Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK 1

MK. KESEHATAN MENTAL


PRODI S1 BIMBINGAN DAN KONSEING

“ Konsep Dasar Kesehatan mental,Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental,serta


Teori dan Pendapat Para Ahli”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

AIDA ARIFAH NUR : 1201151017


DITA ANGGI DAMANIK : 1202451001
HADFINA JAFNI : 1202151007

MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL

DOSEN PENGAMPU : NANI BARORAH NASUTION, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas Kuasa-Nya, kami
dapat menyelesaikan Tugas penyusunan makalah yang berjudul “ Konsep Dasar
Kesehatan mental,Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental,serta Teori dan
Pendapat Para Ahli” sebagai salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Mental ini dengan
tepat waktu meskipun msih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Dan kami juga
berterimakasi kepada ibu dosen NANI BARORAH NASUTION, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
mata kuliah Kesehatan Mental memberikan tugas ini..

Dalam Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, baik dari isi, sistematika maupun yang lainnya.
Oleh karena itu, kami menunggu kritikan yang bersifat konstruktif dari pembaca demi
perbaikan kualitas makalah ini.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenaan.

Dalam penulisan makalah ini kami juga menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini,khususnya kepada ibu dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kai,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya

Medan, 14 Februari 2022

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I (PENDAHULUAN) ..................................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................

BAB II (PEMBAHASAN) ...................................................................................

A. KONSEP DASAR KESEHATAN MENTAL ........................................


B. SEJARAH KESEHATAN MENTAL .....................................................
C. TEORI SINGKAT DAN PENDAPAT PARA AHLI ...........................

BAB III (PENUTUP) ..........................................................................................

A. KESIMPULAN .........................................................................................
B. SARAN ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan


dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut
dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka
panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental.
Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan
dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan
bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif
(OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap
tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

Kesehatan mental merupakan hal penting yang perlu dijaga. Ini tidak hanya berlaku pada
orang dewasa yang sedang produktif, anak-anak, remaja, bahkan orang lanjut usia pun
harus peka dan sadar terhadap kesehatan mental.

Orang dengan kesehatan mental yang prima dapat beraktivitas secara produktif dan
menggunakan potensi yang dimilikinya dengan maksimal. Mereka juga akan
mampu berpikir secara positif dan jernih ketika dihadapkan dengan berbagai persoalan.
Hal ini akan menuntun dirinya untuk menjadi lebih baik dalam menyikapi masalah.

Mental yang sehat juga baik untuk kehidupan sosial. Orang dengan mental yang sehat
akan dapat berkomunikasi lebih baik, mudah bergaul, dan memiliki pertemanan yang
sehat. Bahkan, mereka juga lebih mampu memberikan kontribusi yang baik pada
komunitas atau orang-orang di sekitarnya.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kta bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Konsep dasar Kesehatan Mental?
2. Bagaimana Sejarah dan perkembangan Kesehatan Mental?
3. Bagaimana Teori dari para ahli tentang Kesehatan Mental?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Konsep dasar Kesehatan Mental?
2. Untuk mengetahui Sejarah dan perkembangan Kesehatan Mental?
3. Untuk mengetahui Teori singkat dari para ahli tentang Kesehatan Mental?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kesehatan Mental

1. Pengertian Kesehatan dan Sakit


WHO (2015) menyatakan bahwa "Health is a state of complete physical,
mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".
Arti kesehatan menurut para pakar kesehatan yaitu suatu situasi dan kondisi
sejahtera dimana tubuh manusia, jiwa, serta sosial yang sangat memungkinkan
tiap-tiap orang hidup produktif dengan cara sosial dan juga ekonomis.
Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya
menderita suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat
subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang
bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan
(unfeeling well), lemah (weakness), pusing (dizziness), kaku dan mati rasa
(numbness).

2. Pengertian Kesehatan Mental dan Pengaruh Budaya

Haryawan (2008) berpendapat bahwa budaya adalah suatu hasil


dari budi daya, cipta, karya, karsa, dan adat istiadat manusia yang secara
sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradap.
Secara umum suatu tradisi atau kebiasaan yang dibentuk dari cara
pandang seseorang, sekelompok orang maupun masyarakat, bahkan suatu
negara yang kemudian budaya tersebut diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
Kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi
yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan

6
atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki
kebahagiaan dalam hidup (Pieper dan Uden, 2006).
Menurut Notosoedirdjo & Latipun terdapat beberapa pengertian
kesehatan mental, yaitu: (a) karena tidak sakit, (b) tidak jatuh sakit akibat
stressor, (3) sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungannya, dan (4) tumbuh dan berkembang secara positif.
a. Sehat Mental Karena Tidak Mengalami Gangguan Mental
Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit
jiwa atau terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Pengertian ini
bersifat dikotomis, bahwa orang yang berada dalam keadaan sakit
atau sehat sehat psikisnya. Sehat jika tidak terdapat sedikitpun
gangguan psikis dan jika ada gangguan psikis 12 makan
diklasifikasikan sebagai orang sakit. Dengan kata lain sehat dan
sakit mental itu bersifat nominal yang dapat dibedakan kelompok-
kelompoknya. Sehat dengan pengertian “terbebas dari gangguan”,
berarti jika ada gangguan sekalipun sedikit adanya, seseorang itu di
anggap tidak sehat.
b. Sehat Mental Jika Sejalan Dengan Kapasitasnya dan Selaras dengan
Lingkungannya.
Individu yang sehat mentalnya jika terbebas dari gejala psikiatris
dan individu tersebut berfungsi secara optimal dalam lingkungan
sosialnya. Seseorang yang dikatakan sehat mental jika sesuai
dengan kapasitasnya diri sendiri, dapat hidup tepat yang selaras
dengan lingkungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana kepribadian,
emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi
secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan
stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya,
menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri,
menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial

7
dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan
matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau
kelemahannya, kemmpuan menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta
memiliki kebahagiaan dalm hidupnya.
c. Sehat Mental Karena Tumbuh dan Kembang Secara Positif
Kesehatan mental merupakan orang yang terus menerus tumbuh,
berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung
jawab, menemukan penyesuaian dalam berpatisipasi memelihara
aturan sosial dan tindakan dalam budayanya (Notosoedirjo, 2007)

3. Manifestasi Mental Yang Sehat


Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan
Mittlemenn adalah sebagai berikut:
a) Adequate of security (rasa aman yang memadai). Perasaan merasa aman
dalam hubungan dengan pekerjaan , sosial, dan keluarganya.
b) Adequate self-evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),
yang mencangkup :
(a) harga diri yang memadai, yaitu merasa ada nilai yang sebanding pada dri
sendiri dan prestasinya,
(b) memiliki perasaan berguna akan diri sendiri , yaitu perasaan yang secara
moral masuk akal, dengan perasaan tidak diganggu oleh rasa bersalah yang
berlebihan, dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial dan
personal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada
sepanjang kehidupan di masyarakat.
c) Adequate spontanity and emonationality (memiliki spontanitas dan perasaan
yang memadai , dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuan
membentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubungan
persahabatan dan cinta, kemampuan memberi ekspresi yang cukup pada
ketidaksukaan tanpa kehilangan kontrol, kemampuan memahami dan

8
membagi rasa kepada orang lain , kemampuan menyenangi diri sendiri dan
tertawa.
d) Efficient contact with reality (mempunyai kontak yang efisien dengan
realitas) kontak ini sedikitnya mencangkup tiga apek, yaitu dunia fisik,
sosial, dan diri sendiri atau internal. Hal ini ditandai
(a) tidak adanya fantasi yang berlebihan,
(b) mempunyai pandangan yang realistis dan pandangan yang luas terhadap
dunia, yang disertai dengn kemampuan menghadapi kesulitan hidup sehari-
hai, misalnya sakit dan kegagalan dan
(c) kemampuan untuk berubah jika situasi ekternal tidak dapat dimodifikasi
dan dapat bekerjasama tanpa merasa tertekan. .
e) Adequate self-knowledge (mempunyai kemampuan pengetahuan yang
wajar). Termasuk di dalamnya
(a) cukup mengetahui tentang motif, keinginan, tujuan, ambisi, hambatan,
kompetensi, pembelaan, dan perasaan rendah diri,
(b) penilaian yang realistis terhadap diri sendiri baik kelebihan maupun
kekurangan. .
f) Ability to learn from experience (kemampuan untuk belajar dari
penglaman). Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri.
Bertambahnya pengetahuan, kemahiran, dan keterampilan mengrjakan
sesuatu berdasarkan hasil pembelajaran dan pengalamannya.

4. Macam Macam Masalah Kesehatan Mental yang Sering Ditemui

Kesehatan Mental ada berbagai macam dan masing-masing jenis kesehatan mental
memiliki tanda dan gejala yang berbeda. Berikut ini adalah macam-macam
masalah kesehatan mental yang cukup sering terjadi:

 Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan terdiri dari gangguan kecemasan umum, gangguan


kecemasan sosial, fobia, dan panik. Gangguan kecemasan merupakan gangguan

9
kejiwaan yang membuat penderitanya merasa cemas dan gelisah, serta sulit
mengendalikan perasaan tersebut.

Ketika mengalami gangguan kecemasan, seseorang bisa merasakan gejala berupa


banyak berkeringat, detak jantung yang cepat atau dada berdebar, merasa pusing,
susah berkonsentrasi, sulit tidur, serta merasa cemas dan khawatir hingga sulit
menjalani aktivitas sehari-hari.

 Gangguan kepribadian

Seseorang dengan gangguan kepribadian cenderung memiliki pola pikir, perasaan,


atau perilaku yang berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Jenis
gangguan kepribadian terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

1) Tipe eksentrik, seperti gangguan kepribadian paranoid, skizoid, skizotipal,


dan antisosial
2) Tipe dramatis atau emosional, seperti gangguan kepribadian narsistik,
histrionik, dan ambang (borderline)
3) Tipe cemas dan takut, seperti gangguan kepribadian obsesif kompulsif,
menghindar (avoidant), dan ketergantungan (dependen)

 Gangguan psikotik

Gangguan psikotik merupakan gangguan jiwa parah yang menyebabkan


munculnya pemikiran dan persepsi yang tidak normal, misalnya
penyakit skizofrenia.

Orang yang mengalami gangguan psikotik akan mengalami halusinasi,


mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi, dan bahkan mendengar,
melihat, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.

 Gangguan suasana hati

10
Perubahan mood yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal terjadi,
apalagi jika memang ada faktor pencetusnya, misalnya stres, kelelahan, atau
tekanan batin.

Namun, orang yang menderita gangguan suasana hati bisa mengalami perubahan
mood atau suasana hati yang ekstrem dan dalam waktu cepat. Misalnya, dari
mood yang stabil, tiba-tiba sedih, lalu sangat bahagia dan bersemangat dalam
waktu yang cepat.

Jenis gangguan jiwa yang membuat suasana hati cepat berubah meliputi
depresi, gangguan bipolar, dan gangguan siklotimik.

 Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan

Orang dengan gangguan pengendalian impuls tidak dapat menahan dorongan


untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang
lain, misalnya berjudi, mencuri (kleptomania), dan menyulut api (piromania).

Sedangkan gangguan perilaku adiksi atau kecanduan biasanya disebabkan oleh


penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang atau narkoba. Tak hanya itu,
seseorang juga bisa kecanduan aktivitas tertentu, seperti seks, masturbasi, atau
berbelanja.

 Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Gangguan jiwa yang satu ini ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang
tidak terkendali terhadap sesuatu, sehingga mendorong penderitanya untuk
melakukan suatu aktivitas secara berulang-ulang.

Orang yang menderita OCD bisa terobsesi dengan angka tertentu, misalnya angka
3. Hal ini akan membuatnya merasa perlu melakukan aktivitas tertentu, seperti
mencuci tangan atau mengetuk pintu sebanyak 3 kali. Jika hal tersebut tidak
dilakukan, penderita OCD akan merasa risih dan khawatir secara berlebihan.

11
 Gangguan stres pascatrauma (PTSD)

PTSD dapat berkembang setelah seseorang mengalami kejadian traumatis atau


mengerikan, seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian orang terdekat, atau
bencana alam.

Orang yang menderita PTSD biasanya akan sulit melupakan pikiran atau peristiwa
yang tidak menyenangkan tersebut.

Apa pun jenisnya, macam-macam gangguan jiwa yang dialami oleh seseorang
perlu diobati oleh psikolog atau psikiater. Apabila tidak ditangani dengan baik,
gangguan jiwa yang dialami bisa semakin parah dan berpotensi membuat mereka
menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.

B. Sejarah Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan salah satu kajian dalam ilmu kejiwaan yang sudah
dikenal sejak abad 19, seperti di Jerman tahun 1875 M. Kesehatan mental sebagai suatu
kajian ilmu jiwa walaupun dalam bentuk sederhana. Pada pertengahan abad ke-20 kajian
mengenai kesehatan mental sudah jauh berkembang dan maju dengan pesat sejalan
dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern (Ramayulis 2002). Ia merupakan suatu ilmu
yang praktis dan banyak dipraktikkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam
bentuk bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di semua aspek kehidupan individu,
misalnya dalam sebuah rumah tangga, sekolah sekolah, lembaga lembaga, pendidikan
dan dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat misalnya, berkembang nya klinik klinik
kejiwaan dan munculnya lembaga lembaga pendidikan kesehatan mental. Semuanya ini
dapat menjadi pertanda bagi perkembangan dan kemajuan ilmu kesehatan mental
(Ramayulis 2002).

Pada awalnya, kesehatan mental hanya terbatas pada individu yang mempunyai
gangguan kejiwaan dan tidak diperuntukkan bagi setiap individu pada umumnya. Namun,
pandangan tersebut bergeser sehingga kesehatan mental tidak terbatas pada individu yang
memiliki gangguan kejiwaan tetapi juga diperuntukkan bagi individu yang Mentalnya
sehat yakni bagaimana individu tersebut mampu mengeksplor dirinya sendiri kaitannya

12
dengan bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berikut akan diperb
dipaparkan mengenai sejarah kesehatan mental yang dibagi atas Zaman Pra-Ilmiah dan
Zaman Modern.

a) Zaman Pra Ilmiah


1. Animisme
Gangguan mental sudah muncul sejak jaman dulu. Dalam konsep Primitif, yakni
kepercayaan terhadap hama Nisma bahwa dunia terlalu diawasi, dikuasai dan
dikendalikan oleh roh roh atau dewa dewa. pada faham Anna semua ini, orang orang
percaya bahwa angin yang bertiuo, ombak ombak yang bergulung, batu yang
berguling dan pohon yang bertumbuh karena adanya pengaruh atau dewa yang
tinggal pada benda benda tersebut.

Kepercayan orang orang Yunani kuno mengenai orang orang yang mengalami
gangguan mental adalah karena dewa marah kepada orang tersebut dan membawa
pergi jiwanya. Disisi lain, mereka juga percaya bahwa orang yang mengalami
gangguan mental adalah karena kehendak roh roh yang merasuki tubuh mereka dan
mengganggu jiwa mereka. Sehingga mereka membuat sesaji dan mengadakan pesta
dengan mantra dan Kurban, sebagai usaha untuk menghindari kemarahan dewa
sekaligus sebagai persembahan untuk mereka yakini dengan persembahan tersebut
dapat menyembuhkan gangguan mental.

2. Naturalisme
Kepercayan animisme mengalami perubahan pada zaman Hipocrate ( 460-367). Ia
beserta para pengikutnya mengembangkan pendekatan “ Naturalisme”, Yang
merupakan pandangan Revolusioner dalam pengobatan termasuk kejiwaan.
Naturalisme adalah suatu aliran yang memandang bahwa gangguan fisik dan mental
merupakan akibat dari alam, dan bukan merupakan pengaruh roh, dewa, setan atau
hantu yang menyebabkan seorang sakit.

Hipocrates mengatakan bahwa “Jika seorang memotong batu kepala, maka akan
ditemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Namun tidak akan melihat roh,
dewa, atau hantu yang melukai badan orang itu“(Yusuf 2011). selanjutnya, seorang
Tabib bedah hewan bernama Galen mengembangkan ide “Naturalistik” tersebut.

13
Perkembangan selanjutnya, di kalangan Kristen tidak lagi menggunakan pendekatan
naturalistik. Philipe Pinel (1745-1826) Yang merupakan seorang dokter Perancis
menggunakan filsafat politik dan sosial yang baru dalam memecahkan masalah
gangguan mental yang merupakan kepala rumah sakit di Bicetre Paris, di mana pasien
dengan gangguan mental di rumah sakit ini, di lantai selama bertahun tahun lamanya
bahkan ada yang selama 20 tahun atau lebih. Pasien dengan gangguan mental di lantai
dengan alasan mereka dianggap berbahaya jika berkeliaran bebas dan bisa melukai
orang lain dan dirinya sendiri.

Melalui metode “rantai” itu, banyak diantara mereka yang berhasil, yaitu mereka
tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai orang lain atau dirinya sendiri.
Diikat dan di lantai merupakan metode populer di tahun tersebut, karena ada beberapa
pasien yang terbukti tidak menyakiti orang lain dan dirinya sendiri setelah mereka di
lantai bertahun tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa metode di lantai efektif
untuk diterapkan pada pasien yang memiliki gangguan mental.

b) Zaman Modern
Pada tahun 1783 terjadi perubahan yang luar biasa dalam sikap dan cara
pengobatan terhadap orang yang memiliki gangguan mental. Perubahan tersebut
bergeser dari faham Animisme (irrational) dan tradisional ke arah sikap dan
pengobatan ilmiah ( rasional) pengobatan ilmiah terhadap gangguan mental terjadi
saat berkembang nya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika.

Pada saat itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi staf medis di rumah sakit
Pensylvania, dengan 24 Ciyan dianggap “lunatics” yakni orang mengalami gangguan
atau orang gila atau sakit ingatan. Ia melakukan usaha dalam memahami orang orang
yang menderita gangguan mental dengan cara menulis artikel, koran, cerama dan
pertemuan lainnya yang pembahasan nya tentang gangguan mental.

Usaha yang dilakukan membuahkan hasil, setelah 13 tahun dibangun rumah sakit
yakni pada tahun 1796 yang dikhususkan bagi penderita gangguan mental. Ruangan
untuk pasien gangguan mental dipisah antara pasien laki laki dan wanita.

14
Rush memberikan pengobatan kepada pasien gangguan mental, secara ber
Kesinambungan dengan cara memberikan motivasi (dorongan) agar untuk bekerja,
rekreasi, mencari kesenangan, serta melakukan aktivitas aktivitas lainnya sehingga
pasien memiliki kegiatan aktif dalam Kesehariannya.

usaha pengobatan terhadap pasien penderita gangguan mental tersebut merupakan


perkembangan dan masa transisi dari pengobatan selama ini kurang manusiawi,
seperti pasien pasien di kurung dalam ruangan tertutup, pengap, kurang udara karena
kurangnya alat ventilasi, dan sesekali mereka diguyur dengan air.

Pengobatan yang lebih baik dilakukan Rush merupakan bagian dari


perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri yang selanjutnya memberikan
pengaruh lahirnya kesehatan mental yang berkembang menjadi suatu ke ilmu
pengetahuan dengan beberapa gerakan gerakan yang terorganisir.

kesehatan mental, dalam perkembangan dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan


inspirasi dari tokoh Perintis nya yaitu Dorothe Lynde Dix dan Clifford Whittingham
Beers. Kedua tokoh itu lebih menekankan pada pencegahan gangguan mental dan
pertolongan yang diperuntukkan bagi orang orang lemah dan miskin.

Lahir pada tahun 1802 dan meninggal pada tahun 17 Juli 1887, Dorothe Lynde
Dix merupakan seorang guru sekolah di Massachusets. Ia menaruh perhatian pada
orang orang yang mengalami gangguan mental. Sebagai seorang Perintis (pioneer), ia
memberikan pengobatan terhadap orang dengan gangguan mental secara lebih
manusiawi. Perjuangan untuk mengobati orang orang yang memiliki gangguan jiwa,
ia melakukan selama 40 tahun.

Pada awalnya, usaha Dix pertama kali diarahkan bagi para pasien gangguan
mental di rumah sakit, kemudian berlanjut pada orang-orang yang mengalami
gangguan mental yang dikurung di rumah-rumah penjara, Usaha yang ia lakukan
telah menggugah kesadaran masyarakat untuk memperhatikan kebutuhan para
penderita gangguan mental, Schingga pada saat itu didirikan 32 rumah sakit jiwa di
Amerika Serikat, dan Dix sebagai salah satu pendirinya layak mendapat pujian

15
sebagai wanita berjasa besar pada abad 19 atas usaha-usaha tak kenal lelah yang telah
dilakukannya.

Gerakan-gerakan dalam keschatan mental secara formal mulai muncul pada tahun
1909, Dalam dekade 1900-1909 beberapa organisasi berkaitan dengan kesehatan
mental yang telah didirikan, misalnya American Social Hygiene Association (ASHA),
dan American Federation for Sex Hygiene.

Perkembangan Gerakan gerakan dalam bidang kesehatan, mental, tak terlepas dari
jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Pengalamannya yang luas dalam
bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang manusiawi
sehingga Ia dinobat sebagai “The Founder of the Mental Hygiene Movement’

Pengalaman Beers sebagai pasien di beberapa rumah sakit jiwa yang berbeda,
menjadikan ia semaki mendedikasikan dirinya dalam bidang Kesehatan mental.
Selama di rumah sakit, ia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang kurang
manusiawi (keras dan kasar), karena pada saat itu belum adaperhatian terhadap
masalah gangguan mental serta penanganannya,

Selama 2 tahun mendapatkan perawatan di rumah sakit, Beers mulai memperbaiki


diri dan mulai_mengembangkan gagasannya pada tahun terakhir saat ia menjadi
pasien. Gagasan yang dicetuskannya yaitu mengenai gerakan untuk melindungi
orangorang yang mengalami gangguan mental (insane/ orang gila). Setelah ia sembuh
dari gangguan mental dan_menjalani kehidupan normal, pada tahun 1908. Ia
menindaklanjuti gagasannya dan mempublikasikanautobiografinya dengan judul
“Mind That Found It Self” sebagai orang yang pernah menderita gangguan mental,
yang kemudian buku tersebut mendapat sambutan baik dari William James, seorang
pakar psikologi.

Beers dalam bukunya yang terbit pada tahun 1908, memberikan tanggapan dan
koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan (éreathmend) yang diberikan kepada
para pasien di rumah sakit-rumah sakit yang dianggap kurang manusiawi, Ia meyakini
bahwa gangguan mental dapat dicegah dan dapat pula disembuhkan, Sehingga ia
mereformasi Iembaga-lembaga yang memberikan perawatan pada orang- orang yang

16
menderita gangguan mental. keempat, mengembangkan praktik-praktik dalam
pencegahan gangguan mental.

Gagasan Beers dalam programnya tersebut_mendapat respon positif dari para


pakar seperti pakar psikologi yakni William James dan pakar psikiatri yakni Adolf
Meyer. Adolf Meyer menyarankan agar gerakan dari program tersebut dengan nama
“Mental Hygiene”.

Gagasan Beers dalam terbitan bukunya tersebut memunculkan organisasi


pertama yaitu Connecticut Society for Mental Hygiene. Kemudian pada tanggal 19
Februari 1909 yakni tepat setelah satu tahun organisasi pertama didirikan, didirikan
pula National Committee for Mental Hygiene, dengan Beers sebagai sekretaris dalam
organisasi tersebut. Organisasi National Committee for Mental Hygiene bertujuan
untuk beberapa hal. Pertama, melindungi keschatan mental masyarakat. Kedua,
menyusun standar perawatan bagi orang yang memiliki gangguan mental. Ketiga,
meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya serta aspek
yang berkaitan dengan gangguan mental. Keempat, memperluas pengetahuan
mengenai kasus-kasus gangguan mental yang dialami oleh orang yang terganggu
mentalnya, Kelima, mengkoordinir Lembaga lembaga perawatan gangguan mental

Menurut Deutsch, perkembangan gerakan kesehatan mental pada pasca-


Perang Dunia I memfokuskan bantuan bagi orang yang mengalami masalah serius
“war neurosis”. Setelah perang dunia berakhir, gerakan “mental hygiene” semakin
berkembang pesat serta lingkup cakupannya semakin luas dalam berbagai bidang,
misalnya kesehatan masyarakat, pendidikan, industri, pengobatan umum, kerja sosial,
kriminologi, dan bidang-bidang lainnya.

Legalitas hukum gerakan mental hygiene yakni pada tanggal 03 Juli 1946, saat
Presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act. Naskah
tersebut merupakan blueprint yang komprehensif mengenai program jangka panjang
yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan kualitas kesehatan mentalya, Tujuan dalam naskah The National
Mental Health Act meliputi beberapa hal, Pertama, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat

17
Amerika Serikat melalui beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti
penclitian, investigasi, eksperimen, pemaparan kasus-kasus, diagnosis sampai kepada
perawatan dan pengobatannya. Kedua, membantu lembaga-lembaga pemerintah dan
swasta yang melakukan penelitian tentang Kesehatan mental dalam melakukan
kegiatan serta aplikasi dari hasil penelitian mereka, Ketiga, memberikan pelatihan
kepada para personel tentang keschatan mental. Keempat, membantu negara dalam
menerapkan dan mengembangkan berbagai metode pencegahan, diagnosis,
perawatan, dan pengobatan pada pasien yang mengalami gangguan mental

Program tersebut merupakan aksi yang luar biasa, yang selanjutnya dihibahkan
dana yang cukup besar pada National Institute of Mental Health yaitu sebesar
$7.500.000 untuk melengkapi fasilitas rumah sakit termasuk gedung dan
perlengkapan laboratorium. National Institute of Mental Health juga menjadi lembaga
Pusat Penelitian Klinis (Clinical Research Centre) yang berfungsi sebagai pusat
penelitian dan investigasi berkaitan dengan masalah-masalah mental. Selang tiga
tahun semenjak beroperasinya program tersebut, dihibahkan lagi dana bantuan
sebesar $5.5700.000 untuk program pendidikan sarjana dan pascasarjana; serta
$1..377.862 untuk dana penelitian yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Organisasi Mental Hygiene mengalami perkembangan terus-menerus secara


signifikan. Pada tahun 1950 didirikan National Associatiom for Mental Health yang
bekerjasama dengan organisasi swadaya masyarakat lainnya yakni National
Committee for Mental Hygiene. National Mental Health Foundation, dan Psychiatrie
Foundation.

Perkembangan gerakan Mental Hygiene sangat pesat. Hal tersebut ditunjukkan


dengan terdapatnya lebih dari seribu gerakan-gerakan kesehatan mental di Amerika
Serikat pada tahun 1975. Pada belahan dunia lainnya, kesejahteraan mental terus
digalakkan oleh The World Federation for Mental Health dan The World Health
Organization yang merupakan gerakan

terkait kesehatan mental.

18
C). TEORI SINGKAT DAN PENDAPAT PARA AHLI

a). Konsep Sehat Mental Menurut Behavioristik

1. Behaviorisme

Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tokoh
utama aliran ini ialah J.B. Watson. Watson sebenarnya mula-mula belajar filsafat,
tetapi kemudian pindah ke dalam lapangan psikologi. Sejak tahun 1912 watson
telah menjadi terkenal karena penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses
belajar pada hewan. Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan
pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik
dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau penbiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system
kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum.
Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu
organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak
spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur
panas.Psikologi behavioristik menganggap perilaku manusia karena hasil dari
belajar selama hidupnya. Perilaku yang mencerminkan mental yang sehat menurut
behavioristik adalah jika ia dapat mengaplikasikan pengalamannya dalam
menghadapi masalah yang ia hadapi dengan baik. Tapi jika manusia itu tidak dapat
menggunakan hasil belajarnya dengan baik dan justru semakin terjerumus dalam
masalah lalu menimbulkan perilaku atau pikiran yang tidak sesuai serta
keputusasaan maka orang itu tersebut dianggap terganggu kesehatan mentalnya.
Manusia juga belajar melalui lingkungan sekitarnya jika ia belajar dengan orang

19
yang salah dan lingkungan yang salah maka akan menghasilkan perilaku yang
salah juga.

2. Kepribadian Sehat Menurut Behavioristik


 Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
 Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
 Mementingkan faktor lingkungan
 Menekankan pada faktor bagian
 Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan
metode obyektif.
 Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu

Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang


memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan
manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.

3. Prinsip Dasar Behaviorisme

Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai


perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak.

 Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah
pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
 Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah
satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
 Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini
dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang
lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme
juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan
faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap
terjadi.
 Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol
dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.

20
 Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi
behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang
lebih belakangan.

Behavioristik di pengaruhi oleh stimulus-respon. Maksudnya adalah


pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin
kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif
dan penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat
meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan
negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.

b). KESEHATAN MENTAL (Kepribadian Sehat Menurut Humanistik)

Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi,


kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi
dari berbagai orang dalam berbagai keadaan sedangkan Sehat merupakan bagian
dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari
Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga
sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan
hal tersebut. Memiliki kepribadian yang sehat merupakan harapan dan keinginan
banyak orang. Dengan mempunyai kepribadian yang sehat kita dapat melakukan
banyak aktifitas serta kegiatan positif dalam kehidupan kita.

Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun
1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog
terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk


mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja
mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan
memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar
sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.

21
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif
buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap
individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk
menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik
menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak
memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis,
dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui
kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan
penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas,
memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya
menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam
mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan
dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian
pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi pencari
makna kehidupan. Aliran ini menganggap setiap orang memiliki kemampuan
untuk lebih baik, memiliki pandangan yang optimistic dan berharap lebih baik.

Individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri,


menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor
menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,


penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need
for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2: yaitu conditional positive regard
(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

22
Aliran ini punya pandangan yang segar tentang manusia. Melihat potensi individu
untuk tumbuh dan berkeinginan menjadi yang lebih baik. Aliran ini optimistik dan
penuh harapan, percaya pada kapasitas individu untuk memperluas, memperkaya,
mengembangkan dan memenuhi diri seseorang untuk menjadi sesuai yang
diinginkannya menurut kemampuannya

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk


mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja
mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan
memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar
sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.

Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif
buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap
individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk
menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik
menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak
memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis,
dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui
kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan
penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas,
memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya
menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam
mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan
dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa Kepribadian sehat yaitu

23
kepribadian yang diharapkan oleh banyak orang. Dengan kepribadian sehat
seseorang mampu melakukan segala aktifitas serta kegiatan positive lainnya.
Kepribadian sehat menurut teori humanistik adalah dimana seseorang mampu
mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya. Ciri dari kepribadian
sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya.

c). Definisi Kesehatan Mental Perspektif Sigmund Freud (Psikoanalisis0

Freud menjadikan teori psikoanalisanya itu menjadi sebuah metode pengobatan


jiwa atau metode psikoterapi. Pada intinya, gangguan jiwa disebabkan adanya
dorongan Id, yang didominasi libido seksual, yang tidak dapat terarahkan dengan
wajar atau obyektif kemudian direpresi dalam struktur tak sadar. Selain itu
gangguan jiwa dapat disebabkan lemahnya fungsi Ego karena tidak adanya
pengarahan eksternal atau juga karena lemahnya potensi 52 internal karena faktor
hereditas. Oleh sebab itu, cara menanganinya adalah dengan membongkar alam
tak sadar dengan analisis perilaku ataupun impian – impian yang dialami. Setelah
itu membongkar faktor penyebabnya bersamaan dengan menyadarkan ego pasien.
Dengan proses itu, sebagaimana dipraktekkan Freud, gangguan jiwa akan hilang
secara otomatis. Menurut Freud, manusia dipandangnya sebagai makhluk nafsu-
nafsu yang menuntut kepuasankepuasan. Bagi Freud, agama tidak lain hanyalah
sebuah ungkapan rasa bersalah dan dosa yang menuntut pertobatan dan
pembersihan diri agar tercapai kepuasan dan ketenteraman psikis. Jadi
keberagamaan merupakan sebuah bentuk mekanisme pertahanan individu sebagai
sarana penyesuaian ego dengan dunia real agar mencapai keutuhan dan
ketenteraman pribadi. (Ramayulis, 2002: 42).

Teori psikoanalitik tentang kepribadian menyatakan bahwa setiap individu


terdapat kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan (id, ego, dan superego) yang

24
menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Freud percaya bahwa gangguan
psikologi disebabkan oleh konflik tersebut, yang bisasnya berawal pada masa
anak-anak dini, di mana individu tidak menyadarinya; impuls dari emosi yang
terlibat telah direpresi ke bawah sadar. Asumsi penting dari psikoanalisis adalah
bahwa masalah yang dialami seseorang pada saat ini tidak dapat dipecahkan
dengan baik tanpa memahami sepenuhnya dasar bawah sadarnya dalam hubungan
awal dengan orangtua dan saudara kandungnya. Tujuan psikoanalisis adalah
mengangkat konflik (emosi dan motif yang direpresi) ke kesadaran sehingga
dapat ditangani dengan cara yang lebih rasional dan realistik. (Hawari, Dadang,
1995: 98).

Menurut psikoanalisis, seseorang dinyatakan sehat mentalnya apabila ia tidak


mempunyai keluhan-keluhan tertentu seperti cemas, rendah diri, tegang dan
sebagainya, di mana semua keluhan itu menimbulkan perasaan sakit. (Ramayulis,
2002: 147). Jadi, kepribadian yang sehat menurut Freud jika individu bergerak
menurut pola perkembangan yang ilmiah, mampu mengatasi tekanan dan
kecemasan, dengan belajar, seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan
ego, tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya, serta dapat
menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan mental merupakan salah satu kajian dalam ilmu kejiwaan yang sudah
dikenal sejak abad 19, seperti di Jerman tahun 1875 M. Kesehatan mental sebagai
suatu kajian ilmu jiwa walaupun dalam bentuk sederhana. Pada pertengahan abad ke-
20 kajian mengenai kesehatan mental sudah jauh berkembang dan maju dengan pesat
sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern (Ramayulis 2002). Ia
merupakan suatu ilmu yang praktis dan banyak dipraktikkan dalam kehidupan
manusia sehari-hari, baik dalam bentuk bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
di semua aspek kehidupan individu, misalnya dalam sebuah rumah tangga, sekolah
sekolah, lembaga lembaga, pendidikan dan dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat
misalnya, berkembang nya klinik klinik kejiwaan dan munculnya lembaga lembaga
pendidikan kesehatan mental. Semuanya ini dapat menjadi pertanda bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu kesehatan mental (Ramayulis 2002).

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini msih banyak kekurangan,
kedepannya penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Oleh karna itu, penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental (Vol. 124). Duta Media Publishing.

Prismandari, Linda Niar. Gambaran Status Kesehatan Jiwa Masyarakat Pegunungan


Kabupaten Batang. Diss. Universitas Muhammadiyah Semarang, 2017.

Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.

Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar
Maju, 1989,

Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan


Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta

Sarwono,S.W.(2002).Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi.Jakarta :


Bulan Bintang.

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB314121120021.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai