Disusun Oleh :
MONA ANGGIA FISKA
NIM:2114201026
KELAS:III A
MAPEL:KEPERAWATAN JIWA 1
DOSEN:
NS.AMELIA SUSANTI,M.KEP,SP.KEP J
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-
Nya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalah
Kesehatan Keperawatan Jiwa I yang berjudul “Proses terjadinya Gangguan Jiwa Dalam
Perspektif Keperwatan Jiwa” ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat. Apabila ada kesalahan
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan
tanpa mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa
merupakan salah satu gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang
berasal dari dalam maupun luar. Gangguan mental ini dapat dikenali dengan
perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa
disertai alasan yang jelas. Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa
akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini
tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan.
Pada umumnya terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi kejiwaan seseorang
yakni.Faktor Keturunan,Jika di dalam silsilah keluarga tersebut mempunyai riwayat
ganguan jiwa maka keturunan – keturunan dari keluarga tersebut bisa dan sangat
mungkin juga akan mengalami ganguan medis tersebut karena ada hubungan darah
dari orang tua mereka yang menyebabkan si anak juga bisa mengalami ganguan jiwa
tersebut. Faktor Lingkungan,Faktor lingkungan di sini juga bisa berpengaruh
terhadap penyakit medis ganguanjiwa tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah :
1. Apa definisi ganguan jiwa?
2. Bagaimana perspektif gangguan jiwa?
3. Apa saja faktor penyebab gangguan jiwa?
4. Apa saja tanda dan gejala gangguan jiwa?
5. Apa saja klasifikasi gangguan jiwa?
6. Bagaimana macam pengobatan pengobatan jiwa?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan jiwa
2. Untuk mengetahui perspektif gangguan jiwa
3. Untuk mengetahui faktor penyebab gangguan jiwa
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa
5. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan jiwa
6. Untuk mengetahui macam pengobatan pada gangguan jiwa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.[1] Gangguan
tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif
atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau
sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan
pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang perubahan
waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan tentang
definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah
digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-
negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi
kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa. Ardani (2007)
4
i. Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
j. Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
k. Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan
kesehatan yang komprehensif.
l. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
untuk kesehatan fisik dan mentalnya.
m. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan
fungsi (meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan
aktualisasi diri.
n. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan
pada individu.
5
h. Keterampilan, bakat, dan kreatifitas
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya(sosiogenik) atau sosiokultural
a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi terdapat
beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau kebetulan
terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan. Menurut Maramis 2010
dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa, sumber penyebab gangguan jiwa dapat
dibedakan atas :
6
Sedangkan Menurut Faris tahun 2016 faktor-faktor penyebab gangguan jiwa
diantaranya:
1. Usia
Pada usia menginjak dewasa,dimana pada usia ini
merupakan usia yang produktif, dimana seseorang dituntut untuk
menghadapi dirinya sendiri secara mandiri, masalah yang dihadapi
juga semakin banyak, bukan hanya masalah dirinya sendiri tetapi
juga harus memikirkan anggota keluarganya.
2. Tidak bekerja
Tidak mempunyai pekerjaan mengakibatkan seseorang
tidak mempunyai penghasilan dan gagal dalam menunjukan
aktualisasi dirinya, sehingga seseorang tidak bekerja tdak
mempunyai kegiatan dan memungkinkan mengalami harga diri
rendah yang berdampak pada gangguan jiwa.
3. Kepribadian yang tertutup
4. Putus obat
7
masyarakat atau kejadian lain akan memicu seseorang mudah
mengalami ganguan jiwa
8
Ingatan berdasarkan tiga proses yaitu, pencatatan atau regristasi
(mencatat atau meregristasi sesuatu pengalaman didalam susunan
saraf pusat); penahanan atau retensi (menyimpan atau menahan
catatan tersebut) ; dan pemanggilan kembali atau “recall” (mengigat
atau mengeluarkan kembali catatan itu). Gangguan ingatan terjadi
apabila terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga
usnsur diatas.
d. Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi atau Disorientasi timbul sebagai akibat gangguan
kesadarandan dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang.
Gangguan Afek dan Emosi. Afek ialah nada perasaan,
menyenangkan atau tidak (seperti kebanggan, kekecewaan, kasih
sayang) yang menyertai suatu pikiran dan biasanya bermanifestasi
afek ke luar dan disertai oleh banyak komponen fisiologik. Emosi
adalah manifestasi fek ke luar dan dsertai oleh banyak komponen
fisiologi dan berlansung relatif tidak lama. Seseorang dikatakan telah
mengalami gangguan afek atau emosi yaitu dapat berupa depresi,
kecemasan, eforia, anhedonia, kesepian, kedangkalan, labil, dan
ambivalensi.
e. Gangguan Psikomotor
Psikomotor merupakan gerakan badan yang dipengaruhi oleh
keadaan jiwa, gangguan psikomotor dapat berupa:
a) Hipokinesia atau hipoaktivitas : gerakan atau aktivitas berkurang
b) Stupor Katatonic : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang,
gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat.
c) Katalepsi : mempertahankan posisi tubuh secara kaku posisi
badan tertentu.
d) Fleksibilitas serea : memetahankan posisi badan yang dibuat
padanya oleh orang lain.
e) Hiperkinesia : pergerakan atau aktivitas yang berlebihan
9
f) Gaduh gelisah katatonik : aktivtas motorik yang kelihatannya
tidak bertujuan, yang berkali-kali dan seakan-akan tidak
dipengaruhi oelh rangsangan dari luar
g) Berisikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap atau posisi
badan yang tidak wajar
h) Grimas : miik yang aneh dan berulang-ulang
i) Stereotype : gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali
dan tidak bertujuan.
f. Gangguan proses berfikir
Proses berfikir meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan
serta penalaran.
g. Gangguan persepsi
h. Gangguan intelegensi
i. Gangguan kepribadian.
a. Aksis 1 : sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi fokus
perhatian klinis
b. Aksis 2 : gangguan kepribadian dan retardasi mental
c. Aksis 3 : kondisi medis secara umum
d. Aksis 4 ; masalah lingkungan dan psikososisal
e. Aksis 5 : penilaian fungsi secara global
10
PPDGJ III disusun berdasarkan ICD X. Secara singkat, klasifikasi PPDGJ III
meliputi:
11
2.5 Macam-macam program pengobatan untuk pasien dengan gangguan jiwa
Pada pasien dengan gangguan jiwa dibutuhkan beberapa pengobatan
untuk memulihkan kondisi jiwanya dan mencegah terjadinya kekambuhan,
beberapa terapi pengobatan pada pasien gangguan jiwa menurut buku Ajar
Keperawatan Jiwa tahun 2015, diantaranya :
a. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan saraf
pusat. Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang biasanya
digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan. Terdapat banyak jenis obat
psikofarmaka dengan farmakokinetik khusus untuk mengontrol dan
mengendalikan perilaku pasien gangguan jiwa. Golongan dan jenis
psikofarmaka ini perlu diketahui perawat agar dapat mengembangkan upaya
kolaborasi pemberian psikofarmaka, mengidentifikasi dan mengantisipasi
terjadinya efek samping, serta memadukan dengan berbagai alternatif terapi
lainnya.
b. Kejang Listrik
Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan pada pasien
gangguan jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan bangkitan
kejang umum, berlangsung sekitar 25–150 detik dengan menggunakan alat
khusus yang dirancang aman untuk pasien. Pada prosedur tradisional, aliran
listrik diberikan pada otak melalui dua elektroda dan ditempatkan pada
bagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan) dengan kekuatan aliran
terapeutik untuk menimbulkan kejang. Kejang yang timbul mirip dengan
kejang epileptik tonik-klonik umum. Namun, sebetulnya yang memegang
peran penting bukanlah kejang yang ditampilkan secara motorik, melainkan
respons bangkitan listriknya di otak yang menyebabkan terjadinya perubahan
faali dan biokimia otak
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara
ini cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu
12
dengan yang lain, saling memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu
persetujuan norma yang diakui bersama, sehingga terbentuk suatu sistem
sosial yang khas yang di dalamnya terdapat interaksi, interelasi, dan
interdependensi. Terapi aktivitas kelompok. (TAK) bertujuan memberikan
fungsi terapi bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk
menerima dan memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain,
mencoba cara baru untuk meningkatkan respons sosial, serta harga diri.
Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu adanya dukungan
pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan
meningkatkan hubungan interpersonal.
d. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur,
yang memberikan dasar berpikir pada pasien untuk mengekspresikan
perasaan negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan
negatifnya, serta mampu memecahkan masalah tersebut.
e. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang
timbul kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota
keluarga, dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang sama
untuk berperan serta dalam menyelesaikan masalah. Keluarga sebagai suatu
sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri atas beberapa
individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling
bergantung, serta diorganisasi dalam satu unit tunggal dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
f. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar dapat
membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien. Milleu berasal dari
Bahasa Prancis, yang dalam Bahasa Inggris diartikan surronding atau
environment, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti suasana. Jadi, terapi
lingkungan adalah sama dengan terapi suasana lingkungan yang dirancang
untuk tujuan terapeutik. Konsep lingkungan yang terapeutik berkembang
karena adanya efek negatif perawatan di rumah sakit berupa penurunan
13
kemampuan berpikir, adopsi nilai-nilai dan kondisi rumah sakit yang tidak
baik atau kurang sesuai, serta pasien akan kehilangan kontak dengan dunia
luar.
g. Terapi Perilaku
Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat perilaku tersebut
dirasa kurang tepat, mengganggu fungsi adaptif, atau suatu perilaku tidak
dapat diterima oleh budaya setempat karena bertentangan dengan norma
yang berlaku. Terapi dengan pendekatan perilaku adalah suatu terapi yang
dapat membuat seseorang berperilaku sesuai dengan proses belajar yang
telah dilaluinya saat dia berinteraksi dengan lingkungan yang mendukung.
14
Salah satu program dalam rawat jalan adalah rehabilitasi kejiwaan yang
mengacu pada layanan yang dirancang untuk mempromosikan proses
pemulihan untuk orang dengan penyait mental. Program rawat jalan
bertujuan untuk mengontrol gejala dan memanajemen pengobatan untuk
pemberdayaan dan pningkatan kualitas hidup. Pelayanan rawat jalan lebih
mengedepankan komunitas yang berbasis masyarakat.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada
pasien terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan Jiwa.
Dwi Isyani. (2012) Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah Sakit
Khusus Dadi Makassar. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan.
Kusumawati, F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Wahyuni, Sri. (2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan Pasien
Mengontrol Halusinasi” Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1. No.2.
Wanadadi. (2014). Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional. Diakses pada tanggal
27 Juli 2016
17