Anda di halaman 1dari 12

“KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA”

Tugas Ini Disusun Sebagai Tugas Kelompok


Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Kens Napolion, M.Kep., Sp. Kep. KJ

Oleh Kelompok 3:
Melki Suprianto (NIM : Yunel Maylianti (NIM :
B0218010) B02188351)
Ainun Ulfa (NIM : B0218309) Sarmila (NIM : B0218360)
Juliana (NIM : B0218333) Aryang Gunina Sikin (NIM :
B0218010)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
Tahun 2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, shalom, salam damai sejahtera,


om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan,

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini, dengan judul “Konsep
dasar kesehatan jiwa”. Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok, mata kuliah
keperawatan kesehatan jiwa II, oleh dosen pengampu Kens Napolion, M.Kep., Sp. Kep
KJ, dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar kesehatan jiwa.

Berbagai usaha kami lakukan untuk menyusun makalah ini, dan makalah ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari dosen pengampuh mata kuliah dan kerja sama
yang baik dalam kelompok, karena itu kami ucapkan terima kasih. Kami juga
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, maka dari itu kritik ataupun saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan,
untuk menjadi pedoman dalam menyusun makalah dilain waktu dan tugas.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca,
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, shalom, salam damai sejahtera, om
swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan.

Majene, 1 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul------------------------------------------------------------------------ 1

Kata pengantar------------------------------------------------------------------------ 2

Daftar isi-------------------------------------------------------------------------------- 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang----------------------------------------------------------------- 4
B. Rumusan masalah------------------------------------------------------------- 4
C. Tujuan-------------------------------------------------------------------------- 5

Bab II Pembahasan

A. Pengertian kesehatan jiwa--------------------------------------------------- 6


B. Ciri-ciri sehat jiwa------------------------------------------------------------ 6
C. UU kesehatan jiwa 2014----------------------------------------------------- 7
D. Peran dan fungsi perawat jiwa---------------------------------------------- 8
E. Peran perawat jiwa pada tingkatan pelayanan kesehatan jiwa yang
meliputi pencegahan primer, sekunder dan tersier----------------------- 10

Bab III Penutup

A. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------- 11
B. Saran---------------------------------------------------------------------------- 11

Daftar Pustaka------------------------------------------------------------------------ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan
menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan
untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan,
perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan
tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik,
saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan
klien klien berubah.
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa
adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal
dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta
memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang
konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang
merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan jiwa ?
2. Bagaimana ciri-ciri sehat jiwa menurut Maslow, WHO dan Yahoda?
3. Bagaimana penjelasan tentang UU Kesehatan Jiwa 2014?
4. Apa peran dan fungsi perawat jiwa ?
5. Apa peran perawat jiwa pada tingkatan pelayanan kesehatan jiwa yang meliputi
pelayanan primer, sekunder dan tersier ?

iv
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian kesehatan jiwa
2. Dapat mengetahui ciri-ciri sehat jiwa menurut Maslow, WHO dan Yahoda
3. Dapat mengetahui UU Kesehatan Jiwa 2014
4. Dapat mengetahui peran dan fungsi perawat jiwa
5. Dapat mengetahui peran perawat jiwa pada tingkatan pelayanan kesehatan jiwa
yang meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Jiwa


Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Menurut WHO kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung,
komunikasi dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang
bersangkutan.
UU Kesehatan Jiwa No.13 Tahun 1966, menyatakan bahwa keperawatan jiwa
adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu
keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-
sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan
terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas).
Sedangkan menurut Yohada, kesehatan jiwa adalah keadaan yang dinamis yang
mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan
tingkalaku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan
hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.

B. Ciri-ciri Sehat Jiwa


1. Abraham Maslow
a. Penerimaan akan diri, orang lain dan hal-hal alamiah
b. Spontanitas, kesederhanaan dan kealamian

vi
c. Kemandirian
d. Penghargaan yang selalu baru
e. Hubungan interpersonal yang kuat
f. Kreativitas
2. World Health Organization (WHO)
a. Sikap positif kepada diri sendiri
b. Tumbuh kembang dan beraktualisasi diri
c. Integrasi
d. Persepsi sesuai dengan kenyataan
e. Otonomi
3. Yahoda
a. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri
b. Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi
c. Menyadari adanya integrasi dan hubungan antara masa lalu dan sekarang
d. Memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan dan tidak bergantung pada
siapapun
e. Memiliki persepsi sesuai dengan kenyataan
f. Mampu menguasai lingkungan dan beradaptasi

C. UU Kesehatan Jiwa 2014


Latar belakang yang menjadi Pertimbangan terbitnya UU 18/2014tentang
Kesehatan Jiwa adalah:

a. bahwa Negara menjamin setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin serta
memperoleh pelayanan kesehatan yang merupakan amanat Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dan jaminan hak orang
dengan gangguan jiwa belum dapat diwujudkan secara optimal;
c. bahwa belum optimalnya pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dan belum
terjaminnya hak orang dengan gangguan jiwa mengakibatkan rendahnya
produktivitas sumber daya manusia;

vii
d. bahwa pengaturan penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa dalam peraturan
perundang-undangan saat ini belum diatur secara komprehensif sehingga perlu
diatur secara khusus dalam satu Undang-Undang;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kesehatan
Jiwa;

Undang-Undang tentang Kesehatan Jiwa ini memuat:

1. Ketentuan Umum;
2. Kesehatan Jiwa;
3. Sistem Pelayanan Kesehatan Jiwa;
4. Sumber Daya dalam Upaya Kesehatan Jiwa;
5. Hak dan Kewajiban;
6. Pemeriksaan Kesehatan Jiwa;
7. Tugas, Tanggung jawab, dan Wewenang;
8. Peran serta Masyarakat;
9. Ketentuan Pidana dan
10. Ketentuan Penutup.

D. Peran dan Fungsi Perawat Jiwa


a) Peran
1. Pengkajian yang mempertimbangkan budaya
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
3. Berperan serta dlm pengelolaan kasus
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh
penyakit mental - penyuluhan dan konseling
5. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
6. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan.
b) Fungsi

viii
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan
secara langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi ini dapat
dicapai dengan aktifitas perawat kesehatan jiwa yaitu :
1. Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik, mental
dan social sehingga dapat membentu penyembuhan pasien.
2. Bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now” yaitu dalam
membantu mengatasi segera dan tiak itunda sehingga tidak terjai
penumpukan masalah.
3. Sebagai model peran yaitu paerawat dalam memberikan bantuan kepada
pasien menggunakan dir sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku yang
ditampilkan oleh perawat.
4. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal
yang penting. dalam hal ini perawat perlu memasukkan pengkajian biologis
secara menyeluruh dalam mengevaluasi pasien kelainan jiwa untuk
meneteksi adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi
dengan cara yang tepat.
5. Member pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan
komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, cirri-
ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, cirri-ciri gangguan jiwa, fungsi dan
ugas keluarga, dan upaya perawatan pasien gangguan jiwa.
6. Sebagai perantara social yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak
pasien, keluarga dan masyarakat alam memfasilitasi pemecahan masalah
pasien.
7. Kolaborasi dengan tim lain. Perawat dalam membantu pasien mengadakan
kolaborasi dengan petugas lain yaitu dokter jiwa, perawat kesehatan
masyarakat (perawat komunitas), pekerja social, psikolog, dan lain-lain.
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada management keperawatan
kesehatan jiwa. Sebagai pemimpin diharapkan dapat mengelola asuhan
keperawatan jiwa an membantu perawat yang menjadi bawahannya.

ix
9. Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan mental.
Hal ini penting untuk diketahui perawat bahwa sumber-sumber di
masyarakat perlu iidentifikasi untuk digunakan sebagai factor penukung
dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.
E. Peran Perawat Jiwa Pada Tingkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang meliputi
pencegahan primer, sekunder dan tersier
1. Pencegahan Primer
Target pelayanannya yaitu anggota masayarakat yang belum mengalami
gangguan sesuai dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan
usia lanjut.
Kegiatan yang dilakukan yaitu :

a. Program pendidikan kesehatan, program sosialisasi, manajmen stres dan


persiapan menjadi orang tua.
b. Program dukungan sosial
c. Program pencegahan penggunaan obat.

2. Pencegahan Sekunder
Target pelayanannya yaitu anggota masyarakat yang beresiko atau
memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial atau gangguan jiwa.
Kegiatan yang dilakukan yaitu :

a. Menentukan kasus sedini mungkin


b. Melakukan skrining dan langkah-langkah lanjut
c. Follow up

3. Pencegahan Tersier
Target pelayanannya yaitu masayarakat yang sudah mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu :

a. Program dukungan sosial dan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat


b. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga
mandiri

x
c. Program pencegahan stigma.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi
dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang
bersangkutan. Sedangkan menurut Yohada, kesehatan jiwa adalah keadaan yang
dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya
kenormalan tingkalaku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas
dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan
kelainan jiwa.

B. Saran
Adanya makalah ini,disarankan kepada semua mahasiswa agar memahami
konsep dasar kesehatan jiwa agar memudahkan dalam melakukan asuhan
keperawaatan kesehatan jiwa.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna, Panjaitan, Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi
2. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

xii

Anda mungkin juga menyukai