Anda di halaman 1dari 13

Karakteristik Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah

Oleh Vionita Adjura Siti Murbarani, 1406619911


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang anggota-anggotanya terikat secara lahir
dan batin dan terikat secara hukum karena pertalian darah dan pernikahan. Ikatan itu menetapkan
kedudukan tertentu pada masing-masing anggota keluarga,ada hak dan kewajiban,tanggung
jawab bersama, saling mengharapkan, dan saling mengasihi. Suatu keluarga terdiri dari
suami,istri,dan anak-anak. Konsep pembinaan keluarga sakinah disebutkan dalam al-Quran:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan saying. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.al-Rum,30:21)
Dalam berbagai bimbingannya, Nabi s.a.w mengajarkan kepada kita agar membina suatu rumah
tangga yang bahagia dan cinta kasih. Kebahagiaan manusia atau keluarga yang sakinah akan
tercapai apabila memenuhi beberapa hal. Berikut ini beberapa cara untuk mewujudkan keluarga
yang sakinah mawaddah dan rahmah.
a. Mendidik Keluarga
Setelah mampu membina keluarga dan kehidupan secara mandidi sesuai dengan perintah
Allah s.w.t, tugas selanjutnya yakni mendidik keluarga. Orang tua yang baik ialah orang tua
yang mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai hal-hal kebajikan yang tentunya di ridlai
oleh Allah s.w.t serta menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan sebagai pendoman
dalam hidup.
b. Berbakti Pada Orangtua
Setelah hidup mandiri dengan keluarga sakinah, tentunya hidup akan dipenuhi dengan
ketentraman dan kebahagiaan. Sudah sepantasnya berbakti kepada orang tua yang telah sabar
mendidik serta merawat anak-anaknya hingga anaknya tumbuh besar dan menjadi pribadi
yang baik serta terpuji. Berbakti kepada orang tua dalam pandangan Islam, merupakan suatu

keharusan yang selalu dijaga dengan baik. Allah telah memperintahkan untuk berbakti
kepada orang tua sebagaimana firman-Nya sebagai berikut:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah ,dan
menyampihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibubapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.(QS. Luqman,31:14)
Keterkaitan Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah terhadap Kasus Korupsi
Korupsi merupakan akhlak tercela yang sangat tidak terpuji karena korupsi merugikan
masyarakat luas dan merupakan suatu dosa besar. Korupsi di Indonesia sendiri dilakukan oleh
para pejabat Negara yang telah merugikan triliunan rupiah. Korupsi ini membuat seseorang
menjadi serakah akan suatu kekayaan dan martabat. Korupsi sendiri dapat dihindari apabila
seseorang tersebut medapat pendidikan dari keluarganya sewaktu kecil dimana ia tumbuh, kedua
orang tua nya mengajarkan nilai-nilai kejujuran serta nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada
anaknya. Suatu keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah tentunya akan mendidik anakanaknya dengan sepenuh hati. Anak-anak yang shaleh dan shalehah akan senantiasa berbakti
kepada kedua orang tuanya dan menerapkan hal-hal kebajikan yang telah diajarkan oleh kedua
orang tuanya sehingga tidak akan melakukan suatu tindakan yang tercela seperti korupsi.
Keluarga merupakan sarana pembelajaran agama yang pertama. Jika seseorang melakukan
tindakan korupsi tentu kedua orang tuanya merasa gagal dalam mendidik anak. Selain faktor
keluarga korupsi pun disebabkan oleh pengaruh lingkungan ia tinggal.
Kesimpulan
Keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah akan membawa seluruh anggota keluarganya ke jalan
yang benar dan di ridlai oleh Allah s.w.t. Suatu keluarga sakinah mawaddah dan rahmah akan
senantiasa mendidik anak nya dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan sebagai pendoman
hidupnya. Anak-anak yang berasal dari keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah akan menjadi
anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Kasus korupsi terjadi karena kurangnya
pemahaman seseorang itu akan nilai-nilai keimanan dan kurangnya kedua orangtuanya dalam
mendidik anak-anaknya akan pentingnya suatu nilai kejujuran dan nilai-nilai keimanan dalam
hidup. Korupsi sendiri merupakan suatu dosa besar yang merugikan beberapa pihak.

Kaitan Kebudayaan Islam dengan Kasus Korupsi Hambalang


Oleh Shintia D. Savitri, 1406541934
Seperti yang telah diketahui bahwa Islam masuk ke Indonesia memaluli beberapa cara.
Salah satunya adalah jalur perdagangan, hal ini tidak hanya membawa ajaran Islam masuk ke
dalam Indonesia tetapi juga segala jenis kebudayaannya. Indonesia menjadi negara yang
mayoritasnya beragama Islam sehingga kebudayaan yang ada di Indonesia juga merupakan
kebudayaan Islam. Kebudayaan Islam dikatakan telah berkembang sejak zaman Nabi Daud AS
dan puteranya Nabi Sulaiman AS dan terus berkembang di zaman Nabi Muhammad SAW.
Kemudian di zaman selepas kewafatan Nabis sampai sekarang kebudayaan Islam terus
berkembang di dalam bentuk dan falsafahnya yang berorientasikan sumber Islam yang
menitikberatkan kesejajaran.
Kebudayaan merupakan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti slama masih ada
kehidupan manusia. Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan
disebut kebudayaan Islam. Menurut J.verkiyl kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
budaya bentuk jamak dari budi yang erarti roh atau akal.Menurut Koentjaraningrat kebudayaan
berasal dari bahasa sansekerta yakni budhayah bentuk jamak dari buddi yang berarti budi atau
akal.Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karya manusia
yang tidak lepas dari nilai ketuhanan.
Allah mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan bimbingan kepada
umat. Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Sebagaimana sabdanya yang berarti, Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan
akhlak. Kebudayaan islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh masyarakat Islam, tetapi
kebudayaan yang bersumber dari ajaran-ajaran Islam/Kebudayaan yang bersifat islami Prinsip
kebudayaan dalam Islam:
o Menghormati akal
o Motivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu
o Menghindari taklid buta
o Tidak membuat kerusakan
Bentuk kebudayaan selalu dintentukan oleh nilai-nilai kehidupan yang diyakini dan
dirasakan oleh pembentuk kebudayaan tersebut yaitu manusia. Kebudayaan atau peradaban
yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam disebut kebudayaan Islam. Dalam pandangan
ajaran Islam, aktivitas kebudayaan manusia harus memperoleh bimbingan agama yang
diwahyukan oleh Allah s.w.t melalui para nabi dan rasul-Nya.
Umat Islam sejak sejarah perkembangannya yang paling awal sampai pada masa kini, telah
banyak menyumbangkan karya-karya besar bagi kehidupan yang merupakan bagian dari
kebudayaan dan peradaban mereka. Nilai kebudayaan Islam yang harus terus dikembangkan

dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sangat banyak, pada kajian ini akan dibahas
beberapa hal yang dianggap sangat penting dan relevan dalam kehidupan masa kini yaitu:
1. Bersikap Ikhlas
2. Berorientasi Ibadah
3. Bekerja Secara Profesional
4. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
5. Kejujuran dalam Berbagai Aspek Kehidupan
6. Mengutamakan Kemasalahan Umum
7. Berfikir Rasional dan Filosofis
8. Bersikap Obyektif
Berdasarkan nilai-nilai kebudayaan yang harus diterapkan oleh masyarakat muslim ini jika
dikaitkan dengan kasus korupsi hambalang sangatlah jauh dari kaidah-kaidah Islam. Sebgai
umat muslim sehrausnya pelaku korupsi tersebut sadar bahwa ada beberapa nilai yang harus
mereka terapkan, salah satunya adalah kejujuran dalam berbagai aspek kehidupan. Pelaku
korupsi hambalang sama sekali tidak menerapkan nilai kebudayaan tersebut. Padahal dalam
Islam sudah jelas dikatakan bahwa kita harus bersikap jujur.
Selanjutnya adalah bekerja secara professional, pelaku korupsi tersebut mungkin saja
berkerja secara professional dalam aspek yang lain. Tetapi jika dilihat dari aspek hak dan
kewajiban para koruptor tersebut sangatlah jauh dari kata benar. Mereka tidak bekerja secara
professional karena mereka masih belum menepati hak dan kewajiban yang sudah diberikan
oleh pemerintah.

Penyebab Terjadinya Korupsi di Indonesia Menurut Pandangan Islam


Oleh Qlein Roskiando, 1406620831
Korupsi di indonesia telah menjadi persoalan yang amat kronis. Ibarat penyakit, korupsi telah
menyebar ke seluruh pelosok nusantara dengan jumlah yang meningkat dari tahun ke tahun
dengan modus yang semakin beragam. Hasil riset menunjukkan bahwa tingkat korupsi tertinggi
di dunia terjadi di negara penduduk muslim, termasuk indonesia.
Terjadinya krisis multidimensional yaitu menipisnya nilai-nilai kejujuran, amanah, keteladanan,
sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, rasa malu, dan tenggang rasa menyebabkan
terjadinya tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kondisi seperti ini sangat menghawatirkan
karena dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah yang dapat
menyebabkan disintegrasi bangsa.

Penyebab terjadinya korupsi dapat diuraikan sebagai berikut. (1) tata kelola pemerintah sekarang
belum sesuai dengan semangat reformasi. Harapan dari semangat reformasi yang telah mampu
menggulingkan rezim orde baru yang belum bisa memberikan keadilan ditengah masyarakat; (2)
kinerja pemerintah belum efisien dan cenderung berbelit-belit; (3) pelayanan publik dan
akuntabilitas yang rendah; (4) fungsi menejemen yang belum berjalan dengan konsisten dan
bertanggung jawab.
Jika kita membandingkan dengan konsep dalam Islam, dimana tata kelola pemerintahan
diarahkan untuk mewujudkan kemaslahatan, keadilan dan kesejahteraan, maka jika tata kelola
pemerintahan telah terwujud sudah barang tentu akan terwujud pula baldatun thaibatun
waghabbul ghafur. Dalam Islam perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan
amanah bagi manusia yang mengemban tugas sebagai wakil Tuhan di bumi (khalifatullah fil
ardh).
Reformasi birokrasi yang selama ini kian nyaring disuarakan adalah keniscayaan yang mesti
dilakukan secara baik dan terus menerus (berkesinambungan) sesuai dengan pesan Allah dalam
al Quran, Surat ar-Radu 11

Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari
belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk
menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka
tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada
sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya.
Hal ini merupan pertanda bahwa agama Islam sangat konsern dengan upaya-upaya
pemberantasan korupsi. Islam sama sekali tdk membiarkan terjadinya praktek Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme pada badan-badan pemerintahan. Maka sungguh naf jika ada umat Islam yang
berkedok agama dalam menghalalkan kerupsi yang dlakukannya.
Mewujudkan kemaslahatan, keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat umum adalah amanah
dan tanggung jawab yang sangat mulia bagi para aparatur pemerintah. Masyarakat juga harus
mendukung dan ikut mengawasi tegaknya sistem hukum di indonesi. Dengan berlandaskan
ajaran islam, negara kita akan dapat memperbaiki akhlak dan moralnya sehingga dapat
memberantas korupsi.

MASYARAKAT ISLAMI
Ilham Muhammad Prawiradipura, 1306397961
Masyarakat Islami
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang seluruh atau sebagian besar anggota-anggotanya
merupakan orang-orang muslim dan berpedoman pada akidah dan hukum Islam. Masyarakat
Islam dibentuk berdasarkan ajaran dan tata nilai islam, yang mengandung arti bahwa prinsipprinsip dasar yang membentuk dan membina masyarakat itu adalah nilai-nilai luhur ajaran agama
tersebut. Masyarakat Islam berorientasi pada pondasi tauhid, karena itu, falsafah sosialnya
didasarkan pada sistem sosial yang paling utama. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang
mampu mempraktekan sanksi-sanksi yang murni dalam upaya menegakan kebenaran, keadilan,
dan kasih sayang serta pelayanan masyarakat secara luas dan menyeluruh.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dibentuk berdasarkan etika Ketuhanan yang Maha
Esa yang bertopang pada : (Departemen Agama RI 1997:50)
a. Mentaati perintah Allah swt. yang dicerminkan dengan kasih sayang terhadap sesama
anggota di masyarakat.
b. Bersyukur terhadap rahmat dan nikmat Allah swt., segala puji bagi-Nya semata, yang
dicerminkan pada upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemashlahtan masyarakat
material dan spiritual, berdasarkan kaidah-kaidah moral yang mulia.
c. Rasa dekat dengan Tuhan yang dicerminkan dalam perasaan takut pada larangan-Nya
yang akan membentuk sikap dan jiwa yang adil dan bertanggung jawab, menghindari
tingkah laku curang dan menolak kejahatan dalam anggota masyarakat.

Masyarakat Islami dibentuk dan dibina berlandaskan azas dan prinsip dasar etika kemuliaan
manusia.



"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang
yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha
Mengenal." (QS.al-Hujurat, 49:13)
Kesimpulannya, manusia sebagai Masyarakat Islami sudah seharusnya bertindak dan berprilaku
dengan apa yang sudah di akidahkan dan yang sudah menjadi hukum dalam Islam. Dalam kasus
korupsi yang terjadi, sangat tidak mencerminkan masyarakat Islami. Dimana prilaku korupsi
sangat tidak sesuai dengan etika Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan melakukannya tindakan
korupsi manusia melanggar etika yang pertama yaitu saling menyangi antar sesama masyarakat,
yang kedua, dengan melakukan tindakan korupsi menandakan ketidak bersyukuran manusia
terhadap kenikmatan-kenikmatan yang sudah diberikan Allah swt., yang ketiga korupsi membuat
manusia jauh dari Allah swt. yang membuat manusia buta akan larangan-larangan-Nya.

Karakteristik Masyarakat Islami


Oleh: Lutfi Kamili Juliandri Ibrahim, 1406620876
Syaid Qutub berpendapat bahwa islam hanya mengenal dua bentuk masyarakat, yaitu masyarakat
Islam dan masyarakat jahili. Masyarakat islam adalah masyarakat yang mengaplikasikan islam
baik dalam aqidah, ibadah, syariah, perundang-undangan, moral dan segala tingkah laku . Tidak
dinamakan masyarakat islam-meskipun mereka sholat, berpuasa dan haji sementara syariat
islam tidak dijadikan perundang-undangan di tengah-tengah masyarakatnya dan tidak
menetapkan segala ketetapan Allah atau yang tidak ingkar, akan tetapi syariah islam tidak
dijadikan sebagai jalanya hidup (Qutbh, It : 129-130). Masyarakat Islam inilah dengan segala

karakteristiknya yang dimaksud dengan masyarakat peradaban (Mujdma Muttadhir) atau


masyarakat madani ( Madjid, 1999). Sedangkan masyarakat jahili dengan berbagai bentuk
tipenya digolongkan menjadi masyarakat yang terbelakang (Mutjma muthakhalifah).
Dalam surat Al-Hujurat ayat 1-10 telah dijelaskan tentang karakteristik masyarakat islam
yaitu sebagai berikut.
A. Berpedoman kepada al-quran dan as-sunnah.
Masyarakat islam selalu berpedoman kepada al-quran dan as-sunnah dalam segala aspek
kehidupanya secara totalitas, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, dan perbuatanya
maupun perkataan. Mereka tidak berani mendahului Allah dan rasulnya dalam berpendapat,
memberi keputusan, dan melangkah sebelum mendapat ijin dari padanya.
B. Menghargai sesamanya secara professional.
Pada ayat 2-5 Q.S Al-Hujurat, Allah menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukan
sejajar secara wajar. Nabi Muhammad SAW dinyatakan sebagai manusia seperti manusia lain
namun, dinyatakan pula bahwa beliau pula yang mendapatkan wahyu dan bimbingan dari Allah
SWT. Atas dasar ini beliau berhak mendapatkan penghormatan lebih dari manusia lain. Diantara
penghormatan lain yang diajarkan oleh Allah SWT adalah sebagai berikut:
1. Tidak lebih tinggi dalam bersuara
Diantara adab yang diajarkan Allah SWT kepada orang-orang mukmin adalah berkomunikasi
dan berdialog dengan siapa saja yang berhak dihormati seperti Nabi Muhammad SAW dengan
cara yang sopan. Diantaranya, suara berbicara tidak lebih tinggi dari suara beliau, karena suara
beliau, karena suara lebih tinggi dapat berindikasi kurang sopan, kurang hormat dan menyakiti
beliau, bahkan berdosa besar jika mempunyai maksud meremehkan dan merendahkan seseorang.
(Syaukani, tt)
2. Tidak Berkata kasar atau keras.
Suara kasar atau keras sebagaimana yang sudah mentradisi antar sesama kita juga tidak layak
diungkapkan dihadapan nabi Muhammad SAW, akan tetapi hendaknya bicara dengan kata yang
sopan dan sikap yang sopan serta tenang.

3. Sabar Menunggu
Sabar, adalah salah satu akhlak yang baik dan salah satu senjata untuk meraih kesuksesan , akan
tetapi ia berat dan pahit bagaikan jadam yang gentir bagi setiap lidah yang menjilatnya . Orang
muslim yang baik, bersikap sabar terhadap segala sesuatu, terutama menyangkut haknya orang
lain yang harus dihormati, seperti bertemu orang yang dihormati seperti nabi S.A.W.
C. Waspada Terhadap Isu
Masyarakat muslim akan selalu waspada dan berhati-hati dalam menerima isu yang dimunculkan
oleh provokator yang fasik, sebelum diadakan pemeriksaan yang lebih lanjut dan terpercaya. Hal
ini dikarenakan menerima isu yang tidak jelas kebeneranya itu akan menjerumuskan kedalam
kebodohan dan kesengsaraan. Provokator fasik memang tidak peduli dengan dusta dan dosa, oleh
karena itu sebagai ulama menolak hadist yang dibawa oleh orang fasik ,bahkan orang yang tidak
jelas identitasnya sekalipun karena ada kemungkinan fasiknya (Ibn katsir, tt) atau menerima
berita dari seseorang (kabar wahid) yang adil (al-shamadi, tt).

D. Ishlah dengan adil


Langkah Istlah adalah solusi yang terbaik bagi dua kelompok masyarakat islam yang bertikai
atau berkonflik senjata, agar kembali pada hukum allah, hukum yang seadil-adilnya, dan agar
rela keputusanya baik menang atau kalah. Jikalau salah satuya tidak mau diajak takhim atau
ishlah bahkan tetap memberontak dan membangkan, maka perangilah pemberontak tersebut,
sehingga mereka kembali pada hukum allah. Kalau mereka mau kembali maka ajaklah ishlah
dengan adil sehingga tidak terjadi konflik baru di kesepakatan yang lain.
Dalam surat Al-Fath juga dijelaskan karakteristik yang dimiliki rasul, yaitu sebagai
berikut.
a.

menjaga aqidah dan muamalah(Asyiddu ala al-kuffair, ruhamndu bainahum)


b.
c.

Selalu
Berharap

beribadah
kepada

Allah

(Tarrahum
(Yabhtghana

Fadlan

rukka
minallah

an

sujjad)

wa

ridhwhana)

d. Akhlak yang baik (Qutbh, 1937) (Sunnahum fi Wujuhihim Min atsaris Sujud)

Dari berbagai penjelasan diatas kiranya dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani yang
menjadi idola umat islam selama ini akan dapat dicapai oleh masyarakat islam Indonesia
manakala prinsip-prinsip dasar dan karakteristik masyarakat islam yang terkandung dalam
surat al-hujurat dan surat al-fath dapat disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat bangsa
indonesia ini. Masyarakat islam Indonesia dalam perkembangan dan globalisasi saat ini
banyak yang belum memahami dan menjadikan al-quran dan as-sunnah sebagai pedoman
hidupnya, maka banyak dari mereka yang tersesat dalam menjalani hidupnya dikarenakan
tidak mengindahkan tuntutan dari allah SWT. Banyak juga masyarakat Indonesia yang tidak
menghormati umat berbicara karena keadaan duniawinya (cacat fisik, miskin, dan lain-lain)
padahal seharusnya kita memandang apa yang hendaknya kita bicarakan dan bukanya siapa
yang berbicara. Hal-hal semacam inilah yang mengakibatkan masyarakat indonesia mudah
terperangkat dalam isu-isu yang tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan perseturuan
bahkan tidak jarang diantara umat islam sendiri. Sayangnya, perseteruan ini-pun ada yang
berkepanjangan dan tidak mencapai ishlah antara pihak yang berseteru, padahal telah
diajarkan dalam Islam bahwa mereka bersaudara karena agama memiliki ikatan lebih kuat
dari saudara-saudar dalam nasab. Maka dari itu, umat islam indonesia harus mampu
menjawab tantangan global tanpa menghilangkan karakteristik masyarakat islam yang
dikehendaki allah SWT. Selain itu pada generasi muda Islam harus senantiasa ditanamkan
kesadaran diri untuk senantiasa berakhlak al-karimah secara vertikal dengan allah, dan secara
horizontal terhadap sesama umat islam baik dengan sesama manusia utama nabi muhammad
SAW, dan dengan semua umat islam. Sosialisasi tentang pentingnya pemahaman al-quran
dan as-sunnah

harus lebih digalakan sehingga rakyat indonesia senantiasa berada dalam

jalan yang telah ditunjukan oleh allah SWT dalam mengarungin hidupnya.

Peran Keluarga Dalam Pembentukan Masyarakat


Oleh Andini Larasati Agusdin (1406642580)
Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai makhluk sosial.
Keluarga atau rumah tangga muslim adalah lembaga terpenting dalam kehidupan kaum muslim
umumnya. Ini semua disebabkan karena peran besar yang dimainkan oleh keluarga, yaitu
mencetak dan menumbuhkan generasi masa depan,sebagai pilar penyangga bangunan umat dan
perisai penyelamat bagi negara. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa keluarga

merupakan pondasi awal dari bangunan masyarakat dan bangsa. Oleh karenanya, keselamatan
dan kemurnian rumah tangga adalah faktor penentu bagi keselamatan dan kemurnian
masyarakat, serta sebagai penentu kekuatan, kekokohan, dan keselamatan dari bangunan negara.
Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa apabila bangunan sebuah rumah tangga hancur maka
sebagai konsekuensi logisnya masyarakat serta negara bisa dipastikan juga akan turut hancur.
Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh
perhatian besar terhadap kehidupan keluarga degan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna
memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran. Tidak dapat dipungkiri
bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan
merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang
mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak
anggota maka akan kuat pula masyarakat dan akan terwujud keamanan yang didambakan.
Sebalik bila tercerai berai ikatan keluarga dan kerusakan meracuni anggota-anggota maka
dampak terlihat pada masyarakat bagaimana kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga
tidak diperoleh rasa aman. Kemudian setiap adanya keluarga ataupun sekumpulan atau
sekelompok manusia yang terdiri atas dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan
keberadaan seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur dan
sekaligus membawahi individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti keberadaan atasan dan
bawahan). Demikian juga dengan sebuah keluarga, karena yang dinamakan keluarga adalah
minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang selanjutnya muncul adanya anak atau
anak-anak dan seterusnya. Maka, sudah semestinya di dalam sebuah keluarga juga dibutuhkan
adanya seorang pemimpin keluarga yang tugasnya membimbing dan mengarahkan sekaligus
mencukupi

kebutuhan

baik

itu

kebutuhan

yang

sifatnya

dhohir

maupun

yang

sifatnya batiniyah di dalam rumah tangga tersebut supaya terbentuk keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rahmah.
Di dalam al-Qurn disebutkan bahwa suami atau ayahlah yang mempuyai tugas
memimipin keluarganya karena laki-laki adalah seorang pemimpin bagi perempuan. Seperti yang
terungkap dalam Al-Quran sebagai berikut.
.

laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan


Kebutuhan yang berhubungan dengan jasdiyah, kebutuhan yang berhubungan dengan
rhiyah, kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyahnya. Kebutuhan yang berhubungan
dengan jasdiyah identik dengan kebutuhan lahiriyah sepertin contohnya kebutuhan sandangm
pangan, tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan yang berhubungan dengan rhiyah, seperti
kebutuhan beragama dan kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid, dsb.Dan yang terakhir adalah
kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyahnya yaitu kebutuhan akan pendidikan.
Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas, kebutuhan ruhiyah lah yang paling
penting. Yaitu apa saja yang berhubungan dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini berlanjut
sampai kehidupan kelak di akherat
Allah SWT berfirman:
.
Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api neraka

Selain sebagai seorang suami dan atau ayah yang mempunyai tanggung jawab terhadap
keluarga yang dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang muslim juga mempunyai tugas yang tidak
kalah pentingya dan merupakan tugas pokok setiap muslim atau mumin yaitu melakukan amar
maruf nahi munkar.
Menurut ajaran Islam membentuk keluarga Islami merupakan kebahagiaan dunia akherat
juga merupakan salah satu tujuan dari pembinaan keluarga dalam islam. Kepuasan dan
ketenangan jiwa akan tercermin dalam kondisi keluarga yang damai, tenteram, tidak penuh
gejolak. Bentuk keluarga seperti enilah yang dinamakan keluarga sakinah. Keluarga demikian ini
akan dapat tercipta apabila dalam kehidupan sehari-harinya seluruh kegiatan dan perilaku yang
terjadi di dalamnya diwarnai dan didasarkan dengan ajaran agama. Lebih lanjut diperjelas oleh
Nabi SAW di dalam hadisnya bahwa di dalam keluarga sakinah terjalin hubungan suami-istri
yang serasi dan seimbang, tersalurkan nafsu seksual dengan baik di jalan yang diridhoi Allah
SWT, terdidiknya anak-anak yang shaleh dan shalihah, terpenuhi kebutuhan lahir, bathin, terjalin
hubungan persaudaraan yang akrab antara keluarga besar dari pihak suami dan dari pihak istri,

dapat melaksanakan ajaran agama dengan baik, dapat menjalin hubungan yang mesra dengan
tetangga, dan dapat hidup bermasyarakat dan bernegara secara baik pula.
Dalam kasus korupsi, sang pelaku melakukan tindakan korupsi di dorong oleh berbagai
faktor. Salah satu faktor itu adalah keluarga. Dimulai dari saat ia kecil, mungkin tidak diajarkan
dengan baik mengenai mencuri,mengambil sesuatu yang bukan miliknya ataupun rasa malu
terhadap orang lain. Pada awalnya bermula dengan mencuri satu buah permen hingga ketika
dewasa ia melakukan korupsi besar. Tindakan korupsi bukanlah sebuah tindakan yang muncul
begitu saja. Dengan fondasi yang kuat di dalam keluarga, tindakan korupsi dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai