Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH STRES TERHADAP KENAIKAN ATAU

PENURUNAN BERAT BADAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam

Guru Pembimbing
Pahrudin, S.Pd., SHI

Oleh
AURA RATU RUSDIANA
NISN : 0026842062

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 3 KOTA SUKABUMI
2020 M / 1440 H
ABSTRAKSI
Aura Ratu Rusdiana : Pengaruh stres terhadap kenaikan atau penurunan
berat badan

Sebuah perusahaan penyedia solusi keuangan yang bergerak dibidang


asuransi kesehatan yaitu Cigna telah melakukan survey yang melibatkan 1000
orang, sebanyak 86% responden dari seluruh negara yang turut berpartisipasi
mengaku pernah mengalami stres. 75% responden dari Indonesia mengaku pernah
mengalami stres sedangkan 25% responden lainnya justru tidak pernah
mengalami stres. Dalam hal ini, Indonesia mengalami tingkat stres terendah
dibandingkan dengan Negara lain.
Stres sangat berhubungan dengan masalah emosional seseorang, karena
itu, pola makan dapat terganggu. Kebiasaan buruk masyarakat Indonesia
mengabaikan pola makan ketika stres dapat memengaruhi berat badan.
Karya tulis ilmiah ini, berfungsi untuk mengetahui bahwa stres memang
benar berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan berat badan, sebagai salah
satu upaya untuk mencegah terjadinya pola makan yang buruk ketika stres agar
tidak ada lagi yang menganggap ringan Stres.
Melalui berbagai penelitian, penulis dapat mengetahui factor factor yang
menyebabkan seseorang mengalami penurunan atau kenaikan berat badan ketika
stres dan manakah yang dominan di antara kenaikan atau penurunan berat badan
ketika seseorang mengalami stres.

RIWAYAT HIDUP
Aura Ratu Rusdiana, dilahirkan di Sukabumi 03 November 2002 dari
seorang ibu yang bernama Rinrin Furqoon dan seorang ayah yang bernama Dadan
Rusdiana Tahun 2015 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di MI
Mihadunal-ula Tanjung sari. Kemudian tahun 2018 penulis menyelesaikan
pendidikan SMP di SMPN 2 Sukabumi, Setelah lulus penulis melanjutkan
pendidikannya di SMAN 3 Sukabumi dan duduk dibangku kelas XI IPA 7
Pengalaman berorganisasi penulis di antaranya; sebagai anggota ekstrakulikuler
Taekwondo, Gamma (Gabungan anak musik
smantie) dan Pastie (Paduan Suara Smantie).
Ketika SMP penulis pernah mengikuti
perlombaan FLS2N (festival lomba seni siswa
nasional) dan mendapat Juara 1 vocal group 3
kali berturut turut mewakili SMPN 2 Sukabumi
di tingkat Kota, Juara 2 Solo Vokal tingkat
kota/kabupaten Sukabumi selain dalam bidang seni, Penulis meraih prestasi di
Taekwondo dan berhasil mengumpulkan medali sebanyak 9 Medali emas, 3
perak, dan 2 perunggu pada tingkat kota/kabupaten dan Jawa Barat

PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Stres Terhadap Kenaikan Atau Penurunan Berat

Badan telah disetujui dan disahkan di Sukabumi pada Maret 2020

Disusun Oleh :

AURA RATU RUSDIANA

Mengetahui/Menyetujui

Wali kelas XI Mipa 7: Guru Pembimbing :

Amen Hermanto, S.Pd Pahrudin, S.Pd., SHI


NIP. 196201252007011001 NIP.

Kepala Sekolah :

Drs, H. Agus Indrayana, M. Si


NIP. 196008131984031009
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “ Pengaruh Stres Terhadap
kenaikan atau penurunan berat badan” dapat diselesaikan tepat pada waktumya.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk tugas bahasa Indonesia. Dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, masukan,
bimbingam, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui / kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya lah saya selaku penulis
mendapatkan kemudahan
2. Bpk. Pahrudin, S.Pd., SHI selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
SMA Negeri 3 Sukabumi yang telah membimbing dan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
3. Para responden yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
informasi kepada penulis.
4. Kepada seluruh orang yang telah membantu penulis menyusun dan
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi dunia kesehatan dan pendidikan pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Sukabumi, Februari 2020
Penulis Karya Ilmiah

AURA RATU RUSDIANA


NISN : 002684206
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

ABSTRAKSI

RIWAYAT HIDUP

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Cara Pemecahan Masalan

D. Tujuan Penelitian

E. Ruang Lingkup

F. Manfaat Penelitian

G. Kerangka Teori

H. Metode Penelitian

I. Pelaksanaan Penelitian

J. Penjadwalan Kegiatan

K. Komponen Biaya

BAB 2. PEMBAHASAN
A. Kondisi Obyektif Tempat Penelitian

B. Analisis Hasil Penelitian

BAB 3. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Stres merupakan gejala gangguan psikologi yang sering kita temui dalam

kehidupan sehari hari, dimana setiap individu pasti pernah mengalaminya. Atau

dalam kamus besar bahasa indonesia stres adalah gangguan atau kekacauan

mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Dari sisi psikologis,

pengertian stres disebut juga sebagai suatu gangguan mental yang terjadi pada

seseorang akibat adanya tekanan, baik itu tekanan dari luar maupun dari dalam

dirinya sendiri.

Ada banyak sekali penyebab stres, baik itu dari dalam diri sendiri maupun

dari lingkungan. Stres yang berasal dari diri sendiri biasanya terjadi karena faktor

masalah internal contohnya seperti sulit menemukan solusi atas masalah yang

dihadapi, banyaknya tugas yang menumpuk, banyaknya tekanan yang akhirnya

menjadi beban, dan yang paling berperan dalam stres adalah ketika seseorang

merasa dirinya tidak seperti orang lain yang menurutnya tidak memiliki

kekurangan atau dalam istilah lain disebut insecure. Sedangkan factor dari

lingkungan terjadi karena factor masalah dari lingkungan keluarga, teman,

maupun masyarakat. Contohnya memikirkan ekonomi keluarga yang memburuk,

mendapatkan perbedaan perlakuan dari teman terhadap seseorang, perundungan,

dan deskriminasi terhadap pihak minoritas.


Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami

sebagai perasaaan yang baik, maka dari itu stres tidak hanya dapat berdampak

buruk bagi kondisi seseorang adapula yang disebut dengan stres yang baik yaitu

apabila suatu hal yang dirasakan seseorang dapat memberikan pelajaran bagi

hidupnya.

Secara psikologis, stres telah terbukti mampu menciptakan perilaku makan

pada manusia. Tidak hanya manusia, bahkan stres pun dapat menyebabkan

perilaku makan pada hewan. Kebanyakan orang yang sedang dalam kondisi stres

akan lebih sering makan karena mereka percaya bahwa makan bisa mengatasi

stres yang dialami. Begitupun dengan seseorang yang kehilangan nafsu makannya

ketika stres. Kedua pola makan tersebut akan berpengaruh terhadap berat badan

seseorang.

Diketahui bahwa pola makan sangat memengaruhi keadaan gizi seseorang,

pola makan yang baik dapat meningkatkan status gizi. Keadaan gizi kurang terjadi

karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan seperti

jumlah zat yang dikonsumsi gizi kurang, mutunya rendah, dan frekuensi makan

kurang. sedangkan keadaaan gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat zat gizi

dalam jumlah berlebih, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan .

Mengacu pada permasalahan diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian yang lebih mendalam tentang dampak apa yang ditimbulkan dari

seseorang jika stress terutama terhadap pola makan sehingga dapat memengaruhi

berat badan seseorang dengan judul pengaruh stres terhadap kenaikan atau

penurunan berat badan.


B. Perumusan Masalah

1. Apakah benar stres dapat berpengaruh pada kenaikan atau penurunan

berat badan?

2. Bagaimana cara mengatasi stress agar tidak berpengaruh terhadap pola

makan seseorang?

C. Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah yang digunakan yaitu dengan melakukan

wawancara kepada siswa siswi kelas XI MIPA 7 yang sedang mengalami

stres. baik stres ringan, sedang maupun berat, selain itu dengan melakukan

teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis

untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Angket) .

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini yaitu mendapatkan data-data berupa penjelasan

ilmiah tentang Pengaruh stres terhadap kenaikan atau penurunan berat

badan. Dan mendapatkan jawaban dari masalah masalah yang telah penulis

rumuskan.

E. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup penelitian ini adalah labolatorium Biologi yang ada di

kampus SMAN 3 Sukabumi di Jl. Ciaul baru Kota Sukabumi dan Seluruh

siswa kelas XI MIPA 7 SMAN 3 Sukabumi.


F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat terutama untuk diri penyusun. Pada

umumnya dengan melakukan penelitian, penyusun akan dengan mudah

menyebarkan informasi tersebut kepada orang banyak karena sudah ada

bukti yang kuat berdasarkan ilmu pengetahuan. Dan pada khususnya dapat

bermanfaat untuk seseorang yang sedang mengalami stress karena mereka

pasti membutuhkan solusi untuk mengontrol emosi yang mengganggu pola

makannya.

G. Landasan Teori

1. Stres

1.1. Definisi stress menurut para ahli :

 Selye (1982 dalam Ali Maskum, 2008) menyatakan definisi stress sebagai

respon non spesifik dari tubuh di setiap tuntutan

 Robbins (2001) menyatakan bahwa stress merupakan suatu kondisi yang

menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai sesuatu kesempatan

dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau

penghalang.

 Weinberg dan Gould (2003) mendefinisikan stress sebagai

ketidakseimbangan antara tuntutan (fisik dan psikis) dan kemampuan

memenuhinya. Gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut akan

berdampak krusial.
 Anoraga (dalam Anggraeni,2003) berpendapat bahwa stress merupakan

tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap

suatu perubahan di lingkungannyayang diraskab menganggu dan

mengakibatkan dirinya terancam

1.2. Jenis jenis stress

Menurut Lumongga (dalam Sukoco, 2014) jenis stres tersebut dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu : distress dan eustress. Distress

merupakan jenis stres negatif yang sifatnya mengganggu individu yang

mengalaminya, sedangkan eustress adalah jenis stres yang sifatnya positif

atau membangun.

1.3. Macam macam stress

Ada dua macam stres yang dihadapi oleh individu (Ardani, 2013) yaitu :

a. Stres yang ego-envolved : stres yang tidak sampai mengancam

kebutuhan dasar atau dengan kata lain disebut dengan stres kecilkecilan.

b. Stres yang ego-involved : stres yang mengancam kebutuhan dasar serta

integritas kepribadian seseorang.

1.4. Aspek-Aspek Stres

Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama dari dampak

yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek

psikologis (Sarafino, 1998) yaitu :


a. Aspek fisik Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stres

sehingga orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit

kepala, gangguan pencernaan.

b. Aspek psikologis Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala

tingkah laku. Masing-masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi

psikologis seseorang dan membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif,

seperti menurunnya daya ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal ini

dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres. Berat atau ringannya stres yang

dialami seseorang dapat dilihat dari dalam dan luar diri mereka yang

menjalani kegiatan akademik di kampus. Berdasarkan teori yang diuraikan

diatas maka dapat didimpulkan aspek aspek stres terdiri dari aspek fisik dan

aspek psikologis, aspek-aspek tersebut dijadikan sebagai indikator alat ukur

skala sters akademik.

1.5.Faktor-faktor stress

faktor pemicu stres itu dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok

berikut :

a. Stressor fisik-biologik, seperti : penyakit yang sulit disembuhkan, cacat

fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, wajah yang tidak

cantik atau ganteng, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal (seperti :

terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk).

b. Stressor psikologik, seperti : negative thinking atau berburuk sangka,

frustrasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan),


hasud (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik

pribadi, dan keinginan yang di luar kemampuan.

c. Stressor Sosial, seperti iklim kehidupan keluarga : hubungan antar anggota

keluarga yang tidak harmonis (broken home), perceraian, suami atau istri

selingkuh, suami atau istri meninggal, anak yang nakal (suka melawan kepada

orang tua, sering membolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras, dan

menyalahgunakan obat-obatan terlarang) sikap dan perlakuan orang tua yang

keras, salah seorang anggota mengidap gangguan jiwa dan tingkat ekonomi

keluarga yang rendah, lalu ada faktor pekerjaan : kesulitan mencari pekerjaan,

pengangguran, kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), perselisihan dengan

atasan, jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuan dan

penghasilan tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan sehari-hari, kemudian

yang terakhir ada iklim lingkungan : maraknya kriminalitas (pencurian,

perampokan dan pembunuhan), tawuran antar kelompok (pelajar, mahasiswa,

atau warga masyarakat), harga kebutuhan pokok yang mahal, kurang tersedia

fasilitas air bersih yang memadai, kemarau panjang, udara yang sangat panas

atau dingin, suara bising, polusi udara, lingkungan yang kotor (bau sampah 15

dimana-mana), atau kondisi perumahan yang buruk, kemacetan lalu lintas

bertempat tinggal di daerah banjir atau rentan longsor, dan kehidupan politik

dan ekonomi yang tidak stabil.


Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr (dalam Yusuf, 2004)

faktorfaktor yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari

dalam maupun luar. Faktor yang berasal dari dalam diri organisme adalah :

a. Faktor Biologis, stressor biologis meliputi faktor-faktor genetik,

pengalaman hidup, ritme biologis, tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan,

penyakit.

b. Faktor Psikologis, stressor psikologis meliputi faktor persepsi, perasaan

dan emosi, situasi, pengalaman hidup, keputusan hidup, perilaku dan

melarikan diri.

c. Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini meliputi

lingkungan fisik, biotik dan sosial.

1.6.Gejala stres

Hardjana ( dalam Sukoco, 2014) menjelaskan bahwa individu yang

mengalami stres memiliki gejala sebagai berikut :

1. Gejala Fisikal, gejala stres yang berkaitan dengan kondisi dan fungsi fisik atau

tubuh dari seseorang.

2. Gejala Emosional, gejala stres yang berkaitan dengan keadaan psikis dan

mental seseorang.

3. Gejala Intelektual, gejala stres yang berkaitan dengan pola pikir seseorang.

4. Gejala Interpersonal, gejala stres yang mempengaruhi hubungan dengan orang

lain, baik di dalam maupun di luar rumah.


1.7.Tahapan Stres

Martaniah dkk, 1991(dalam Rumiani, 2006 ) menyebutkan bahwa stres

terjadi melalui tahapan :

1. Tahap 1 : stres pada tahap ini justru dapat membuat seseorang lebih

bersemangat, penglihatan lebih tajam, peningkatan energi, rasa puas

dan senang, muncul rasa gugup tapi mudah diatasi.

2. Tahap 2 : menunjukkan keletihan, otot tegang, gangguan pencernaan.

3. Tahap 3 : menunjukkan gejala seperti tegang, sulit tidur, badan terasa

lesu dan lemas.

4. Tahap 4 dan 5 : pada tahap ini seseorang akan tidak mampu

menanggapi situasi dan konsentrasi menurun dan mengalami

insomnia.

5. Tahap 6 : gejala yang muncul detak jantung meningkat, gemetar

sehingga dapat pula mengakibatkan pingsan.

1.8.Tingkatan stress

1) Stres ringan merupakan stres yang tidak menimbulkan kerusakan

aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan

oleh setiap orang, misalnya: lupa, ketiduran, dikritik, dan

kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa

menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan

penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.


2) Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa

hari. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres sedang

adalah: kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang

berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga

yang pergi dalam waktu yang lama.

3) Stres berat Adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu

sampai beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat

menimbulkan stres berat adalah: hubungan suami istri yang tidak

harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama

(Rasmun, 2004; Suzanne & Brenda, 2008).

2. Pola makan

2.1. Pengertian pola makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis

makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan

kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes

RI, 2009).

2.2.Faktor pola makan

Menurut Khumaidi (1994), ada dua faktor yang mempengaruhi kebiasaan

makan manusia yaitu faktor ekstrinsik (yang berasal dari luar manusia) dan faktor

intrinsik (yang berasal dari dalam manusia).

a. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan alam Pola pangan pokok. Dapat diartikan bahwa cara

seseorang atau kelompok untuk memilih makanan juga sangat

dipengaruhi oleh lingkungan mencakup produksi dan ketersediaan

pangan setempat (Khumaidi, 1994).

2) Lingkungan sosial Lingkungan sosial memberikan gambaran yang

jelas tentang perbedaan-perbedaan kebiasaan makan. Tiap-tiap bangsa

dan suku bangsa memiliki kebiasaan makan yang berbeda, strata sosial

yang berbeda juga pasti akan berdampak pada kebiasaan makan yang

berbeda (Khumaidi, 1994).

3) Lingkungan budaya dan agama Lingkungan budaya yang berkaitan

dengan kebiasaan makan biasanya meliputi nilai-nilai kehidupan

rohani dan kewajiban-kewajiban sosial. Nilai-nilai yang dimaksud

berkaitan dengan kepercayaan terhadap sesuatu pangan baik ditinjau

dari aspek budaya maupun kepercayaan (Khumaidi, 1994).

4) Lingkungan ekonomi Distribusi pangan banyak ditentukan oleh

kelompok-kelompok masyarakat menurut taraf ekonominya. Golongan

masyarakat dengan ekonomi kuat mempunyai kebiasaan makan yang

memiliki kecenderungan mengkonsumsi makanan yang cukup atau

lebih dari kecukupan. Sebaliknya masyarakat dengan golongan

ekonomi lemah, mempunyai kebiasaan makan yang memberikan nilai

gizi di bawah kecukupan jumlah maupun mutu. Lingkungan ekonomi

juga mempengaruhi ketersediaan pangan dirumah yang disebabkan


oleh rendahnya daya beli bagi masyarakat golongan ekonomi lemah

(Khumaidi, 1994).

b. Faktor Intrinsik

1) Asosiasi emosional Ada kecenderungan seseorang tidak mau

mengkonsumsi makanan tertentu yang terkait secara emosianal

dengan dirinya, seperti daging dari hewan peliharaan (Khumaidi,

1994).

2) Kondisi kesehatan Keadaan (status) kesehatan seseorang akan

mempengaruhi kebiasaan makan terutama berhubungan dengan

nafsu makan. Pada umumnya seseorang yang menderita suatu

penyakit akan kehilangan nafsu makan yang berdampak pada

rendahnya mutu zat gizi yang dikonsumsinya (Khumaidi, 1994)

3) Penilaian terhadap mutu makanan Penilaian seseorang terhadap

mutu suatu makanan akan mempengaruhi kebiasaan makannya

(Khumaidi, 1994).

3. Berat Badan

3.1. Pengertian Berat Badan

Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan

normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara konsumsi dan

kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan

umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi
yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna

mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak

dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat

badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni, 2012)

3.2. Kenaikan berat badan

Berat badan umumnya bertambah ketika kalori yang dibakar tubuh saat

beraktivitas lebih sedikit daripada kalori yang masuk dari makanan yang

dikonsumsi. Namun selain makanan, ada banyak faktor yang juga

memengaruhi metabolisme dan berat badan tubuh. (Kevin Andrean 2011)

yaitu :

1. Stres

Ketika Anda stres, tubuh akan menjadi tegang dan memproduksi hormon

yang bernama kortisol. Hormon ini menjadi penyebab utama meningkatnya

nafsu makan sehingga membuat Anda dengan mudah menyantap makanan

apa pun untuk menenangkan diri. (Kevin Andrean 2011)

2. Kurang tidur

Ada beberapa hal yang membuat kurangnya waktu tidur berhubungan erat

dengan pertambahan berat badan, (Kevin Andrean 2011) yaitu:

 Saat Anda kurang tidur,terjadi peningkatan kadar hormon dalam tubuh


yang bisa meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan.
 Tidur larut malam membuat Anda berpeluang lebih besar untuk
mengonsumsi makanan ringan di malam hari sehingga menambah
timbunan kalori di dalam tubuh.
 Kurang tidur membuat Anda cenderung memilih sembarang makanan
seperti goreng-gorengan daripada cemilan sehat seperti buah.

3. Mengonsumsi obat-obatan tertentu


Ternyata mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan pertambahan
berat badan, (kevin Andrean 2011 ) seperti:

 Antidepresan: depresi menjadi salah satu penyebab pertambahan berat


badan karena penderitanya lebih memilih untuk tidak aktif dan berdiam diri
di rumah. Namun sayangnya, obat-obatan untuk menangani depresi dapat
menyebabkan berat tubuh meningkat juga. Tapi ada juga sebagian penderita
yang nafsu makannya kembali karena suasana hatinya telah lebih baik dan
bukan karena efek samping antidepresan.
 Steroid: kenaikan berat badan karena meningkatnya nafsu makan dapat
menjadi efek samping dari obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (OAINS)
seperti prednisolon. Orang yang mengonsumsi steroid juga dapat
mengalami perubahan pada bagian tubuh tertentu yang menyimpan lemak
seperti pada perut dan wajah.
 Obat-obatan lain: obat-obatan lain juga dapat menyebabkan pertambahan
bobot tubuh, misalnya obat untuk menangani penyakit migrain, tekanan
darah tinggi, diabetes dan kejang kejang

3.3. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan diartikan sebagai penurunan massa dan lemak


tubuh. Namun, dalam kasus-kasus yang ekstrim, kondisi ini juga mencakup
hilangnya protein, massa tubuh tak berlemak (lean mass), dan substrat lain
dalam tubuh. (dokdok.com). Penurunan berat badan yang berlangsung secara
terus menerus (drastic) merupakan salah satu tanda dari malnutrisi, yaitu
kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi yang dibutuhkannya untuk berfungsi
dan memperbaiki diri. Gangguan makan, seperti anoreksia  dan bulimia, bisa
menjadi salah satu penyebabnya. Stres atau depresi berat juga bisa membuat Anda
kehilangan bobot tubuh (Kevin Adrian 2019)

Kebiasaan makan pun dapat memengaruhi penurunan berat badan


seperti:

1) Fokus ketika makan terbagi, kebiasaan remaja makan sambil bermain


ponsel atau nonton tv ternyata akan membuat pola makan yang buruk
(merdeka.com)
2) Makan dengan tergesa gesa, karena banyak memikirkan sesuatu.
(merdeka.com)
H. Metode Penelitian

1. .Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif

2. Populasi dan Sampel

Populasinya adalah siswa siswi kelas XI MIPA 7 yang sedang mengalami

stress baik stress tingkat ringan, sedang, maupun berat. Subjek yang

diteliti berjumlah 3 orang perwakilan 1 orang di setiap tingkatan stress

3. Lokasi dan waktu penelitian

Tempat : Kelas XI MIPA 7 SMAN 3 Sukabumi

Waktu : Senin Februari 2020

4. Variabel

Faktor yang diamati yaitu perubahan pola makan yang dialami oleh

seseorang yang sedang mengalami stress, seperti seberapa sering

responden makan atau seberapa sering responden melewatkan makan

dalam waktu 2 hari lalu pada saat apa responden memikirkan masalah

yang menjadi bebannya. Dan dengan cara apa mereka lupa dengan segala

masalah yang menjadi bebannya.

Dengan membandingkan hasil tes dengan kondisi pola makan normal

seseorang akan diketahui seberapa besar pengaruh stress terhadap pola

makan responden, dan dengan mengetahui kapan rata rata responden

memikirkan masalah yang menjadi bebannya akan memberikan solusi agar

responden bisa mengontrol emosi yang menganggu pola makannya. Dan


dengan mengetahui cara apa yang membuat responden lupa akan

masalahnya akan dijadikan tips untuk meredakan stress.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah teknik angket dengan cara mengajukan

pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.

Angket yang dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, selain itu

wawancara dan observasi juga diperlukan.

6. Instrument penelitian

Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner dengan jawaban uraian dari

responden dan data kuantitatif

7. Metode analisis data

Metode penelitian kualitatif: dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi , regresi dan deskriptif

Metode penelitian kuantitatif : membuat tabel mean (rata rata) dan tabel

kuantitas

I. Pelaksanaan Penelitian

 Siklus 1 ( perencanaan)

1. Penyusun akan menyiapkan berbagai pertanyaan untuk wawancara,

menyusun kuesioner, menyiapkan alat tulis untuk mewawancarai, dan

menyiapkan biaya untuk kegiatan operasional.

2. Selanjutnya penyusun akan mendata orang yang akan menjadi objek

dipenelitian ini seperti biodata diri.


3. Penyusun akan menyesuaikan waktu dengan para responden untuk

menjadwalkan wawancara agar penelitian ini dapat berjalan.

4. Setelah wawancara, penulis akan mengolah data dari hasil wawancara

tersebut.

 Siklus 2 ( Pelaksanaan Tindakan)

1. Penyusun akan mendatangi kelas XI MIPA 7 sesuai dengan waktu yang

telah disepakati dengan responden

2. Penyusun akan memberikan angket yang telah dibuat kepada responden

yang mengalami stress

3. Setelah responden selesai mengerjakan angket yang penulis berikan,

penyusun mewawancara satu persatu responden yang meangalami stress

baik stress tingkat ringan, sedang, dan berat.

4. Hasil dari jawaban para responden selanjutnya akan diolah menjadi sebuah

data yang akan diteliti lebih lanjut.

5. Bila waktu memungkinkan penyusun akan mendatangi labolatorium biologi

untuk berkonsultasi dengan salah satu guru mata pelajaran biologi

 Siklus 3

1. Pada siklus ini, penyusun akan melakukan hal yang belum sempat

dilakukan di siklus kedua. Yaitu mendatangi labolatorium biologi untuk

berkonsultasi dengan salah satu guru mata pelajaran biologi

2. Bila keadaan tidak memungkinkan, penyusun akan mencari sumber

informasi yang terpercaya seperti menanyakan ke dokter online agar

mendapatkan penjelasan ilmiah tentang stress.


K. Komponen Biaya

a. Persiapan Pendahuluan

pulpen x3 9.000

mencetak kuesioner x3 3.000

Total Rp. 12.000

b. Operasional

Bensin motor x1 Liter 7.650

Total Rp. 7.650

c. Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

Jilid Spiral x1 5.000

Mencetak laporan x1 5.000

Total Rp. 10.000

Total Keseluruhan Rp. 29.650


BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh stress terhadap kenaikan atau penurunan berat

badan dilaksanakan di SMAN 3 Sukabumi yang beralamat di Jalan Ciaul Baru

No. 21 RT 01 / RW 07 Kota Sukabumi – Jawa Barat 43116. Lebih tepatnya lagi,

penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 7 SMAN 3 Kota Sukabumi. Selain

itu, penelitian ini juga dilaksanakan dalam online melibatkan situs website Alo

Dokter, untuk mendapatkan jawaban dari para ahli mengenai hasil wawancara.

B. Analisis hasil penelitian

1. Penelitian mencari sampel

Penulis melakukan wawancara satu persatu terhadap siswa siswi XI MIPA

7. Penulis telah berselancar dalam situs Google untuk mengetahui ciri ciri orang

yang sedang mengalami stress. Ciri ciri tersebut masih bersifat umum . Setelah

mengetahui ciri ciri tersebut, penulis membuat 5 pertanyaan yang kemudian

diajukan kepada seluruh siswa siswi XI MIPA 7. Adapun pertanyaan untuk

menentukan seseorang sedang mengalami stress atau tidak adalah sebagai berikut:
KUESIONER PENELITIAN

Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang

pengaruh stress terhadap kenaikan atau penurunan berat badan. Oleh karena itu, di

sela-sela kesibukan Anda, penulis memohon dengan hormat kesediaan Anda

untuk dapat mengisi kuesioner berikut ini. Atas kesediaan dan partisipasi Anda

sekalian untuk mengisi kuesioner yang Anda, penulis mengucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

DAFTAR KUESIONER :

Mohon untuk memberikan jawaban YA atau TIDAK pada pertanyaan dibawah

ini, terkecuali pada pertanyaan NO 3 Anda menjawab salah satu dari pilihan yang

telah disediakan.

No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah akhir-akhir ini Anda sedang memikirkan

suatu masalah sampai Anda tidak bisa berhenti

memikirkannya?
2. Apakah akhir-akhir ini Anda kesulitan untuk tidur
3. Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan nafsu

makan, normal, atau justru lebih banyak makan


4. Apakah akhir-akhir ini konsentrasi atau fokus
Anda berkurang
5. Apakah akhir-akhir ini Anda mudah lupa

Cara responden menjawab adalah dengan menyebutkan YA atau TIDAK

untuk nomor 3 responden memilih salah satu di antara ketiga piihan tersebut. Jika

Jawaban YA berjumlah 4 maka orang tersebut termasuk mengalami stres, jika

jawaban YA berjumlah 3 maka orang tersebut masih tergolong mengalami stres,

jika jawaban YA kurang dari 2 maka orang tersebut tidak mengalami stress.

2. Data Jawaban siswa siswi kelas XI MIPA 7

YA = 4
YA = 3
YA < 2

Menurut data diketahui responden yang menjawab “YA” kurang dari 2

berjumlah 25 orang artinya mereka sedang tidak megalami stres, sedangkan

responden yang menjawab YA lebih dari 2 berjumlah 10 orang, artinya mereka

sedang mengalami stres. Adapun data data nya adalah sebagai berikut :

No Nama f menjawab YA No Nama f menjawab YA


1. Bunga 4 6. Lulu 3

2. Indah 3 7. Khansa

3. Intania 4 8. Shawa 3

4. Agissa 4 9. Raihan Baihaqi 3

5. Siti Rohimah 4 10. Miftahul Riza 4

Dari ke-10 orang tersebut dilakukan wawancara lebih lanjut yaitu untuk

menentukan tingkatan stress yang dialaminya berupa kuesioner. Penulis

mendapatkan kuesioner ini dari buku yang berjudul “ Is It Worth Dying For”

karangan S. Eliot, M.O dan Dennis L. Breo Adapun kuesionernya adalah sebagai

berikut :

ANGKET PENELITIAN

Baca setiap pernyataan, lalu berilah skor satu (1) poin jika Anda

hampir tidak pernah mengalaminya, skor dua (2) poin, jika hanya kadang

kadang Anda mengalaminya. Skor tiga (3) poin jika anda seringkali
mengalaminya dan skor empat (4) poin jika Anda merasa selalu

mengalaminya.

No Pernyataan skor

1. Segalanya mesti sempurna

2. Aku harus menjalankannya sendirian

3. Aku merasa lebih terasing dari keluargaku dan teman

dekatku

4. Aku rasa orang orang harus mendengarkan lebih baik

5. Hidupku seolah mengejarku

6. Aku tidak boleh gagal

7. Aku tidak bisa mengatakan tidak atas tuntutan baru

tanpa merasa bersalah

8. Aku harus meningkatkan gairahku terus menerus

untuk menghidari kebosanan

9. Aku merasa kurang bergaul intim dengan orang orang

disekitarku

10. Aku tidak bisa rileks


11. Aku tidak mampu menertawakan guyonan atas diriku

sendiri
12. Aku menghindari mengungkapkan pikiranku
13. Aku merasa tertekan setiap saat demi sebuah

kesuksesan
14. Secara otomatis, Aku mengekspresikan sikap-sikap

negatif
15. Aku selalu pulang larut malam
16. Aku lupa kalau ada deadline dan janjian dengan orang
dan lupa dengan barang milikku
17. Aku mudah merasa tersinggung dan dikecewakan oleh

orang-orang disekelilingku
18. Seks selalu menjadi sebuah masalah bagiku (bagi yang

sudah menikah)
19. Aku merasa telah menguras seluruh kemampuanku

sendiri
20. Aku bangun pagi pagi dan sulit untuk tidur malam
21. Aku merasa capai sekali
22. Aku merasa tidak puas dengan hidup pribadiku
23. Aku merasa tidak puas dengan pekerjaanku
24. Aku merasa berada di atas awan
25. Aku menghindari kesendirian
26. Aku sulit tidur
27. Aku sulit untuk bangun
28. Aku merasa inginnya tidur terus

3. Data Hasil kuesioner yang mengalami stres

100
90
80
70
60 Series 1
Series 2
50 Series 3
40 series 4
series 5
30
20
10
0
sangat ringan Ringan cukup tinggi
Menurut penelitian, 5 orang dinyatakan mengalami stress yang

sangat ringan, meskipun begitu ketika ke-5 orang itu diwawancara

kembali, jawaban dari mereka adalah tidak merasa bahwa mereka

sedang mengalami stres meskipun tingkatannya tergolong sangat

ringan. Maka dari itu, penulis hanya akan mengambil sampel 5 orang

saja yang tingkatannya ringan dan cukup tinggi. Data ke-5 orang itu

adalah sebagai berikut:

No Nama jumlah skor f tingkatan stres

1. Indah Aulia 53 30-58 Ringan

2. Intania Chandra 64 59-87 Cukup tinggi

3. Bunga Amarilis 80 59-87 Cukup tinggi

4. Agissa Hermayanti 87 59-87 Cukup tinggi

5. Siti Rohimah

Selanjutnya, penulis akan meneliti lebih lanjut pengaruh tingkatan stress

dengan pola makan seseorang, penulis ingin mengetahui apakah benar responden

makan Karena faktor emosi. Untuk memahami kecenderungan makan yang

didorong oleh faktor emosi, maka penulis akan memberikan angket selanjutnya ke

responden. Penulis mendapatkan angket ini dari buku yang berjudul “Body

Intelligent” karya Edward Abramsom Adapun angketya adalah sebagai berikut :


ANGKET PENELITIAN

DAFTAR KUESIONER :

Perhatikan pernyataan pernyataan dibawah ini, berilah tanda (v) pada setiap

pernyataan yang Anda pilih

Keterangan :

 TP = Tidak Pernah

 J = Jarang

 KK = kadang kadang

 S = Sering

 SS= Sangat sering

No Pernyataan TP J K S SS

K
1. Makanan kecil/camilan akan memperbaiki
suasana hati saya ketika saya merasa down atau
sedih
2. Ketika saya depresi, keinginan saya untuk makan
malah lebih besar
3. Saya ingin makan sesuatu kalau ada seseorang
yang mengecewakan saya
4. Ketika saya ditekan atau bekerja dibawah tenggat
waktu, saya cenderung untuk ngemil
5. Saya makan lebih banyak ketika saya stres,
disbanding saat saya merasa tenang
6. Saya cenderung makan ketika saya khawatir atau
takut akan sesuatu
7. Kadang kadang ketika seseorang melukai
perasaan saya, saya ingin mendapatkan sesuatu
untuk dimakan
8. Saya memiliki sesuatu untuk dimakan “hanya
untuk memberi pelajaran pada seseorang”
9. Ketika saya marah, makan akan membuat saya
merasa lebih baik
10. Saya berusaha makan sesuatu ketika saya merasa
bosan
11. Saya makan lebih banyak dari biasanya kalau
tidak ada sesuatu yang saya lakukan
12. Jika waktu tampaknya berjalan lambat, saya
mencari makanan kecil
13. Sendirian membuat saya makan lebih banyak
14. Saya makan sedikit ketika ada orang lain di
sekitar saya, tetapi kalau sendirian saya makan
lebih banyak
15. Makan membuat ssaya merasa lebih baik ketika
saya merasa kesepian

4. Data hasil angket makan karena faktor emosi

Nama frekuensi presentase (%)

TP J KK S SS

Bunga 0 2 8 4 1 33,3 %

Intania 9 3 2 1 0 6,6 %

Indah 11 0 4 0 0 0,0 %

Agissa 0 0 4 10 1 73,3 %

Siti R. 4 4 5 2 0 13,3 %

4.1.Deskripsi
Dari data di atas, penulis akan mengetahui seberapa besar

presentase makan karena faktor emosi dengan melihat dari seberapa banyak

responden menjawab “sering dan sangat sering”. Setelah mengetahui presentase

makan responden, penulis kembali mewawancara perubahan berat badan dari

sebelum stress sampai responden mengalami stress. Adapun datanya sebagai

berikut :

Nama bb sebelum stres saat mengalami stres f naik/turun

Bunga 52 kg 48 kg Turun 4 kg

Agissa 49 kg 54 kg Naik 5 kg

Indah 65 kg 60 kg Turun 5 kg

Intania 45 kg 45 kg Tetap

Siti Rohimah 50 kg 52 kg Naik 2 kg

Dari hasil penelitian, pola makan yang tidak baik dapat memengaruhi

penurunan atau kenaikan berat badan. Selain dari penurunan atau kenaikan berat

badan penulis mendapatkan jawaban dari Narasumber yaitu Intania bahwa ia tidak

mengalami penurunan atau kenaikan berat badan. Meskipun begitu, penulis yakin
bahwa ada faktor lain selain dari stres yang membuat berat badan Intania tidak

turun atau bertambah.

Pada faktanya, Stress memang berpengaruh pada kenaikan atau penurunan

berat badan, dilihat dari data yang ada rata-rata responden mengalami kenaikan

atau penurunan berat badan terkecuali pada Intania.

C. Penjelasan Ilmiah dari situs halosehat

Hubungan antara stressor dengan kelenjar dan hormone dalam tubuh


manusia
------------------
Bagaimana stres bisa mengubah perilaku makan?

Perilaku makan seseorang bisa berubah untuk merespon stres. Hal ini

tergantung dari seberapa besar stres yang sedang Anda rasakan. Terdapat dua

jenis stres, yaitu:

 Stres akut, di mana stres terjadi hanya sementara – dalam waktu yang

tidak lama. Misalnya saja, stres karena kemacetan di jalan. Anda dapat dengan

mudah menangani stres ini.


 Stres kronis, saat Anda mengalami masalah yang besar yang menyangkut

kehidupan Anda dan lebih sulit untuk Anda tangani. Stres ini bisa berlangsung

lebih lama.

Respon tubuh terhadap stres akut

Saat Anda mengalami stres akut, bagian medular otak memberikan sinyal

untuk melepaskan beberapa hormon stres, seperti epinefrin (adrenalin) dan

norepinefrin (noradrenalin) dari kelenjar adrenal. Hormon-hormon ini kemudian

memicu respon “fight-or-flight”, seperti peningkatan detak jantung, pernapasan,

pemecahan lemak dan karbohidrat, serta tekanan darah. Pada waktu yang sama,

tubuh memperlambat kerja fisiologisnya, seperti aliran darah ke sistem

pencernaan, nafsu makan, dan asupan makan. Jadi, pada saat stres akut, Anda

lebih mungkin untuk kehilangan nafsu makan Anda.

Respon tubuh terhadap stres kronis

Saat tubuh Anda mengalami stres kronis, hipotalamus (pusat otak yang

mengontrol stres) memerintahkan kelenjar hipofisis untuk melepaskan hormon

adenokortikotropin (ACTH) ke korteks adrenal. Jika stres kronis cukup berat dan

berlangsung cukup lama, maka dapat mengakibatkan hormon kortisol meningkat,

di mana hormon ini dapat merangsang nafsu makan selama periode pemulihan

dari stres kronis. Oleh karena itu, pada orang dengan stres berat,  nafsu makannya
akan meningkat sehingga ia makan lebih banyak, ia akan melihat makanan

sebagai objek yang dapat memberinya ketenangan.

Kortisol dengan bantuan insulin (dengan kadar lebih tinggi) juga dapat

mengaktifkan enzim lipoprotein lipase dan menghambat pemecahan trigliserida

yang dapat menyebabkan cadangan lemak menjadi lebih banyak. Stres kronis

terbukti dapat meningkatkan penumpukan lemak di perut pada wanita. Jadi, pada

saat Anda mengalami stres kronis, tubuh Anda lebih mungkin untuk menyimpan

lemak lebih banyak, di samping nafsu makan Anda yang meningkat. Sehingga,

kenaikan berat badan Anda atau kegemukan pun akan membayangi Anda.

Stres juga dapat memengaruhi pemilihan makan

Stres tampaknya juga memengaruhi pemilihan makan Anda. Pada saat

stres, Anda lebih mungkin untuk memilih makanan dengan kandungan kalori

tinggi, sehingga hal ini juga dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan saat

stres. Makanan yang mengandung kadar lemak dan/ atau gula tinggi mungkin

akan memberi kesenangan tersendiri bagi orang yang sedang menghadapi stres.

Kadar hormon kortisol dikombinasikan dengan insulin yang tinggi

mungkin berperan dalam pemilihan makan ini. Penelitian lain menunjukkan

bahwa ghrelin (hormon yang memicu rasa lapar) dapat menyebabkan hal ini.

Teori lain juga mengatakan bahwa lemak dan gula tampaknya memiliki dampak

yang dapat menghambat aktivitas bagian otak yang menghasilkan dan memproses

stres.
Kesimpulan

Jadi, stres dapat memengaruhi perilaku makan Anda dalam dua cara.

Sebagian kecil dari Anda mungkin akan kehilangan nafsu makan saat mengalami

stres dalam waktu singkat. Sedangkan, sebagian besar individu akan merespon

stres dengan meningkatkan asupan makannya selama stres berat.

Menurut dr. Kevin Adrian Lakukan Cara-cara ini

untuk Mengendalikan Stres 

Langkah pertama mengatasi stres adalah dengan mengetahui apa yang

menyebabkan stres, dalam hal ini Anda sendiri yang mengetahuinya. Setelah itu,

tuliskan apa saja pemicu stres tersebut sehingga Anda dapat mengantisipasi

langkah apa saja yang perlu Anda lakukan untuk mencegah atau melawan stres.

Langkah selanjutnya adalah melakukan hal-hal yang dapat memberikan

relaksasi untuk tubuh dan pikiran Anda, seperti:

 Mengeluarkan semua unek-unek

Memendam perasaan, terutama perasaan yang mengganggu Anda, bisa

membuat Anda stres. Lebih baik utarakan semuanya agar Anda bisa

melepas beban Anda. Utarakan semua yang ada di benak kepada orang

yang bersangkutan, orang yang Anda percaya, atau psikolog. Percayalah,

setelah mengeluarkan semua unek-unek itu, perasaan Anda pasti jauh lebih

baik.
 Olahraga

Selain membuat tubuh sehat, olahraga juga bisa meredakan stres. Satu cara

yang sederhana dapat berupa berjalan kaki atau bersepeda mengitari

komplek rumah.

 Meditasi

Meditasi bisa membantu Anda menenangkan pikiran. Anda bisa mencoba

olahraga seperti yoga yang juga mengajarkan cara bermeditasi.

 Jalani hobi Anda

Coba pikirkan apa saja kegiatan yang disukai? Apakah belanja, jalan-jalan

di mal, karaoke, nonton film, berkebun, memasak, atau pergi ke taman

bermain? Anda bisa melakukan apa saja yang bisa membuat tubuh dan

pikiran menjadi rileks, namun kegiatan itu harus positif agar tidak

menimbulkan masalah baru.

 Jalani hidup pada masa sekarang

Anda tidak perlu berkutat pada kehidupan masa lalu, terutama jika hal itu

membuat Anda sedih. Hiduplah di masa sekarang. Lupakan pula

ekspektasi negatif mengenai kehidupan di masa depan. Biarlah hidup

mengalir apa adanya. Percayalah, jika Anda menjalani masa sekarang

dengan bahagia dan positif, maka itu akan berdampak pula kepada

kehidupan masa depan Anda.

 Jaga diri Anda

Tidur yang cukup dan senantiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan


bergizi. Hindari merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-

obatan terlarang.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian uraian yang telah dikemukakan di bab sebelumya, penulis

menyimpulkan bahwa pengaruh stres terhadap kenaikan atau penurunan berat

badan meamang benar benar berpengaruh. Hasil penelitian membuktikan bahwa

stress memengaruhi pola makan seseorang yang nantinya akan berpengaruh juga

pada kenaikan atau penurunan berat badan tergantung dari presentase makan

karena faktor emosi.

Dengan membaca lebih banyak tentang cara mengendalikan stress yang baik,

diharapkan akan memberikan kesadaran bagi orang orang yang sedang mengalami

stress, bahwa pola makan akan sangat berpengaruh pada ketidakstabilan berat

badan. Jika pola makan diabaikan maka kemungkinan akan terjadi hal hal yang

tidak diinginkan seperti overweight, obesitas, atau menimbulkan penyakit yang

dapat menurunkan berat badan secara terus menerus.

Menjaga pola hidup sehat memiliki manfaat antara lain :

1. Bisa menjaga berat badan ideal


2. Bisa menjaga dan menaikkan mood

3. Mencegah penyakit dating

4. Stamina dan energi akan meningkat

5. Dan pastinya akan tehindar dari stres

B. Saran

Dari penelitian ini, penulis memberikan saran beradasarkan apa yang telah

penulis ketahui mengenai pengaruh stres terhadap kenaikan atau penurunan berat

badan. Penulis menyarankan agar semua orang dapat menjaga pola hidup sehat.

Dengan pola hidup sehat kemungkinan besar kita akan terhindar dari hal-hal yang

tidak diinginkan. Selain itu, penulis menyarankan agar orang orang yang sedang

mengalami stres diharapkan dapat mengendalikan diri terutama terhadap pola

makan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Yadi.1986.Bahasa Indonesia untuk Siswa-MA/SMK-MAK Kelas

XI.Bandung:CV Yrama Widya.

Syamsuri, Istamar dkk.2019. ESPS Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:PT

Gramedia Pustaka Utama.

Abramsom, Edward. 2007 Body Intelligent : Menurunkan dan menjaga berat

badan tanpa diet. Ed.1. Yogyakarta. penerbit: Andi Almaitser, S.


Eliot, Robert. 1984. Is it worth dying for?. English. Penerbit : Random house.

Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas, Depresi. Jakarta (ID): UI Pr.

Agolla, J.E. dan Ongori, H., 2009. An assesment of academic stres among

undergraduate students. Academic journals, Educational research and review. vol.

4 no. 2. hlm 063-067.

Alzaeem, A. Sulaiman, S.A.S. dan Gillani, S.W. 2010. Assessment Of The

Validity And Reliability For A Newly Developed Stress in Academic Life Scale

SALS for pharmacy students. International Journal of Collaborative Research on

Internal Medicine dan Public Health. vol 2 no.7 hlm. 239-256.

Carr, D., dan Umberson, D. 2013. The social psychology of stress, health, and

coping. In DeLameter, J. dan Ward, A. Handbook of Social Psychology. hlm.

465-487. Netherlands: Springer.

Cohen, S., Janicki-Deverts, D., dan Miller, G. E. 2007 . Psychological Stress and

Disease. JAMA. Vol.298. no.14. hlm.1685.

Crawford, J.R dan Henry, J.D., 2003. The Depression Anxiety Stress Scale DASS

: Normative data and latent structure in a large non-clinical sample. British

Journal of Clinical Psychology 2003. Vol. 42.hlm.111-113.

Anda mungkin juga menyukai