KESEHATAN MENTAL
Disusun Oleh:
KESEHATAN MENTAL - Q
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021-2022
1
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Tujuan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6
A. Pengertian Kesehtan Mental..........................................................6
B. Ruang Lingkup Kesehatan Mental................................................7
C. Tujuan Kesehatan Mental..............................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................10
DAFTAR PUSAKA..................................................................................11
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa kami haturkan
kepada nabi Muhammad S.A.W. yang telah membawa risalah kebenaran sehingga kita dapat
mengetahui yang haq dan batil. Penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya makalah ini
sebagai tugas mata kuliah Kesehatan Mental dengan judul “KESEHATAN MENTAL’’
Dalam penyusunan tugas makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan baik dalam bidang teori maupun
praktek. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat berarti bagi penulis untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2020, dunia dan bangsa Indonesia sedang dihadapkan dengan
pandemi yang belum kunjung berakhir hingga bulan Februari 2021. Berbagai
persoalan dan permasalahan muncul, baik dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan
dan sosial masyarakat. Dilaporkan oleh laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dari 1.522 orang responden Sebanyak 64,3
persen memiliki masalah gangguan kecemasan dan depresi setelah melakukan
pemeriksaan mandiri via daring terkait kesehatan jiwa dampak dari pandemi COVID-
19. Sedangkan menurut laporan surveymeter.org tingkat kecemasan dan depresi
penduduk Indonesia di masa pandemi COVID-19 di akhir bulan Mei 2020 tinggi,
yaitu 55 persen mengalami gangguan kecemasan dan 58 persen mengalami gangguan
depresi. Kemudian diberitakan oleh CNN Indonesia terdapat pasien COVID-19 di
daerah Bangka dan wisma atlet Jakarta yang mengakhiri hidupnya dan diduga kuat
mengalami depresi akibat terinfeksi COVID-19. Berdasarkan laporan survei dan berita
di atas, penulis berasumsi bahwa pentingnya menjaga kesehatan mental di situasi
pandemi yang sedang melanda bangsa Indonesia yang berdampak bagi seluruh
elemen lapisan masyarakat, hal ini sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan
Dunia bahwa, tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental.
Definisi kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh kultur dimana individu
tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan individu dalam budaya tertentu belum
tentu lazim dilakukan di budaya lain. Demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Menurut
Ihrom (2008) kesehatan mental adalah terwujudnya integritas kepribadian yang selaras
dengan jati diri, realisasi diri yang mengalami pertumbuhan, dan memiliki hubungan
yang sehat dengan orang lain. Sedangkan menurut Pieper dan Udien (2006) kesehatan
mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah
terhadap dirinya serta mampu menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki,
memiliki kepuasan sosial dalam hidupnyan, kemampuan menghadapi masalah-
masalah yang dihadapinya, serta memiliki kebahagiaan dalam kehidupannya. Melalui
pendapat para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa kesehatan mental adalah
sebuah kondisi tingkat 'kesejahteraan mental' individu yang dapat berfungsi secara
4
memadai mampu menikmati hidup dan menyesuaikan diri terhadap berbagai macam
tantangan dan berkontribusi pada kehidupan sosial, masyarakat, dan agama.
Dalam sebuah Jurnal kesehatan Universitas Padjajaran, kesehatan mental
merupakan suatu hal yang penting bagi diri seseorang, sama sepertinya kesehatan
fisik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mental memiliki korelasi
dengan kesehatan fisik, dimana pada individu yang menderita sakit fisik menunjukkan
adanya masalah mental hingga gangguan mental. Sebaliknya individu yang
mengalami gangguan fisik juga menunjukkan adanya gangguan fisik. Sebab inilah
yang melatarbelakangi kami membuat makalah “Kesehatan Mental”. Sebagai tugas
kelompok mata kuliah kesehatan mental agar para pembaca nantinya bisa mengetahui
kesehatan mental dan ruang lingkupnya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu kesehatan mental?
b. Apa saja ruang lingkup kesehatan mental?
c. Apa saja yang menjadi tujuan dari kesehatan mental?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui kesehatan mental
b. Mengetahui ruang lingkup kesehatan mental
c. Mengetahui tujuan kesehatan mental
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, kita melihat 'kesehatan' sebagai suatu proses, yang menjadi
aspek positif maupun aspek negatif, seperti baik atau buruk pada kondisi kesehatan.
Berkaitan dengan definisi 'mental', The Shorter Oxford Dictionary mengatakan:
6
Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sama
halnya seperti kesehatan fisik pada umumnya. Dengan sehatnya mental seseorang
maka aspek kehidupan yang lain dalam dirinya akan bekerja secara lebih maksimal.
Kondisi mental yang sehat tidak dapat terlepas dari kondisi kesehatan fisik yang baik.
Definisi kesehatan mental menurut WHO adalah kondisi kesejahteraan (well-being)
seorang individu yang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan
kontribusi kepada komunitasnya.
7
timbulnya gangguan dan sakit mental sebagai proteksi terhadap kesehatan mental
masyarakat.
2. Masyarakat kelompok resiko tinggi, sebagai fungsi: intervensi kelompok resiko
(high-risk intervention)
3. Kelompok yang mengalami gangguan, sebagai fungsi: prevensi sekunder
(screening) dan prompt- treatment. Prevensi sekunder adalah usaha kesehatan
mental menemukan kasus dini dan penyembuhan secara tepat terhadap gangguan
dan sakit mental untuk mengurangi durasi gangguan dan mencegah cacat pada
orang dan masyarakat.
4. Kelompok yang pernah mengalami gangguan/ memiliki hendaya, sebagai fungsi:
prevensi tersier (rehabilitasi & relapse prevention). Prevensi tersier merupakan
usaha rehabilitasi awal yang dapat dilakukan terhadap orang yang mengalami
gangguan dan kesehatan mental untuk mencegah disabilitas & jangan sampai
mengalami cacat /kecacatan menetap (Caplan,1963, Parlmutter,1982).
8
Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap ganguan dan penyakit
mental. Tujuan ini akan tercapai, bila cara-cara menangani dilakukan kerja sama
antara ahli yang berwenang serta kesadaran dan kesediaan masyarakat umumnya.
Usaha mencapai tujuan dilakukan secara terencana, tergantung keadaan individu-
individu yang ditangani.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia
tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaian diri
dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki secara harmonis dan seimbang. Kesehatan mental yang tidak stabil atau
terganggu kesehatan mentalnya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan spiritualitas
pasien. Dengan kesembuhan fisik pasien terhambat dan kesehatan rohani pasien
terganggu. Pasien kemoterapi dengan kesehatan mental yang tidak stabil atau
terganggu kesehatan mentalnya memiliki kebutuhan spiritual yang dapat dipenuhi
dengan menggunakan pendekatan mental dan agama/ psikoreligius. Kebutuhan
spiritual pasien dengan bimbingan ibadah shalat terdiri dari beberapa dimensi yaitu
dimensi makna, harapan, keterkaitan dengan Tuhan melalui peribadatan,
pengampunan, dan transendensi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Kartika Sari. 2012. “Buku Ajar Kesehatan Mental”. UPT UNDIP Press : Semarang.
Wismani, Adisty dkk. 2014. “Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Pengetahuan dan
Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Mental)”. Volume 2 ISSN: 2442-4480.
Universitas Padjajaran: Prosiding KS, Riset dan PKM.
11