Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TERAPI MODALITAS TERAPI MUSIK PADA

LANSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen pengajar: Ns. Senja Atika HS, S. Kep., M. Kep.

DISUSUN OLEH:

1. Anggoro Priono
2. Dafid Pranata
3. Feri Nurhidayat
4. Indah Permata Sari
5. Putri Wahyu Lestari
6. Satrio Aji Wibowo
7. Wahyuni

AKPER DHARMA WACANA METRO

TAHUN AJARAN 2021/2022


1. LATAR BELAKANG

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas


yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih
perilaku bari yang adaptif untuk memperbaiki petilaku yang
maladaptif.

Lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha umumnya adalah


menderita penyakit pada system pernapasan, kardiovaskuler,
perkemihan, pencernaan, endokrin, musculoskeletal, integument,
penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar waktu lansia
dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tersedia di Panti Sosial
Tresna Werdha dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja.

Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh. Berdasarkan hasil survey


dilapangan, lansia mengalami penurunan fungsi pendengaran,
musculoskeletal, endokrin.

Maka dengan data yang ada kami mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Malahayati Bandar Lampung akan melakukan aktivitas
kelompok (TAK) yaitu terapi musik.
I. TOPIK
Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan
mengekspresikan

perasaan
II. TUJUAN
Tujuan Umum
a. Lansia dapat berespon terhadap
stimulasi yang diberikan oleh
perawat yaitu musik.

Lansia dapat mengekspresikan perasaanyan berupa


pengalaman yangmenyenangkan.
2. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu memberikan respons
terhadap musik yang didengar.
b. Lamsia mampu menceritakan
perasaannya setelah mendengarkan

musik.
c. Lansia merasa tidak bosan dalam
melewati hari – harinya di Panti
Sosial Tresda Werdha.
III. LANDASAN TEORI

Menua atau menjadi tua adalah sesuatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua.
Pada masa ini seseorang mengalami penurunan kemampuan fisik, mental
dan social secara bertahap sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari lagi. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan.
Penurunan sensori – persepsi dapat dipengaruhi oleh hal – hal yang mana
salah satunya berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan
sensori persepsi seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas
dan persepsi mereka dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik.
Biasanya mereka beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus
asa, sampai menyebutkan kata mati. Yang dapat juga menicu depresi.
Jadi secara teori depresi merupakan persaan sedih, ketidak berdayaan dan
pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa
serangan yang ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang
dalam. Gejala yang terjadi umunya : pandangan kosong, kurang atau
hilangnya perhatian pada diri, orang lain, atau lingkungan, inisiatif
menurun, ketidakmampuan berkonsentrasi, aktivitas menlam kelompok
seperti membaca puisi, seni,musik, menari dan literature.

Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang


disediakan : baca majalah / buku, menonton tv. Stimulus dari pengalaman
masa lalu yang menghasilkan proses persepsi lansia yang maladaptive atau
destruktif.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memeliki hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart dan Laraia,2001). Tujuan
kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah prilaku yang obstruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat
berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan
tertentu. Focus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri,
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Dan merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan.

Dengan TAK itu memerlukan psikoterapai dengan sejumlah pasien dengan


waktu yang sama, manfaat TAK adalah agar lansia dapat kembali belajar
bagaimana cara bersosialisai karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat
berbagai pengalaman dan membantu satu sama lain untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya
IV. PROSES SELEKSI
Seleksi dilakukan oleh terapis selama pengkajian dan observasi serta
wawancara dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial,
masalah emosional, spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu KATZ
indeks, BARTHEL indeks, pengkajian status mental gerontik yaitu SPSMQ
dan MMSE serta pengkajian keseimbanagan.

V. SASARAN KEGIATAN
Semua klien perempuan dan laki-laki yang berada di Panti Sosial Tresna
Werdha yang berjumlah 30 orang.

TEMPAT

Aula Panti Sosial Tresna Werdha Natar, Lampung.

VI. WAKTU
Hari : Jumat
Tanggal : 7 Oktober 2016
Waktu : 13.00 – 14.00 WIB

VII. METODE DAN MEDIA


a. Metode
- Diskusi
- Sharing persepsi
- Mengekspresikan perasaan
- Mendengarkan musik
b. Media
- Orgen
- Bola
- Alat tulis

VIII. TIM TERAPIS


a. Leader : Catur Bagus P, S.Kep
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri
- Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membaca tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan

dimulai
- Motivasi kelompok untuk aktif
- Memberi reinforcement positif
- Menyimpulkan keseluruhan aktifitas kelompok

b. Co-Leader : Sumartono, S.Kep


- Membantu tugas leader
- Menyampaukan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik

c. Fasilitator
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama

TAK berlangsung
- Menjadi role model selama acara berlangsung
Menyediakan alat / m

Observer : M. Iqbal, S.Kep


- Ikut seta sebagai anggota kelompok
- Mengawasi jalannya kegiatan
- Menilai setiap jalannya kegiatan
IX. LANGKAH-LANGKAH
1. PERSIAPAN

Klien diatur membentuk persegi

2. FASE ORIENTASI ( 10 menit)


 Leader membuka acara.
 Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
 Leader menyampaikan tujuan terapi musik.
 Leader membuat validasi kontrak.
 Co-Leader membaca tata tertib.
 Leader di bantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi
musik.

3. FASE KERJA (35 menit)


 Leader / terapis menjelaskan bahwa lagu akan diputar, lansia boleh
tepuk tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu. Setelah
lagu selesai lansia akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut
dan perasaan lansia setelah mendengar lagu secara bergiliran.
 Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan

perasaanya dan mengajak lansia bertepuk tangan.


 Terapis dan lansia bernyanyi bersama.

4. FASE TERMINASI (15 menit)


 Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi musik.
 Leader menanyakan / melakukan evaluasi materi.
 Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut.
 Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
 Leader menutup acara.

5. PERILAKU YANG DIHARAPKAN


a. Persiapan:
 Fasilitator
- Mengidentifikasi masalah yang
dialami lansia sebelum terapimusik
dilakukan.
- Mengatuir seting tempat/ruangan
untuk terapi musik

Lansia:
- Siap untuk mengikuti terapi musik.
- Mengetahui aturan permainan terapi
musik.
- Hadir 10 menit sebelum terapi
dimulai.
b. Proses
 Terapis
- Melaksanakan terapi musik sampai
dengan selesai.
- Mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan
 Lansia
- Mengikuti terapi musik sampai dengan
selesai.
- Klien aktif mengikuti terapi musik
dengan ceria.
 Hasil
 Fasilitator

Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi


saat acara.
 Lansia

Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai.


6. TATA TERTIB
 Peserta bersedia mengikuti terapi musik.
 Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.
 Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
 Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.
 Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan

bicara setelah dipersilahkan.


 Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
 Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih
dahulu kepada pemimpin acara.

7. PROGRAM ANTISIPASI.
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,

fasilitator mengingatkan dan mengarahkan.


b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator

membimbingnya agar menyelesaikan terapi


d. Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara

8. PROGRAM ANTISIPASI.
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,

fasilitator mengingatkan dan mengarahkan.


b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator

membimbingnya agar menyelesaikan terapi


d. Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara
PENUTUP

Demikian proposal Terapi musik ini kami susun sebagai media penuntun
dalam pelaksanaan Terapi Modalitas yang akan dilaksanakan di Panti Sosial
Tresna Werdha pada praktek Keperawatan Gerontik semester I Program
Profesi Ners Universitas Malahayati Lampung. Besar harapan kami agar
terapi musik ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama yang baik dan
dukungannya kami mengucapkan terima kasih.
PENUTUP

Demikian proposal Terapi musik ini kami susun sebagai media penuntun dalam
pelaksanaan Terapi Modalitas yang akan dilaksanakan di Panti Sosial Tresna
Werdha pada praktek Keperawatan Gerontik semester I Program Profesi Ners
Universitas Malahayati Lampung. Besar harapan kami agar terapi musik ini
berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait,
terutama lansia. Atas kerjasama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai