh digerakkan ke posisi pendengaran kiri dan kanan. Gerakan ini bermanfaat
melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu, meningkatkan kemampuan fokus,
perhatian dan ingatan. Mengaktifkan otak untuk ingatan jangka pendek dan panjang,
bicara dalam hati dan kemampuan berpikir, integrasi penglihatan dan pendengaran.
Gerakan Mengaktifkan Tangan (Arm Activation). Gerakan ini dilakukan dengan cara
meluruskan satu tangan ke atas ke samping telinga, kepala tetap rileks. Gerakan
dilakukan pada empat posisi: menjauhi kepala, ke depan, ke belakang, dan ke arah
telinga. Tangan yang lain menahan dorongan tersebut sambil menghembuskan nafas
saat menggerakkan tangan. Gerakan Lambaian Kaki (The Footflex). Gerakan
lambaikan kaki dilakukan dengan cara duduk dengan pergelangan kaki diletakkan
pada lutut yang lain, kemudian tempelkan ujung jari pada awal dan akhir daerah otot
betis, cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit anak, dewasa, dan tua.memasuki
usia tua berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik dan proses
berfikir (Wahyudi Nugroho, 2008)

Anda mungkin juga menyukai