Dosen pengampu :
Dra, Nurhasanah, M.Pd
MAKALAH
Mata Kuliah:
Kesehatan Mental
Oleh:
Amalia Shabrina (2006104030054) Keisya Ramadhanti Taufik (2006104030046)
Athala Rania Insra (2006104030061) Ummu Hanik Thasa (2006104030031)
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah konseling lintas
budaya yang dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis sepenuhnya
menyadari bahwa dalam menyusun makalah dengan judul “ Prinsip Kesehatan
Mental” ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dari
berbagai segi, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna dan memberi informasi serta menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.
penulis
ii
2
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia. Pendekatan psikologis sebagai upaya mencari solusi bagi aneka ragam
permasalahan yang dihadapi manusia menjadi pilihan yang bijak. Betapa tidak,
karena psikologi berfungsi sebagai alat bantu untuk menciptakan kehidupan yang
lebih sehat, damai, dan sejahtera. Ini berarti psikologi di butuhkan bagi siapa saja
manusia. Interaksi antara aspek-aspek tersebut di harapkan berada pada porsi yang
mental masyarakat. Kriteria sehat mental antara lain mampu menyesuaikan diri
skills dan aplikasinya merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengatasi
sayang dan bertambahnya jurang pemisah antara yang mempunyai dan kurang
beruntung dan akhirnya mengarah ke anarki, penyakit mental yang kronis dan
karena itu, ilmu yang mempelajari prinsip kesehatan mental menjadi semakin
dan dapat bermanfaat mencari jalan keluar atas berbagai masalah psikologis yang
Hakekat Manusia.
Lingkungan.
4
Tuhan.
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Manusia.
dengan Lingkungan.
dengan Tuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
berpandangan bahwa sehat mentalnya jika terbebas dari gangguan dan sakit
dalam merespon lingkungannya. Selain itu juga ada yang menekankan pada
Mental hygiene atau ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari
Secara epistimologi mental hygiene berasal dari kata: mental dan Hygeia.
Hygeia adalah nama dewi kesehatan yunani, dan hygiene berarti ilmu
kesehatan.sedangkan mental dari kata latin mens, mentis yang artinya : jiwa,
nyawa, sukma, roh, semangat. Maka pada intinya mental hygiene adalah ilmu
yang bertujuan :
4
5
diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan masyarakat di aman ia hidup.
Kesehatan mental tidak hanya jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat,
tetapi juga suatu keadaan yang berhubungan erat dengan seluruh eksistensi
untuk menghadapi kenyataan dan untuk berfungsi secara efektif dalam suatu
masyarakat yang dinamik. Jadi orang yang bermental sehat adalah orang yang
kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan dan hal-hal yang
menimbulkan frustasi.
rohaniah yang ideal. Kehidupan psikisnya stabil, tidak banyak memendam konflik
internal, suasana hatinya tenang dan jasmaniahnya selalu sehat. Mentalitas yang
antara lain :
Ada koordinasi dari segenap usaha dan potensinya, sehingga orang mudah
secara riil segenap bakat dan potensi), memiliki tujuan hidup dan selalu
kebutuhannya.
mempunyai usia sejak adanya manusia ada di dunia, maka masalah kesehatan jiwa
itupun telah ada sejak beribu – ribu tahun yang lalu, dalam bentuk pengetahuan
yang sederhana.
Beratus – ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit
mental adalah syaitan – syaitan, roh – roh jahat dan dosa – dosa. Oleh karena itu
atau di hukum dan di ikat erat – erat dengan rantai besi yang berat serta kuat. Di
sebabkan oleh anggapan mereka yang keliru. Lambat laun ada usaha – usaha
yang terganggu mental nya ini. Kemudian muncul sikap yang lebih ilmiah
alam di eropa.
Gerakan – gerakan hygiene mental ini sangat cepat meluas, dan menembus
umum (public health). Bidang kedokteran dan pengobatan. Dan akhirnya mental
Pada umumnya, orang yang sehat mentalnya dapat menerima keadaan dirinya
mengenai mental yang sehat (Allport, 1961; Maslow, 1970; Rogers, 1961
dalam Capuzzi & Gross, 1997). Self-esteem yang negatif dapat menimbulkan
berbagai masalah sehingga keadaan mental kurang baik atau kurang sehat.
Orang yang mentalnya sehat mengerti dengna baik tentang keadaan dirinya.
kontrol diri (self-control). Merek adapat independen bila diperlukan dan dapat
secara baik. Orang dapat membedakan mana yang riil dan mana yang tidak.
yang tidak riil, bersifat objektif, dan selalu melihat realita seperti apa adanya.
sosial (altruistic); berpikir logis, tetapi juga intuitif, pada dasarnya, kehidupan
masalah.
Orang yang sehat mentalnya akan menyayangi sesama manusia, mereka tidak
dapat diterima secara baik oleh orang-orang lain, tidak timbul permusuhan,
Orang yang sehat mentalnya akan menyayangi kehidupan yang dihadapi. Apa
yang dihadapi dalam kehidupannya selalu diterima secara tulus dan penuh
rasa sayang.
yang bersifat organis (fisik dan psikis) dan yang bersifat sosial. Kebutuhan –
b) Kepuasan
yang bersifat psikis. Dia ingin merasa kenyang, aman terlindungi, ingin puas
Pendeknya ingin puas di segala bidang. Lalu timbullah sense of importancy dan
sense of mastery.
Setiap individu slalu berusaha mencari posisi sosial dan status sosial dalam
lingkungannya. tiap manusia membutuhkan cinta kasih dan simpati. Sebab cinta
kasih dan simpati menumbuhkan rasa diri aman (assurance), keberanian dan
harapan – harapan di masa mendatang. Orang lalu menjadi optimis dan bergairah
kepentingan pribadi dan sosial. Kepentingan pribadi itu mencakup segala usaha
melalui jalan yang wajar dan bahwa ia dapat menggunakan dengan berhasil segala
kepercayaan pada diri sendiri, bahwa ia dapat mencintai dan dicintai, bahwa ia
dan keselamatan dirinya dan lingkungannya dan seluruh bangsa dan negaranya .
sekitarnya yang tengah menghadapi perubahan dan tantangan. Jadi ilmu kesehatan
mental bertujuan:
Lingkungan
peranannya.
meliputi:
untuk mengembangkan mental yang sehat atau mencegah terjadinya mental yang
pimpinan sekolah dan guru-guru (terutama guru BK atau konselor) tentang mental
hygiene sangatlah penting. Pimpinan dan para guru secara sinerji dapat
mereka dapat memantau gejala gangguan mental para siswa sedini mungkin.
Mereka dapat memahami masalah mental yang dapat diatasi sendiri dan mana
Para guru di SLTP dan SLTA perlu memahami kesehatan mental siswanya
yang berada pada masa transisi, karena tidak sedikit siswanya yang mengalami
seperti penyesuaian diri, konflik dengan orang tua atau teman, masalah pribadi,
Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan
bisnis, dan peningkatan kesejahteraan hidup, tetapi juga menjadi sumber stres
yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang
pimpinan atau karyawan. Jika hal ini terjadi, amaka tinggal menunggu
Berdasarkan hal itu, bagi para pimpinan lembaga pemerintah / swasta yang
mental hygiene ini, agar mereka dapat mengembangkan kiat-kiat untuk mencegah
terjadinya stres.
Tidak sedikit orang yang bergelut dalam bidang politik yang mengidap
gangguan mental, seperti : pemalsuan ijazah, money politic, KKN, khianat kepada
rakyat dan stres yang menimbulkan perilaku agresif karena gagal menjadi calon
legislatif, dll.
dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental terdakwa atau para saksi saat proses
14
keputusan hukum.
sebagai berikut:
melalui hubungan aktif dengan Tuhan berupa shalat, berpuasa, berkurban, dan
shalat, berdoa, dan tata cara ibadah lain merupakan pendekatan jiwa raga, hati dan
pikiran kepada Tuhan akan mengusir rasa cemas, takut, khawatir, sedih, rasa
sendirian, dan rasa tidak berdaya, bahkan dapat menimbulkan rasa kemerdekaan,
yang lebih luhur daripada dirinya sendiri tempat ia bergantung: Allah SWT.
15
2. Kesehatan mental dan ketenangan batin dicapai dengan kegiatan yang tetap
dan teratur dalam hubungan manusia dengan Tuhan seperti melalui sholat dan
berdo’a.
yang diajarkannya.
ketakwaan siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kesehatan yang baik orang tidak akan mungkin mendapatkan kebahagian dan
kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Hal itu karena yang bisa menjamin
dimiliki manusia. Tiga faktor tersebut sangat sejalan sekali dalam mencapai
kebahagian hidup manusia didunia dan akhirat, karena kebahagian yang harus
dicapai itu tidak hanya kebahagian didunia melainkan juga kebahagian diakhirat
kelak.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
16
DAFTAR PUSTAKA
17