Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL

Dosen Pengampu: Muhammad Arif Furqon, M.psi

Disusun Oleh:

Hamzah Al Assadullah Taqiyya (17410133)

Amalia Muthmainnah Lundeto (18410017)

Ahmad Yulad FR (18410018)

KESEHATAN MENTAL - Q

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021-2022

1
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Tujuan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6
A. Pengertian Kesehtan Mental..........................................................6
B. Ruang Lingkup Kesehatan Mental................................................7
C. Tujuan Kesehatan Mental..............................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................10
DAFTAR PUSAKA..................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa kami haturkan
kepada nabi Muhammad S.A.W. yang telah membawa risalah kebenaran sehingga kita dapat
mengetahui yang haq dan batil. Penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya makalah ini
sebagai tugas mata kuliah Kesehatan Mental dengan judul “KESEHATAN MENTAL’’
Dalam penyusunan tugas makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan baik dalam bidang teori maupun
praktek. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat berarti bagi penulis untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

Akhir kata penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Malang, 17 Februari 2021


Penulis,

Kelompok 1

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2020, dunia dan bangsa Indonesia sedang dihadapkan dengan
pandemi yang belum kunjung berakhir hingga bulan Februari 2021. Berbagai
persoalan dan permasalahan muncul, baik dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan
dan sosial masyarakat. Dilaporkan oleh laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dari 1.522 orang responden Sebanyak 64,3
persen memiliki masalah gangguan kecemasan dan depresi setelah melakukan
pemeriksaan mandiri via daring terkait kesehatan jiwa dampak dari pandemi COVID-
19. Sedangkan menurut laporan surveymeter.org tingkat kecemasan dan depresi
penduduk Indonesia di masa pandemi COVID-19 di akhir bulan Mei 2020 tinggi,
yaitu 55 persen mengalami gangguan kecemasan dan 58 persen mengalami gangguan
depresi. Kemudian diberitakan oleh CNN Indonesia terdapat pasien COVID-19 di
daerah Bangka dan wisma atlet Jakarta yang mengakhiri hidupnya dan diduga kuat
mengalami depresi akibat terinfeksi COVID-19. Berdasarkan laporan survei dan berita
di atas, penulis berasumsi bahwa pentingnya menjaga kesehatan mental di situasi
pandemi yang sedang melanda bangsa Indonesia yang berdampak bagi seluruh
elemen lapisan masyarakat, hal ini sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan
Dunia bahwa, tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental.
Definisi kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh kultur dimana individu
tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan individu dalam budaya tertentu belum
tentu lazim dilakukan di budaya lain. Demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Menurut
Ihrom (2008) kesehatan mental adalah terwujudnya integritas kepribadian yang selaras
dengan jati diri, realisasi diri yang mengalami pertumbuhan, dan memiliki hubungan
yang sehat dengan orang lain. Sedangkan menurut Pieper dan Udien (2006) kesehatan
mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah
terhadap dirinya serta mampu menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki,
memiliki kepuasan sosial dalam hidupnyan, kemampuan menghadapi masalah-
masalah yang dihadapinya, serta memiliki kebahagiaan dalam kehidupannya. Melalui
pendapat para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa kesehatan mental adalah
sebuah kondisi tingkat 'kesejahteraan mental' individu yang dapat berfungsi secara

4
memadai mampu menikmati hidup dan menyesuaikan diri terhadap berbagai macam
tantangan dan berkontribusi pada kehidupan sosial, masyarakat, dan agama.
Dalam sebuah Jurnal kesehatan Universitas Padjajaran, kesehatan mental
merupakan suatu hal yang penting bagi diri seseorang, sama sepertinya kesehatan
fisik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mental memiliki korelasi
dengan kesehatan fisik, dimana pada individu yang menderita sakit fisik menunjukkan
adanya masalah mental hingga gangguan mental. Sebaliknya individu yang
mengalami gangguan fisik juga menunjukkan adanya gangguan fisik. Sebab inilah
yang melatarbelakangi kami membuat makalah “Kesehatan Mental”. Sebagai tugas
kelompok mata kuliah kesehatan mental agar para pembaca nantinya bisa mengetahui
kesehatan mental dan ruang lingkupnya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu kesehatan mental?
b. Apa saja ruang lingkup kesehatan mental?
c. Apa saja yang menjadi tujuan dari kesehatan mental?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui kesehatan mental
b. Mengetahui ruang lingkup kesehatan mental
c. Mengetahui tujuan kesehatan mental

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Mental


The Shorter Oxford Dictionary (Clarendon Press 1987) mendefinisikan
‘kesehatan’ sebagai berikut :
1. Tingkat Kesehatan tubuh : kondisi dimana fungsi tubuh sebagaimana mestinya
hilang (tidak berfungsi).
2. Kondisi umum tubuh, biasanya memenuhi syarat baik ataupun buruk.
3. Penyembuhan, menyembuhkan (1555).
4. Spiritual, moral atau kesehatan mental, keselamatan.
5. Kesejahteraan, keselamatan, pembebasan dari penyakit (1611).
6. Sebuah keinginan untuk kebaikan kehidupan seseorang (1596).

Dengan demikian, kita melihat 'kesehatan' sebagai suatu proses, yang menjadi
aspek positif maupun aspek negatif, seperti baik atau buruk pada kondisi kesehatan.
Berkaitan dengan definisi 'mental', The Shorter Oxford Dictionary mengatakan:

1. Berkaitan dengan pikiran.


2. Dilakukan pada atau dilakukan oleh pikiran (1526).
3. Berkaitan dengan fenomena pikiran (1820).
4. Berkaitan dengan, atau ditandai dengan, sebuah pikiran yang teratur.
5. Aritmatika, seni melakukan operasi aritmatika dalam pikiran.
6. Ilmu pengetahuan tentang mental (1860).

Secara individual, seseorang dikatakan sehat secara mental apabila terhindar


dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
(psychose). Adapun secara lebih luas kesehatan mental diartikan sebagai kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan
masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Dengan demikian, seseorang dikatakan
sehat secara mental bukan berarti baik dan sehat hanya bagi dirinya sendiri saja
melainkan juga tercipta keadaan di mana seseorang dapat menangani stress pada
dirinya dan kemudian dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap lingkungan
sekitarnya dan dapat juga bekerja secara produktif.

6
Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sama
halnya seperti kesehatan fisik pada umumnya. Dengan sehatnya mental seseorang
maka aspek kehidupan yang lain dalam dirinya akan bekerja secara lebih maksimal.
Kondisi mental yang sehat tidak dapat terlepas dari kondisi kesehatan fisik yang baik.
Definisi kesehatan mental menurut WHO adalah kondisi kesejahteraan (well-being)
seorang individu yang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan
kontribusi kepada komunitasnya.

M. Jahoda, seorang pelopor gerakan kesehatan mental, memberi definisi


kesehatan mental sebagai berikut: “kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang
berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi
masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika berhadapan dengan
kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan maupun keadaan
diri sendiri.” Definisi ini mengandung istilah-istilah yang pengertiannya perlu
dipahami secara jelas yaitu penyesuaian diri yang aktif, stabilitas diri, penilaian nyata
dan objektif tentang kehidupan dan keadaan diri sendiri. Semua istilah tersebut dapat
terwujud apabila tercipta keseimbangan diri dalam memandang keberadaan diri dan
juga lingkungan sosial di sekitarnya. Kesehatan mental seseorang sangat erat
kaitannya dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat seseorang hidup,
masalahmasalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian
sosialnya.

Berdasarkan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, Kesehatan


jiwa didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya
B. Ruang Lingkup Kesehatan Mental
Berdasarkan sasarannya, ruang lingkup kesehatan mental terbagi menjadi 4,
yaitu:
1. Masyarakat umum, sebagai fungsi: prevensi primer & promosi kesehatan mental.
Promosi kesehatan mental yaitu usaha-usaha peningkatan kesehatan mental yang
bersifat kualitatif, kontinum, dan dapat ditingkatkan sampai batas optimal.
Sedangkan prevensi primer adalah usaha kesehatan mental untuk mencegah

7
timbulnya gangguan dan sakit mental sebagai proteksi terhadap kesehatan mental
masyarakat.
2. Masyarakat kelompok resiko tinggi, sebagai fungsi: intervensi kelompok resiko
(high-risk intervention)
3. Kelompok yang mengalami gangguan, sebagai fungsi: prevensi sekunder
(screening) dan prompt- treatment. Prevensi sekunder adalah usaha kesehatan
mental menemukan kasus dini dan penyembuhan secara tepat terhadap gangguan
dan sakit mental untuk mengurangi durasi gangguan dan mencegah cacat pada
orang dan masyarakat.
4. Kelompok yang pernah mengalami gangguan/ memiliki hendaya, sebagai fungsi:
prevensi tersier (rehabilitasi & relapse prevention). Prevensi tersier merupakan
usaha rehabilitasi awal yang dapat dilakukan terhadap orang yang mengalami
gangguan dan kesehatan mental untuk mencegah disabilitas & jangan sampai
mengalami cacat /kecacatan menetap (Caplan,1963, Parlmutter,1982).

Berdasarkan tujuannya, ruang lingkup kesehatan mental terbagi menjadi 5,


yaitu:

1. Memahami makna sehat mental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya


2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan
mental
3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan
mental masyarakat
4. Memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya dalam
upaya penanganan kesehatan mental masyarakat
5. Meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi timbulnya gangguan mental.
C. Tujuan Kesehatan Mental
Siti Sundari menjelaskan bahwa tujuan kesehatan mental meliputi
1. Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan yang sehat
2. Mengusahakan pencegahan terhadap timbulnya sebab-sebab gangguan metal dan
penyakit mental
3. Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam ganguan mental
dan penyakit mental.

8
Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap ganguan dan penyakit
mental. Tujuan ini akan tercapai, bila cara-cara menangani dilakukan kerja sama
antara ahli yang berwenang serta kesadaran dan kesediaan masyarakat umumnya.
Usaha mencapai tujuan dilakukan secara terencana, tergantung keadaan individu-
individu yang ditangani.

Dari uraian mengenai tujuan kesehatan mental di atas, dapat disimpulkan


bahwa tujuan kesehatan mental yaitu membangun jiwa untuk lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT, mewujudkan diri menjadi Insan kamil, menuntun diri agar
terhindar dari gangguan jiwa dan penyakit kejiwaan, oleh karena itu agar terhindar
dari hal yang akan merusak diri, maka dekatkanlah diri kepada Allah SWT.

Agar tercapainya tujuan kesehatan mental sebagaimana yang telah diuraikan di


atas ada beberapa usaha yang mesti dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Usaha prefentif atau usaha mengadakan pencegahan adalah mengurangi bahkan


meniadakan sebab-sebab gangguan dan penyakit mental.
2. Usaha korektif adalah usaha perbaikan, pengambalian keseimbangan terhadap
gangguan mental maupun penyakit mental melalui terapi.
3. Usaha preserfatif adalah suatu usaha pemeliharaan, penjagaan agar tetap baik
keadaan yang sudah seimbang atau keadaan sehat.

Usaha tersebut dapat dilakukan secara serentak maupun sendirisendiri. Setelah


tujuan dan langkah-langkah dipahami dan dilaksanakan dapat dipetik manfaatnya
dalam hidup-hidup sehari. Ilmu pengetahuan kesehatan mental dapat mewujudkan
pemeliharaan bersama, saling mengerti (understanding) baik terhadap keseimbangan
mental masing-masing dan mencapai kehidupan yang tenteram bersama15).
Berdasarkan penjelasan di atas terkait dengan usaha-usaha atau langkah-langkah
mengobati yang dapat dicapai untuk mewujudkan tujuan kesehatan mental adalah
dengan cara melakukan pencegahan agar terhindar dari gangguan-gangguan kejiwaan
dan penyakit jiwa, serta mencegah berkembangnya penyakit tersebut dengan cara
mengobatinya baik secara medis maupun terapis

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia
tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaian diri
dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki secara harmonis dan seimbang. Kesehatan mental yang tidak stabil atau
terganggu kesehatan mentalnya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan spiritualitas
pasien. Dengan kesembuhan fisik pasien terhambat dan kesehatan rohani pasien
terganggu. Pasien kemoterapi dengan kesehatan mental yang tidak stabil atau
terganggu kesehatan mentalnya memiliki kebutuhan spiritual yang dapat dipenuhi
dengan menggunakan pendekatan mental dan agama/ psikoreligius. Kebutuhan
spiritual pasien dengan bimbingan ibadah shalat terdiri dari beberapa dimensi yaitu
dimensi makna, harapan, keterkaitan dengan Tuhan melalui peribadatan,
pengampunan, dan transendensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adisty,Budhi,dkk. 2015. “Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Pengetahuan dan


Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Kesehatann Mental)”. Prosiding KS:
Riset & PKM Vol. 2 No. 2.

Dewi, Kartika Sari. 2012. “Buku Ajar Kesehatan Mental”. UPT UNDIP Press : Semarang.

Dumilah,Misnaniarti,dkk. 2018. “Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat di


Indonesia dan Strategi Penanggulangannya”. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 9
No. 2.

Wismani, Adisty dkk. 2014. “Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Pengetahuan dan
Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Mental)”. Volume 2 ISSN: 2442-4480.
Universitas Padjajaran: Prosiding KS, Riset dan PKM.

Sari D, Dewi. 2012. “Kesehatan Mental”. Semarang: UPT UNDIP Press.

11

Anda mungkin juga menyukai