Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

TERAPI MODALITAS : KOGNITIF DAN MOTORIK (PUZZLE) PADA


LANSIA DI WISMA DAHLIA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
ILOMATA KOTA GORONTALO

OLEH :

KELOMPOK 8

1. Nisa Akmalia T
2. Mila Afriani Agus
3. Adrian
4. Mirza Della Podungge
5. Hijrah A.Hasanudin
6. Vevi Anggriyani Inaku
7. Warda Kewu

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika

interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi

laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk

memperbaiki perilaku yang maladaptif. Lansia yang berada di Pantai Sosial

Tresna Werda pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem

pernafasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin,

musculoskeletal, integument dan termasuk juga penurunan fungsi fisiologis.

Lansia di PSTW Ilomata, aktivitasnya terbatas dan ada yang dibantu.

Dalam kesehariannya, lansia menghabiskan waktu dengan melakukan

kegiatan yang tersedia di PSTW Ilomata dan ada yang hanya di dalam

kamar saja. Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh, baik itu kognitif,

persepsi, sensori dan motorik. Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia

seperti mudah lupa, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada

kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam

berinteraksi antar lansia, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat

intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.

Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara

kemampuan yang menurun secara liner atau seiring proses penuaan adalah
daya ingat. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk daya ingat lansia

adalah terapi kognitif. Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada

tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai

pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan keefektifan

penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance

abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini

dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan setting lainnya.

Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli

tahun 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek-aspek struktur intelek

yang digunakan untuk mengetahui sesuatu (Maryam, 2008).

Menurut Chaplin dalam Maryam (2008), kognisi memiliki pengertian

yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan

individu memperoleh pengertian. Kognitif menurut Piaget, perkembangan

kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh

lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya. Pengertian

pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia.

Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan

kehidupan pribadi dan sosial.

Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PSTW Ilomata

didapatkan 70% mempunyai masalah dengan kognitif dan motorik. Dari

fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas

kelompok dengan topik terapi kognitif dan motorik : puzzle.


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terapi kognitif dan motorik : puzzle diharapkan lansia makin bisa

meningkatkan kemampuan berfikir, aktivitas dan kemampuan sosial.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan motorik lansia mampu :

a. Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan

b. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai

petunjuk yang diberikan

c. Meningkatkan daya ingat pada lansia

d. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia


BAB II
TERAPI MODALITAS

A. Penertian Terapi Modalitas


Terapi modalitas adalah suatu kegiatandalam memberikan askep baik di

institusi pelayanan maupun di masyarakat yang bermanfaat bagi kesehatan

dan berdampak terapeutik. Pencapaian tujuan terapi modalitas tergantung

pada keadaan kesehatan kliendan tingkat dukungan yang tersedia. Terapi yang

dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia.

B. Pengertian Media Puzzle


Kata puzzle berasal dari bahasa Inggris = teka-teki atau bongkar

pasang, puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang.

C. Fungsi Puzzle
Umumnya sisi edukasi permainan puzzle ini berfungsi untuk:

1. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran

2. Melatih koordinasi mata dan tangan.

3. Melatih logika.

4. Memperkuat daya ingat

5. Mengenalkan anak pada konsep hubungan

6. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis

(menggunakan otak kiri)

D. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik

Terapi kognitif dan motorik : puzzle

2. Sasaran
Lansia di Wisma Dahlia PSTW Ilomata

3. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Bermain

4. Media & alat

a. Puzzle

b. Stopwatch

5. Waktu dan tempat

Hari / tanggal : Jumat / 12 Juli 2019

Waktu : 10.00 – 10.30

Tempat : Ruang Tamu Wisma Dahlia

6. Setting Tempat
O

CL L

F
F

K
K
K K

F F
K K
D

Keterangan :
: Leader
L
: Co-Leader
CL
: Klien
K
: Fasilitator
F
: Observer
O
: Dokumenter
D

7. Pengorganisasian Kelompok

 Leader (Pemimpin) : Mirza Della Podungge


 Co-Leader : Hijra A. Hasanudin
 Fasilitator :
a. Warda Kewu
b. Nisa Tombokan
c. Mila Afriani Agus
d. Vevi A. Inaku
 Observer : Adrian

E. Proses Kegiatan

Tahap/
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
1 5 menit Pembukaan oleh Leader:

- Mengucapkan salam - Menjawab salam

- Memberi reinforcement positif - Mendengarkan dan

- Melakukan evaluasi validasi memperhatikan

- Memperkenalkan diri, anggota - Mendengarkan dan

kelompok, dan pembimbing memperhatikan

- Menjelaskan tujuan kegiatan - Mendengarkan dan

terapi kognitif dan motorik : menyepakati

puzzle

- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan dan

menyepakati
- Mendengarkan dan
- Menjelaskan peraturan-peraturan
menyepakati
kegiatan dalam kelompok antara

lain : jika klien ingin ke kamar

mandi atau toilet harus minta ijin

kepada leader, bila ingin bertanya

klien diminta untuk

mengacungkan tangan dan

diharapkan klien mengikuti


kegiatan dari awal sampai akhir
2 20 menit Pelaksanaan permainan oleh Leader:

- Menjelaskan cara bermain - Mendengarkan dan

memperhatikan

- Mendemonstrasikan cara bermain - Mendengarkan dan

puzzle memperhatikan

- Mengatur posisi lansia yang - Mengatur barisan

bermain menjadi 3 grup (grup A, sesuai kelompok

grup B, dan grup C) yang di peroleh

Sesi 1

- Leader dan co leader menjelaskan - Mendengarkan dan

cara menyusun puzzle kepada memperhatian

lansia

- Leader dan co leader menyuruh - Lansia dapat

lansia menyebutkan kembali cara menjawab

menyusun puzzle yang telah

dijelaskan

- Memberi reinforcement kepada - Memberi tepuk

lansia yang bisa menyebutkan cara tangan

menyusun puzzle

Sesi 2

- Membagikan puzzle kepada - Memperhatikan dan

masing-masing kelompok menerima


- Memulai permainan dengan - Melaksanakan

menentukan waktu permainan permainan


3 5 menit Penutup :

- Melakukan evaluasi validasi - Memperhatikan

- Menyimpulkan materi dan - Mendengarkan dan

menutup memperhatikan

- Memberikan salam - Menjawab salam

Keterangan penilaian:

1. Jika semua anggota kelompok lansia (100% dari anggota) menyusun

dengan benar, kelompoknya diberi nilai 100.

2. Jika 75% orang lansia di kelompok lansia menyusun dengan benar,

kelompoknya diberi nilai 80.

3. Jika 50% orang lansia di kelompok lansia menyusun dengan benar,

kelompoknya diberi nilai 50.

4. Jika salah skor nilai tidak kurangi.

F. Kriteria Evaluasi Pre TAK

1. Evaluasi struktur

a. Kelompok dan lansia duduk sesuai dengan posisi

b. Media dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

b. Leader menjelaskan aturan jalannya kegiatan dengan jelas

c. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien


d. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk

dapat mengawasi jalannnya kegiatan

e. Audiens dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai

selesai.

3. Evaluasi hasil

Setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok diharapkan :

a. Lansia dapat merasa senang saat bermain

b. Lansia dapat menggunakan kemampuan persepsi sensorik dan

motorik selama dalam permainan


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika

interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi

laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk

memperbaiki perilaku yang maladaptif.


Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia seperti mudah lupa,

disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat

dan pemecahan masalah, gangguan dalam berinteraksi antar lansia, gangguan

dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam

pemeliharaan diri.
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PSTW Ilomata

didapatkan 70% mempunyai masalah dengan kognitif dan motorik. Dari

fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas

kelompok dengan topik terapi kognitif dan motorik : puzzle.


B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

untuk menjadi tolak ukur kami pada pembuatan proposal TAK modalitas

lansia.

Anda mungkin juga menyukai