KEPERAWATAN JIWA
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
SARIYAH (4338114201220028)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KARAWANG
2024
2
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Syukur alhamdulillah, segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya berkat rahmat dan karunia-Nya , dan maha suci engkau yang telah memberikan
kemudahan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan
Kesehatan Jiwa” sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
Manfaat.............................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Kesehatan Jiwa................................................................................................................................2
2.2 Gangguan Jiwa................................................................................................................................2
2.3 Contoh Gangguan Jiwa....................................................................................................................2
2.4 Ciri-Ciri Sehat Jiwa.........................................................................................................................3
2.5 Penyebab Gangguan Jiwa................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................................................5
KESIMPULAN.................................................................................................................................5
SARAN.............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat di jadikan sumber bacaan dan literatur bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gangguan Perilaku dan Kepribadian : Meliputi gangguan kepribadian borderline,
antisosial, dan lainnya yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan
berinteraksi dengan orang lain
a. Keseimbangan Emosional:
Kemampuan untuk mengelola emosi secara sehattermasuk mengenali, memahami,
dan mengatasi berbagai macam emosi seperti senang, sedih, marah, atau cemas.
b. Kemandirian dan Resiliensi:
Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, mengatasi kesulitan, dan pulih dari
situasi yang menantang. Mengembangkan kemandirian dalam pengambilan keputusan
dan. bertanggung jawab atas tindakan dan pikiran.
c. Hubungan Sosial yang Sehat:
Mampu membentuk dan memelihara hubungan interpersonal yang sehat dengan orang
lain Memiliki jaringan sosial yang mendukung dan mampu memberikan dukungan
kepada orang lain.
d. Keseimbangan Hidup:
Menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Mengenali
pentingnya waktu istirahat, relaksasi, dan perawatan diri.
e. Kesadaran Diri yang Baik:
Memiliki pemahaman yang kuat tentang diri sendiri, termasuk kekuatan, kelemahan,
dan nilai-nilai pribadi. Kemampuan untuk merespons kebutuhan dan keinginan
pribadi secara sehat.
f. Kemampuan Berpikir yang jernih:
Kemampuan Kemampuan untuk untuk berpikir rasional dan berpikir rasional dan
logis, menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif. serta membuat keputusan
yang tepat.
g. Daya Kreativitas Motivasi
3
Kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan kreatif, baik melalui seni, karya
tulis, atau aktivitas lainnya. Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan dan
merasa termotivasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
h. Kesehatan Fisik yang Dijaga:
Menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental dengan gaya hidup yang
sehat, termasuk olahraga, pola makan sehat, dan dan tidur yang cukup.
Setiap individu memiliki pengalaman dan definisi sendiri tentang apa itu kesehatan jiwa.
Kesehatan jiwa adalah suatu spektrum, dan bukan suatu keadaan yang statis, Memelihara
kesehatan jiwa membutuhkan erhatian dan perawatan yang kontinyu, seperti hubunga
seperti menjaga hubungan yang sehat, berbicara dengan profesional kesehatan mental
jika diperlukan, dan menjalani gaya hidup yang sehat secara holistik.
2) Faktor Biologis: Perubahan pada struktur atau fungsi otak, ketidak seimbangan
kimia otak, gangguan hormonal, atau kondisi medis tertentu dapat menjadi faktor
predisposisi terhadap gangguan jiwa.
4
meningkatkan risiko gangguan jiwa pada masa dewasa. Lingkungan yang tidak stabil,
konflik dalam keluarga, atau ketidak amanan sosial juga dapat berkontribusi pada
kerentanan terhadap gangguan mental.
1) Stres dan Trauma: Kejadian stresor atau trauma yang signifikan, seperti kematian
orang terdekat, kehilangan pekerjaan, bencana alam, atau pengalaman traumatis
lainnya, dapat memicu munculnya gejala gangguan jiwa atau memperburuk kondisi
yang sudah ada.
3) Penggunaan Zat Adiktif: Penyalah gunaan atau ketergantungan pada zat seperti
alkohol, obat-obatan terlarang, atau narkotika dapat memicu atau memperburuk
gangguan mental.
Tanda merupakan kondisi klinis yang didapatkan oleh dokter, bersifat objektif, tidak
bergantung pada persepsi pasien, namun lebih berkaitan dengan progresifitas dari klinis
pasien. Tanda bisa berupa tanda positif maupun negatif. Contohnya adalah marah-marah
dan menarik diri. Sedangkan Gejala adalah keluhan bersifat subjektif yang seringkali
disampaikan oleh pasien yang didasari atas persepsi personalnya. Misalnya pasien
merasa mendengar suara-suara ditelinganya, mengeluh sakit kepala dan sebagainya.
1. Kesadaran
5
Kesadaran merupakan salah satu dari penilaian fungsi otak untuk mengetahui kondisi
kesigapan mental seseorang dalam menanggapi rangsang baik dari dalam maupun dari
luar dirinya. Kesadaran terbagi 2, yaitu:
b. Kualitatif merupakan kesadaran yang dapat menjelaskan terkait kondisi klinis dari
gangguan kejiwaan, dapat berupa : jernih (masih dapat berfikir sesuai realita yang ada,
dapat dijumpai pada ansietas) berubah (mengalami gangguan dalam daya nilai realitas,
dijumpai pada orang skizofrenia) berkabut (mengalami distorsi dalam kesadaran
sehingga bermanifestasi dalam bentuk gangguan orientasi waktu, tempat dan orang, biasa
dijumpai pada kondisi delirium), menyempit (biasa dijumpai pada kondisi trance)
mengambang (disebut juga hysterical twilight state yang biasa dijumpai pada orang
dengan hysteria atau konversi akibat faktor psikologis).
2. Kognisi
Kognisi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui benda atau situasi yang
dikaitkan dengan pengalaman, pembelajaran dan tingkat intelegensi seseorang. Yang
termasuk dalam fungsi kognitif adalah: memori, konsentrasi, orientasi, kemampuan
berbahasa, berhitung dan visuospatial, dan taraf intelegensi.
3. Konsentrasi
6
4. Orientasi
a. Waktu, dapat dievaluasi dengan menanyakan jam berapa, kondisi pagi siang atau
malam
5. Memori
Memori atau daya ingat terbagi 4 berdasarkan rentang waktu, yaitu segera, pendek,
menengah dan panjang. Selain itu ada pembagian jenis gangguan memori lainnya, yaitu:
b. Paramnesia, disebut juga ingatan palsu yang disebabkan kekeliruan saat memanggil
(recall) kembali memori lama yang ada. Ada beberapa jenis dari paramnesia, yaitu : deja
vu (merasa seperti pernah melihat atau merasakan peristiwa tersebut), jamais vu
( merasa asing terhadap suatu keadaan atau peristiwa, padahal pernah mengalaminya),
konfabulasi (secara tidak sadar mengisi kekosongan memori yang ada dengan cerita
baru yang tidak sesuai dengan kenyataan), hiperamnesia (ingatan yang sangat
mendalam terhadap suatu peristiwa), dan scan memory (secara sadar menganti memori
yang menyakitkan dengan cerita yang dapat ditoleransinya, biasanya berkaitan dengan
kejadian-kejadian traumatik dimasa lalu).
6. Emosi
Emosi merupakan suasana perasaan yang disadari, bersifat komplek, melibatkan pikiran,
perasaan dan perilaku. Ada 2 hal yang di evaluasi pada gangguan emosi, yaitu:
a. Mood: merupakan suasana perasaan yang menetap, dipertahankan lama dan dapat
diungkapkan secara verbal. Beberapa jenis mood yaitu : elasi (peningkatan suasana
perasaan, misalnya pada mania), hipotimia (penurunan suasana perasaan, misalnya pada
7
depresi, dan cemas), disforia (suasana perasaan yang tidak menyenangkan, misalnya saat
menderita suatu penyakit dan ketika merasa bosan ataupun jenuh), labil (pergeseran
suasana perasaan dari sedih, marah, senang dan normal yang seringkali terjadi secara
tidak terduga), iritabel (suasana perasaan yang ditunjukkan dengan sangat mudahnya
meluapkan emosi marah atau mudah tersinggung).
b. Afek: merupakan respon emosional yang dapat dilihat. Afek dapat dievaluasi melalui
ekspresi wajah, gerakan tubuh dan pembicaraan. Ada beberapa jenis afek yaitu : afek
luas (afek pada rentang normal, didapatkan ekspresi wajah yang dapat mengikuti suasana
hati, kondisi dan pembicaraan), afek sempit (atau disebut juga afek terbatas, karena
hanya dapat mengekspresikan emosi secara terbatas) afek tumpul (adanya penurunan
yang serius dari ekspresi wajah, dapat dievaluasi dari tatapan mata yang kosong, irama
suara yang monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang) afek datar (adanya
keterbatasan emosi yang lebih berat dari tumpul, dievaluasi dengan adanya irama suara
datar, tatapan mata kosong dan gerakan tubuh kaku)
7. Proses Pikir
a. Bentuk pikir, merupakan kesatuan dari seluruh pikiran seseorang yang manifestasi
klinisnya dapat berupa realistik dan non realistik.
b. Arus merupakan bentuk dari pikiran seseorang terkait bagaimana orang tersebut
menyampaikan isi pikirannya. Manifestasi klinisnya dapat berupa : Asosiasi longgar
(berpindahnya isi pikiran tanpa adanya suatu tema ataupun hubungan), Inkoherensia
(kekacauan pikiran dimana isi pikiran tidak membentuk sebuah kalimat yang dapat
dipahami), Flight of ideas (pikiran yang sangat cepat, berpindah dari satu tema ke tema
lainnya tanpa ada stimulus dari luar), Sirkumstansial (pembicaraan yang berputar-putar
pada satu hal, menjadi lambat dan terkadang tidak selesai), Tangential
(ketidakmampuan untuk mencapai tujuan dari isi pembicaraan secara langsung dan
seringkali pada akhirnya tidak terselesaikan).
8. Perilaku Motorik
Perilaku motorik disebut juga psikomotor merupakan gerakan tubuh yang dipengaruhi
oleh keadaan jiwa, dilandasi motif dan tujuan tertentu dan melibatkan seluruh aktivitas
mental individu. Ada beberapa jenis dari gangguan psikomotor ini, yaitu : Stupor
8
katatonia (adanya penurunan aktivitas yang sangat berat, dapat seperti patung biasa
dapat dijumpai pada penderita skizofrenia katatonia), Furor katatonia (adanya
peningkatan aktivitas motorik tidak bertujuan yang berlebihan tanpa dipengaruhi adanya
stimulus eksternal), Kataplesia (mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu
dalam kurun waktu lama), Flexibilitas cerea (sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat
diatur oleh orang lain tanpa adanya perlawanan), Negativisme (adanya penolakan atau
penentangan terhadap perintah atau stimulus dari luar), Stereotipi (adanya gerakan
berulang-ulang yang tidak bertujuan, biasanya pada salah satu anggota tubuh).
9. Persepsi
Persepsi merupakan adanya respon dari panca indra baik adanya stimulus nyata maupun
tidak nyata. Ada beberapa manifestasi klinis dari gangguan persepsi, yaitu :
Depersonalisasi (adanya perasaan yang berubah bahwa dirinya sudah tidak seperti biasa
lagi atau ada yang tidak nyata dari bagian tubuhnya), Derealisasi (perasaan subjektif
berupa perasaan yang tidak wajar karena adanya perubahan pada lingkungannya,
terkadang seseorang merasa seperti mimpi), Ilusi (adanya persepsi yang keliru terhadap
suatu objek yang diawali stimulus dari luar), Halusinasi (adanya persepsi keliru yang
tanpa di awali oleh stimulus dari luar, bisa berupa halusinasi auditorik, visual, taktil,
penciuman dan pengecapan)
10. Tilikan
Tilikan atau disebut juga Insight adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami
kondisi dan situasi dirinya dalam konteks realitas sebenarnya. Berikut adalah jenis
tilikan:
c. Tilikan derajat 3: Menyadari keadaan sakitnya tetapi menyalahkan orang lain atau
faktor luar lainnya atau faktor organik sebagai penyebabnya
d. Tilikan derajat 4: Menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak
diketahui dalam diri pasien.
9
e. Tilikan derajat 5: Disebut juga Intelektual Insight: menyadari sakitnya dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku
praktisnya.
RTA merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menilai realitas yang ada.
Kemampuan ini berkorelasi dengan tanda dan gejala dari persepsi, emosi, perilaku dan
pembicaraan. Adanya gangguan persepsi, waham ataupun halusinasi merupakan
manifestasi klinis yang dapat timbul karena adanya ketidakmampuan dalam RTA.
A. Biologis
Proses terjadinya gangguan jiwa secara biologis melibatkan interaksi yang kompleks
antara lain faktor-faktor genetik, neurobiologis, dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi fungsi otak dan keseimbangan kimia di dalamnya. Meskipun mekanisme
pasti dan penyebab gangguan jiwa belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa konsep
biologis yang menjadi pertimbangan dalam perjalanan gangguan jiwa:
10
gangguan jiwa. Perubahan dalam konsentrasi, pengiriman, atau reseptor neurotransmiter
dapat mempengaruhi mood, persepsi, dan perilaku.
b) Struktur Otak Perubahan dalam struktur atau fungsi otak telah diamati pada beberapa
jenis gangguan jiwa. Misalnya, pada skizofrenia, terdapat perubahan struktural pada otak
yang terkait dengan gangguan persepsi dan pemikiran yang tidak normal.
B. Psikologis
Proses terjadinya gangguan jiwa secara psikologis dan sosial melibatkan interaksi antara
fakto-faktor psikologis dan lingkungan sosial yang memainkan peran penting dalam
perkembangan dan manifestasi gangguan jiwa. Berikut adalah penjelasan mengenai
kedua aspek tersebut:
2) Pola Pikir yang Tidak Sehat: Pola pikir yang negatif, distorsi kognitif, atau penilaian
yang tidak realistis terhadap diri sendiri dan dunia sekitar bisa menjadi faktor dalam
munculnya gangguan jiwa seperti depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan makan.
3) Perilaku yang Maladaptif: Perilaku yang maladaptif atau kebiasaan yang tidak sehat,
seperti penggunaan zat terlarang, kebiasaan makan yang tidak sehat, atau perilaku
impulsif, dapat menjadi faktor dalam perkembangan gangguan jiwa.
C. Sosial
11
1) Stres Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial yang penuh tekanan, kurangnya
dukungan sosial, isolasi sosial, atau konflik dalam hubungan interpersonal dapat memicu
atau memperburuk gangguan jiwa.
2) Stigma dan Diskriminasi: Stigma sosial terhadap gangguan jiwa dapat menghambat
individu untuk mencari bantuan atau pengobatan yang tepat, serta dapat menyebabkan
isolasi sosial dan depresi.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
13
14