Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“Kombinasi Teknik Relaksasi Napas Dalam dengan Terapi Musik”

Oleh :

Kelompok 3 Kelas IIIA:

Jefri Wahyudi

Latifa Rahmadani

Maghvirah

Fadhilatul Husna

Miftahul Jannah

Mulia Ilahi

Nadila Maftiful Khair

Waninda Septrina (Kelompok 5)

Rio Chandra Pratama (Kelompok 5)

Pembimbing Akademi Pembimbing Klinik

(Tasman, SKp.M.Kep. Sp.Kom) (Ns. Ifdil Fadhillah,S.Kep)

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“Kombinasi Teknik Relaksasi Napas Dalam dengan Terapi Musik”

Topik : TAK stimulasi sensori fungsi pendengaran dan teknik napas dalam

Terapis : 9 Orang Mahasiswa Praktek dan 1 orang Pembimbing Klinik

Sasaran : 10 orang klien yang dirawat di Wisma Fujiama, Gunung Tigo, dan
Selasih

A. LATAR BELAKANG

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan oleh rangsangan
yang kuat atau merusak, untuk melindungi tubuh dalam masa penyembuhan dan
untuk menghindari pengalaman- pengalaman serupa dimasa depan. Sebagian
besar nyeri dapat reda setelah stimulus berbahaya dihilangkan dan tubuh telah
sembuh tetapi dapat bertahan setelah pengahapusan stimulus dan sembuhnya
bagian tubuh. Kadang-kadang nyeri muncul meski tidak terdekteksi kerusakan
atau penyakit.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin di


wisma fujiama, gunung tigo, dan selasih di dapatkan 9 dari 16 orang lansia yang
mengalami nyeri sendi (56%). Dengan terjadinya nyeri sendi,aktivitas yang
dilakukan oleh lansia mengalami gangguan dan hambatan.

Ada beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri
yang dialami lansia yaitu tindakan farmakologis dan non farmakologis. Tindakan
farmakologis yang dapat diberikan yaitu pemberian obat analgetik untuk
mengatasi nyeri. Sedangkan tindakan keperawatan non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk mengatasi nyeri yaitu teknik relaksasi napas dalam, terapi musik,
guided imaginary, kompres hangat, dan teknik distraksi (pengalihan).
Dari beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kami
memilih menggabungkan teknik napas dalam dan terapi musik karena menurut
hasil penelitian khodriyati, dkk gabungan teknik napas dalam dan terapi musik
lebih efektif dalam penurunan rasa nyeri.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Dengan adanya TAK lansia mampu mengatasi nyeri dengan teknik gabungan
relaksasi naas dalam dan terapi musik.
2. Tujuan kusus
a) Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.
b) Lansia mampu mengontrol rasa nyeri dengan terapi musik dan relaksasi
napas dalam.

C. LANDASAN TEORITIS
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup,tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak pertumbuhan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berartiseseorang telah melalui tiga
tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis maupun psikilogis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran dimana salah satunya sepertipendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk.
Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang salah satunya
bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguansensori persepsi
seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas,dan persepsi mereka
dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanyamereka akan beranggapan
merasa tidak berguna dan gampang putus asa,sampai menyebutkan kata mati.
Sebaliknya dengan mereka yang mempunyaipenglihatan kurang jelas dan
pendengaran kurang jelas juga memicu klienuntuk depresi, yang mana mereka
merasa dengan kondisi mereka yang sepertisekarang selalu merepotkan orang lain
dan tidak berguna dalam memenuhikebutuhan sehari-hari.
Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan,dan pesimis,
yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupaserangan yang ditujukan
kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.Gejala yang terjadi umumnya
: pandangan kosong, kurang atau hilangnyaperhatian pada diri, orang lain, atau
lingkungan, inisiatif menurun,ketidakmampuan berkonsentrasi, aktivitas
menurun, kurangnya nafsu makan,mengeluh tidak enak badan, dan kehilangan
semangat, sedih, atau cepat lelahsepanjang waktu, dan mungkin susah tidur di
malam hari.Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di
dalamkelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan
literature.Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus
yangdisediakan : baca artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV
(inimerupakan stimulus yang disediakan) : stimulus dari pengalaman masa
laluyang menghasilkan proses persepsi lansia yang maladaptif atau
destruktif,misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif
padaorang,dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi lansia terhadap
stimulus.Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan
satudengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Stuartdan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya
berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif
danmaladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman
dansaling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui
dalamrancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan
tertentu.Fokus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar
diri,peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau
ketiganya.Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yangdilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai
masalahkeperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan.Dengan TAK itu sendiri memerlukan
psikoterapi dengan sejumlah pasiendengan waktu yang sama , manfaat terapi
aktivitas kelompok adalah agarlansia dapat kembali belajar bagaimana cara
bersosialisasi karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman
dan membantu satu samalain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah
yang diakibatkan olehpaparan stimulus kepadanya.
D. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK
1. Klien yang mengalami nyeri sendi yang kooperatif.
2. Kriteria lansia yang berada di Wisma Fujiama, Gunung Tigo, dan Selasih
3. Proses seleksi lansia yang termasuk dalam katagori lansia mandiri
4. Klien mau mengikuti terapi aktivitas kelompok.

E. PROSES SELEKSI
1. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
2. Membuat kontrak dengan klien
a) Menjelaskan tujuan kegiatan
b) Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
c) Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok.
d) Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dan kelompok

F. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN


1. Hari / Tanggal : Sabtu / 9 November 2019
2. Tempat Kegiatan : Ruangan Wisma Fujiama
3. Waktu Kegiatan : 09.00 - 09.20 WIB
4. Metode Kegiatan : - Diskusi Kelompok
- Demonstrasi Kelompok
5. Anggota Kelompok :
a. Tn. Z e. Ny. N
b. Tn. D f. Ny. Y
c. Tn. M
d. Tn. B
G. ALAT
1. Papan tulis dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Speker / alat pemutar lagu
H. METODE
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
3. Mengekspresikan perasaan
4. Mendengarkan musik

I. MEKANISME KEGIATAN TAK

NO WAKTU KEGIATAN TERAPIS KEGIATAN PESERTA


1 5 menit Orientasi
a. Salam terapeutik a. Menjawab salam
- salam dari terapis kepada klien
- klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi atau validasi
- Menanyakan keadaan klien saat ini b. Menjawab
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan c. Memeperhatikan dan
2) Menjelaskan aturan main tersebut mendengarkan
- Jika ada lansia yang akan meninggalkan
kelompok harus minta ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas dengan
penjelaskan leader,dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum
kegiatan berlangsung.
2 10 menit Tahap Kerja
a) Terapis mengajak lansia untuk saling a. Mengikuti kegiatan
memperkenalkan diri (nama, dan nama sesuai aturan main.
panggilan) dimulai secara berurutan
searah jarum jam.
b) Setiap lansia selesai memperkenalkan
diri, terapis mengajak semua lansia
untuk bertepuk tangan.
c) Terapis menjelaskan teknik melakukan
relaksasi napas dalam.
d) Terapis memutar lagu, lansia
mendengar, sambil melakukan tenik
relaksasi napas dalam.
e) Teknik napas dalam terus dilakukan
sampai lagu habis.
f) Terapis memberikan pujian dan
bertepuk tangan
Tahap terminasi
3 5 menit a. Evaluasi
a) Mahasiswa menanyakan perasaan a. Mengungkapkan
lansia setelah mengikuti kegiatan pendapat
b) Memberikan pujian atas
keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjutTerapis meminta b. Menyetujui atau
lansia untuk mengulang hal yang sama dengan memberi pendapat
salah satu teman yang berada di Wisma tentang rencana
fujiama, menganjurkan klien selanjutnya.
untuk mendengarkan musik dan
melakukan teknik relaksasi napas dalam
ketika merasakan nyeri.
c. Kontrak yang akan datang Terapis
mengakhiri kegiatan dan mengingatkan
kepada lansia untuk melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan di
Sasana Tresna Werdha.
d. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi
adalah kemampuan lansiasesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
sensoris mendengar musik, kemampuan
lansia yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan,respons terhadap
musik, pendengaran, memberi pendapat
tentang musik

J. PENGORGANISASIAN KELOMPOK

Leader : Latifa Rahmadani

Co. Leader : Mulia Ilahi

Observer : Miftahul Jannah

Fasilitator : Maghvirah, Rio, Nadila, dan Fadhilatul

Moderator : Waninda Septrina

Dokumntasi : Jefri Wahyudi

Peran masing – masing anggota kelompok

1. Leader : Latifa Rahmadani


Tugas :
a) Memimpin jalannya TAK
b) Mengarahkan anggota
c) Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan TAK

2. Co. Leader : Mulia Ilahi


Tugas :
a) Menyampaikan informasi fasilitator pada leader
b) Mengingatkan leader apabila permainan menyimpang
c) Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
d) Mampu bekerjasama yang baik dengan leader
3. Fasilitator : Maghvirah, Nadila, Fadilatul, dan Rio Chandra
Tugas :
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

4. Observer : Miftahul Jannah


Tugas :
a) Mencatat dan mengamati respon klien jalannya aktivitas terapi
peserta yang aktif dan pasif
b) Mengevaluasi jalannya TAK

K. SETTING TEMPAT

= Leader = Fasilitator

= Co leader = Pasien
L. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) peserta hadir sesuai dengan kriteria
b) setting tempat sesuai rencana
c) peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan tertib

2. Evaluasi Proses
a) Klien tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
b) Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan
c) Klien berpartisipasi secara aktif dalam permainan
d) Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana

3. Evaluasi Hasil
a) Klien dapat memberi respon terhadap musik yang didengar
b) Klien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam sambil
mendengarkan musik
c) Klien tidak bosan dalm melewati hari –harinya di wisma Fujima
d) Klien mampu mengontrol nyeri dengan teknik gabungan relaksasi
napas dalam dan terapi musik.

No Aspek yang Nama Pasien


Diobservasi Tn.Z Tn. D Tn. Tn. Ny.A Ny.Y
B M
1 Pasien mampu
melakukan teknik
napas dalamdengan
benar
2 Pasien mampu
melakukan teknik
napas dalam sambil
mendengarkan
musik
3 Pasien mampu
mengontrol nyeri
dengan teknik
gabungan
M. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas praktek
di PSTW Sabai Nan Aluih. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan
kepada kami, kami ucapkan terimakasih.

Padang, 2019

Disetujui Oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Tasman, SKp.M.Kep. Sp.Kom) ( Ns. Ifdil Fadhillah,S.Kep )

Anda mungkin juga menyukai