Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI KOGNITIF BRAIN GYM DI WISMA SAKURA


PSTW BUDI SEJAHTERA BANJARBARU
Senin, 31 Desember 2018

A. Latar Belakang
Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan
memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan, termasuk
kesehatannya. Oleh karena itu kesehatan pada lanjut usia perlu mendapatkan
perhatian khusus dengan tetap memberian motivasi agar lansia dapat hidup
secara produktif sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).
Proses menua adalah proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatuwaktu tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Usia
permulaan tua menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
lanjut usiamenyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia tua (Nugroho,
2008).
Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik dan psikososial, tetapi juga
pada kognitif, karena fungsi kognitif dipengaruhi olehadanya perubahan
pada struktur dan fungsi organ otak, penurunan fungsi sistem
muskuloskeletal, dan sistem reproduksi. Atropi yangterjadi pada otak akibat
penuaan menyebabkan penurunanhubungan antarsaraf, mengecilnya saraf
panca indra sehingga waktu respon dan waktu bereaksi melambat, defisit
memori, gangguan pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perabaan.
Menurunnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap nada
tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%terjadi pada orang di
atas umur 65 tahun.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok
diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.

B. Tinjauan Teori
1. Pengertian terapi aktivitas kelompok (TAK)
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.
Senam otak (brain gym) mengarah kepada peningkatan
koordinasi fungsi tubuh, motorik, keseimbangan, dan daya pikir atau
daya ingat seseorang. Penurunan fungsi tubuh dan kognitif seseorang
akibat menua dapat diminimalisir dengan terapi tersebut.
2. Pengertian terapi senam otak (Brain Gym)
Senam otak (brain gym) adalah serangkaian gerak sederhana
menyenangkan digunakan untuk memadukan semua bagian otak yang
berfungsi meningkatkan kemampuan kognitif, membangun harga diri dan
rasa kebersamaan. Rangkaian kegiatan ini sesuai untuk semua orang.
Berguna dalam mempersiapkan seseorang menyesuaikan dengan
kehidupan sehari-hari. Dapat menambahatau meningkatkan ketrampilan
khusus dalam hal berpikir.
Senam otak (brain gym) merupakan gerakan tubuh sederhana yang
digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang sistem
yang terkait dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang
ataupun depan. Adapun beberapa manfaatnya yaitu :
a. Memperlambat kepikunan
b. Menghilangkan stres
c. Meningkatkan konsentrasi
d. Membuat emosi lebih tenang.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat mampu mengetahui dan memahami senam otak
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu menjelaskan apa yang dimasksud dengan senam otak
b. Klien mampu menjelaskan tujuan senam otak (brain gym)
c. Klien mampu meyebutkan waktu senam otak (brain gym)
d. Klien mampu meyebutkan langkah senam otak (brain gym)
e. Klien mampu bekerja sama dalam pelaksanaan senam otak (brain
gym)

D. Peraturan TAK
1. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara diulai
2. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota tidak diperbolehkan
meninggalkan ruangan.
3. Selama kegiatan berlangsung semua anggota kelompok tidak
diperkenankan makan dan minum.
4. Setiap peserta wajib mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
5. Bagi peserta yang ingin pergi ketoilet, beri kesempatan sebelum acara
dimulai.

E. Masalah Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PSTW Budi
Sejahtera Banjarbaru, didapatkan para lansia yang tinggal di Wisma Sakura
belum mengetahui tentangsenam otak (brain gym). Padahal senam otak
(brain gym) sangat baik untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Kognitif
adalah kegiatan-kegiatan mental yang dibutuhkan dalam memperoleh,
menyimpan, mendapat kembali, dan menggunakan pengetahuan suatu hal.
Kognitif meliputi proses-proses mental, seperti mempersepsikan, belajar,
mengingat, menggunakan bahasa, dan berpikir. Oleh karena itupara lansia
membutuhkan senam otak (brain gym) untuk meningkatkan kemampuan
kognitif.
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tim berjumlah 3 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, dan 1
observer.
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
c. Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok.
2. Evaluasi proses
a. Leader mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
dengan jelas.
b. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan,
menempatkan diri di tengah-tengah klien dan mampu memotivasi
peserta dalam kegiatan.
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannnya permainan dan melaporkan hasil
pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator
kelompok.
3. Evaluasi hasil
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok kognitif brain gym
dengan 4 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai
berikut :
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
b. 70% klien mampu mengikuti setiap gerakan brain gym.
c. 70% klien mampu berinteraksi dengan peserta lainnya.

G. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
a. Leader : Siti Rukayah
b. Co Leader : Yenie Herdiyana
c. Observer : Fazriansyah
d. Fasilitator : Fazriansyah
2. Daftar nama pasien yang ikut
a. Ny. J
b. Ny. S
c. Ny. D
d. Ny. I
3. Waktu
a. Hari/ Tanggal : Senin, 31 Desember 2018
b. Jam : 10.00 WITA
4. Tempat
Wisma Sakura
5. Media
- Speaker
- Kursi
6. Setting tempat
1 2

4 5

Keterangan :
1 : Leader
2 : Co leader
3 : Lansia
4 : Observer
4 : Fasilitator

H. Proses TAK
1. Fase Orientasi
2. Fase Kerja
3. Fase Terminasi
No. Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1. 15 menit Tahap Orientasi :
1. Leader mengucapkan Salam 1. Menjawab salam
2. Leader menanyakan kabar 2. Menjawab pertanyaan
3. Leader memperkenalkan anggota 3. Menyimak dan mendengarkan
4. Leader meminta peserta memperkenalkan 4. Memperkenalkan diri
diri secara bergantian
5. Leader menjelaskan tujuan kegiatan 5. Menyimak dan mendengarkan
6. Leader menjelaskan kontrak waktu 6. Menyimak dan mendengarkan
7. Leader menjelaskan aturan kegiatan 7. Menyimak dan mendengarkan.
2. 40 menit Tahap Kerja :
Kegiatan inti : “Senam Otak”
1. Menjelaskan dan menguraikan tujuan 1. Memperhatikan penjelasan
senam otak. penyuluh dengan cermat
2. Menjelaskan prosedur senam otak 2. Memperhatikan simulasi
3. Demonstrasi dan pelaksanaan senam otak 3. Menanyakan hal-hal yang
belum jelas
4. Memberikan kesempatan kepada audience 4. Memperhatikan jawaban
untuk bertanya
5. Menjawab pertanyaan
3. 10 menit Tahap Terminasi :
Evaluasi
1. Leader menanyakan perasaan peserta 1. Menjawab pertanyaan
setelah mengikuti TAK
2. Leader memberikan pujian atas 2. Menyimak dan mendengarkan
keberhasilan kelompok.
3. Leader memotivasi peserta. 3. Menyimak dan mendengarkan

Penutup
1. Menutup kegiatan dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam

I. Antisipasi Masalah
1. Peserta yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah
dengan memberikan motivasi oleh co-leader.
2. Apabila dalam pelaksanaan TAK ada peserta yang tidak mematuhi tatib
yang telah disepakati maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu, apabila tidak kooperatif maka dikeluarkan.
3. Bila peserta meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien,
tanyakan alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar
klien kembali mengikuti permainan.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai