Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SELF TOUGHNESS / MENTAL

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Atri widowati, S.Pd., M.Or.
Grafitte decheline, S.Pd., M.Or.

KELOMPOK :
1. Tamara honesti_A1H121086
2. Habiburahman_ A1H121061
3. Aditya auri pratama_A1H121089
4. Saputra trisetia rizandi_A1H121090

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang,dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah memimpahkan rahmat-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Dasar dasar ilmu Pendidikan ini dengan tema “self toughness/ mental”
Adapun makalah psikologi olahraga tentang “self toughness/ mental” ini
telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
banyak pihak,sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah
ini.oleh sebab itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah psikologi
olahraga tentang “self toughness/ mental” ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. Selain itu,kritik dan
saran dari anda kami tunggu untuk perbaikan makalah nantinya.

Jambi, 28 february 2023

penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 latar belakang......................................................................................................................1
1.2 rumusan masalah.................................................................................................................1
1.3 tujuan....................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Definisi mental...........................................................................................................................2
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi mental.............................................................................2
2.2.1 Faktor internal....................................................................................................................3
2.2.2 Faktor eksternal..................................................................................................................4
2.3 Macam macam gangguan mental...............................................................................................5
2.4 Cara mengatasi gangguan mental............................................................................................7
2.5 pentingnya kesehatan mental bagi atlit....................................................................................7
2.6 mental mempengaruhi kesehatan fisik.....................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
KESIMPULAN.....................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
Daftar pustaka......................................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang
sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental yang
sehat akan membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang
(Adityawarman, 2010). Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu
menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat
bekerja secara produktif dan mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya (WHO,
2016). Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang
menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan
ketidakmampuan tertentu (Kartono, 2000). Masalah kesehatan mental yang dialami remaja
cukup tinggi. Data survei yang dilakukan National Adoles Health Information Center NAHIC
(2005) menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria
maupun wanita pernah melakukan rawat jalan gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta
pria melakukan rawat jalan kesehatan mental sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei
Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia dengan usia diatas 15
tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar 19 juta anak mengalami
kesehatan mental dan sosial (Riskesdas, 2007). Data survei yang dilakukan oleh World
Health 2 Organization WHO (2011) menunjukkan bahwa 20% remaja mengalami masalah
kesehatan mental kususnya kecemasan dan depresi.
1.2 rumusan masalah
rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1) apa yang dimaksud dengan mental
2) apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mental
3) apa saja macam macam gangguan mental
4) bagaimana cara mengatasi gangguan mental
1.3 tujuan
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1) mengetahui definisi mental
2) mengenal faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mental
3) mengenal macam-macam gangguan mental
4) mengetahui cara mengatasi gangguan mental

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi mental


Mental adalah bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani
keseharian dalam kehidupan; Kedua, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang
lain; dan Ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana
mengambil keputusan terhadap keadaan yang dihadapi.
Kesehatan mental merujuk pada kesehatan seluruh aspek perkembangan seseorang,
baik fisik maupun psikis. Kesehatan mental juga meliputi upaya-upaya dalam mengatasi
stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, bagaimana berhubungan dengan orang
lain, serta berkaitan dengan pengambilan keputusan. Kesehatan mental tiap individu berbeda
dan mengalami dinamisasi dalam perkembangannya. Karena pada hakitkatnya manusia
dihadapkan pada kondisi dimana ia harus menyelesaikannya dengan beragam alternatif
pemecahannya. Adakalanya, tidak sedikit orang yang pada waktu tertentu mengalami
masalah-masalah kesehatan mental dalam kehidupannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah suatu kondisi
seseorang yang memungkinkan berkembangnya semua aspek perkembangan, baik fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal serta selaras dengan perkembangan orang lain,
sehingga selanjutnya mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Gejala jiwa atau
fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, kemauan, sikap, persepsi, pandangan dan keyakinan
hidup harus saling berkoordinasi satu sama lain, sehingga muncul keharmonisan yang
terhindar dari segala perasaan ragu, gundah, gelisah dan konflik batin (pertentangan pada diri
individu itu sendiri).
Terdapat beberapa istilah dalam mengungkapkan kesehatan mental yaitu mental
hygiene dan psiko-hygiene. Kedua perbedaan istilah tersebut, sebenarnya tidak ada perbedaan
yang mendasar. Namun istilah yang sering dipakai saat ini adalah kesehatan mental atau
mental health.
Selanjutnya, WHO mendefinisikan tentang kesehatan mental sebagai kondisi
kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan berbuah, dan mampu
memberikan kontribusi kepada komunitasnya (“WHO | Mental health: a state of well-being”
t.t.)

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi mental


Setelah mengetahui definisi dari mental selanjutnya kami akan membahas tentang hal
hal yang mempengaruhi mental. Factor-faktor yang mempengaruhi mental dibagi menjadi
dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

2
2.2.1 Faktor internal
Faktor internal dipengaruhi oleh biologis dan psikologis. Seperti fungsi saraf yang
diatur oleh otak, kerja sistem endokrin penghasil hormon, keturunan, sensori atau indra, dan
faktor selama masa kehamilan.
1. Otak
Otak kita terdiri dari otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan, dan jembatan varol.
Bagian-bagian otak itu memiliki fungsinya masing-masing. Seperti otak besar yang
mempunyai fungsi sebagai pusat kesadaran manusia, yang berperan dalam proses belajar
dan berpikir. Otak tengah berfungsi mengatur kelenjar endokrin, indra penglihatan dan
pusat pendengaran. Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh, keharmonisan gerak otot,
dan posisi tubuh. Sedangkan jembatan varol merupakan penghubung otak kecil bagian
kiri dengan kanan, dan penghubung antara otak besar dengan sumsum tulang belakang.
Yang mesti dipahami adalah neuron yang merupakan sel di otak dengan jumlah sekitar 5
juta sel.
Neuron ini lah yang merupakan kunci rahasia dari aktifitas belajar dan fungsi mental
manusia. Neuron merupakan saluran penyampai sinyal emosi, materi intelegensi, dan
afeksi(rasa). Proses merekam, menamai suatu respon perasaan, emosi dan peristiwa. Ada
kesesuaian antara perkembangan fisiologis otak dengan perkembangan mental. Apabila
ada kerusakan otak, maka kesehatan mental seseorang juga dapat terganggu. Maka dari
itu, perkembangan otak yang baik akan meningkatkan kesehatan mental yang baik.
2. Sistem endokrin
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar dalam tubuh yang mengeluarkan hormon.
Hormon yang dikeluarkan diangkut keseluruh tubuh melalui darah. Peningkatan
kesehatan mental dan pencegahan terhadap gangguan sistem endokrin dapat dilakukan
melalui makanan dan aktifitas sehari-hari.
3. Keturunan (genetik)
Pewarisan sifat ini diturunkan melalui kromosom yang dibawa oleh kedua orang tua
nya. Setiap kromosom terdapat DNA yang membawa sifat-sifat genetik. Melalui DNA ini
lah sifat-sifat orang tua diturunkan kepada anak, seperti bentuk tubuh, warna kulit dan
bentuk rambut. Selain itu, aspek mentalitas seperti kemiskinan, menyimpang, intelegensi,
dan kemampuan artistik juga diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Ada juga
penyakit mental yang dapat terjadi karena pewarisan sifat seperti skizofrenia dan manik-
depresif.
4. Sensori atau Indra
Orang yang mengalami gangguan sensori khususnya gangguan pendengaran akan
berakibat gangguan berbicara(bisu) karena tidak pernah mengetahui bunyi suara dan cara
berbicara. Hal itu akan mengakibatkan gangguan pada kemampuan berpikir dan
sosialnya. Selain itu orang yang mengalami gangguan pada indra lain seperti
penglihatannya pun akan mengalami gangguan pada kepribadiannya karena adanya
keterbatasan dalam mengenal manusia dan lingkungan. Maka dari itu keadaan sensori ini
juga dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.

3
5. Faktor Selama Masa Kehamilan
Usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua saat mengandung, kurangnya nutrisi yang
di dapat calon bayi dari ibu hamil, obat-obatan yang dikonsumsi selama masa kehamilan,
kesehatan ibu hamil, radiasi, komplikasi kehamilan dan proses kelahiran, semua faktor
yang terjadi selama masa kehamilan tersebut dapat memengaruhi bayi yang akan terlahir
ke dunia. Seperti bayi yang akan terlahir dalam keadaan prematur yang membuatnya
memiliki kemampuan intelegensi yang rendah, atau juga bisa beresiko bayi mengalami
down syndrome. Tidak hanya itu bayi yang kekurangan nutrisi juga akan memengaruhi
kecerdasan dan emosi nya.
2.2.2 Faktor eksternal

1. Stratifikasi Sosial

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hollingshead dan Redlich diketahui


bahwa pembagian tingkatan sosial-ekonomi yang ada di masyarakat ternyata
berhubungan dengan jenis gangguan mentalnya. Ternyata diantara strata tingkat tinggi,
menengah, dan rendah terdapat gangguan mental yang berbeda dalam kelompok
masyarakatnya. Berbagai studi mengemukakan bahwa adanya gangguan mental pada
kelompok sosial lebih besar dibandingkan kelompok sosial tinggi.
Salah satu penelitian yang dilakukan Rennie dan Srale yaitu menguji hubungan antara
penyebab rasa tertekan yang terjadi selama hidup dengan gejala gangguan jiwa. Diantara
penyebab tekanan hidup itu, kondisi penyebab yang sangat berpengaruh bagi munculnya
penyakit mental adalah status sosial ekonomi.
2. Interaksi Sosial

Kualitas interaksi sosial seseorang sangat berpengaruh pada kesehatan mental.


Apalagi lingkungan kehidupan tempat kita tinggal misalnya, yang memberi peluang
untuk meningkatkan hubungan antarsesama. Sementara tempat tinggal yang terasing atau
terpencil akan menghambat seseorang dalam hubungan interaksi sosial.
Tempat tinggal yang terisolasi dan terasing dapat menimbulkan gangguan mental.
Untuk itu, supaya mencegah terjadinya gangguan mental, hindarilah memilih tempat
tinggal di daerah terpencil dan terasing.
3. Keluarga

Keluarga yang lengkap dan harmonis akan meningkatkan kesehatan anggota


keluarganya. Namun banyak kondisi anggora keluarga yang menyebabkan adanya risiko
terganggunya mental anggota keluarga, diantaranya: perceraian dan perpisahan, keluarga
yang tidak harmonis dan mendidik, perlakuan dan cara pengasuhan yang salah.
4. Perubahan Sosial

Perubahan sosial seperti koin yang memiliki dua sisi. Di satu sisi, perubahan sosial
dapat menimbulkan kepuasan bagi masyarakat karena adanya kesesuaian dengan suatu
harapan. Selain itu, perubahan sosial juga bertujuan meningkatkan keutuhan dan
kesehatan mental bagi masyarakat. Dampak positif dari perubahan sosial-ekonomi

4
misalnya industrialisasi yang membuat luasnya lapangan pekerjaan dan memungkinkan
naiknya status sosial masyarakat terutama untuk kelas bawah dan menengah . Tapi,
dibalik baiknya perubahan itu, akan ada tantangan untuk masyarakat akibat munculnya
aturan dan nilai sosial yang baru.
5. Sosial Budaya

Hubungan budaya dengan kesehatan mental dikemukakan oleh ( Wallace, 1963)


meliputi tiga hal yaitu: kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental,
kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental, berbagai bentuk
gangguan mental karena faktor budaya, dan upaya peningkatan pencegahan gangguan
mental dalam telaah budaya.
Salah satu contoh gangguan yang disebabkan oleh faktor budaya adalah budaya
Melayu yang membatasi remaja dan orang dewasa mengekspresikan emosi agresifnya
dengan menanamkan rasa malu. Hal ini membuat adanya gangguan mental yang ditandai
dengan diskoneksi dari kenyataan yang ditandai dengan tindakan yang secara tiba-tiba
mengamuk, berteriak, merusak, dan dapat pula membunuh.
2.3 Macam macam gangguan mental
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus
menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang berlangsung selama
beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu Minggu
atau berbulan bulan.
2. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi, delusi
serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia membuat penderitanya tidak bisa
membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.
3. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya
merasa cemas atau takut secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani aktivitas
sehari hari. Penderita gangguan kecemasan dapat mengalami serangan panik yang
berlangsung lama dan sulit dikendalikan.
4. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan
perubahan suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat sedih dan
putus asa dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang dalam periode
yang lain.
5. Gangguan Tidur
Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai mengganggu
kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Beberapa contoh gangguan tidur adalah sulit
tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia), atau sangat mudah tertidur (narkolepsi).
6. Gangguan Makan

5
Gangguan makan terjadi dengan penderita kehilangan kontrol atas kuantitas makanan
yang mereka konsumsi, antara terus menerus tanpa henti atau malah tidak mau makan
hingga memuntahkan kembali makanan yang masuk sehingga tubuhnya kekurangan
nutrisi makanan. Gangguan makanan ini juga bisa mempengaruhi fisik untuk tidak bisa
melakukan aktifitas fisik seperti biasa karena kekurangan asupan gizi tersebut.
7. Obsesif-Compulsif Disorder
Jenis gangguan mental ini membuat penderita harus melakukan kegiatan berulang.
Jika tidak maka penderita akan menderita kecemasan hebat. Gangguan ini dapat terjadi
pada siapa saja, baik dewasa, remaja bahkan anak anak.
8. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian ini menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan
perilaku yang tidak normal dan sulit untuk dirubah. Penderita gangguan ini mengalami
kesulitan untuk memahami situasi dan orang lain sehingga seringkali tidak dapat berbaur
dengan lingkungan sosialnya.
9. Sindrom Tourette
Jenis gangguan mental ini membuat penderitanya melakukan tic yaitu ucapan atau
gerakan berulang dari luar kendali penderitanya. Hal ini dapat terjadi pada anak usia 2-15
tahun dan umum terjadi pada anak laki laki daripada anak perempuan.

10. Psikosomatis
Jenis gangguan mental ini memunculkan masalah fisik dan cara berpikir
penderita sendiri. Gejala awal penderita ini diawali dengan rasa cemas, gelisah, stres
sampai depresi. Tidak hanya orang dewasa saja tetapi anak anak juga bisa terkena
gangguan ini. Masalah fisik yang muncul dari gangguan ini adalah mudah lelah, nyeri
pada otot, sesak napas hingga telapak tangan berkeringat. Terkadang mereka juga
cemas berlebih ketika keluhannya ringan.

11. Factitious
Disebut juga sebagai gangguan buatan, jenis gangguan mental ini merupakan
sebuah penyakit serius yang mendorong penderitanya bertindak seolah olah mereka
memiliki penyakit fisik atau psikologis. Seseorang yang mengidap factitious disorder
sengaja memalsukan beragam penyakit untuk menerima perhatian. Penderita
gangguan ini tidak akan ragu untuk menyakiti diri sendiri agar dapat menjalani
operasi yang seharusnya tidak perlu.

12. Disosiatif
Jenis gangguan mental ini menghilangkan kesinambungan antara pikiran,
tindakan,ingatan hingga identitas. Gangguan ini sering dialami dengan seseorang
yang traumatis yang mendalam sebagai bentuk pertahanan diri dari trauma tersebut.

13. Stres Pasca-Trauma (PTSD)

6
Gangguan Mental ini disebabkan oleh kejadian traumatis yang menyebabkan
penderita akan histeris bila melihat kejadian sama atau hampir mirip terjadi. Gangguan
dapat sangat mengganggu aktivitas keseharian penderita dan menyebabkan tekanan
emosional.
14. Kontrol Impuls
Jenis gangguan mental ini dapat diartikan dapat sebagai kesulitan seseorang dalam
menahan diri untuk selalu berbuat agresif. Penderita gangguan ini kesulitan mengontrol
diri sendiri sehingga kesulitan dalam mengontrol diri sendiri dan orang lain.
15. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD atau attention deficit Hyperactivity adalah gangguan mental yang
menyebabkan penderitanya sulit fokus, impulsif dan hiperaktif yang seringkali
mengganggu aktifitas serta pencapaian penderita. Penyebab attention deficit
Hyperactivity utamanya masih belum diketahui dengan pasti.
2.4 Cara mengatasi gangguan mental
Tidak semua gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mengurangi resiko serangan gangguan mental yaitu:
1. Berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi
2. Berbagi dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah
3. Berolahraga rutin, makan teratur dan mengelola stres dengan baik
4. Menetapkan jadwal tidur dan bangun tidur yang teratur setiap harinya
5. Mengikuti latihan untuk menenangkan pikiran atau relaksasi, misalnya dengan
meditasi dan yoga
6. Tidak merokok dan tidak menggunakan NAPZA
7. Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein
8. Mengonsumsi obat yang diresepkan dokter sesuai dengan dosis dan aturan pakai
9. Memeriksakan diri ke dokter atau psikolog untuk menjalani skrining awal kesehatan
mental atau bila muncul gejala gangguan mental.
2.5 pentingnya kesehatan mental bagi atlit
Menjadi seorang atlet profesional sering dipandang sebagai pekerjaan impian.
Bagaimana tidak, kamu dibayar untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai. Selain itu,
olahraga juga bermanfaat bagi kesehatan mental. Berbagai penelitian, termasuk penelitian
yang diadakan oleh Kelly pada tahun 2020, menunjukkan adanya hubungan positif antara
olahraga dan indikator kesehatan mental. Olahraga bahkan merupakan cara yang efektif
dalam mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Namun, studi tersebut dilakukan terhadap
kegiatan olahraga sebagai rekreasi, bukan seperti yang dilakukan oleh atlet profesional. Para
atlet kerap menghadapi tuntutan yang menantang dan kondisi kerja yang sulit, yang
seringkali jauh dari kata “impian”.

7
Tidak hanya menuntut secara fisik, olahraga elit juga sangat menuntut secara kognitif. Para
atlet perlu melatih konsentrasi dan presisi mereka, serta mengingat banyak hal secara
bersamaan dan membuat keputusan yang terkadang rumit. Mereka juga harus menghadapi
tuntutan emosional, seperti ekspektasi yang tidak realistis, kekecewaan orang lain (pelatih,
rekan tim, atau penonton) terhadap performa mereka, kritik, dan pemantauan media sosial
yang intens.
Selain itu, di dalam organisasi olahraga, atlet pun mengalami banyak kesulitan sama
seperti yang dihadapi oleh para pekerja kantoran pada umumnya. Seperti, masalah dalam
hubungan dengan tim atau dengan atasan. Bahkan atlet sering menganggap masalah yang
terjadi dalam organisasi lebih membuat stres daripada pelatihan atau kompetisi.
Uang juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab masalah kesehatan mental atlet.
Sementara para atlet yang memiliki sponsor yang menguntungkan dan pemain liga
profesional mungkin tidak perlu khawatir, banyak atlet menghadapi masalah keuangan. Di
Amerika Serikat, mayoritas atlet bahkan tidak menghasilkan uang.
2.6 mental mempengaruhi kesehatan fisik
kesehatan (health) adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan mental, fisik, sosial, dan
tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dilansir dari AshefaNews,
seseorang perlu menjaga kesehatan mental dan fisik, karena keduanya sangat penting.
Kesehatan mental tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup seseorang, tetapi juga
berkontribusi terhadap produktivitas, kesehatan fisik, dan kebahagiaan. Kesehatan mental dan
kesehatan fisik adalah dua aspek yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dari
kesehatan manusia secara keseluruhan. Kesehatan mental yang baik dapat mempengaruhi
kesehatan fisik secara positif. Demikian pula, kesehatan mental yang buruk dapat berdampak
negatif pada kesehatan fisik. Faktor utama yang mempengaruhi kesehatan mental dan fisik
seseorang adalah gaya hidup. Berikut 10 cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan mental dan kesehatan fisik seseorang:
1) Selalu berpikir positif
2) Menerapkan pola makan sehat
3) Bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain
4) Tidur cukup dan teratur
5) Menghindari penggunaan narkoba dan alkohol
6) Berolahraga secara teratur
7) Meningkatkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
8) Meditasi
9) Batasi bermain media sosial
10) Konsultasi pakar psikolog atau psikiater
Berdasarkan uraian diatas, kesehatan mental dan kesehatan fisik manusia itu saling terkait
atau berhubungan. Keduanya dapat terwujud jika manusia dapat mengharmonisasikan semua
fungsi tubuh dan jiwanya. Oleh karena itu, ayo jaga keduanya sesuai dengan kemampuan
serta kebutuhan kita masing – masing.

8
BAB III
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah Kesehatan mental adalah bagian yang sangat penting bagi
kesehatan dan kesejahteraan seseorang secara menyeluruh. Orang tua punya peran penting
dalam mendukung kesehatan mental buah hatinya. Mengasuh dan merawat anak dengan
penuh kasih sayang sama dengan membangun fondasi yang kuat bagi anak agar ia dapat
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang dibutuhkannya untuk hidup
bahagia, sehat, dan sejahtera.

PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelenahannya, kerenat
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang Budiman bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna dan menjadi berkah baik
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang Budiman pada umumnya dan makalah
ini bisa membantu banyak orang untuk menjadi pendidik yang professional dan dapat
memotivasi orang untuk menjadi pendidik yang professional agar bangsa dan negara kita
menjadi lebih baik kedepannya.

9
Daftar pustaka
ananda. (2019, maret 11). psikologi. Macam-Macam Penyakit Mental dan Cara Mengobati serta
Mencegahnya.

Fadli, d. R. (2021, oktober 11). Alasan Kesehatan Mental para Atlet Perlu Diperhatikan.

Fakhriyani, :. D. (2019). KESEHATAN MENTAL. KESEHATAN MENTAL, 10-12.

Handayani, d. V. (2021, oktober 08). Kesehatan Mental Bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik.

jannah, R. (2022, maret 15). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental: Faktor Internal
dan Eksternal.

10

Anda mungkin juga menyukai