PEMBAHASAN
Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa inggris diakronimkan sebaga TALK. TALK
merupakan akronim dari T (talk to each other) yakni berbicara satu orang dengan orang lainnya,
A (act together to care for our residents, patients and families) secara bersama memberikan
pelayanan antar petugas, residen, pasien dan keluarganya L (listen to each other) yakni satu
dengan lainnya saling dengarkan dan K (know and understand each other) yakni tahu dan
mengerti satu dengan lainnya.
Komunikasi melibatkan pembicara (orang yang memberi informasi), proses penyampaian
informasi, isi informasi dan pendengar (orang yang menerima informasi) .
Sebagai seorang pembicara, harus memperhatikan beberapa faktor untuk memberi kesempatan
kepada pendengar untuk mendengar dan memahami isi komunikasi.
Tibodeau (2003) menyampaikan enam hal untuk meningkatkatkan komunikasi efektif
yakni :
1. Pesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah secara konstan dan bila terjadi
keterlambatan dalam menyampaikan pesan menyebabkan informasi ketinggalan zaman
(kuno)
2. Pesan hendaknya disampaikan dengan lengkap sehingga pendengar dapat mengerti
informasi yang ingin disampaikan.
3. Informasi disampaikan dengan jelas
Menurut zumrun (2006), untuk menjadi seorang pendengar yang baik mengajurkan:
1. Jangan memotong pembicaraan
Tunggu hingga pembicara menyelesaikan pembicaraan sebelum pendengar menyampaikan
umpan balik atau menyampaikan pendapatnya.Pendengar pada umum kurang sabar menunggu
komunikasi selesai, hal ini menyebabkan rusaknya komunikasi.
2. Jangan lompat langsung ke kesimpulan
Sebagai pendengar jangan membuat opini yang dapat mengganngu pesan yang di terimanya.
Logat bicara, kecepatan penyampaian, penampilan, umur dan beberapa factor lainya. dapat
membiaskan pesan yang diterima. Sebagai pendengar yang efektif fokuskan kepada isi
komunikasi, supaya menerima pesan dengan benar.
4. Catat informasi yang menarik bagi pendengar. Hal ini membantu konsentrasi dan
ketertarikan sebagai pendengar.
5. Ajukan pertanyaan dengan kata yang baik, hal ini untuk memperjelas atau menilai
keberhasilan komunikasi dan umpan balik. Pendengar yang baik berperan aktif dalam proses
komunikasi.
2. Menimbulkan konflik antara penyampaia berita dengan penerima berita. Hal ini
dapat mempengaruhi mutu pelayanan medik yang dilaksanakan di Rumah Sakit.
1. Apakah SBAR?
adekuat merupakan sumber kesalahan yang serius pada pusat pelayanan kesehatan. Analisis akar
masalah ditemukan sebagai sumer kesalahan yang terjadi secara umum disebabkan dari kedua
macam komunikasi ini. Terdapat beberapa hambatan dalam komuikasi antar petugas pemberi
pelayanan karena factor hirarki, gender, suku, perbedaan gaya komunikasi antar disiplin ilmu
dan gaya komunikasi individual.
SBAR merupakan kerangka komunikasi yang mempermudah mengatasi hambatan dalam
komunikasi. SBAR merupakan bentuk struktur mendasari komunikasi antara pemberi informasi
dengan penerima informasi. SBAR mudah diingat yang praktis untuk komunikasi atau
percakapan. SBAR tersusun sebagai berikut: S = Situation
B = Background
A = Assessment
R = Recommendation
2. Penggunaan SBAR
10. Serah terima dari petugas ambulan kepada staf rumah sakit
3. Unsur SBAR
a. Situation (Situasi)
Mengawali suatu komunikasi diperlukan pengenalan antara penyampai berita dan
penerima berita. Dalam hal ini identitas saudara (petugas) dan unit pelayanan kesehatan
dinformasikan. Selain itu juga perlu disampaikan kepada
siapa (penerima) informasi yang petugas ajak berkomunikasi.
Dalam situasi ini perlu petugas menjelaskan permasalahan yang dihadapinya misalnya
pasien serta kehawatiran bila tidak dilakukan tindakan. Dalam hal menimformasikan
pasien disebutkan identitas pasien.
c. Assessment (Assesment)
Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang menjadi
masalah pada pasien. Berilah Kesan pasien secara klinis serta hal yang terkait dengan hal
tersebut. Jelaskan pula tindakan yang sudah diberikan kepada pasien untuk mengatasi
permasalahan sambil menunggu rekomendasi yang diterima petugas
d. Recomendation (Rekomendasi)
Jelaskan kepada petugas rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana cara melaksanakan
saran serta tentukan waktu pelaksanaannya serta tindaklanjutnya. Terakhir, rekomendasi
yang diberikan, apakah sudah sesuai dengan harapan pada akhir pembicaraan dengan
klinisi atau petugas tersebut.
2.Recording SBAR
Komunikasi efektif harus dicatat dengan akurat pada rekam medik atau catatan
pasien. Catatan tersebut harus dapat dibaca (Legible), ditanda tangani (Signed), diberi
tanggal (Dated), dituliskan waktu serta ditulis dengan menggunakan tinta warna hitam.
Contoh SBAR
A Masalah yang ditemukan pada pasien dikaitkan dengan apa yang menjadi masalah pada
pasien: Problem kemungkinan karena……
Sudah dilakukan tindakan apa…..
· Observasi ketat
· Thorax photo
· Laboratorium
Ubah terapi
Konfirmasi
· Petugas < saya sudah jelas tindakan kepada pasien adalah……., akan saya
laporkan lagi dalam waktu
Infra struktur yang diperlukan dalam pelaksanaan komunikasi efektif adalah media
komunikasi, alat untuk mendokumentasi hasil komunikasi serta petunjuk praktis dalam
berkomunikasi efektif. Petunjuk teknis dapat berupa poster atau leflet.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada prinsipnya, komunikasi efektif merupakan penyampaian informasi dengan benar, tidak
terjadi salah persepsi antara pemeberi informasi maupun penerima informasi. Sehingga, sebelum
komunikasi dihentikan, dilakukan klarifikasfi baik oleh pemberi informasi maupun penerima
informasi (read back). Penggunaan SBAR dalam komunikasi merupakan keharusan dalam
program keselamatan pasien dengan harapan meminimalkan kesalahan dalam berkomunikasi.
Dengan diterbitkan pedoman komunikasi efektif ini, diharapkan semua petugas yang
menangani pasien melaksanakan melaksanakannya.