Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESEEHATAN MENTAL

“Kesehatan Mental Teori dan Praktis”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Kesehatan Mental

Dosen Pengampu: Diana Septi Purnama, S,Pd., M.Pd., Ph.D.

Disusun oleh:

Dwiky Janget Permana 22104244035

Jati Ayu Kartika Putri 22104244037

Annisa Sabrina Juniaputri 22104244039

Afif Husain Musyaffa 22104244041

KELAS B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat tanpa ada kendala apa pun dan
sesuai dengan apa yang penyusun harapkan.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Ibu Diana Septi Purnama, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
selaku dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Mental yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Yogyakarta, 05 Oktober 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3

2.1. Definisi Kesehatan Mental..........................................................................................................3

2.2. Kesehatan Mental Teori dan Praktis...........................................................................................3

2.2.1 Kesehatan Mental Menurut Para Ahli.......................................................................................3

2.2.2 Cara Menunjang Kesehatan Mental.........................................................................................4

2.3. Fungsi Bimbingan Konseling Dan Kegiatan Konseling Dalam Menunjang Kesehatan Mental.....5

2.4. Bimbingan Konseling dan Kegiatan Konseling dalam Menunjang Kesehatan Mental................6

BAB III....................................................................................................................................................8

PENUTUP...............................................................................................................................................8

3.1. Kesimpulan.................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia ingin dirinya tetap sehat dan terjaga.
Manusia lebih mudah melakukan segala aktivitasnya secara lancar dengan keadaan sehat.
Sebelum mencapai kepada sehat fisik, hal yang paling utama adalah sehat secara mental.
Menurut (Ayuningtyas & Rayhani, 2018) kesehatan mental merupakan sektor paling
penting dalam mewujudkan kesehatan menyeluruh. Dengan demikian individu yang
kesehatan mentalnya terganggu akan lebih beresiko terkena penyakit secara fisik
dikarenakan sugesti dari dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan kerugian yang berdampak
kepada fungsi fisik manusia. Akibatnya dapat berdampak ke ekonomi individu yang
terkena gangguan mental tersebut.
Penting untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan mental itu sendiri.
WHO mendefinisikan tentang kesehatan mental sebagai kondisi kesejahteraan individu
yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal,
dapat bekerja secara produktif dan berbuah, dan mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya. Dengan demikian, orang yang sehat mentalnya dapat melakukan segala
aktivitas dengan normal, baik aktivitas fisik maupun psikis. Selanjutnya, penting untuk
mengetahui cara-cara untuk mencegah terjadinya gangguan mental. Ada beberapa cara
untuk menjaga agar mental kita tetap sehat.
Selanjutnya terdapat fungsi-fungsi bimbingan dan konseling dalam menunjang
kesehatan mental individu. Untuk menunjang kesehatan mental melalui bimbingan dan
konseling, terdapat beberapa kegiatan praktik bimbingan dan koseling. Dengan
memberikan bimbingan dan konseling terhadap individu yang terkena gangguan mental,
diharapkan dapat memperbaiki kesehatan mental dari individu tersebut. Sehingga
individu dapat melakukan segala aktivitasnya secara normal.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
a. Apa definisi kesehatan mental?
b. Apakah kesehatan mental teori dan praktis?
c. Apakah fungsi bimbingan konseling dan kegiatan konseling dalam menunjang
kesehatan mental?
d. Apa saja contoh bimbingan konseling dan kegatan konseling dalam menunjang
kesehatan mental?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui definisi Kesehatan mental
b. Untuk mengetahui Kesehatan mental teori dan praktis
c. Untuk mengetahui fungsi bimbingan konseling dan kegiatan konseling dalam
menunjang kesehatan mental

d. Untuk mengetahui contoh bimbingan konseling dan kegatan konseling dalam


menunjang kesehatan mental
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan istilah yang diambil dari konsep mental hygine. Istilah
kata “mental” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma,
jiwa, atau nyawa. Pengertiannya sama dengan psyche dalam Bahasa Latin yang artinya jiwa.
Jadi, istilah mental hygiene dimaknai sebagai kesehatan mental atau kesehatan jiwa. Istilah
mental hygiene ini bukan merupakan istilah yang satu satunya dipakai untuk menyebut
kesehatan mental. Terdapat Istilah lain yang pakai dengan maksud yang sama namun
maknanya berbeda, yakni psychological medicine, nervous health, atau mental health.

Namun dari kedua makna tersebut istilah mental hygiene dipandang mempunyai
makna yang tepat, karena bermakna kesehatan mental dan lebih dinamis karena adanya usaha
peningkatan. Sedangkan arti mental health keadaan jiwa yang sehat, dan ini mengandung
pengertian yang statis.Akan tetapi, penyebutan istilah mental health telah digunakan, salah
satunya oleh WHO. WHO mendefinisikan tentang kesehatan mental sebagai kondisi
kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan berbuah, dan mampu
memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

2.2. Kesehatan Mental Teori dan Praktis

2.2.1 Kesehatan Mental Menurut Para Ahli

 Teori menurut Daradjat

Menurut Daradjat, kesehatan mental merupakan keharmonisan dalam kehidupan yang


terwujud antara fungsi-fungsi jiwa, kemampuan menghadapi problematika yang dihadapi,
serta mampu merasakan kebahagiaan dan kemampuan dirinya secara positif (Daradjat 1988).
Selanjutnya ia menekankan bahwa kesehatan mental adalah kondisi dimana individu
terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala penyakit jiwa (psychose).
 Teori menurut Merriam Webster
Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster, merupakan suatu
keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan
kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.

2.2.2 Cara Menunjang Kesehatan Mental

Kami sepakat bahwasannya Kesehatan mental adalah hal yang penting bagi setiap dividedu.
Sebagai manusia yang normal, kita ingin kesehatan mental kita tetap terjaga agar tetap sehat
dan baik. Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara mencegah terjadinya gangguan
Kesehatan mental. Berikut adalah solusi untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
mental.

 Ceritakan masalahmu dengan orang-orang disekitar seperti keluarga atau kerabat.


Agar tidak membebani pikiran sendiri, individu harus berbagi cerita masalahnya
dengan orang yang dipercaya.
 Selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Tuhan. Kita harus membiasakan rasa
bersyukur terhadap Tuhan, agar terhindar dari berpikir berlebihan yang menyebabkan
kesehatan mental kita terganggu.
 Mencintai diri sendiri, bangga terhadap apa yang dimiliki dan dilakukan oleh diri kita.
Sehingga, kita tidak merasa rendah diri terhadap orang lain.
 Me time, setidaknya kita menyempatkan waktu luang untuk memberikan treatmen
terhadap kesenangan dan kenyamanan diri kita sendiri. Sehingga, suasana hati
menjadi nyaman yang mengakibatkan terjaganya Kesehatan mental
 Travelling, travelling menjadi salah satu cara untuk menjaga Kesehatan mental kita.
Setelah suntuk dengan kegiatan sehari-hari, baiknya kita menyempatkan untuk
menyegarkan pikiran kita dengan cara travelling. Sehingga menyebabkan Kesehatan
mental menjadi baik.
2.3. Fungsi Bimbingan Konseling Dan Kegiatan Konseling Dalam Menunjang
Kesehatan Mental

Terdapat beberapa fungsi bimbingan dan konseling dalam menunjang kesehatan mental;

1. Fungsi pemahaman
Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dalam memahami individu. Fungsi
pemahaman sendiri meliputi:
a. pemahaman tentang individu
Pada layanan bimbingan dan konseling kita dapat memahami individu secara spesifik
meliputi kepribadian dan Kesehatan mental individu
b. pemahaman tentang masalah individu;
Pada layanan bimbingan dan konseling kita dapat memahami masalah yang di alami
individu menyangkut keseluruhan aspek dari masalah individu tersebut sehingga
menganggu Kesehatan mental individu;
c. pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
Pada layanan bimbingan dan konseling kita dapat mengetahui ruang lingkup yang
menyebabkan masalah pada individu sehingga mengganggu Kesehatan mental
individu.
2. Fungsi Pencegahan
Pada layanan Bimbingan dan konseling kita dapat melakukan pencegahan terhadap
apa yang dikhawatirkan individu dengan mempengaruhi melalui cara yang positif,
sehingga kesehatan mental individu tetap terjaga.
Contohnya, individu dengan kekhawatiran mengenai berat badan yang kurang ideal.
Sebagai pemberi layanan bimbingan dan konseling, harus meyakinkan bahwa individu
tidak perlu merasa rendah diri karena pasti terdapat sisi positif dari setiap kekurangan yang
dimiliki individu tersebut. Oleh karena itu, sebagai pemberi layanan bimbingan dan
konseling, harus menjelaskan sisi-sisi positif dari setiap kekurangan yang dimiliki individu
tersebut.
3. Fungsi Pengentasan
Layanan bimbingan dan konseling memiliki fungsi pengentasan. Fungsi pengentasan
tersebut berarti setiap masalah yang dimiliki individu, dapat diangkat atau diselesaikan
melalui layanan bimbingan dan konseling. Sehingga, layanan bimbingan dan konseling
dapat memperbaiki kesehatan mental individu.
4. Fungsi Pemeliharaan Dan Pengembangan

Layanan bimingan dan konseling memiliki fungsi untuk memelihara hal-hal positif
yang dimiliki individu baik dari lahir ataupun yang didapat dari proses perkembangan
individu tersebut. Namun tidak hanya sekadar memelihara hal-hal positif saja, akan tetapi
mengusahakan agar hal positif tersebut memiliki nilai tambah dibandingkan waktu
sebelumnya.

2.4. Bimbingan Konseling dan Kegiatan Konseling dalam Menunjang Kesehatan


Mental

Kementerian Sosial RI, memiliki standar upaya rehabilitasi sosial yang sama dengan
standar yang diberikan oleh KEMENPAN RI, dimana keduanya mengacu pada UU RI No. 11
tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial. Dijelaskan dalam peraturan Menteri Sosial RI
tersebut bahwa upaya rehabilitasi sosial dapat dilakukan melalui motivasi dan diagnosis
psikososial, perawatan dan pengasuhan, pelatihann vokasional dan pembinaan
kewirausahaan, bimbingan mental dan spiritual, bimbingan fisik, bimbingan sosial dan
konseling psikososial, pelayanan aksesibilitas, bantuan dan asistensi sosial, bimbingan
resosialisasi, bimbingan lanjutan serta rujukan.

Adapun kegiatan konseling yang dapat menunjang kesehatan mental lebih mengacu
kepada bimbingan dan konseling individual, bimbingan dan konseling keluarga dan
bimbingan dan konseling pasca trauma.

1. Bimbingan dan konseling individual


Konseling individual yaitu kegiatan terapeutik yang dilakukan secara individu
untuk membantu konseli agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dalam
pelaksanaannya, konseli dibantu oleh konselor dengan bertatap muka (face to face) di
ruangan khusus dan bersifat rahasia hanya terdapat konselor dan konseli untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan alternatif pemecahan
masalah, pengambilan keputusan terbaik dan mewujudkan keputusannya dengan penuh
tanggung jawab. Sebagaimana pernyataan Eka Damayanti selaku konselor di P2TP2A
Kabupaten Gowa, pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling individual menjadi
pokok kegiatan dalam pemulihan kesehatan mental (psikososial) bagi anak korban
kekerasan. Sebab korban menjadi lebih tenang, refhresh (segar) dalam berfikir dan
komunikatif dalam berinteraksi dengan orang lain berbeda dari sebelum diberikan
bimbingan dan konseling.
2. Bimbingan Dan Konseling Keluarga
Bimbingan dan konseling keluarga terfokuskan kepada anggota keluarga konseli,
yakni orang tua dari konseli. Hal ini diperlukan karena orangtua lah yang memberikan
peraturan di rumah. Harapannya, apabila sikap orangtua berubah maka dapat
mempengaruhi anggota keluarga lain. Selanjutnya, orangtua menjadi orang terdekat yang
dapat membaikkan suasana rumah yang berpengaruh terhadap kesehatan mental konseli.
Dengan demikian, konseli dapat nyaman dengan keluarganya.
3. Bimbingan dan Konseling Pasca Trauma
Langkah bimbingan konseling pasca trauma dilakukan setelah terjadinya kasus
yang membuat Kesehatan mental konseli terganggu. Langkah ini dilakukan untuk
memberikan penguatan mental dan memotivasi konseli agar dapat menjalani
kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Harapannya, rasa trauma, cemas,
hilang percaya diri, ketakutan yang luar biasa, penutupan diri, depresi dan lai-lain dapat
dipulihkan dengan layanan bimbingan dan konseling. Dapat diartikan bahwa bimbingan
dan konseling pasca trauma berfungsi untuk mengembalikan kesehatan mental konseli
yang telah mengalami gangguan kesehatan mental karena trauma.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kondisi dimana
individu menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal,
dapat bekerja secara produktif dan berbuah, dan mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya. Selanjutnya ada beberapa cara untuk menunjang kesehatan mental. Cara
tersebut adalah menceritakan masalah kepada orang terpercaya, selalu bersyukur, mencintai
diri sendiri, sempatkan me time dan sempatkan untuk travelling.

Terdapat beberapa fungsi bimbingan dan konseling dalam menunjang kesehatan


mental. Terdapat fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, serta fungsi
pemeliharaan dan pengembangan. Kegiatan konseling yang dapat menunjang kesehatan
mental lebih mengacu kepada bimbingan dan konseling individual, bimbingan dan konseling
keluarga dan bimbingan dan konseling pasca trauma.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini, kami sebagai penyusun berharap pembaca dapat
mengambil manfaat dari materi yang kami angkat dalam makalah ini. Dengan disusunya
makalah ini penulis tentu menyadari banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Semoga
makalah ini dapat dijadikan sumber pembelajaran dan bermanfaat untuk kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, D., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental pada Masyarakat
di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
9(1).

Chelsea, M. (2021). Mengenal Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental. TarFomedia, 2(1),


54-58.

Dewi, K. S. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press Semarang.

Fakhriyani, D. (2019). Kesehatan Mental. Jawa Timur: CV. Duta Media.

Ilham, M., & Noviyanti, N. (2020). Layanan Bimbingan Konseling Islam Dalam Pemulihan
Kesehatan Mental Bagi Anak Korban Kekerasan Di Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan Dan Anak Kabupaten Gowa. Jurnal Mimbar
Kesejahteraan Sosial, 3(1).

Notosoedirjo, M. L. (2014). Kesehatan Mental. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai