Disusun Oleh :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Interaksi Psikologis Da’i dan Mad’u”.
Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Rosmita, M.Ag selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah Psikologi Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau yang telah memberikan tugas ini.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap
mata kuliah Psikologi Dakwah. Oleh sebab itu penting bagi kami adanya kritik, saran, dan
usulan untuk memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang Akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya dan
juga dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam kata-kata yang telah kami buat ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………....……………………...................i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..................ii
DAFTAR ISI………………………………………….......………………….……................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………................................……….......................1
B. RumusanMasalah………………………….....................………………….......................1
C. Tujuan Penulisan……………………………........................……………….....................1
BAB II :
PEMBAHASAN
B. Tentang Motivasi..........................................................................…………………….......5
A. Kesimpulan…………………………………………………....……………......................9
B. Saran …………………………………………………………....…………........................9
DAFTAR PUSTAKA…………………………......………………....…………...................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Psikologi dalam disiplin ilmu sering disebut dengan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi secara obyektif, seperti
terhadap rangsang dan jawaban yang menimbulkaan tingkah laku.Dan yang dimaksud dengan
dakwah yaitu mengajak manusia kejalan Allah agar mereka bahagia didunia dan di akhirat.
Dalam berdakwah sangat diperlukan psikologi untuk mengetahui keadaan mad’u dan bisa
mengerti tingkah laku mad’u itu sendiri. Selain itu keberhasilan seorang da’I dalam
menyampaikan dakwahnya tergantung pada respon mad’u untuk memenuhi ajakan sang da’i.
Salah satu pusat perhatian psikologi dakwah adalah bagamana dakwah itu bisa disampaikan
secara persuasif.efektifitas suatu kegiatan dakwah memang berhubungan dengan bagaimana
mengkomunikasikan pesan dakwah itu kepada mad’u, persuasive atau tidak.Secara
psikologis, bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam mengendalikan perilaku
manusia. Bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel manusia menjadi tertawa, marah,
sedih, lunglai, semangat, dan sebagainya. Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan
gagasan-gagasan baru kedalam pikiran manusia. Sebagai pesan, bahasa juga ada
psikologinya, misalnya cara berkata seseorang, isyarat tertentu, struktur bahasa yang
digunakan dan sebagainya, dapat memberikan maksud tertentu kepada lawan bicara. Jadi,
dengan memperhatikan psikologi pesan, bahasa dapat digunakan oleh da’I untuk mengatur,
menggerakkan dan mengendalikan perilaku masyarakat.
Pembatasan masalah digunakan untuk membatasi masalah yang akan dibahas. Dalam
penelitian ini, masalah dibatasi pada hal yang berkaitan dengan dakwah persuasif yaitu
tentang peluangakeberhasilan dakwah, unsure-unsur pembentuk persuasive, dan meteri
dakwah persuasive.
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
PEMBAHASAN
Menurut bahasa kata Da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar yang berarti orang
yang mengajak. Kalau muanats disebut Da’iyah. Jadi yang dimaksud dengan Da’i adalah
orang yang mengajak orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui lisan,
tulisan maupun perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebar luaskan
ajaran Islam, melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut Islam.
Pengertian Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) Psikologi
antara Da’i dan Mad’u adalah hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya
menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama. Sedangkan
dalam Islam komunikasi adalah proses dimana turunnya wahyu al-quran kepada umat
manusia lewat malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW.
Aplikasi Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) antara Da’i
dan Mad’u adalah Dalam interaksi antara Da’i dan Mad’u dapat menyampaikan pesan-pesan
dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana komunikasi yang ada. Komunikasi dalam
proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberi pengertian, mempengaruhi sikap,
membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam komunikasi adalah
mendorong Mad’u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih
dahulu memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik.
Hambatan Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) Psikologis
antara Da’i dan Mad’u adalah hambatan yang terjadi dalam interaksi dan komunikasi dalam
dakwah berasal dari dua faktor antara lain faktor internal dan eksternal antara da’i dan mad’u
itu sendiri.
Da’i adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang menempati posisi yang sangat
penting dalam menentukan berhasil atau tudaknya kegiatan dakwah. Seorang Da’i yang
dimaksudkan dalam makalah ini adalah da’i yang bersifat umum, artinya bukan saja da’i
yang professional, akan tetapi berlaku juga untuk setiap orang yang hendak menyampaikan,
mengajak orang ke jalan Allah. Setiap orang yang menjalankan aktifitas dakwah, hendakanya
memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da’i. Sosok da’i yang memiliki kepribadian
sangat tinggi dan tak pernah kering digali adalah Rosulullah SAW. Hal ini Allah isyaratkan
dalam firman-Nya surat Al-Ahzab ayat 21:
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah."
Seorang da’i hendaklah mengambil pelajaran dari Rosulullah SAW dan para sahabat serta
para ulama saleh terdahulu yang telah berjuang menegakkan nilai-nilai luhur yang ada dalam
ajaran Islam. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dakwah sangat ditentukan oleh
kepribadian juru dakwah. Sikap penuh keyakinan bahwa dakwah yang disampaikan akan
diterima dengan baik oleh pendengar, sikap yakin bahwa apa yang disampaikan adalah
perintah Allah SWT, serta sikap optimis dan pantang menyerah adalah cirri-ciri kepribadian
seorang juru dakwah. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah akan banyak cobaan yang
dihadapi oleh juru dakwah. Oleh Karena itu kepribadian seorang da’i berperan penting dalam
keberhasilan proses dakwah. Untuk itu, orang yang berdakwah harus memiliki sikap mental
yang baik dan ini harus betul-betul terealisasi dalam kehidupannya sehari-hari.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan?” (As-Shaff:2)
2) Lemah lembut kepada mad’u-nya agar mereka senang dan mau menerima pesan-pesan
dakwah serta mengikuti jalannya. Bila bersikap sebaliknya, yakni bengis dan kasar,
kemungkinan besar yang terjadi adalah dai dijauhi madú nya. Ini pula yang dicontohkan
oleh Rasul Saw dalam berbagai peristiwa, sehingga mereka yang semula memusuhi
berubah menjadi pendukung-pendukung yang setia.
4) Menggunakan cara yang baik dan benar dalam berdakwah, sehingga secara psikologis
dakwah akan mendapat simpati mereka yang semula tidak suka dan tidak ada alasan untuk
menuduh para dai dengan tuduhan yang tidak benar.
B. TENTANG MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata motif yaitu dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat
(Walgito, 2002). Motif berasal dari bahasa latin Movere yang berarti bergerak atau to move.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi penentu bagi kegiatan hidup
individu dalam usahanya mencapai tujuan. Motif adalah impulse atau dorongan yang
memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif atau perilaku ke arah
pemuasan kebutuhan. Motif bukan hanya merupakan suatu keadaan perasaan. Motif bukan
hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga merupakan orientai kognitif, elementer
yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Oleh karena itu motifasi dipandang sangat penting
dalam kehidupan manusia.
Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah
(mad’u) agar timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah
dapat tercapai. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah lku mad’u
sesuai dengan tujuan dakwah kemudian menopng tingkah laku mad’u dengan mencipatakan
lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.
Penting bagi seorang da’i mengetaui motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya agar
seorang da’i mampu menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah atau strategi dakwah
yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan tentang psikologi dakwah di atas dapat kita lihat bahwa erat sekali
hubungan antara psikologi dengan dakwah.
Karena ketika seseorang berdakwah (da’i) maka ia perlu bahkan harus mengetahui kondisi
psikologis obyek yang didakwahi (mad’u) agar apa yang disampaikan nantinya dapat
tersampaikan dengan baik. Karena dakwah itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang
mempengaruhi orang lain agar mau merubah tingkah lakunya dan mengikuti sesuai dengan
yang disyari’aykan oleh agama (islam).
Perlu kita ketahui juga bahwasannya tujuan utama dari dakwah adalah bagaimana nantinya
seorang mad’u dapat atau mau menjalankan apa yang disampaikan oleh seorang da’i, bukan
hanya sekedar dipahami, direnungkan dan dirasakan saja.dan bagaimana agar seorang mad’u
benar-benar menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh kesadaran dari
dirinya sendiri.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://aisyazuhdiana.blogspot.com/2015/12/interaksi-psikologis-dai-dan-madu.html
https://islamicstudents15.blogspot.com/2018/06/makalah-12-psikologi-dakwah-interaksi.html
https://jurnal.uic.ac.id/index.php/muqaddimah/article/view/6
Faizah dan Lala Muchsin Efendi. Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada Media Group, 2015, cet. Ke-2.
http://putriap13.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-dakwah-hubungan-antara-dai.html
https://holongmarinacom.blogspot.com/2017/01/ayat-ayat-al-quran-dan-hadits-tentang.htm