Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Psikologi Dakwah Rosmita,M.Ag

INTERAKSI PSIKOLOGIS DA’I DAN MAD’U

Disusun Oleh :

 Bayu Rinata (12040214005)


 Elva Zahuri Utami (12040226377)
 Mailiana (12040225782)
 Nur Dien Thoyibbah (12040224279)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI (FDK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Interaksi Psikologis Da’i dan Mad’u”.
Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Rosmita, M.Ag selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah Psikologi Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau yang telah memberikan tugas ini.

Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap
mata kuliah Psikologi Dakwah. Oleh sebab itu penting bagi kami adanya kritik, saran, dan
usulan untuk memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang Akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya dan
juga dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam kata-kata yang telah kami buat ini.

Pekanbaru, 30 Maret 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………....……………………...................i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..................ii

DAFTAR ISI………………………………………….......………………….……................iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………................................……….......................1

B. RumusanMasalah………………………….....................………………….......................1

C. Tujuan Penulisan……………………………........................……………….....................1

BAB II :

PEMBAHASAN

A. Interaksi DA’I Dan MAD’U...........................................………................………............4

B. Tentang Motivasi..........................................................................…………………….......5

C. Peran Motivasi Dalam Proses Dakwah.............................................................................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………....……………......................9

B. Saran …………………………………………………………....…………........................9

DAFTAR PUSTAKA…………………………......………………....…………...................10
BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Psikologi dalam disiplin ilmu sering disebut dengan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi secara obyektif, seperti
terhadap rangsang dan jawaban yang menimbulkaan tingkah laku.Dan yang dimaksud dengan
dakwah yaitu mengajak manusia kejalan Allah agar mereka bahagia didunia dan di akhirat.

Dalam berdakwah sangat diperlukan psikologi untuk mengetahui keadaan mad’u dan bisa
mengerti tingkah laku mad’u itu sendiri. Selain itu keberhasilan seorang da’I dalam
menyampaikan dakwahnya tergantung pada respon mad’u untuk memenuhi ajakan sang da’i.

Salah satu pusat perhatian psikologi dakwah adalah bagamana dakwah itu bisa disampaikan
secara persuasif.efektifitas suatu kegiatan dakwah memang berhubungan dengan bagaimana
mengkomunikasikan pesan dakwah itu kepada mad’u, persuasive atau tidak.Secara
psikologis, bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam mengendalikan perilaku
manusia. Bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel manusia menjadi tertawa, marah,
sedih, lunglai, semangat, dan sebagainya. Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan
gagasan-gagasan baru kedalam pikiran manusia. Sebagai pesan, bahasa juga ada
psikologinya, misalnya cara berkata seseorang, isyarat tertentu, struktur bahasa yang
digunakan dan sebagainya, dapat memberikan maksud tertentu kepada lawan bicara. Jadi,
dengan memperhatikan psikologi pesan, bahasa dapat digunakan oleh da’I untuk mengatur,
menggerakkan dan mengendalikan perilaku masyarakat.

Pembatasan masalah digunakan untuk membatasi masalah yang akan dibahas. Dalam
penelitian ini, masalah dibatasi pada hal yang berkaitan dengan dakwah persuasif yaitu
tentang peluangakeberhasilan dakwah, unsure-unsur pembentuk persuasive, dan meteri
dakwah persuasive.

2. Rumusan masalah

a) Bagaimana interaksi antara da’i dan mad’u terbentuk?


b) Apakah motivasi itu?
c) Bagaimana motivasi berpengaruh terhadap proses dakwah?

3. Tujuan

a) Agar lebih memahami pengertian dari Da’i


b) Agar lebih memahami pengertian Mad’u
c) Agar lebih memaham apa itu motivasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERAKSI DA’I DAN MAD’U

 Siapakah Da’i Itu?

Menurut bahasa kata Da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar yang berarti orang
yang mengajak. Kalau muanats disebut Da’iyah. Jadi yang dimaksud dengan Da’i adalah
orang yang mengajak orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui lisan,
tulisan maupun perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebar luaskan
ajaran Islam, melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut Islam.

 Siapakah mad’u itu?


Mad’u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia, baik laki-laki atau
perempuan, tua maupun muda, muslim maupun non muslim, kesemuanya menjadi obyek
dalam kegiatan dakwah ini. Semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah.

 Pengertian Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) Psikologi
antara Da’i dan Mad’u adalah hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya
menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama. Sedangkan
dalam Islam komunikasi adalah proses dimana turunnya wahyu al-quran kepada umat
manusia lewat malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW.

 Aplikasi Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) antara Da’i
dan Mad’u adalah Dalam interaksi antara Da’i dan Mad’u dapat menyampaikan pesan-pesan
dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana komunikasi yang ada. Komunikasi dalam
proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberi pengertian, mempengaruhi sikap,
membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam komunikasi adalah
mendorong Mad’u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih
dahulu memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik.

 Hambatan Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) Psikologis
antara Da’i dan Mad’u adalah hambatan yang terjadi dalam interaksi dan komunikasi dalam
dakwah berasal dari dua faktor antara lain faktor internal dan eksternal antara da’i dan mad’u
itu sendiri.

 Da’i adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang menempati posisi yang sangat
penting dalam menentukan berhasil atau tudaknya kegiatan dakwah. Seorang Da’i yang
dimaksudkan dalam makalah ini adalah da’i yang bersifat umum, artinya bukan saja da’i
yang professional, akan tetapi berlaku juga untuk setiap orang yang hendak menyampaikan,
mengajak orang ke jalan Allah. Setiap orang yang menjalankan aktifitas dakwah, hendakanya
memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da’i. Sosok da’i yang memiliki kepribadian
sangat tinggi dan tak pernah kering digali adalah Rosulullah SAW. Hal ini Allah isyaratkan
dalam firman-Nya surat Al-Ahzab ayat 21:
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah."
Seorang da’i hendaklah mengambil pelajaran dari Rosulullah SAW dan para sahabat serta
para ulama saleh terdahulu yang telah berjuang menegakkan nilai-nilai luhur yang ada dalam
ajaran Islam. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dakwah sangat ditentukan oleh
kepribadian juru dakwah. Sikap penuh keyakinan bahwa dakwah yang disampaikan akan
diterima dengan baik oleh pendengar, sikap yakin bahwa apa yang disampaikan adalah
perintah Allah SWT, serta sikap optimis dan pantang menyerah adalah cirri-ciri kepribadian
seorang juru dakwah. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah akan banyak cobaan yang
dihadapi oleh juru dakwah. Oleh Karena itu kepribadian seorang da’i berperan penting dalam
keberhasilan proses dakwah. Untuk itu, orang yang berdakwah harus memiliki sikap mental
yang baik dan ini harus betul-betul terealisasi dalam kehidupannya sehari-hari.

 Sikap mental ini antara lain sebagai berikut:


1) Memiliki kecintaan kepada ajaran Islam, sehingga dalam kapasitasnya sebagai da’i,
seorang telah merealisasikan pesan-pesan dakwahnya dalam kehidupan nyata. Bila tidak,
terdapat hambatan psikologis untuk diterimanya pesan-pesan dakwah oleh mad’u, bahkan
bisa mengakibatkan hilangnya kewibawaan sebagai da’i dan di hadapan Allah Swt, ia
mendapatkan kemurkaan-Nya. Allah Swt berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan?” (As-Shaff:2)

2) Lemah lembut kepada mad’u-nya agar mereka senang dan mau menerima pesan-pesan
dakwah serta mengikuti jalannya. Bila bersikap sebaliknya, yakni bengis dan kasar,
kemungkinan besar yang terjadi adalah dai dijauhi madú nya. Ini pula yang dicontohkan
oleh Rasul Saw dalam berbagai peristiwa, sehingga mereka yang semula memusuhi
berubah menjadi pendukung-pendukung yang setia.

3) Bersikap sabar dan optimis dalam dakwah

4) Menggunakan cara yang baik dan benar dalam berdakwah, sehingga secara psikologis
dakwah akan mendapat simpati mereka yang semula tidak suka dan tidak ada alasan untuk
menuduh para dai dengan tuduhan yang tidak benar.

B. TENTANG MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata motif yaitu dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat
(Walgito, 2002). Motif berasal dari bahasa latin Movere yang berarti bergerak atau to move.

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi penentu bagi kegiatan hidup
individu dalam usahanya mencapai tujuan. Motif adalah impulse atau dorongan yang
memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif atau perilaku ke arah
pemuasan kebutuhan. Motif bukan hanya merupakan suatu keadaan perasaan. Motif bukan
hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga merupakan orientai kognitif, elementer
yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Oleh karena itu motifasi dipandang sangat penting
dalam kehidupan manusia.

 Adapun para psikolog memberikan pengertian dan teori-teori sebagai berikut:


1) Sigmund Freud berpendapat bahwa dasar dari motivasi tingkah laku manusia adalah
insting (naluri).
2) Abraham Maslaw berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan
dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan bersal dari sumber
genesis atau naluriah.
3) K. S.Lashlay berpendapat bahwa motivasi dikendalikan oleh respon-respon susunan
syaraf sentral ke arah rangsangan dari dalam dan dari luar yang fariasinya sangat
kompleks, termasuk perubahan kompoisi kimiawi dan aliran darah.
4) Fillmore H.Sanford berpendapat bahwa motivasi itu motion yang berarti gerakan.
Oleh karena itu Ia mengartikan motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan
suatu organisme dan mengarahkannya kepada suatu tujuan.
5) Floyd L. Ruch berpendapat bahwa motivasi manusia sangat kompleks dan dapat
mempengaruhi manusia dalam tiga cara:
 Motif memungkinkan pola rangsang dari luar diri manusia mengalahkan
rangsangan lain yang menyainginya.
 Motif dapat membuat seseorang terikat dalam satu kegiatan tertentu ehingga ia
dapat menemukan objek atau situasi khusus diluar dirinya.
 Motif dapat menimbulkan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih
berat.
 Fungsi motivasi dari uraian diatas menunjukkan bahwa motivasi mendorong timbulnya
perilaku dan mempengaruhi serta mengubah perilaku. Jadi fungsi motivasi ialah :
1) Mendorong timbulnya perilaku atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan
timbul perbuatan seperti belajar.
2) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
diinginkan.
3) Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
 Klasifikasi Motif

Penggolongan motif dalam diri manusia menurut Ahli Psikologi :

1. Sartain, membagi motif menjadi 2 golongan:

a) Physiological Drive : Dorongan yang bersifat fisiologis. Jika kebutuhan dorongan


terpenuhi maka seseorang menjadi tenang. Contoh; rasa lapar, haus, lelah dll.
b) Social Motives : Dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain
dalam masyarakat seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik
(etika)

2. Woodworth, membagi motif menjadi 2 golongan:

a) Unlearned Motives : Motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan


atau kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh.
b) Learned Motives: merupakan aspek-aspek yang disadari meliputi motif-motif
untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari sesuatu.

PERAN MOTIVASI DALAM PROSES DAKWAH

Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan dan


menopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu kearah suatu
tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu tersebut.

Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah
(mad’u) agar timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah
dapat tercapai. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah lku mad’u
sesuai dengan tujuan dakwah kemudian menopng tingkah laku mad’u dengan mencipatakan
lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.

Penting bagi seorang da’i mengetaui motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya agar
seorang da’i mampu menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah atau strategi dakwah
yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan tentang psikologi dakwah di atas dapat kita lihat bahwa erat sekali
hubungan antara psikologi dengan dakwah.

Karena ketika seseorang berdakwah (da’i) maka ia perlu bahkan harus mengetahui kondisi
psikologis obyek yang didakwahi (mad’u) agar apa yang disampaikan nantinya dapat
tersampaikan dengan baik. Karena dakwah itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang
mempengaruhi orang lain agar mau merubah tingkah lakunya dan mengikuti sesuai dengan
yang disyari’aykan oleh agama (islam).

Perlu kita ketahui juga bahwasannya tujuan utama dari dakwah adalah bagaimana nantinya
seorang mad’u dapat atau mau menjalankan apa yang disampaikan oleh seorang da’i, bukan
hanya sekedar dipahami, direnungkan dan dirasakan saja.dan bagaimana agar seorang mad’u
benar-benar menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh kesadaran dari
dirinya sendiri.

B. Saran

Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
http://aisyazuhdiana.blogspot.com/2015/12/interaksi-psikologis-dai-dan-madu.html

https://islamicstudents15.blogspot.com/2018/06/makalah-12-psikologi-dakwah-interaksi.html

https://jurnal.uic.ac.id/index.php/muqaddimah/article/view/6

Faizah dan Lala Muchsin Efendi. Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada Media Group, 2015, cet. Ke-2.

http://putriap13.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-dakwah-hubungan-antara-dai.html

https://holongmarinacom.blogspot.com/2017/01/ayat-ayat-al-quran-dan-hadits-tentang.htm

Anda mungkin juga menyukai