Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap
orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang
juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran).
Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah demensia
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual
dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
(Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia
penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi
gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa
terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-
sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia
di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan hidup
rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah lansia
di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang
lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia adalah penyakit
degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit
degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan
dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya II
Cengkareng Jakarta Barat adalah Wisma Pisang dan Mangga dengan kondisi lansia yang
sehat fisik dan mental, yang mana wisma pisang merupakan wisma untuk lansia lakilaki,
wisma mangga merupakan tempat untuk lansia perempuan.
Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia di dua
wisma dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4% mengalami gangguan
kognitif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Keperawatan STIKes Alifah
Padang akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi senam GLO
Gerak Latih Otak) pada lansia dengan gangguan kognitif.
C. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak diharapakan
dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat senam otak
b. Mampu melakukan senam otak
c. Senam Otak dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.
E. SASARAN STRATEGIS
1. Lansia yang ada di wisma
2. Petugas yang berdinas di PSTW
3. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
4. Lansia yang kooperative
F. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia yang
termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan
TAK berlangsung oleh petugas panti
G. PERENCANAAN
1. Hari/ Tanggal : Kamis, 26 Desember 2019
2. Waktu : pukul 08.00 s.d 08.15 WIB
3. Tempat : Ruang
4. Topic : Senam Otak
5. Peserta : Lansia PSTW
6. Metode : Demonstrasi / role play
7. Media : sound system jika diperlukan
8. Setting Tempat :
Ket: :Fasilitator
:Lansia
:Observer
:Leader
:Co-Leader
:Dosen Pembimbing
H. PENGORGANISASIAN
1. Dosepem : Ns. Ledia Restipa, M.Kep
2. TIM Terapis :
a. Leader : Dinda Ayunda
b. Co-Leader : Lusi Septiana
c. Fasilitator : Lidya Wati
- Nola Agriani
- Debby Aprilia
- Ayu Mega Azhari
- Nofvi Indriani
- Trisya Ayudia Putri
- Bayu Sanjaya Putra
- Dedi Kurniawan
d. Observer : Suci Purnama Sari
I. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari : Kamis, 26 Desember2016
Waktu : 15 menit
A. DEFINISI
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para
lansia,banyak lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan
kurangnya pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena
capek,males dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para
lansia untuk melakukan senam, salah satunya yaitu senam otak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan
itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau
merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan).
B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senam otak kita bisa mengetahui gerakan tubuh sederhana yang
digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang terkait
dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat
bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum
lansia. senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan
senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah datangnya
penyakit.
5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan
bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka dengan posisi
kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan koordinasi,meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energy
6. Gerakan tombol imbang
Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang telinga
sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30 detik,lakuakn
secara bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi
normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian
,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam
kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai aktivitas.
Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita
menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )