Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

Proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa


KEPERAWATAN JIWA 1

DOSEN :
Ns. Amelia Susanti, M.kep, Sp. kep J

DISUSUN OLEH

Rizka Okta Riani


(2114201041)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


KEPERAWATAN 2022/2023
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya  dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
keperawatan jiwa 1, Makalah ini berisikan tentang Proses terjadinya gangguan jiwa dalam
perspektif keperawatan jiwa, diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua.
Saya menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna.
Harapan saya, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................I
Kata Pengantar.....................................................................................................................II
Daftar Isi..............................................................................................................................III
BAB I Pendahuluan
A.  Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................................3
BAB II Pembahasan
A.PengertianKeperawatan Jiwa  ....................................................................................5
B. Konsep Model Keperawatan Jiwa .............................................................................6
C. Perspektif Keperawatan Jiwa.....................................................................................7
BAB III Penutup
A.  Kesimpulan..............................................................................................................9
B.  Saran.........................................................................................................................10
Daftar Pustaka11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan tanpa
mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu
gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang
berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang menjadi pemicu awal
terjadinya gangguan jiwa akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika
stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan.
Pada umumnya terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi kejiwaan seseorang
yakni.Faktor Keturunan,Jika di dalam silsilah keluarga tersebut mempunyai riwayat ganguan
jiwa maka keturunan – keturunan dari keluarga tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan
mengalami ganguan medis tersebut karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang
menyebabkan si anak juga bisa mengalami ganguan jiwa tersebut. Faktor Lingkungan,Faktor
lingkungan di sini juga bisa berpengaruh terhadap penyakit medis ganguanjiwa tersebut,contoh
di dalam sebuah lingkungan ada seseorang yang mengalami suatu masalah atau juga miliki
sebuah aib dan dalam lingkungan tersebut ada beberapa orang yang dengan sengaja mengucilkan
dan mengejek orang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.)Jelaskan perspektif dan falsafah mengenai keperawatan jiwa ?

C. Tujuan Masalah

1.)Mahasiswa mampu memahami perspektif dan falsafat mengenai keperawatan jiwa


BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian keperawatan jiwa
Pengertian Keperawatan Jiwa Keperawatan jiwa adalah pelayanan yang didasarkan pada
ilmu & ilmu perawatan jiwa, sepanjang siklus kehidupan dengan respons psikososial yang
maladaptif, yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial-spiritual dan penggunaan sendiri
secara terapi dan terapi modalitas keperawatan jiwa, melalui proses meningkatkan untuk
mencegah, mempertahankan & menemukan masalah kesehatan jiwa klien. 
Menurut Dorothy Cecilia : Meningkatkan kesehatan jiwa merupakan “proses dimana
perawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif ,
meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di
masyarakat.
Menurut Stuart Sundeen : Meningkatkan mental adalah “ proses interpersonal dalam
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien
tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik
perawatan mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , manajemen.

B. Konsep Model Keperawatan Jiwa

Konsep Model Keperawatan Jiwa :


a.) Model Psicoanalitical
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila
ego(akal) tidak bekerja dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan
seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma,
agama(super ego/das uber ich), akan mendorong penyimpangan perilaku (penyimpangan
Perilaku). 
b.) Model Interpersonal
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan mengembangkan
teori interpersonal 2000-an. Teori ini meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan
interpersonal. 
c.) Model Sosial Menurut Caplain
situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Teori ini mengemukakan pandangan
sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan yang menciptakan stres yang
menyebabkan ansietas yang akan menimbulkan gejala perilaku menyimpang. 
d.) Model Eksistensi
Teori ini mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku yang terjadi jika individu putus
hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dari lingkungan dapat terjadi
karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurangnya kesadaran
diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah
kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya
e.) Model Komunikasi
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku yang terjadi apabila pasien tidak
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula
tersampaikan mungkin tidak selaras. Fase komunikasi ada 4 yaitu: pra interaksi, orientasi, kerja,
dan terminasi. 
f.) Model Perilaku Dikembangkan oleh HJ Eysenk, J. Wolpe dan BF Skiner. Teori ini meyakini
bahwa perubahan perilaku akan mengubah kognitif dan afektif.
g.) Model Medis Penyimpangan perilaku
merupakan manifestasi gangguan sistem saraf pusat. Dicurigai bahwa depresi dan
skizoprenia dipengaruhi oleh transmisi impuls saraf serta gangguan sinap yaitu masalah
biokimia. Faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagi faktor pencetus. 
h.) Model Keperawatan
Teori ini memiliki pandangan bahwa askep berfokus pada respons individu masalah yang
aktual dan potensi dengan model pendekatan kesehatan berdasarkan teori sistem, teori
perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik, teori perawatan. Fokus pada rentang sehat,
teori dasar, 2000 tindakan, dan hasil tindakan.
C. Perspektif Keperawatan Jiwa
Perspektif Kolaborasi jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
yang menjadi kerangka dasar dalam praktik jiwa. Setiap individu memiliki harkat dan martabat,
sehingga masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan individu meliputi : tumbuh, sehat,
otonomi dan aktualisasi diri. Masing-masing individu mungkin bisa berubah, karena kita tahu
bahwa manusia adalah makhluk holistik yang kebutuhannya berbeda. Semua perilaku individu
itu bermakna : pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan. Beberapa keyakinan yang digunakan
dalam keperawatan jiwa antara lain sebagai berikut :
 
a.)Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi genetik,
lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
b.)Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
c.) Kesehatan mental komponen adalah kritis dan penting dari pelayanan kesehatan yang
komprehensif.
d.)Individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan fisik
dan mentalnya.
e.)Tujuan meningkatkan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan (meminimalkan
pembatasan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri. 
f.)Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada individu.fungsi
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan jiwa telah mengalami perkembangan secara terus menerus hingga saat
ini. awalnya gangguan jiwa dianggap perbuatan dari roh jahat dan perlakuan kasar terhadap
penderitanya. Namun, hal itu tidak terjadi lagi sekarang karena banyaknya rumah sakit jiwa yang
telah didirikan dan penderitanyapun mendapat pengobatan yang manusiawi melalui proses
rehabilitasi. Kemudian dengan adanya perubahan sudut pandang yang membuat penyakit
gangguan jiwa bukan suatu hal yang dianggap aib, karena hakikat manusia adalah bermartabat
dan dihargai. Manusia sendiri merupakan makhluk unik, tentu saja koping terhadap sesuatu
seperti stresor akan setiap individu.

B. Saran
Setelah kami membahas tentang perspektif dan falsafat 2000 jiwa, dan demi kemajuan
jiwa khususnya diindonesia serta untuk mengurangi penderita gangguan jiwa. Ada peningkatan
kompetensi soft skill yang kompleks untuk membuat mahasiswa perawat agar mampu
mengembangkan, mengubah dan memperbaiki penanganan terhadap penyakit gangguan mental.
DAFTAR PUSTAKA
Ah, Yusuf. dkk. 2015. Buku Ajar 2000 Kesehatan jiwa. Jakarta : Salemba
Medika. Yosep, iyus. 2011. Kepetawanan jiwa (edisi revisi). Bandung : Refika Aditama Stuart,
Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai