Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA

NAMA : MEYLANI RINDI SAPUTRI

NIM : 2114201025

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Makalah ini dengan baik serta tepat waktu.

Mudah-mudahan Makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi
lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan Makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian Makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.

Penulis, 23 September 2022

Meylani Rindi Saputri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GANGGUAN JIWA


B. PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA
C. FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA
D. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN JIWA
E. KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA
F. MACAM MACAM PROGRAM PENGOBATAN

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan tanpa
mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan
salah satu gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal dari
dalam maupun luar. Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir,
tingkah laku dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas.
Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa akan membuat seseorang tidak
mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan
berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan. Pada umumnya terdapat beberapa fakor yang
mempengaruhi kejiwaan seseorang yakni.Faktor Keturunan,Jika di dalam silsilah
keluarga tersebut mempunyai riwayat ganguan jiwa maka keturunan – keturunan dari
keluarga tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan mengalami ganguan medis tersebut
karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang menyebabkan si anak juga bisa
mengalami ganguan jiwa tersebut. Faktor Lingkungan,Faktor lingkungan di sini juga bisa
berpengaruh terhadap penyakit medis ganguanjiwa tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa defenisi gangguan jiwa ?
B. Bagaiamana perspektif gangguan jiwa ?
C. Apa saja faktor penyebab gangguan jiwa ?
D. Apa Tanda dan gejala gangguan jiwa ?
E. Apa klarisikasi gangguan jiwa?
F. Apa saja macam macam program pengobatan gangguan jiwa ?
C. TUJUAN MASALAH
A. Untuk mengetahui pengertian gangguan jiwa
B. Untuk mengetahui perspektif gangguan jiwa
C. Untuk mengetahui faktor penyebab gangguan jiwa
D. Mengentahui tanda dan gejala gangguan jiwa
E. Mengetahui klarifikasi gangguan jiwa
F. Mengentahui macam macam progam pengobatan gangguan jiwa
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pngertian Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu
fungsi psikologik, perilaku, biologik, gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan antara
dirinya sendiri dan juga masyarakat(Maramis, 2010).Gangguan jiwa atau mental illnes
adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesultan mengenai persepsinya tentang
kehidupan, hubungan dengan orang lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri.
Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang sama halnya dengan gangguan
jasmaniah lainnya, tetapi gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan
seperti rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa sakit jiwa (Budiono,
2010)Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam
pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalambentuk sekumpulan gejala atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
dalam menjalankan fungsi orangsebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014)Gangguan jiwa
adalah sekumpulan keadaan-keadaan yang tidak normalbaik yang berhubungan dengan
keadaan secara fisik maupun secara mental.Namun, ketidaknormalan tersebut bukan
disebabkan oleh sakit atau rusaknyabagian anggota badan tertentu meskipun terkadang
gejalanya dapat terlihat dengan keadaan fisik.Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan
adalah pola psikologis atauperilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau
kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal
manusia.Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen
kognitifatau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak
atausistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan
pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang perubahan waktu
dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan tentangdefinisi, penilaan
dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih
dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu
waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum
dari kelainan jiwa. Ardani (2007)
B. Perspektif Keperawatan jiwa
Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa. Setiap
individu memiliki harkat dan martabat, sehingga masing masing individu perlu dihargai.
Tujuan individu meliputi : tumbuh,sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing masing
individu berpotensi untukberubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk
holistik yangkebutuhannya berbeda. Semua prilaku individu itu bermakna meliputi :
pikiran,persepsi, perasaan dan tindakan.Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan
dalam keperawatan jiwa antaralain sebagai berikut (Depkes RI, 1998).
a.Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perludihargai.
b.Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
c.Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
d.Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.
e.Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
f.Semua perilaku individu adalah bermakna.
g.Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
h.Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi olehkondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
i.Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
j.Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
k.Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanankesehatan yang
komprehensif.
l.Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusanuntuk
kesehatan fisik dan mentalnya.Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan,
memaksimalkanfungsi (meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan
meningkatkanaktualisasi diri. n.Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan
dan pertumbuhanpada individu.
C. Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang
terus-menerus saling mempengaruhi(Yosep,2007) yaitu:
1.Faktor – factor somatic (somatogenik) atau organobiologis
a.Neroanatomi
b.Nerofisiologi
c.Nerokimia
d.Tingkat kematangan dan perkembangan organic
2.Faktor – faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif
a.Interaksi ibu-anak: normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal bedasarkan
kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan takpercaya dan kebimbangan)
b.Peranan ayah
c.Persaingan antara saudara kandungd.Intelegensi
e.Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
f.Kehilangan yang menngakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasasalah
g.Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidakmenentu
h.Keterampilan, bakat, dan kreatifitas
i.Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j.Tingkat perkembangan emosi
3.Faktor-faktor sosio-budaya(sosiogenik) atau sosiokultural
a.Kestabilan keluarga
b.Pola mengasuh anak
c.Tingkat ekonomi
d.Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa terdapat pada unsurkejiwaan, biasanya
tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi terdapat beberapa penyebab dari berbagai
terdapat unsur mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan
kejiwaan.Menurut Maramis 2010 dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa, sumber penyebab
gangguan jiwa dapat dibedakan atas :
1.Faktor Somatik (Somatogenik),yaitu akibat gangguan padaneuroanatomi,
neurofisiologi,dan nerokimia, termasuk tingkatkematangan dan perkembangan
organik, serta faktorpranatal danperinatal.
2.Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan anak, peranan
ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam keluarga,pkerjaan, permintaan
masyarakat. Selain itu, faktorintelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan
polaadaptasi juga akan mempengaruhi kemampuan untuk menghadapimasalah. Apabila
keadaan tersebut kurang baik, maka dapatmenyebabkan kecemasan, depresi, rasa
malu, dan rasa bersalahyang berlebihan.
3.Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga,pola mengasuh anak,
tingkat ekonomi, perumahan, dan masalahkelompok minoritas yang meliputi prasangka,
fasilitas kesehatan,dan kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh
mengenaikeagamaan.
Sedangkan Menurut Faris tahun 2016 faktor-faktor penyebab gangguan
jiwadiantaranya:
1.UsiaPada usia menginjak dewasa,dimana pada usia inimerupakan usia yang
produktif, dimana seseorang dituntut untukmenghadapi dirinya sendiri secara mandiri,
masalah yang dihadapijuga semakin banyak, bukan hanya masalah dirinya sendiri
tetapijuga harus memikirkan anggota keluarganya.
2.Tidak bekerjaTidak mempunyai pekerjaan mengakibatkan seseorangtidak
mempunyai penghasilan dan gagal dalam menunjukanaktualisasi dirinya, sehingga
seseorangtidak bekerja tdakmempunyai kegiatan dan memungkinkan mengalami harga
dirirendah yang berdampak pada gangguan jiwa.
3. Kepribadian yang tertutupSeseorang yang memiliki kepribadian tertutupcenferung
menyimpan permasalahannya sendiri sehinggamasalah yang dihadapi akan semakin
menumpuk. Hal ini yang membuat seseorang tidak bisa
menyelesaikanpermasalahan dan enggan mengungkapkan sehinggamenimbulkan
depresi dan mengalami gagguan jiwa.
4.Putus obat Pada beberapa penelitian menunjukan bahwaseseorang dengan
gangguan jiwa harus minum obat seumurhidup, terkadang klien merasa bosan, dan
kurangpengetahuan akan menghentikan minum obat dan merasasudah sembuh.
5. Pengalaman yang tidak menyenangkanPengalaman tidak menyenangkan yang
daialamimisalnya adanya aniaya seksual, aniaya fisik, dikucilkan oleh masyarakat atau
kejadian lain akan memicu seseorang mudahmengalami ganguan jiwa
6. Konflik dengan teman atau keluargaSeseorang yang memepunyai konflik dengan
keluargamisalnya karena harta warisan juga dapat membuat seseorang mengalami
gangguan jiwa. Konflik yang tidak terselesaikan dengan teman atau keluarga akan
memicu stressor yang berlebihan. Apabila seseorang mengalami stressor
yangberlebihan namun mekanisme kopingnya buruk, maka kemungkinan besar
sesorang akan mengalami gangguan jiwa.
D. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan gangguan jiwa menurut Maramis
tahun 2010 diantaranya:
a. Normal dan Abnormal Abnormal berarti menyimpang dari yang normal. Seseuatu
dikatakan abnormal apabila terdapat suat norma, dan seseorang tersebut telah
menyimpang dari batas-batas norma
b. Gangguan Kesadaran Kesadaran mrupakan kemampuan individu dalam mengadakan
pembatasan terhadap lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca
inderanya).apabila kesadaran tersebut baik maka orientasi (waktu, tempat, dan orang) dan
pengertian yang baik serta pemakaian informasi yang masuk secara efektfif (melalui
ingatan dan pertimbangan). Kesadaran menurun adalah suatu keadaan dengan
kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan
(secara kwantitatif). Kesadaran yang berubah atau tidak normal merupakan kemampuan
dalam mengadakan hubungan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu
dalam taraf tidak sesuai kenyataan.
c. Gangguan Ingatan Ingatan berdasarkan tiga proses yaitu, pencatatan atau regristasi
(mencatat atau meregristasi sesuatu pengalaman didalam susunan saraf pusat); penahanan
atau retensi (menyimpan atau menahan catatan tersebut) ; dan pemanggilan kembali atau
“recall” (mengigat atau mengeluarkan kembali catatan itu). Gangguan ingatan terjadi
apabila terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga usnsur diatas.
E. Klasifikasi Gangguan Jiwa
Sistem klasifikasi pada ICD (International Classification of Disease) dan DSM
(Diagnostic and Sttistical Manual of Mental Disorer) menggunakan sistem kategori. ICD
menggunakan sistem aksis tunggal (uniaksis), yang mencoba menstandartkan diagnosis
menggunakan definisi deskriptif dari berbagai sindrom, serta memberikan pertimbangan
untuk diagnosa banding. Kriteria diagnosis pada DSM menggunakan sistem multtiaksis,
yag menggambarkan berbagai gejala yang harus ada agar diagnosis dapat ditegkakan.
Multiaksisi tersebut meliputi sebagai berikut: a. Aksis 1 : sindroma klinis dan kondisi lain
yang mungkin menjadi fokus perhatian klinis b. Aksis 2 : gangguan kepribadian dan
retardasi mental c. Aksis 3 : kondisi medis secara umum d. Aksis 4 ; masalah lingkungan
dan psikososisal e. Aksis 5 : penilaian fungsi secara global Pedoman penggolongan dan
diagnosis gangguan jiwa di Indonesia (PPDGJ) pada awalnya disusun berdasarkan
berbagai klasifikasi pada DSM, tetapi pada PPDGJ III disusun berdasarkan ICD X.
Secara singkat, klasifikasi PPDGJ III meliputi: 1) F00-R09 : gangguan mental organik
(termasuk gangguan mental simtomatik) 2) F10-F19 : gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoakti 3) F20-F29: Skizofrenia , gangguan skizotipal, dan
gangguan waha 4) F30-F39 : gangguan suasana perasaan (mood/afektif) 5) F40-F48 :
gangguan neurotik, gangguan somaoform, dan gangguan terkait stress 6) F50-F59 :
sindroma perilaku yanng berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik 7)
F60-F69 : gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa 8) F70-F79 : retardasi mental
9) F80-F89 : gangguan perkembangan psikologis 10) F90-F98 : gangguan perilaku dan
emosional dengan onset biasanya pada anak dan remaja.
F. Macam-macam program pengobatan untuk pasien dengan gangguan jiwa
Pada pasien dengan gangguan jiwa dibutuhkan beberapa pengobatan untuk memulihkan
kondisi jiwanya dan mencegah terjadinya kekambuhan, beberapa terapi pengobatan pada
pasien gangguan jiwa menurut buku Ajar Keperawatan Jiwa tahun 2015, diantaranya :
a. Psikofarmaka Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan
saraf pusat. Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang biasanya digunakan
untuk pengobatan gangguan kejiwaan. Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka dengan
farmakokinetik khusus untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku pasien gangguan
jiwa. Golongan dan jenis psikofarmaka ini perlu diketahui perawat agar dapat
mengembangkan upaya kolaborasi pemberian psikofarmaka, mengidentifikasi dan
mengantisipasi terjadinya efek samping, serta memadukan dengan berbagai alternatif
terapi lainnya.
b. Kejang Listrik Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan pada
pasien gangguan jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan bangkitan kejang
umum, berlangsung sekitar 25–150 detik dengan menggunakan alat khusus yang
dirancang aman untuk pasien. Pada prosedur tradisional, aliran listrik diberikan pada otak
melalui dua elektroda dan ditempatkan pada bagian temporal kepala (pelipis kiri dan
kanan) dengan kekuatan aliran terapeutik untuk menimbulkan kejang. Kejang yang
timbul mirip dengan kejang epileptik tonik-klonik umum. Namun, sebetulnya yang
memegang peran penting bukanlah kejang yang ditampilkan secara motorik, melainkan
respons bangkitan listriknya di otak yang menyebabkan terjadinya perubahan faali dan
biokimia otak
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi
yang bertujuan mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Macam-macam pengobatan pada pasien gangguan jiwa diantaranya:
a. Pengobatan rawat inap dirumah sakit Perawatan psikiatri rawat inap disebuah rumah
sakit merupakan cara utama untuk orang dengan penyakit mental. Unit psikiatri
menekankan terapi bicara atau interaksi antara pasien dengan staf dan lingkungan yang
ada. Terapi lingkungan juga mrupakan salah satu aspek dalam pengobatan rawat inap
dirumah sakit untuk membantu pasien dalam menstabilkan pasien dengan gangguan jiwa
yang lebih akut. Dalam init rawat inap ditujukan untuk mengidentifikasi gejala dan
ketrampilan dalam menangani gejala yang muncul, serta mengidentifikasi masalah jangka
panjang untuk menjalani terapi rawat jalan.
b. Pengobatan rawat jalan Rawat jalam adalah salah satu unit kerja dirumah sakit atau
suatu pelayanan kesehatan yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam
pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pelayanan rawat jalan
merupakan pelyanan kepada pasien untuk observasi, diagnosa pengobatan, rehabilitasi
medik dan peayanan kesehatan lainnya yang bersifat umum, spesialistik, sub spesialistik
yang dilaksanakan di suatu rumah sakit atau layanan kesehatan tanpa tinggal rawat inap
(Agustiawan & Andri). Salah satu program dalam rawat jalan adalah rehabilitasi
kejiwaan yang mengacu pada layanan yang dirancang untuk mempromosikan proses
pemulihan untuk orang dengan penyait mental. Program rawat jalan bertujuan untuk
mengontrol gejala dan memanajemen pengobatan untuk pemberdayaan dan pningkatan
kualitas hidup. Pelayanan rawat jalan lebih mengedepankan komunitas yang berbasis
masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada
umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian
dari perkembangan normal manusia.Gangguan tersebut didefinisikan sebagai
kombinasi afektif, perilaku,komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan
fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial
manusia.Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan
tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah
digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara
melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah
satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.
B. SARAN
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien terutama
pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/419800635/PROSES-TERJADINYA-GANGGUAN-JIWA-
MENURUT-PERSPEKTIF-KEPERAWATAN-JIWA-pptx

http://repository.uki.ac.id/2703/1/BMPKEPERAWATANJIWA.pdf

Anda mungkin juga menyukai