Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

MONITORING BALANCE CAIRAN DI RUANG DAHLIA 4 RSUD


TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Di Susun Oleh :
Nama : Reny Yulita Sari
NIP : 19920728 201902 2 008

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWATENGAH
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

1. Pokok Bahasan : Gangguan Keseimbangan Cairan


2. Sub Pokok Bahsan : Monitoring Balance Cairan
3. Tempat : Ruang Dahlia 4 RSUD Tugurejo
4. Sasaran : Perawat Ruang Dahlia 4 RSUD Tugurejo
5. Waktu Pertemuan :
 Hari / Tanggal :
 Pukul :
6. Media : Power point
7. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
8. Tujuan :
a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi perawat Ruang Dahlia 4 mengerti dan
memahami tentang keseimbangan cairan tubuh dan monitoring balance
cairan
b. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan sosialisasi diharapkan perawat Ruang Dahlia 4 dapat:
1. Menyebutkan tentang pengertian keseimbangan cairan dan
elektrolit, serta balance cairan
2. Menyebutkan fungsi cairan tubuh
3. Menyebutkan komponen dalam perhitungan balance cairan
4. Menghitung balance cairan dengan rumus
5. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi balance cairan
KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
Kegiatan Pemateri Kegiatan Mahasiswa Media
Kegiatan
Pembukaan • Membuka kegiatan • Menjawab salam Ceramah
(5 menit) dengan mengucapkan • Mendengarkan
salam keterangan penyaji
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan
dan manfaat dari
penyuluhan
• Menyebutkan materi
yang akan
disampaikan
• Menggali
pengetahuan klien
tentang materi yang
akan disampaikan
(reinforcement)
dengan cara
mengajukan
Pertanyaan
Penyajian • Menyebutkan tentang • Memperhatikan dan Ceramah
( 15 menit ) pengertian mendengarkan Tanya jawab,
keseimbangan cairan keterangan penyaji Powerpoint,
dan elektrolit, infocus
monitoring balance • Memberi pertanyaan
cairan tentang hal-hal yang
• Menyebutkan tentang belum dimengerti
Fungsi cairan tubuh
• Menyebutkan yang bergubungan
komponen dalam dengan materi yang
perhitungan balance disampaikan
cairan
• Menghitung balance
cairan sesuai rumus
• Menyebutkan fakto-
faktor yang
mempengaruhi
balance cairan
Penutup • Menanyakan pada Mendengarkan dan Tanya jawab,
( 10 menit ) klien tentang materi bertanya serta menjawab power point
yang telah pertanyaan
disampaikan dan
berikan rewards
kepada perawat yang
telah menjawab
pertanyaan
• Memberi kesimpulan
• Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta perawat
• Mengucapkan salam
• Penutup
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke
seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya;
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a. cairan intraseluler dan
b. cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu:cairan intravaskuler (plasma),cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan
transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

2. Fungsi Cairan Tubuh


Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2
fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin
dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel
tubuh.Selain itu, air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan
produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO) dan juga
senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses metabolisme,air yang terdapat di
dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai
pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam
cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik
sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh
dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai
pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal
yaitu ± 37 C.
3. Proportion Of Body Fluid
Presentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Jenis kelamin
Perhatikan Uraian berikut ini :
No. Umur Presentase
1. Bayi (baru lahir) . 75 %
2. Dewasa :
a.Pria (20-40 tahun) 60 %
b.Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. . Usia Lanjut 45-50 %

Pada orang dewasa kira-kira 40% berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada
di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari
berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi dalam 15 % cairan
interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
4. Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan
bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan
negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari
elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci
dalam tabel di bawah ini :

No Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler Plasma


.
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

5. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh


Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a. Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler
dan sel
c. Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel
yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.

Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :

a. Diffusi
b. Filtrasi
c. Osmosis
d. Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat
berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah
perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut
menembus membran kapiler dan sel yaitu :

a. Permebelitas membran kapiler dan sel


b. Konsenterasi
c. Potensial listrik
d. Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang
rendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi. Konsentrasi dan
muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan
transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma
dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua
bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik
yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung
dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan olehalbumin serum.Proses
perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh
lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. Meskipun keadaan di atas
merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun
komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut
keseimbangan dinamis atau homeostatis.
BALANCE CAIRAN
1. Pengertian
Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara pemasukan
cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output). Masukan cairan orang dewasa
normalnya adalah 1500 ml sampai 3500 ml. Pengeluaran cairan orang dewasa
normalnya adalah 1500 ml.
a. Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan
per hari. Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-
kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh
dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.

Tabel. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan


No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan
1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat


haus dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.
b. Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh
manusia per hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu:
1) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus
urinarius merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar
30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun
sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
2) IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme
diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui
proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi
atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
3) Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis pada kulit.

4) Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Hal – hal yang perlu di perhatikan:
Rata-rata cairan per hari
1) Air minum : 1500-2500 ml
2) Air dari makanan :750 ml
3) Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml
Rata- rata haluaran cairan per hari
1) Urin : 1400 -1500 ml
2) Iwl
a) Paru : 350 -400 ml
b) Kulit : 350 – 400 ml

3) Keringat : 100 ml
4) Feses : 100 -200 ml
5) Iwl dewasa : 15 cc/kg BB/hari, anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari

RUMUS BALANCE CAIRAN

Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip,
albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urine bag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan
ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit
dihitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
RUMUS IWL

IWL = (15 x BB )
24 jam

Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal)

IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam


24 jam

*Bila dlm 24 jam —-> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam

= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam

*Rumus IWL Kenaikan Suhu

[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal


24 jam

Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc

IWL = [(10%x200)x(39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc


24 jam

(20×2) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam

*CM : Cairan Masuk


Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor,
diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak
dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok
Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M.
Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib
per 24 jam bukan pershift.
PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA

Input cairan: Air (makan+Minum) = ……cc


Cairan Infus = ……cc
Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)

Output cairan: Urine = ……cc


Feses = …..cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan cairan drainage luka/ cairan NGT
terbuka = …..cc
IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)

Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg, dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua akibat
appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis. Vital
sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih
dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan
sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna
merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf :
2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan
mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan
dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
Input Cairan:
Infus = 2000 cc
Tranfusi WB = 300 cc
Obat injeksi = 100 cc
AM = 300 cc (5 cc x 60 kg)
——————————————— +
2700 cc

Output cairan:
Drainage = 100 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 x 60 kg)
2900 cc

Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam :


Intake cairan – output cairan
= 2700 cc – 2900 cc
= - 200 cc.

Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL
gunakan rumus : IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah
konstanta. Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?

berarti nilai IWL Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C – 36,8 .°C)


= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam
penjumlahan kelompok Output :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
————————–
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah :
2700 cc – 3240 cc = -540 cc
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


antara lain :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7. Pengobatgan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA

Bote, 2009. Keseimbangan cairan tubuh.


http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/11/. Diakses
tanggal 28 Januari 2020.

Hanifa Wikyasastro (1997), Faal Tubuh. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.


Jakarta: Media Aesculapius

Moore, Lisa MD, 2005. Keseimbangan cairan tubuh. www.e-


medicine.com. Diakses tanggal 28 Januari 2020.

Sarwono Prawirohardjo, 1994. Faal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai