Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL REMAJA


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama Kelompok
o Annisa Nurhidayah Sitorus
o Revalina Oktavia Butar Butar
o Sabna Rozky
o Indri purnama Sari
o Ananda Saputra
o Jenita priskilla Sitorus

SMA N 7 DUMAI
TP.2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR............................................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................................

BAB l PENDAHULUAN.......................................................................................................................

LATAR BELAKANG............................................................................................................................

RUMUSAN MASALAH......................................................................................................................

TUJUAN PENULIS............................................................................................................................

BAB ll PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………….

2.1 pengertian kesehatan mental………………………………………………………………………………….

2.2 ruang lingkup kesehatan mental……………………………………………………………………………..

2.3 kesehatan mental dalam perspektif agama, sosial, dan psikologi……………………………

2.4 karakteristik kesehatan mental islami dalam pendidikan islam………………………………..

BAB III ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………

3.1 Pengertian Remaja…………………………………………………………………………………………………..

3.2 Kesehatan Mental Pada Remaja………………………………………………………………………………

3.3 Cara Mengatasi Gangguan Mental Pada Remaja……………………………………………………..

3.4 Faktor - faktor lain yang membuat kesehatan mental remaja terganggu adalah……..

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………………….

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………

4.2 Kritk Dan Saran……………………………………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kesehatan fisik maupun kesehatan mental sama sama penting diperhatikan.Tiadanya perhatian yang
serius pada pemeliharaan kesehatan mental dimasyarakat inimenjadikan hambatan tersendiri bagi
kesehatan secara keseluruhan. Hanya saja karenafaktor keadaan, dalam banyak hal kesehatan secara
fisik lebih di kedepankan dibandingkankesehatan mental. Mengingat pentingnya persoalan kesehatan
mental ini, banyak bidangilmu khusus yang mempelajari persoalan perilaku manusia, berbagai bidang
ilmu yangmemberi porsi tersendiri bagi studi kesehatan mental diantaranya dunia
kedokteran,pendidikan, psikologi, studi agama dan kesejahteraan sosial.Kesehatan mental seseorang
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal danfaktor eksternal, yang termasuk faktor internal
antara lain kepribadian kondidsi fisik,perkembangan dan kematangan kondisi psikologi, keberagaman,
sikap, menghadapiproblem hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan
ekonomi,budaya, dan kondisi lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupaun
lingkunganpendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai kesehatan
mentaldan segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian ruang lingkup kesehatan mental ?

2.Jelaskan kesehatan mental dalam perspektif agama,sosial, dan psikologi ?

C.Tujuan Masalah

1.Dapat Mengetahui pengertian ruang lingkup kesehatan mental

2.Dapat mengetahui kesehatan mental dalam perspektif agama,sosial, dan psikologi.


BABII

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Sehat mental yaitu kemampuan individu untuk menyesuaikan diri sendiri,orang lain,masyarakat dan
lingkungan. Sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dankesanggupannya menghadapi masalah
yang bisa terjadi, individu merasa puas dan mampu .Kesehatan mental merupakan terwujudnya
keserasian yang sungguh-sungguh antarafungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara
manusia dirinya dan lngkungan,berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk
mencapai hidup yangbermakna dan bahagia didunia dan akhirat.

Adapun keteria sehat jiwaWHO

1.Dapat menyesuaikan diri secara kontruktif pada kenyataan

2. Memperoleh kepuasan dari usahanya

3.Merasa lebih puas memberi dari pada menerima

4.Hubungan antar manusia,saling menolong dan memuaskan

5.Menerima kekecewan sebagai pelajaran, untuk memperbaiki yang akan datang

6.Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kereatif

7.Mempunyai rasa kasih sayang

ABRAHAM MASLOW

1.Memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas

2.Menerima diri sendiri oranglain dan lingkungan

3.Sepontan ,sederhana, dan wajar.

MARIA JAHODA

1.Sikap positif terhadap diri sendiri

2.Tumbuh kembang dan aktualitas diri

3.Integrasi

4.Otonom

5.Perepsepsi realitas
6.Menguasai lingkungan

Keadaan sehat atau sakit mental

Dapat dinilai dari keefektifan fungsi prilaku, yaitu:

 Bagaimana presentasi kerja yang ditampilkan oleh individu baik proses maupunhasilnya

 Bagaimana hubungan inter personal dilingkungan dimana individu berada

 Bagaimana individu menggunakan waktu senggangnya, individu yang sehat jiwadapat


menggunakan waktunya untuk hal hal yang produktif dan positif bagi dirinyadan bagi
lingkungannya.

 2.2 RUANG LINGKUP KESEHATAN MENTAL

Ruang lingkup kesehatan mental nyatanya sangat luas dimana lingkungan ini terbagimenjadi beberapa
bagian. Diantaranya adalah :

1.Kesehatan mental dalam keluarga

Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat besar hal inipun berlaku untukkesehatan mental nya.
Dimana pasangan suami istri ditantang untuk bisamengelola keluarga untuk menciptakan keluarga
memiliki keadaan sangatbaik.dimana pasangan suami istri inilah yang memang memiliki pondasi
agarkehidupan krdepan berjalan baik. Jika keadaan pasangan baik maka akanberfungsi untuk
mengembangkan mental yang sehat dan menularkan keanggotakeluarga lainnya.

2.Kesehatan mental disekolah

Peran guru dalam pisikologi perkembangan memeng besar namun lingkungansekolah tidak hanya
berdiri dari guru saja sugesti bahwa perkembangankesehatan mental perserta didik ataupun ketika anak
menjadi siswa akandipengaruhi oleh iklim sosio emosional di sekolah .Ada juga yang berpendapat
bahwa dimana ketika pimpinan sekolah dan guruguru (terutama guru BK atau konselor)
memiliki kesehatan mental yang baikmaka akan tertular kepada semua angota sekolah . karena hal
tersebut menjelaskan betapa pentingnya kesehatan mental. Pimpinan dan para guruberkerja dengan
baik dan kombinasi untuk dapat menciptakan iklim kehidupansekolah fisik, emosional, sosial, maupun
moral sepiritual yang baik demiperkembangan kesehatan mental para siswa .

3.Kesehatan mental di tempat kerja

Akan sulit memang memelihara kesehatan mental di tempat yangtertekan.dimana lingkungan kerja
salah satu nya bisa memainkan perannanpenting dalam kehidupan manusia dimanapun berada .seperti
yang di ketahuilingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah saja atau menjaditempat
mencari uang .namun ditempat kerja juga ada banyak jenis emosilingkungan kerja menjadi ajang
persaingan bisnis, dan peningkatan kesehatankesejahteraan hidup dan juga adu tujuan .oleh karna itu
adanya kesehatanmental untuk menjadi cara menghilangkan sifat egois dalam diri, tetapi
jugamembantu menghilangkan rasa tertekan .karna rata-rata lingkungankerjamenjadi sumber steres
yang memberikan dampak negative terhadap kesatanmental bagi semua orang yang bahkan berdampak
pada orang lain yang tidakterlibat .banyak masalah yang muncul dari tempat kerja yang diakibatkan
olehsteres.dimana tidak terjadi diindonesia saja namun beberapa negara didunia , apabila masalah
masalah tersebut menimpa suatu lembaga atau perusahan , makaakterjadi stagnasi perodugtinasi dan
pengalihan isu. Tak jarang pimpinan dankariawan harus terkena sesuatu yang tidak mereka kerjakan itu
mengancamkesahatan mental mereka .

4.Kesehatan mental dalam kehidupan politik

Membicarakan politik tidak akan pernah ada habisnya . kesehatan mentalsebenarnya menjadi yang
nomer satu diruang lingkup ini . tidak sedikit orangyang masuk ke dalam dunia politik yang mengidap
ganguan mental. Maksunya bukan mereka yang “special needs” atau berkebutuhan khusus. tapi
lebihkepada ganguan karakter dan pemikiran orang lain seperti halnya moneypolitic,kkn berhianat
kepada rakyat dan stress yang menimbulkan prilaku agresifkarena gagal menjadi pemimpin, gubenur
dan sebagainya .

5.Kesehatan mental di bidang hukum

Hukum adalah salah satu lembaran yang dianggap paling adil dan tidak mengenalhati . jika
seorang hakim perlu memiliki pengetahuan mengenai kesehatan mental maka jawabannya sangat benar
. dimana hakim ditugaskan untuk dapatmendekteksi tingkat mental terdakwa atau para saksi saat
peroses pengadilanberlangsung . hal ini akan berpengaruh pada keputusan besarnya.
BAB III

ISI
A.    PENGERTIAN REMAJA

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia
dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12
tahun sampai 21 tahun.

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.[1]

Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana usia
tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik
sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu
perkembangan remaja menuju kedewasaan.[rujukan?] Remaja juga berasal dari kata latin
"adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak
tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon
(dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk
badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal
senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara
12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

 12 – 15 tahun
 masa remaja awal, 15 – 18 tahun
 masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun
 masa remaja akhir.

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan
masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti
Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana
pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

B.     KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan
kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11
tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini
dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase
ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang
dewasa.

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu masa dimana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Ciri perkembangan
psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih,
putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik
peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada
keadaan emosi remaja.

Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja
dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri
sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan
masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang
baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang mengatakan
bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja.
Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap
harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi mental remaja, yaitu :


A. Faktor Internal
            Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan
sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu,pemberani, dan lain
sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan
lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan
sebagainya.
B. Faktor Eksternal
             Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi
mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga
seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah,
pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental
seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak
sehat.

Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja
menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah
dianjurkan atau dilarag, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis.
Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya
fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian dalam
mengemukakan pendapat.

Manusia pada masa remaja yang sedang mencari jati dirinya membuat emosinya menjadi sangat labil
dan mudah terganggu kesehatan mentalnya.
Kriteria remaja yang bermental sehat adalah sebagai berikut :
1. Dapat menerima perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya dengan lapang dada
2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (teman sebayanya)
3. Dapat mengatasi gejolak-gejolak seksualitasnya
4. Mampu menemukan jati dirinya dan berprilaku sesuai jati dirinya tersebut
5. Dapat menyeimbangkan pengaruh orang tua dan pengaruh teman sebayanya
6. Dapat mengaktualisasikan kemampuannya baik dalam sekola maupun lingkungan sosialnya
7. Tidak mudah goyah apabila terjadi konflik-konflik yang membutuhkan penyelesaian dengan pikiran
yang jernih
8. Memiliki cita-cita atau tujuan hidup yang dapat di kejar dan di wujudkan untuk memotivasi diri
menjadi seorang yang berguna
9. Memiliki integrasi kepribadian
10. Memiliki perasaan aman dan perasaan menjadi anggota kelompoknya

Faktor - faktor lain yang membuat kesehatan mental remaja terganggu adalah :

1. faktor biologi.
Yaitu proses pertumbuhan ciri - ciri seksual primer dan sekunder. Ciri ciri seksual primer adalah proses
pertumbuhan organ – organ seksual yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi seperti pada
pria yaitu pertumbuhan penis, sperma dll. Pada wanita yaitu matangnya ovarium, vagina dll. Ciri – ciri
seksual sekunder adalah pertumbuhan organ organ tubuh yang tidak berkaitan langsung dengan proses
reproduksi. Contohnya pada pria yaitu munculnya bulu di ketiak dan kelamin, perubahan suara,
pertumbuhan badan yg pesat dll. Pada wanita yaitu bulu di ketiak dan kelamin, payudara membesar,
pertumbuhan badan yg pesat dll.
Perubahan faktor biologi dapat membuat kesehatan mental remaja terganggu seperti :

a. Sulit beradaptasi dengan kondisi fisiknya yang baru.


Pertumbuhan fisik yang secara tiba – tiba pesat membuat remaja menjadi bingung dan sulit
menghadapinya. Pertumbuhan yang terlalu cepat disbanding kan temen teman sebaya lainnya dapat
menimbulkan rasa malu karena merasa berbeda. Sedangkan pertumbuhan yang terlambat dapat
membuat remaja minder dan tidak percaya diri dalam bergaul.

b. Salah informasi yang menyebabkan salah persepsi.


Mereka ingin bertanya kepada orang yang lebih dewasa tapi merasa malu dan justru bertanya kepada
teman – temannya yang malah memberikan jawaban yang salah dan dapat menjerumuskan kepada hal
buruk seperti seks bebas, manstrubasi dan salah dalam perlakukan dirinya sendiri.

2. faktor keluarga.
Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk
beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama
sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka
pada level orang-orang dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa
yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh
orangtua adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya.
Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi
terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap. remaja sering menunjukkan sikap menantang
otoritas orangtuanya

3. faktor lingkungan dan sosial


Pada faktor lingkungan dan sosial melingkupi semua yang berhadapan langsung dengan remaja seperti
pertemanan dan pergaulan, sekolah dan lingkungan rumah sekitar. Faktor - faktor tersebut sangat
mempengaruhi kepribadian seseorang dari lingkungan remaja banyak belajar dan meniru. Jika
lingkungan terlalu banyak menuntut remaja untuk banyak melakukan hal maka remaja tersebut dapat
sangat tertekan. Lingkungan yang tidak baik serta pergaulan yang salah juga dapat membuat remaja
menjadi terganggu kesehatan mentalnya.

Dampak gangguan kesehatan mental pada remaja :


Dampak positifnya jika remaja tersebut dapat melalui masa masa stress dan gangguan kesehatan mental
lainnya maka remaja tersebut dapat menjadikannya pembelajaran dari pengalaman yang menyebabkan
frustasi tersebut dan menjadikannya motivasi untuk terus berusaha lebih baik.
Dampak negatifnya jika remaja tidak bisa mengatasi stress dan kesehatan mental lainnya maka dapat
timbul :
1. kenakalan remaja.
2. penyalahgunaan obat terlarang dan alcohol
3. seks bebas
4. gangguan makan
5. bunuh diri
6. gangguan mental
7. kurangnya percaya diri

C.     CARA MENGATASI GANGGUAN MENTAL PADA REMAJA

Usaha – usaha untuk mencegah gangguan kesehatan mental yaitu melalui peran serta keluarga dengan
selalu membimbing remaja. Namun peran orangtua dalam membimbing remaja banyak yang salah dan
tidak sesuai maka harus di lakukan banyak penyuluhan di masyarakat oleh pemerintah. Program
kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah,
dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau
program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja. Dalam keseharian remaja juga harus
berlatih untuk melakukan dialog dengan diri sendiri dalam menghadapi setiap masalah, bersikap positif
dan optimistis, serta mampu mengembangkan harapan yang realistis. Remaja juga harus mampu
menafsirkan isyarat-isyarat social. Artinya, mengenali pengaruh sosial terhadap perilaku remaja dan
melihat dampak perilaku remaja, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat dimana remaja berada.
Remaja juga harus dapat memilih langkah-langkah yang tepat dalam setiap penyelesaian masalah yang
remaja hadapi dengan mempertimbangkan resiko yang akan terjadi. Meskipun demikian, pendekatan
dan pemecahan dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling strategis, karena bagi sebagaian
besar remaja bersekolah dengan para pendidikan, khususnya gurulah yang paling banyak mempunyai
kesempatan berkomunikasi dan bergaul.

Dalam kaitannya dengan emosi remaja awal yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka
satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan
memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Guru-guru dapat membantu
mereka yang bertingkah laku kasar dengan jalan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan sekolah
sehingga mereka menjadi anak yang lebih tenang dan lebih mudah ditangani. Salah satu cara yang
mendasar adalah dengan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri. Apabila ada ledakan
kemarahan sebaiknya kita memperkecil ledakan emosi tersebut, misalnya dengan jalan tindakan yang
bijaksana dan lemah lembut, mengubah pokok pembicaraan, dan memulai aktivitas baru. Jika
kemarahan siswa tidak juga reda, guru dapat meminta bantuan kepada petugas bimbingan penyuluhan.
Dalam diskusi kelas, tekankan pentingnya memperhatikan pandangan orang lain dalam meningkatkan
pandangan sendiri.
Kita hendaknya waspada terhadap siswa yang sangat ambisisus, berpendirian keras, dan kaku yang suka
mengintimidasi kelasnya sehingga tidak ada seseorang yang berani tidak sependapat dengannya.
Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih
dan mengambil keputusan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya. Cara
yang paling strategis untuk ini adalah apabila para pendidik terutama para orang tua dan guru dapat
menampilkan pribadi-pribadinya yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para
remaja.

Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu
sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi
pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu
sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi?  

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase
perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan.
Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu
keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat
berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).(Syah, 2001) Namun, pada dasarnya semua
kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan
kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.

Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk
beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama
sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka
pada level orang-orang dewasa. Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang
sudah remaja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”,
“Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian
orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak
pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil
ditangkap. Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua
yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas
kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-
sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul
tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses
pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam
membimbing dan mengarahkan anak remajanya. penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini
sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja,(Mahfuzh, 2001).
BAB IV

PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Jadi, usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap pengaruh yang berasal dari dalam dan dari luar
yang dijalani oleh remaja itu sendiri. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai
bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu
perkembangan remaja menuju kedewasaan.

Remaja memiliki pandangan tersendiri yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat, karena pada masa dan
umur tersebut, para remaja lebih senang untuk mencari dan mencoba hal-hal yang baru. Sehingga
lingkungan dan para orang tua serta guru memiliki peran penting untuk dapat membawa para remaja ke
hal-hal yang positive bagi remaja.  

B.     KRITIK DAN SARAN

Puji Syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT atas terselesaikannya makalah ini. Kami selaku penulis
sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan,
bahasa, atau data yang kurang lengkap. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk kami jadikan koreksi dan perbaikan dalam pembuatan
makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai