Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL

“Disusun Guna MemenuhibTugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan”

Dosen Pembimbing:

Anas Rohman, M.Pd.

Disusun oleh:

Imarotun Ni’mah 20106011007

Ayu Kharisma Khoirunisa 20106011008

Eva Fadilatul Firdaus 20106011014

Lutfiana Sari 20106011019

Dony Septiawan 20106011029

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan, baik
lahir maupun batin kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KESEHATAN MENTAL”. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW, yang ditunggu – tunggu syafa’atnya di hari kiamat nanti, dan
semoga kelak kita diakui sebagai umatnya di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan, prodi
Pendidikan Agama Islam semester III yang dibimbing oleh Bapak Anas Rohman, M.Pd. Terima
kasih kami ucapkan kepada:

1. Bapak Anas Rohman, M. Pd. Selaku pembimbing kami dalam mata kuliah Psikologi
Pendidikan.
2. Teman – teman kelompok 13 yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kesalahan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian demi kesempurnaan
makalah ini, penulis berdo’a semoga makalah ini dapa memberikan manfaaat bagi kita semua.
Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 05 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….……………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………4

1. Latar Belakang……………………………………………………………….……………4
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………..………..4
3. Tujuan……………………………………………………………………………..………4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….…………………5

A. Konsep Kesehatan Mental………………………………………………..……………….5


B. Karakteristik Kesehatan Mental yang Sehat……………………………...……………….7
C. Faktor Determinan Kesehatan Mental……………………………………….…………..10
D. Peranan Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Anak……………..…………….14

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….…..16

A. Kesimpulan……………………………………………………………………...……….16
B. Saran……………………………………………………………………………………..17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tetapi
tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku,
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.
untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian
secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa. Pada
dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.
Sehingga dapat berjalan menuju tujuan manusia itu diciptakan secara normal

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Kesehatan Mental.
2. Apa saja Karakteristik Kesehatan Mental yang Sehat.
3. Apa Faktor Determinan Kesehatan Mental.
4. Bagaimana Peranan Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Anak.

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Kesehatan Mental.
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Kesehatan Mental yang Sehat.
3. Untuk Mengetahui Faktor Determinan Kesehatan Mental.
4. Untuk Mengatahui Peranan Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Metal Anak.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Kesehatan Mental
Menurut Zakiah Daradjat ada empat batasan tentang konsep kesehatan mental.
Konsep pertama atau konsep sederhana menurut Zakiah Daradjat, kesehatan mental
adalah terhindarmya orang dari gejala – gejala gangguan mental atau jiwa (neurose)
dan dari gejala – gejala penyakit mental atau jiwa (psychose). Menurut definisi
pertama ini orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gejala
gangguan dan penyakit mental atau jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan mental
atau jiwa misalnya:
- Sering cemas tanpa diketahui sebabnya.
- Tidak ada kegairahan untuk bekerja.
- Rasa badan lesu dan sebagainya.

Konsep kedua, Zakiah Daradjat berpendapat bahwa kesehatan mental adalah


kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Konsep kedua ini lebih luas dan
bersifat umum karena dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan.
Kesanggupan untuk menyesuaikan diri itu akan membawa orang kepada kenikmatan
hidup dan terhindar dari kecemasan, kegelisahan dan ketidakpuasan. Selain itu, orang
akan penuh semangat dalam menghadapi hidup untuk meraih kebahagiaan.

Konsep kesehatan mental yang ketiga menurut Zakiah disebut dengan pola
pengembangan potensi secara maksimal. Belian menjelaskan: “Kesehatan mental
adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin,
sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari
gangguan – gangguan dan penyakit jiwa”. Konsep tersebut mendorong orang untuk
mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada. Bakat yang tidak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik akan membawa kepada kegelisahan dan
pertentangan batin. Mungkin pula orang mendapat kesempatan untuk

5
mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada dirinya dengan baik, akan tetapi
hal itu digunakannya untuk mengambil hak orang lain atau menyengsarakan orang,
maka itu termasuk orang yang kurang sehat mentalnya. Konsep yang ketiga tersebut
lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan
yang dibawa sejak lahir, sehingga benar – benar membawa manfaat dan kebaikan
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Konsep yang keempat, Zakiah mengungkapkan bahwa: “kesehatan mental adalah


terwujudnya keharmonisan yang sungguh – sungguh antara fungsi – fungsi jiwa serta
mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem – problem biasa yang terjadi
dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya. Fungsi – fungsi
jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup harus dapat
saling membantu dan bekerjasama satu sama lain, sehingga tercapai keharmonisan
yang menjauhkan seseorang dari perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). Empat konsep kesehatan jiwa tersebut
disempurnakan oleh Zakiah dalam pidato pengukuhan beliau sebagai guru besar
untuk kesehatan jiwa atau mental di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
1983, beliau menyempurnakan definisi kesehatan mental sebagai berikut: “Kesehatan
mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh – sungguh antara fungsi – fungsi
kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan
lingkungannya, berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mecapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Terwujudnya keserasian yang sungguh – sungguh antara fungsi – fungsi kejiwaan


ialah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga manusia
dapat mecapai kesehatannya secara lahiriah maupun batiniah.
- Terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendirimerupakan
usaha untuk menyesuaikan diri secara sehat tehadap diri sendiri serta
memanfaatkan potensi dan daya seoptimal mungkin sehingga penyesuaian diri
membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain.

6
Penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan dan masyarakat merupakan
tuntunan untuk meningkatkan keadaan masyarakatnya dan dirinya sendiri sebagai
anggotanya. Artinya, manusia tidak hanya memenuhi tuntunan masyarakat dan
mengadakan perbaikan di dalamnya tetapi juga dapat membangun dan
mengembangkan dirinya sendiri secara serasi dalam masyarakat. Hal ini hanya bisa
dicapai apabila masing – masing individu dalam masyarakat sama sama berusaha
meningkatkan diri secar tersu menerus dakam batas – batas yang diridoi Allah.
Berdasarkan keimanan dan ketakwaan adalah masalah keserasian yang sungguh –
sungguh antar fungsi – fungsi kejiwaan dan penyesuaian diri antara manusia dengan
dirinya sendiri dan lingkungannya hanya dapat terwujud secara baik dan sempurna
apabila usaha ini didasarkan atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dengan demikian, faktor agama memainkan peranan yang besar dalam pengertian
kesehatan mental. Bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan bahagian
di dunia dan akhirat adalah untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan
bahagia bagi manusia secar lahir dan batin baik jasmani maaupun rohani, serta dunia
dan akhirat. Hal ini akan tercapai apabila manusia senantiasa berpegang teguh
terhadap ajaran agama serta senantiasa patuh melaksanakan perinyah Allah SWT.
serta menghindari segala larangan-Nya.

Konsep tersebut memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus
diupayakan penerapannya dalam kehidupan manusia. Selain itu konsep tersebut juga
sejalan dengan penerapan prinsip – prinsip kesehatan mental dan pengembangan
hubungan baik dengan sesama manusia.1

B. Karakteristik Kesehatan Mental yang Sehat


Menurut WHO, menyebutkan bahwa karakteristik mental yang sehat adalah
sebagai berikut:
1. Mampu belajar sesuatu dari pengalaman.
2. Mampu beradaptasi.
3. Lebih senang memberi daripada menerima.

1
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1996, hlm. 23.

7
4. Lebih cenderung membantu darpada membantu.
5. Memiliki rasa kasih sayang.
6. Memperoleh kesenangan dari segala hasil usahanya.
7. Menerima kekecewaan dengan menjadikan kegagalan sebagai pengalaman.
8. Selalu berperilaku positif (positif thingkings).

8
Secara rinci, Yusuf menyebutkan karakteristik pribadi yang sehat mentalnya
pada table berikut:

Aspek Pribadi Karakteristik

- Fisik a. Perkembangannya normal.


b. Berfungsi untuk melakukan tugas – tugasnya.
c. Sehat, tidak sakit – sakitan.
- Psikis a. Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
b. Memilih insight dan rasa humor.
c. Memiliki respons emosional yang wajar.
d. Mampu berfikir realistic dan objektif.
e. Terhindar dari gangguan – gangguan psikologis.
f. Bersifat kreatif dan inovatif.
g. Memiliki perasaan bebas untuk memiliki,
menyatakan pendapat dan bertindak.
- Sosial a. Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang
terhadap orang lain, serta senang untuk
memberikan pertolongan kepada orang – orang
yang memerlukan pertolongan.
b. Mampu berhubungan dengan orang lain secara
sehat, penuh cinta dan persahabatan.
c. Bersifat toleran dan mau menerima tanpa
memandang kelas sosial, tingkat pendidikan,
politik, agama, suku, rasa tau warna kulit.
- Moral a. Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan
Religius ajaran-Nya.
b. Jujur, amanah (bertanggung jawab) dan ikhlas
dalam beramal.

9
Dari beberapa uraian mengenai karakteristik kesehatan mental tidak hanya
mencakup ciri sehatnya aspek fisik, melainkan juga aspek lainnya yakni psikis,
sosial, serta moral religious, dimana semua aspek tersebut harus seimbang satu
sama lain serta berjalan harmonis menuju pada kesejahteraan individu yang
bersangkutan.2

C. Faktor-Fakor Determinan Kesehatan Mental3

Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan ksehatan mental yaitu sebagai
berikut :

1. Faktor Biologis
Manusia mengenal dirinya bermula dari dimensi biologis dan manusia
memanfaatkan anggota badannya untuk memenuhi kebutuhannya, makan, minum,
bekerja, dan berbagai aktivitas manusia. Para ahli telah banyak melakukan studi
tentang hubungan antara dimensi biologis dengan kesehtan mental. Berbagai
penelitian itu telah memberi kesimpulan yang meyakinkan bahwa faktor biologis
memberi kontribusi sangat besar bagi kesehatan mental. Karena itu, kesehatan
manusia, khususnya di sisni adalah kesehatan mental, tentunya tidak akan terlepas
dari dimensi biologis ini.Pada bagian ini dijelaskan tentang hubungan tersebut,
khususnya beberapa aspek biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap
kesehatan mental, di antaranya : otak sistem endokrin,genetik, sensori , kondisi ibu
selama kehamilan.
a. Otak
Otak adalah bagian penting dari aktivitas manusia karena berfungsi sebagai
penggerak sensori motoris. Para ahli membuktikan bahwa otak sangat kompleks
secara fisiologis, tetapi memiliki fungsi yang sangat essensi bagi keseluruhan
aktivitas manusia. Diferensiasi dan keunikan yang ada pada manusia pada
dasarnya tidak dapat dilepaskan dari otak manusia. Keunikan manusia terjadi

2
Diana, Vidya Fakhriyani, Buku Kesetan Mental, (Duta media publishing, pamekasan, 2019), hlm. 14.
3
Dewi, Kartika sari, Buku Ajar Kesehatan Mental, (lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan
undip, Semarang), 2012, hlm. 17.

10
justru karena keunikan otak manusia dalam mengekspresikan segenap
pengalaman hidupnya. Fungsi otak yang baik akan menimbulkan kesehatan
mental yang baik, sebaliknya jika fungsinya terganggu berakibat gangguan bagi
kesehatan mental. Kesehatan pada otak sangat di tentukan oleh stimuli saat masa
kanak-kanak dan perlindungan dari berbagai gangguan.
b. Sistem endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekumpulan kelenjar yang sering bekerja sama
dengan sistem syaraf otonom. Sistem ini sama-sama memberikan fungsi yang
penting yaitu berhubungan dengan berbagai bagian-bagian tubuh. Tetapi
keduanya memiliki perbedaan diantaranya sistem syaraf menggunakan pesan
kimia, yang disebut dengan hormon. Tiap kelenjar endokrin mengeluarkan
hormon tertentu secara langsung ke dalam aliran darah, yang membawa
bahanbahan kimia ini ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin berhubungan
dengan kesehatan mental seseorang. Gangguan mental akibat sistem endokrin
berdampak buruk pada mentalitas manusia. Sebagai contoh terganggunya
kelenjar adrenalin berpengaruh terhadap kesehatan mental, yaitu
trgangguya “mood” dan perasaannya dan tidak dapat melakukan coping stress.
c. Genetik
Genetik merupakan unsur biologis manusia yang mempengaruhi kesehatan.
Genetik yang sehat dapat menghasilkan perilaku yang sehat, sementara
gangguan genetis dapat memunculkan gangguan mental tertentu. Faktor genetik
diakui memiliki pengaruh yang besar terhadap mentalitas manusia.
Kecendrungan psikosis yaitu schizopherenia dan manis-depresif merupakan
sakit mental yang diwariskan secara genetis dari orangtuanya. Gangguan mental
lainnya sebagi faktor yang bersifat genetis diantaranya Alzeimer syndrome,
phenylketunurine, huntington syndrome, dan ketergantungn lkohol dan obat-
obatan.

11
Gangguan mental juga terjadi karena jumlah dan struktur kromosom yang tidak
normal. Jumlah kromosomnya berlebihan atau berkurang menyebabkan individu
mengalami gangguan mental.4
d. Sensori
Sensori merupakan aspek penting dari manusia. Sensori merupakan alat yang
menangkap segenap stimuli dari luar. Sensori termasuk: penengaran,
penglihatan, perabaan, pengecapan dan penciuman. Adanya gangguan sistem
sensori ini akan menghambat penerimaan informasi secara baik. Gangguan
sensori, khususnya pada pendengaran (tuli) dan penglihatan (buta) banyak
terjadi secara kongenetal, yaitu kecacatan yang terjadi sejak lahir. Orang yang
lahir dengan gangguan pendengaran yang berat akan berakibat pada gangguan
bicara (bisu), dan karena itu pula akan terganggu kemampuan kognisi, emosi dan
perkembangan sosialnya. Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran
misalnya, akan berpengaruh terhadap perkembangan emosi sehingga cenderung
menjadi orang yang paranoid, yaitu gangguan afeksi yang ditandai dengan
kecurigaan yang berlebihan kepada orang lain, dan kecurigaan itu sebenarnya
adalah salah.
e. Faktor ibu selama masa kehamilan
Faktor ibu selama kandungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental
anak. Selama berada dalam kandungan, kesehatan janin ditentukan oleh kondisi
ibu. Kandungan yang sehat memungkinkan membuahkan anak yang sehat
mentalnya, sebaliknya kandungan tertentu dapat menyebabkan gangguan
kepada keturunanya. Faktor-faktor ibu yang turut mempengaruhi kesehatan
mental anaknya di antaranya: usia, nutrisi, obat-obatan, radiasi, penyakit yang
diderita, stress dan komplikasi.
2. Faktor Psikologis
Aspek psikis manusia pada dasarnya satu kesatuan dengan sistem biologis,
sebagai subsistem dari ekstensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi

4
Dewi, Kartika sari, Buku Ajar Kesehatan Mental, (lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan
undip, Semarang), 2012, hlm. 25.
12
dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat
dipisahkan dari aspek yang lain dalam melihat manusia. Ada beberapa aspek psikis
yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, yaitu pengalaman awal, proses
pembelajaran, dan kebutuhan.5
a. Pengalaman Awal
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman pengalaman yang terjadi
pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini,
dipandang oleh para ahli sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan
bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
b. Proses Pembelajaran
Perilaku manusia adalah sebagian besar adalah proses belajar, yaitu hasil
pelatihan dan pengalaman. Manusia belajar secara langsung sejak pada masa
bayi terhadap lingkungannya. Karena itu faktor lingkungan sangat menentukan
mentalitas individu.
c. Kebutuhan

Motivasi seseorang dibntuk melalui kebutuhan-kebutuhan dasarnya yang


tersusun secara hierarki. Kebutuhan dasar itu secara berturut-turut adalah
kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri,
kebutuhan pengetahuan, kebutuhan keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.

3. Faktor Sosial
Lingkungan sosial secara nyata mempengaruhi perilku sehat dan sakit. Peran sehat
juga berkaitan denngan nilai sosialnya. Individu akan berperan sehat atau sakit jika
sesuai dengan nila-nilai yang secara sosiologis diterima. Demikian juga bahwa
lingkungan sosial itu juga mempengaruhi pola sehat dan sakitnya, baik kesehatan
secara fisik maupun mental (Notosoedirjo, 2014).6

5
Dewi, Kartika sari, Buku Ajar Kesehatan Mental, (lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan
undip, Semarang), 2012, hlm. 58.
6
Notosoedirjo, 2014
13
D. Peranan Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Metal Anak
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru merupakan pelaku utama dan penerapan program pendidikan di sekolah dan
memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid – murid untuk mencapai tujuan.
Guru dalam melaksanakan perannya yaitu: sebagai pendidik, pengajar, pemimpin,
administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasidengan kesadaran,
keyakinan, kedisiplinan, dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan
pengaruh positif terhadap perkembangan siswa.

Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau
“mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan
terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental
merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin,
1999: 9).

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan
tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-
hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang memiliki jiwa (mental)
yang sehat akan memiliki keselarasan kondisi fisik dan psikis yang terjaga. Ia tidak
akan mengalami kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau penyakit-
penyakit kejiwaan lainnya. Dengan kata lain orang yang memiliki kesehatan mental
juga memiliki kecerdasan baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya.

Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna
memahami menunjang keberhasilan pendidikan itu sendiri. Melaui kajian psikologis
kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

14
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam
pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah
dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan,
bakat maupun kepribadian individu lainnya. Oleh karena itu, betapa pentingnya
penguasaan psikologi pendidikan bagi kalangan guru untuk mengetahui kesehatan
mental anak didik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.7

7
Natalia Pranata, Kesehatan Mental dan Peran Guru pada Potensi Perkembangan Peserta Didik dalam Proses
Mengajar, 2016.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

faktor agama memainkan peranan yang besar dalam pengertian kesehatan mental.
Bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan bahagian di dunia dan
akhirat adalah untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan bahagia bagi
manusia secar lahir dan batin baik jasmani maaupun rohani, serta dunia dan akhirat.
Hal ini akan tercapai apabila manusia senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran
agama serta senantiasa patuh melaksanakan perinyah Allah SWT. serta menghindari
segala larangan-Nya. Memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus
diupayakan penerapannya dalam kehidupan manusia.

Karakteristik kesehatan mental yang sehat menurut WHO, menyebutkan bahwa


karakteristik mental yang sehat adalah sebagai berikut:

- Mampu belajar sesuatu dari pengalaman.


- Mampu beradaptasi.
- Lebih senang memberi daripada menerima.
- Lebih cenderung membantu darpada membantu.
- Memiliki rasa kasih sayang.
- Memperoleh kesenangan dari segala hasil usahanya.
- Menerima kekecewaan dengan menjadikan kegagalan sebagai pengalaman.
- Selalu berperilaku positif (positif thingkings).

Faktor-fakor determinan kesehatan mental diantaranya: faktor biologis dan faktor


psikologis.

Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna
memahami menunjang keberhasilan pendidikan itu sendiri. Melaui kajian psikologis
kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

16
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Mengingat kemampuan dan
keterbatasan yang di miliki, kami harapkan pembaca dapat mencari pengetahuan atau
referensi lain sebagai bahan banding dan untuk mengembangkan apa yang tertulis
disini. Serta berharap semoga ilmu yang telah di paparkan dalam makalah ini dapat
bermanfaat barakah untuk kami.

17
DAFTAR PUSTAKA

Darajat, zakiah. 1996. Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Diana, Vidya Fakhriyani. 2019. Buku Kesetan Mental. (Duta media publishing, pamekasan).
Dewi, Kartika sari. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental. (lembaga pengembangan dan
penjaminan mutu pendidikan undip, Semarang).
Notosoedirjo. 2014
Pranata Natalia. 2016. Kesehatan Mental dan Peran Guru pada Potensi Perkembangan Peserta
Didik dalam Proses Mengajar.

18

Anda mungkin juga menyukai