Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabar adalah menahan (al-hasbu) dan mencegah (al-manu) lawan dari
keduanya adalah keluh kesah (al-jazu) dari asal kata ini dapat disimpulkan
bahwa sabar adalah mencegah dan menahan diri dari keluh kesah, menahan
lisan dari mengeluh, dan menjaga anggota badan dari perbuatan mengamuk.
Sabar adalah kekuatan jiwa. Siapa yang bersabar maka keadaan jiwanya
relative akan stabil dan akhlaknya juga akan menjadi baik, dengan demikian,
mereka yang sabar, akan mampu menahan gelombang cobaan tantangan
kehidupan, walaupun berat cobaan itu.1
Secara harfiah, sabar berarti tabah hati. Menurut Zun al-Nun al-Mishry,
sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Allah, tetapi tenang ketika mendapatkan cobaan, dan menampakkan sikap
cukup walaupun sebenarnya berada dalam kefakiran dalam bidang ekonomi.
Dan pendapat lain mengatakan sabar berarti menghilangkan rasa mendapatkan
cobaan tanpa menunjukkan rasa kesal.2
Semua orang mungkin meyakini betul, bahwa tak ada dalam hidup ini
yang akan terkabulkan secara keseluruhan. Setiap keinginan, ada kalanya
tercapai, dan ada kalanya masih menunggu giliran untuk datang, atau mungkin
ia tidak akan pernah datang. Hidup bukan hanya tentang taburan bunga-bunga
indah yang kita tanam lalu menebarkan harum dan keindahan, tapi hidup juga
adalah perjalanan ketika menghadapi pahit dari sesuatu yang tidak diinginkan,
tapi itu harus terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Psikoterapi?
2. Apa Sabar?
3. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Psikoterapi Islam Kesabaran?
1

Yunuardi Sykur, The Miracle Of Sabar, ( Tanggerang : Kataelha, 2010) hal, 5-6
Utsman Najati. M. Psikologi Quran.(Solo: Aulia Press, 2007) hal 35

C. Tujuan
1. Apa Pengertian Psikoterapi?
2. Apa Sabar?
3. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Psikoterapi Islam Kesabaran?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi kadang-kadang diidentikkan dengan psikoanalisis, yaitu suatu
cara untuk menganalisis jiwa seseorang dengan menggunakan teknik-teknik
tertentu. Psikoterapi juga diartikan dengan penerapan teknik khusus pada
penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri
Menurut Lewis R. Wolberg. M.D. (1977) dalam buku The Technique of
Psichotherapy menjelaskan bahwa psikoterapi adalah perawatan dengan
menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari
kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan
hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan: (1) menghilangkan,
mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada, (2) memperantarai
(perbaikan) pola tingkah laku yang rusak, dan (3) meningkatkan pertumbuhan
serta perkembangan kepribadian yang positif.3
Istilah Psikoterapi (Psychotherapy) mempunyai pengertian cukup banyak
dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang
operasional ilmu empiris seperti psikiartri, psikologi, bimbingan dan
penyuluhan, kerja sosial, pendidikan dan ilmu agama. Secara harfiah
Psikoterapi berasal dari kata psycho = jiwa, dan therapy = penyembuhan. Jadi,
psikoterapi sama dengan penyembuhan jiwa.
Yang dimaksud dengan psikoterapi adalah pengobatan alam pikiran atau
lebih tepatnya pengobatan alam psikis melalui metode psikologi. Dari
pengertian tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa psikoterapi
dipandang sebagai upaya kuratif dalam pengobatan orang yang sakit jiwa
B. Sabar
1. Sabar
Psikoterapi kadang-kadang diidentikkan dengan psikoanalisis,
yaitu suatu cara untuk menganalisis jiwa seseorang dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu. Psikoterapi juga diartikan dengan penerapan teknik
3

Muhammad Ustman Najati, Psikologi Dalam Prespektif Hadis, ( Jakarta : Pustaka AlHusna Baru, 2004 ) hal. 326

khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan


penyesuaian diri
Menurut Lewis R. Wolberg. M.D. (1977) dalam buku The Technique
of Psichotherapy menjelaskan bahwa psikoterapi adalah perawatan dengan
menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari
kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan
hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan: (1) menghilangkan,
mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada, (2) memperantarai
(perbaikan) pola tingkah laku yang rusak, dan (3) meningkatkan
pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif.4
Secara harfiah, sabar berarti tabah hati. Menurut Zun al-Nun alMishry, sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan
dengan kehendak Allah, tetapi tenang ketika mendapatkan cobaan, dan
menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya berada dalam kefakiran
dalam bidang ekonomi. Selanjutnya Ibn Atha mengatakan sabar artinya
tetap tabah dalam menghadapi cobaan dengan sikap yang baik. Dan
pendapat lain mengatakan sabar berarti menghilangkan rasa mendapatkan
cobaan tanpa menunjukkan rasa kesal. Ibn Usman al-Hairi mengatakan
sabar adalah orang yang mampu memasung dirinya atas segala sesuatu
yang kurang menyenangkan5
Menurut Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Mukhtashar Ihya
Ulumuddin, mengatakan, bahwa kesabaran itu tersusun dari ilmu,
keadaan, dan perbuatan. Ilmu dalam hal ini diibaratkan pohon, keadaan
seperti ranting, dan perbuatan seperti buah. Praktek sabar dalam kehidupan
sehari-hari

adalah

bagian

dari

peningkatan

seseorang

terhadap

kesempurnaan iman6
Sabar adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh orang mukmin yang
berkaitan erat dengan kuatnya keinginan seorang muslim yang sabar dan

memiliki keinginan yang kuat, akan bersabar ketika menghadapi rintangan


dan cobaan, dan hal itu tidak akan melemahkan keinginannya tersebut.
4

Muhammad Ustman Najati, Psikologi Dalam Prespektif Hadis, ( Jakarta : Pustaka AlHusna Baru, 2004 ) hal. 326
5
Utsman Najati. M. Psikologi Quran.(Solo: Aulia Press, 2007) hal 35
6
Yunuardi Sykur, The Miracle Of Sabar, ( Tanggerang : Kataelha, 2010) hal, 5-6

Dengan keinginan yang kuatlah manusia dapat merealisasikan tugas


besarnya dan mewujudkan tujuannya yang tertinggi disertai dengan taufik
dari

Allah,

percaya

diri

dan

tawakal

padanya

setelah

selesai

melaksanankan tugasnya tersebut. Hal ini sejalan dengan firman Allah


surat Al-Anfal :65

Artinya : Hai nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk


berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada
seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir
itu kaum yang tidak mengerti
Allah juga berfirman dalam surat Ali-Imran : 200

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah


kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada
Allah, supaya kamu beruntung.
Sabar

adalah

salah

satu

penyebab

datangnya

keberuntungan, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat


diatas, sedangkan yang dimaksud dengan keberuntungan
di sini adlah kemenangan dalam menaggapi surga yang
kekal.7
7

Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Psikoterapi, ( Jakarta : Gema Insani, 2005), hal

494

Sabar dan sikap saling mengingat untuk bersabar


adalah dua hal yang masuk alam cakupan ibadah dan juga
cakupan ibadah dan cakupan hubungan interaksi manusia
dengan sesamanya. Sabar memiliki faedah yang besar
dalam mendidik dan menguatkan kepribadian muslim
hingga menambah kekuatannya untuk dapat memikul
beban kehidupan. Juga memperbahrui kembali semngat
untuk menghadapi segala permasalahn hidup.
Sabar merupakan media yang paling ampuh dalam
terapi

penyakit

jiwa,

sabar

sipenderita

itu

sendiri

merupakan obat jiwa. Pandangan kaum sufi tentang sabar


merupakan sisi yang penting dalam memperbaiki kendala
kejiwaan, dan sabar pada hakikatnya merupakan sikap
berani

dalam

menghadapi

kesulitan-kesulitan.

Sesungguhnya sabar dapat menanam ketenangan dalam


jiwa, dapat memberikan kegembiraan bagi orang-orang
yang

menderita

sakit

atau

gangguan

kejiwaan,

sesungguhnya sifat sabar merupakan obat segala obat dan


penyembuhan dari penyakit jiwa.8
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa psikoterapi sabar adalah suatu metode psikoterapi
yang digunakan sufistik dalam kesehatan mental untuk
membantu
kesulitan

mengenali,
interpersonal

mendefinisikan
dan

psikologis

dan
yang

mengatasi
dihadapi

individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka dalam


menjalani kehidupan dengan mencegah dan menahan diri
dari keluh kesah, menahan lisan dari mengeluh, dan
menjaga anggota badan dari perbuatan mengamuk.
8

Amir An-Najjar. Ilmu jiwa Dalam Tasawuf, ( Jakarta : Pustaka Azzam, 200) hal. 241-242

C. Macam Macam Kesabaran


a. Sabar dengan orang-orang sekitar yang tidak senang dengan kita
Dan yang ini adalah sabar dengan keadaan orang-orang sekitar
yang tidak senang dengan kita. Ini selama kita dalam jalan yang haq.
Rasulullah SAW beliau adalah orang yang senantiasa sabar dengan apa
yang telah dilakukan orang-orang Quraisy yang sangat membenci
beliau. Tidak jarang beliau disakiti baik secara lisan atau ucapan
bahkan secara fisik. Begitu juga dengan kita, kita dituntut untuk sabar
menghadapi masyarakat disekitar kita jika mereka tidak senang dengan
dakwah yang kita sebarkan. Kita diharuskan untuk sabar jika orang
lain mencerca dan mencaci-maki jika memang yang kita pertahankan
adalah haq atau kebenaran. 9
b. Sabar dalam melaksanakan perintah Allah SWT
Allah telah memerintahkan kepada kita dengan sabar dalam
melaksanakan

perintah-perintah-Nya.

Shalat

sebagai

contohnya,

mungkin bagi sebagian kita sangatlah berat untuk menjalaninya.


Banyak dari kita beralasan seperti yang tersirat dalam ungkapan
dibawah ini:Subuh kesiangan, dhuhur di kantoran (sibuk hingga
melupakan sholat), asar diperjalanan, maghrib kecapean dan isya
ketiduran.Begitu juga dengan kewajiban-kewajiban lainnya seperti:
puasa, haji, berzakat dan lainnya. Akan tetapi bagi mereka yang selalu
sabar dan teguh pendirian dan keimanan kepada Allah SWT, hal yang
demikian sesungguhnya sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan.
b. Sabar untuk meninggalkan dan menjauhi larangan Allah SWT
Ini termasuk sabar yang berat, karena kita dituntut untuk
senantiasa menghindari semua hal tersebut, bahkan hal yang
terkecilpun. Dan kiranya kita mampu sabar dengan semua larangan
tersebut, tentunya kita akan mendapatkan pahala yang sangat besar dari
Allah SWT, baik didunia hingga diakhirat kelak. Bagi mereka yang
tidak sabar dengan kehidupan didunia ini, yang selalu melanggar apa
9

Abu Syauqie al Mujaddid, http://www.solusiislam...(diakses tanggal 10 desember 2013)

yang telah dilarang oleh Allah, baginya tidak lain adalah neraka
jahannam, hadiah terhadap apa yang telah dia perbuat selama didunia
Contoh yang telah Allah beritakan dalam Al Quran adalah: kisah
Nabi Yusuf AS dengan Zulaykha, yang telah diabadikan dalam Al
Quran. Dengan kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Yusuf AS beliau
selamat dari godaan syaitan untuk bermaksiat dihadapan Allah SWT.
Dalam surat Yusuf ayat 24 Allah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya wanita itu Telah bermaksud (melakukan


perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan
pula) dengan wanita itu Andaikata dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hambahamba kami yang terpilih.
Ayat

Ini tidaklah menunjukkan bahwa nabi Yusuf a.s. punya

keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi


godaan itu demikian besanya sehingga Andaikata dia tidak dikuatkan
dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu dia jatuh ke dalam
kemaksiatan.10
c. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan

Sabar yang ketiga ini adalah sabar yang selalu kita ucapkan dalam
keseharian kita, dimana kita selalu mengucapkannya bagi mereka yang
sedang diuji oleh Allah SWT, dan kesabaran dalam menghadapi ujian
dan cobaan ini, Allah SWT telah memberikan solusi sekaligus jalan
keluarnya yang telah difirmankan dalam surat al Baqarah 153:
10

Abu Syauqie al Mujaddid, http://www.solusiislam.com/2013/01/selamat-dengan-4macam-kesabaran_14.html ( diakses tanggal 10 desember 2013)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat


sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.
Allah juga telah memberikan contoh dalam al Quran dengan apa
yang telah diderita oleh Nabi Ayyub AS, beliau menderita penyakit
yang sangat parah sehingga tak satupun dari manusia yang mau untuk
mendekatinya tak terkecuali istrinya (lantaran godaan syaitan). Beliau
menderita penyakit selama kurang lebih 18 tahun namun tak sedikitpun
beliau mengeluh dan putus asa dengan apa yang telah ditakdirkan
kepadanya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kita dalam
menghadapi segala sesuatu itu harus sabar, apapun cobaan dan ujian yang
datang kepada kita, karena Allah telah menegaskan sesengguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar, dengan kesabarn itu Allah akan
membalasnya diakhirat nantinya.
D. Langkah-Langkah Metode Psikoterapi Islam Kesabaran
1. Refleksi masalah
Tahap awal ini klien di haruskan dapat menceritakan tentang
perasaan negatif yang sedang mengganggu pikiran klien, klien harus
menceritakan sedetail mungkin semua perasaan yang membuatnya
tertekan tersebut. Refleksi inin diharapkan membuat klien bisa katarsis,
sehingga semua yang diungkapkan dapat sejujur-jujurnya, apapun yang
membuat klien kesal boleh diutarakan dengan penuh emosi. Refleksi
masalah dapat dibantu dengan cermin, dan klien dapat katarsis refleksi
dirinya di depan cermin.
2. Berwudhuk

Ketika klien telah menyelesaikan katarsis, klien diminta untuk


bersuci dan berwudhuk, sebelum berwudhuk terapis dapat mengarahkan
klien untuk memaknai setiap air yang diusapkan ke bagian tubuh
nantinya. Hal ini dimaksudkan untuk membuat suatu keyakinan pada
klien bahwa air wuduk dengan izin Allah akan dapat membantu emosi
yang ada.
3. Setelah klien berwudhuk, klien diminta untuk duduk kembali
Dan terapis mengarahkan klien untuk dapat memaknai kata-kata
sabar, dan terapis pun memandu klien sebelumnya dengan menjelaskan
energi yang ada dalam kata-kata sabar, seperti energi penolong, energi
pembawa keberuntungan, energi yang mendatangkan keuntungan yang
besar. Pastikan klien benar-benar mengerti dengan apa yang di
maknainya tentang sabar.
4. Atur pernafasan
Pada posisi klien di haruskan melakukan beberapa kali pengaturan
pernafasan yang ideal, seperti menghirup pelan dari hidung, dan
menghembuskan kembali melalui mulut, yakinkan klien setiap
menghirup pernafasan adalah bagian untuk menghirup energi sabar
sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan pernafasan lewat mulut adlah
mengeluarkan semua emosi negatife.
5. Mengistirahatkan fikiran (relaksasi)
Dalam proses ini klien diminta untuk relaksasi seperti relaksasi
yang terapi lainnya lakukan, dalam hal ini klien memposisikan dirinya
benar-benar relaks dan tanpa ada satupun fikiran yang mengganggu.
Ketika klien dalam keadaan yang relaks terapis bisa membantu klien
dengan sugesti positif bahwa klien adalah seutuhnya orang sabar.
6. Mempersentasekan 100% kesabaran
Disesi ini terapis mengarahkan klien untuk mampu memberikan
persentase tertinggi tentang kepositifan sabarnya setelah melakukan
beberapa sesi sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar memastikan
bahwa dalam diri klien sudah tertanam energi sabar, sehingga kapanpun
klien menggunakan kata-kata sabar dapat menjadi positif dalam
mengatasi tekanan dan masalah-masalah selanjutnya.
7. Terminasi

10

Setelah klien yakin dengan pilihannya untuk mengakui bahwa


sabar itu akan lebih bermakna dalam kehidupannya, dan telah yakin
bahwa kata-kata sabar akan menjadi sesuatu yang positif dalam
kehidupannya, maka terapis sudah bisa mengakhiri proses terapi
sementara, pengakhiran terapi atau terminasi ini melibatkan peran
terapis mengkontruksi ulang tentang tiap sesi terapi, lalu meminta klien
untuk menyimpulkan terapi tersebut.11
E. Kesabaran Sebagai Terapi Mental
Sabar itu haruslah diterapkan dalam segala bidang-kehidupan. Tidak hanya
dalam menghadapi malapetaka (musibah) saja. Itu hanyalah merupakan salah
satu diantara bidang-bidang itu. Sebagai contoh pada bidang-bidang mana
harus diterapkan sikap sabar itu, dijelaskan di dalam Al-Quran Sabar itu harus
diterapkan paling tidak pada lima macam, yaitu :
1. Sabar dalam beribadat. Sabar mengerjakan ibadat ialah dengan tekun
mengendalikan diri melaksanakan syarat-syarat dan tata-tertib ibadah itu.
Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu; a. Sebelum
melakukan ibadah. Harus dibuhul niat yang suci ikhlas, semata-mata
beribadah karena taat kepada Allah; b.

Sedang melakukan ibadah.

Janganlah lalai memenuhi syarat-syarat, jangan malas mengerjakan tatatertibnya.

Seumpama

mengerjakan

shalat,

janganlah

melakukan

sembahyang "cotok ayam'', yaitu seperti ayam yang sedang mencotok


padi, main cepat-cepat dan kilat saja. Yang dikerjakan hanya yang wajibwajibnya saja, sedang yang sunnat-sunnat ditinggalkan. Pada hal tidak ada
yang akan diburu atau yang mendesak. c. Sesudah selesai beribadah.
Jangan bersikap ria, menceriterakan ke kiri dan ke kanan tentang ibadah
atau amal yang dikerjakan, dengan maksud supaya mendapat sanjungan
dan pujian manusia.
2. Sabar ditimpa malapetaka. Sabar ditimpa malapetaka atau musibah ialah
teguh hati ketika mendapat cobaan, baik yang berbentuk kemiskinan,
maupun berupa kematian, kejatuhan, kecelakaan, diserang penyakit dan
11

Wiryoutomo Pracoyo, hikmah sabar, ( http://www.darulwahyain.co.cc) diakses tanggal 11


Desember 2013

11

lain-lain sebagainya. Kalau malapetaka itu tidak dihadapi dengan


kesabaran, maka akan terasa tekanannya terhadap jasmaniah maupun
rohaniah. Badan semakin lemah dan lemas, hati semakin kecil. Timbullah
kegelisahan, kecemasan, panik dan akhirnya putus-asa. Malah kadangkadang ada pula yang nekad dan gelap mata mengambil putusan yang
tragis, seumpama membunuh diri.
3. Sabar terhadap kehidupan dunia. Sabar terhadap kehidupan dunia (asshabru 'aniddunya) ialah sabar terhadap tipudaya dunia, jangan sampai
terpaut hati kepada kenikmatan hidup di dunia ini. Dunia ini adalah
jembatan untuk kehidupan yang abadi, kehidupan akhirat. Banyak orang
yang terpesona terhadap kemewahan hidup dunia. Dilampiaskannya hawa
nafsunya, hidup berlebih-lebihan, rakus, tamak dan lain-lain sehingga
tidak memperdulikan mana yang halal dan mana yang haram, malah
kadang-kadang merusak dan merugikan kepada orang lain. Kehidupan di
dunia ini janganlah dijadikan tujuan, tapi hanya sebagai alat untuk
mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal. Memang, tabiat
manusia condong kepada kenikmatan hidup lahiriah, kehidupan yang
nyata dilihat oleh mata dan dinikmati oleh indera-indera yang lain. Tak
ubahnya seperti orang yang meminum air laut, semakin diminum semakin
haus. Untuk ini diperlukan kesabaran menghadapinya.
4. Sabar terhadap maksiat. Sabar terhadap maksiat ini ialah mengendalikan
diri supaya jangan melakukan perbuatan maksiat. Tarikan untuk
mengerjakan maksiat itu sangat kuat sekali mempengaruhi manusia, sebab
senantiasa digoda dan didorong oleh iblis. Iblis itu bertindak laksana kipas
yang terus menerus pengipas-ngipas api yang kecil, sehingga akhirnya
menjadi besar merembet dan menjilat-jilat ke tempat lain. Kalau api sudah
semakin besar, maka sukar lagi memadamkannya. Sabar terhadap maksiat
itu bukanlah mengenai diri sendiri saja, tapi juga mengenai diri orang yang
lain. Yaitu, berusaha supaya orang lain juga jangan sampai terperosok ke
jurang kemaksiatan, dengan melakukan: amar makruf, nahi munkar. Yakni,

12

menyuruh manusia melakukan kebaikan dan mencegahnya dari perbuatan


yang salah dan buruk.
5. Sabar dalam perjuangan. Sabar dalam perjuangan ialah dengan menyadari
sepenuhnya, bahwa setiap perjuangan mengalami masa upand dawn,
masa-naik dan masa-jatuh, masa-menang dan masa-kalah. Kalau
perjuangan belum berhasil, atau sudah nyata mengalami kekalahan,
hendaklah berlaku sabar menerima kenyataan itu. Sabar dengan arti tidak
putus harapan, tidak patah semangat. Harus berusaha menyusun kekuatan
kembali,

melakukan

introspeksi

(mawasdiri)

tentang

sebab-sebab

kekalahan dan menarik pelajaran daripadanya.


Jika perjuangan berhasil atau menang, harus pula sabar mengendalikan
emosi-emosi buruk yang biasanya timbul sebagai akibat kemenangan itu,
seperti sombong, congkak, berlaku kejam, membalas dendam dan lain-lain.
Sabar disini harus diliputi oleh perasaan syukur. Apabila sesuatu perjuangan
dikendalikan oleh sifat kesabaran, maka dengan sendirinya akan timbul
ketelitian, kewaspadaan, usaha-usaha yang bersifat konsolidasi dan lain-lain.
Orang yang tidak sabar dalam perjuangan kerap kali mundur di tengahjalan
atau setelah sampai di medan juang, kalah sebelum mengangkat senjata
dalam medan tempur Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah ditegaskan
bahwa konsep M. Quraish Shihab yang menyuruh manusia untuk sabar
sangat relevan dengan kesehatan mental karena dengan sabar maka dapat
membentuk manusia yang bermental sehat.
Al-Quran mengajak kaum muslimin agar berhias diri dengan kesabaran.
Sebab, kesabaran mempunyai faedah yang besar dalam membina jiwa,
memantapkan kepribadian, meningkatkan kekuatan manusia dalam menahan
penderitaan, memperbaharui kekuatan manusia dalam menghadapi berbagai
problem hidup, beban hidup, musibah, dan bencana, serta menggerakkan
kesanggupannya untuk terus-menerus berjihad dalam rangka meninggikan
kalimah Allah SWT.
Seorang mukmin yang sabar tidak akan berkeluh kesah dalam menghadapi
segala kesusahan yang menimpanya serta tidak akan menjadi lemah atau

13

jatuh gara-gara musibah dan bencana yang menderanya. Allah SWT. telah
mewasiatkan .kesabaran kepadanya serta mengajari bahwa apa pun yang
menimpanya pada kehidupan dunia hanyalah merupakan cobaan dari-Nya
supaya diketahui orang-orang yang bersabar.
Kesabaran mengajari manusia ketekunan dalam bekerja serta mengerahkan
kemampuan untuk merealisasikan tujuan-tujuan amaliah dan ilmiahnya.
Sesungguhnya sebagian besar tujuan hidup manusia, baik di bidang
kehidupan misalnya sosial, ekonomi, dan politik maupun dl bidang penelitian
ilmiah, membutuhkan banyak waktu dan banyak kesungguhan. Oleh sebab
itu, ketekunan dalam mencurahkan kesungguhan serta kesabaran dalam
menghadapi kesulitan pekerjaan dan penelitian merupakan karakter penting
untuk meraih kesuksesan dan mewujudkan tujuan-tujuan luhur.
Apabila seseorang bersabar dalam memikul kesulitan dan musibah hidup,
bersabar dalam gangguan dan permusuhan orang lain, bersabar dalam
beribadah, dan taat kepada Allah SWT, maka mentalnya akan sehat. Sabar
dalam melawan syahwat, bersabar dalam bekerja dan berkarya, ia tergolong
orang yang memiliki kepribadian yang matang, seimbang, paripurna, kreatif,
dan aktif. Selain itu, ia juga menjadi orang yang terlindung dari kegelisahan
dan aman dari gangguan-gangguan kejiwaan.

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesabaran mengajari manusia ketekunan dalam bekerja serta
mengerahkan kemampuan untuk merealisasikan tujuan-tujuan amaliah dan
ilmiahnya. Sesungguhnya sebagian besar tujuan hidup manusia, baik di
bidang kehidupan misalnya sosial, ekonomi, dan politik maupun dl bidang
penelitian ilmiah, membutuhkan banyak waktu dan banyak kesungguhan.
Oleh sebab itu, ketekunan dalam mencurahkan kesungguhan serta
kesabaran dalam menghadapi kesulitan pekerjaan dan penelitian
merupakan karakter penting untuk meraih kesuksesan dan mewujudkan
tujuan-tujuan luhur.
Apabila seseorang bersabar dalam memikul kesulitan dan musibah
hidup, bersabar dalam gangguan dan permusuhan orang lain, bersabar
dalam beribadah, dan taat kepada Allah SWT, maka mentalnya akan sehat.
Sabar dalam melawan syahwat, bersabar dalam bekerja dan berkarya, ia
tergolong orang yang memiliki kepribadian yang matang, seimbang,
paripurna, kreatif, dan aktif. Selain itu, ia juga menjadi orang yang
terlindung dari kegelisahan dan aman dari gangguan-gangguan kejiwaan.

B. Saran
Penguraian dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat berharap supaya tidak menjadikan makalah ini
satu-satunya sumber dalam materi ini, tetapi berusaha mencari referensi dan
penjelasan yang lebih banyak, lebih mendalam sehingga lebih memahami
materi perkuliahan ini.

KATA PENGANTAR

15

Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan
segenap keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir
zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan
dari para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Bengkulu,

Penulis

i
MAKALAH

16

PSIKOTERAPI ISLAM

Kesabaran

Di susun oleh :

Dosen
Triyani Pujiastuti, S.Sos

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN)
2015
DAFTAR ISI

17

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI

...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikoterapi ............................................................................2
B. Sabar

...................................................................................................2

C. Langkah-Langkah Metode Psikoterapi Islam Kesabaran........................7


D. Kesabaran Sebagai Terapi Kesehatan Mental.......................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 14
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii

18

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ustman Najati, Psikologi Dalam Prespektif Hadis, Jakarta : Pustaka
Al-Husna Baru, 2004
Yunuardi Sykur, The Miracle Of Sabar, Tanggerang : Kataelha, 2010
Utsman Najati. M. Psikologi Quran. Solo: Aulia Press, 2007
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Psikoterapi, Jakarta : Gema Insani, 2005
Amir An-Najjar. Ilmu jiwa Dalam Tasawuf, Jakarta : Pustaka Azzam, 2000
Abu Syauqie al Mujaddid, http://www.solusiislam.com/2013/01/selamat-dengan4-macam-kesabaran_14.html.
Wiryoutomo Pracoyo, hikmah sabar, http://www.darulwahyain.co.cc diakses
tanggal 11 Desember 2013

19

Anda mungkin juga menyukai