Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Komunitas

KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
Kelompok 5
Salmi Dianita Nasution 2011316048
Rada Putri Agusti 2011316049
Anita Rahayu 2011316050
Intan Putri Andriani 2011316051
Fajar Alifah 2011316052
Maya Rosita 2011316054
Yoga Marsa Dinata 2011316055
Dina Rahmiyanti Saputri 2011316056
Fatria Surisna 2011316057
Syafitri Wulandari 2011316058
Rheynanda 2011316059

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B UNIVERSITAS ANDALAS


TAHUN 2020/2021
Konsep Keperawatan Lintas Budaya

Transcultural Nursing Leininger (1991)


→ suatu area yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai–
nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda , ras , yang mempengaruhi pada
seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien )

Transkultural Nursing(Leininger, 2002)


fokusnya memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
Tujuan Penggunaan
Keperawatan Transkultural

Menurut Leniger adalah dalam pengembangan sains dan ilmu yang humanis
sehingga tercipta praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik.

Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan untuk


makan makanan yang berbau amis seperti akan, maka klien tersebut
dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lain. Seluruh
perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai latar
belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup
yang lebih baik setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya
yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
 
Konsep dalam Keperawatan
Transkultural

Di dalam buku yang berjudul “Fundamentals of Nursing Concept and Procedures”


oleh Kazier Barabara ( 1983 ) mengatakan konsep keperawatan merupakan suatu
bagian dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan.

Budaya
Cultural
Nilai Budaya
imposition

Perbedaan
Cultural Care
budaya

Ada beberapa konsep yang


terkandung dalam
transkultural nursing :
Caring Etnosentris

Care Etnis

Etnografi Ras
Paradigma Keperawatan Transkultural
Leininger (1985) mengartikan paradigma
keperawatan transkultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitu

Manusia,

Keperawatan Sehat

Lingkungan
Kompetensi Perawat Dalam
Transcultural Nursing

Kompetensi perawat dalam buku yang berjudul Intercultural


Communication In Context ada 2 komponen :
1) komponen individu yaitu : motivasi, perilaku, sikap, pengetahuan,
serta kemampuan.
2) komponen kontekstual antar budaya yaitu : konteks historis,
hubungan, budaya, gender dan ras. (Martin & Nakayama, 2012)

Standar kompetensi perawat berbasis budaya :


keadilan sosial, pemikiran kritis, pengetahuan tentang lintas budaya,
praktik lintas budaya, sistem kesehatan, advokasi pasien, pelatihan dan
pendidikan, komunikasi dan kepemimpinan lintas budaya (Suroso et al., 2015).
Kompetensi Budaya Keperawatan

Menurut (Joseph, 2014), meliputi pertimbangan terhadap kebutuhan


spiritual maupun keagamaan yang berbeda, ketika bekerja dengan
pasien yang berbeda jenis kelamin, merawat pengungsi atau orang dari
luar daerah, merawat orang yang tidak mampu atau miskin, merawat
orang dengan cacat fisik, psikologis atau intelektualnya, berbicara yang
berbeda dengan bahasanya serta keragaman budaya dengan rekan-
rekan kerjanya.
Prinsip Asuhan
Keperawatan Transcultural

Dalam buku (Leininger & Mc Farland, 2002)

Nilai Perbedaan
Budaya/Culture
kebudayaan budaya

Kesatuan
keperawatan Etnosentris Etnis
cultural

Ras Culture Care


Proses Keperawatan
Transkultural
1. Pengkajian Keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan

3. Rencana Keperawatan

4. Implementasi Keperawatan

5. Evaluasii Keperawatan
Proses Keperawatan
Transkultural

• Pengkajian dirancang berdasarkan 7


komponen yang ada yaitu :

• 1. Faktor agama
• 2. Faktor sosial
1. Pengkajian • 3. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural
value and life ways)
Keperawatan • 4. Faktor kebijakan dan peraturan yang
berlaku (political and legal factors).
• 5. Faktor ekonomi (economical factors).
• 6. Faktor pendidikan (educational factors)
Proses Keperawatan
Transkultural

• Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang


sering ditegakkan dalam asuhan
keperawatan transkultural yaitu :

2. Diagnosa • 1. Gangguan komunikasi verbal


berhubungan dengan perbedaan kultur.
• 2.Gangguan interaksi sosial berhubungan
Keperawatan disorientasi sosiokultural.
• 3.Ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
Proses Keperawatan
Transkultural

• Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan


transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :

• a.Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien


3. Rencana tidak bertentangan dengan kesehatan,
Keperawata • b.Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
n dan menguntungkan kesehatan dan
Pelaksanaan • c. Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
Keperawata bertentangan dengan kesehatan.
n • 1) Cultural care preservation/maintenance
• 2) Cultural care accomodation/negotiation
• 3) Cultural care repartening/reconstruction
Proses Keperawatan
Transkultural

• Evaluasi asuhan keperawatan


transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai
dengan kesehatan, mengurangi budaya
4. Evaluasi klien yang tidak sesuai dengan
kesehatan atau beradaptasi dengan
Keperawata budaya baru yang mungkin sangat
n bertentangan dengan budaya yang
dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat
diketahui asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya
klien.
Trend dan Isu Keperawatan Transkultural
 Sebagai contoh budaya Jawa yang sering di ketahui
cara dan adat yang mereka percayai untuk mengobati
diri saat sakit adalah dengan kerokan. Mereka
meyakini bahwa dengan kerokan dapat mengeluarkan
angin yang ada didalam tubuh, serta dapat
menghilangkan nyeri atau sakit badan yang dialami
dan dengan hal tersebut dapat membantu
penyembuhan yang mungkin telah dirasakan
sebelumnya, hal tersebut banyak dilakukan oleh suku
jawa.
 Meski mereka telah mendapatkan penangan dari tim
kesehatan ada saja yang melakukan tradisi tersebut,
Telah diketahui akibat dari kerokan yaitu penyebabkan
pori-pori kulit semakin melebar, lalu warna kulit
memerah menujukkan adanya pembuluh darah
dibawah permukaan kulit pecah, sehingga menambah
arus darah kepermukaan kulit.
Trend dan Isu Keperawatan Transkultural
 
 Ketika melakukan komunikasi untuk memberikan informasi
tentang akibat yang terjadi dari kerokan tidak membuat para klien
atau pasien tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal tersebut
karena itu telah menjadi kebiasaan yang secara terus menerus
dilakukan. Sehingga asuhan keperawat yang mungkin akan
diberikan kepada klien tidak dapat dilakukan karena adanya
penolakan yang terjadi terhadap anggapan akan hal tersebut.
 Kita tidak dapat mengkritik keyakinan dan praktik budaya
kesehatan tradisional yang dilakuakan. Budaya merupakan factor
yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan harus terus dilakukan bagaimana caranya
menangani klien tanpa menyinggung perasaan klien dan
mengkritik tradisi yang telah ada yang mungkin sulit untuk kita
tentang dan ubah. Karena tujuan kita bukanlah untuk mengubah
atau mengkritik tradisi tersebut, namun bagaimana perawat
mampu melakukan semua tugasnya dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
KONSEP KOMPETENSI BUDAYA DALAM
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
• Kompetensi budaya : praktik nilai dan sikap yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengalaman
perawatan kesehatan pasien dengan latar belakang lintas budaya. Elemen penting → menghargai
keragaman , memiliki kapasitas untuk penilaian diri budaya , menyadari dinamika yang melekat
ketika budaya berinteraksi, memiliki pengetahuan budaya yang dilembagakan, dan telah
mengembangkan adaptasi untuk pemberian layanan yang mencerminkan pemahaman
keanekaragaman budaya

Kompetensi budaya yang harus dikuasai oleh perawat kesehatan komunitas :


 CulturalAwareness
 CulturalKnowledge
 CulturalSkilladalah
 CulturalEncounters
 Cultural Desire

3 strategi intervensi dan implementasi transcultural nursing :


 Mempertahankan Budaya
 Negoisasi Budaya
 Rekonstruksi Budaya
Aspek Kompetensi
Budaya

Kesadaran Sikap

Pengetahuan Keterampilan
Praktik Klinis

• Untuk memberikan perawatan yang berpusat pada pasien yang peka budaya, dokter harus
memperlakukan setiap pasien sebagai individu, mengakui dan menghormati keyakinannya,
nilai-nilai dan perilaku pencarian perawatannya. 
• Menanggapi populasi yang semakin beragam beberapa negara mengeluarkan UU yang
mewajibkan pelatihan kompetensi budaya. Pada tahun 2005, badan legislatif New Jersey
memberlakukan undang-undang yang mewajibkan semua dokter untuk menyelesaikan
setidaknya 6 jam pelatihan dalam kompetensi budaya sebagai syarat untuk pembaruan lisensi
medis New Jersey mereka , terlepas dari apakah mereka aktif berpraktik di New Jersey atau
tidak. 
• Untuk memberikan perawatan yang kompeten secara budaya pahami bahwa budaya pasien
dapat sangat mempengaruhi mereka mendefinisikan kesehatan dan penyakit, bagaimana
mereka mencari perawatan kesehatan, dan apa yang merupakan perawatan yang tepat.
Pekerjaan yang
Berhubungan dengan Terapi

• Terapis Okupasi → anggota perawatan kesehatan yang berharga di antara


profesi kesehatan yang bersekutu dan dapat menawarkan kontribusi unik untuk
peningkatan kompetensi budaya.
• Bekerja dengan berbagai individu sepanjang umur dengan berbagai diagnosis atau
gangguan dalam pendekatan yang berpusat pada klien untuk menggunakan
aktivitas atau intervensi yang bermakna untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka dan mempromosikan kemandirian.
• Mengembangkan rencana intervensi efektif individual berdasarkan pemahaman
nilai-nilai dan keyakinan klien tentang kesehatan dan penyakit. Hubungan terapis-
pasien penting untuk mempromosikan keterlibatan klien dalam aktivitas
• Hubungan terapis-pasien sangat penting dalam terapi okupasi.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai