Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TIPOLOGI KONSTITUSIONAL, TEMPRAMEN, DAN NILAI

BUDAYA
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Kepribadian

Disusun Oleh :
 Amalia De Tavarel (18107010041)
 Ismail Burhanuddin (18107010044)
 Cahyo Budi Prasetyo (18107010047)
 Nuning Yuli Astuti (18107010068)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tipologi merupakan langkah mengelompokan beberapa orang menjadi
beberap jenis atau dalam tipe- tipe tertentu. Dalam tipologi tidak membaca
kepribadian, namun menafikan keunikan dalam diri seseorang. Berbeda
dengan konsep karakterologi yang dasarnya adalah cara memahami orang lain
(memahami orang apa adanya), tipologi ini memaksa orang untuk masuk ke
salah satu tipe tertentu. Tipologi ini nantinya akan dibagi menjadi 3, yaitu
tipologi konstitusi, tipologi tempramen, dan tipologi nilai budaya.

B. RUMUSAN MASALAH
Agar pembahasan dalam pembuatan makalah ini jelas, maka penulis
membatasi masalah- masalah yang akan di bahas. Adapun masalah yang akan
di bahas adalah sebagai berikut :

a. Apa saja perbedaan konsep antara tipologi dan karakterologi?


b. Apa yang di maksud dengan tipologi konstitusi, tempramen,
dan nilai budaya?
c. Apa saja mazhab dan teori tokoh dalam tiap tipologi?

C. TUJUAN KEPENULISAN
Adapun tujuan dari kepenulisan makalah ini adalah untuk :

a. Untuk mengetahui perbedaan konsep antara tipologi dan


karakterologi.
b. Untuk mengetahui pengertin dan maksud dari tipologi
konstitusi, tempramen dan nilai budaya.
c. Untuk mengetahui apa saja mazhab dan teori tokoh dalam tiap
tipologi.
d. Untuk menuntaskan tugas mata kuliah Teori Kepribadian
dengan baik.
BAB 2
PEMBAHASAN

I. TIPOLOGI KONSTITUSI
Tipologi Konstitusional, yaitu tipologi-tipologi yang disusun atas
dasar konstitusional.
A. TIPOLOGI MAZHAB ITALIA

Mazhab italia/mazhab morfologi didirikan pada akhir abad XIX


oleh sejumlah ahli di Italia yang bekerja dalam bidang penyelidikan
mengenai variasi tubuh manusia.

1. Teori De-Giovani : Hukum Deformasi


Dalam buku Morfologia del Corpo Umano(1880) De-Giovani
merumuskan hukum deformasi, yang berisi tiga penggolongan
variasi tubuh manusia :
(1) Orang dengan togok (jawa : gembung, Inggris : trunk)
cenderung mempunyai bentuk tubuh yang panjang, yang
mempunyai hubungan dengan habitus phthisis.
(2) Orang dengan togok besar cenderung mempunyai tubuh
pendek, yang mempunyai hubungan dengan habitus
apoplectis.
(3) Orang dengan togok normal cenderung mempunyai
proporsi bentuk tubuh yang normal.
2. Tipologi Viola
Berdasar bahan-bahan penyelidikan serta teori De-Giovani,
Viola berhasil menemukan tiga golongan bentuk tubuh
manusia:
(1) Microplanchnis : bentuk tubuh yang ukuran-ukuran
menegaknya lebih daripada dalam perbandingan biasa
sehingga tubuh kelihatan jangkung
(2) Macropanchnis : bentuk tubuh yang ukiuran mendatarnya
lebih dari pada dalam perbandingan biasa sehingga tubuh
kelihatan pendek
(3) Normosplanchnis : bentuk tubuh yang ukuran menegak dan
mendatarnya selaras, sehingga tubuh kelihatan selaras.
Rava, seorang pendukung mazhab Italia menemukan, bahwa :
a. Penderita-penderita neurasthenia dan psychasthenia
kebanyakan terdapat pada golongan microsplanchnis;
b. Penderita-penderita manis-depresif kebanyakan terdapat
pada golongan macrosplanchnis.
Sebab-musabab variasi tubuh manusia menurut mazhab italia
bahwa variasi atau bermacam-ragamnya keadaan jasmani
manusia berakar pada keturunan.
B. MORFOLOGI KONSTITUSIONAL : MAZHAB PERANCIS

Pada waktu yang bersamaan dengan timbulnya mazhab Italia, di


Perancis muncul kegiatan serupa, yaitu kegiatan dalam penyelidikan
variasi tubuh manusia.
1. Sigaud

Sigaud berpendapat bahwa organisme manusia beserta


anomali-anomalinya harus dimengerti sebagai fungsi daripada
dasar dan sekitar (lingkungan, miliu); jadi ada kerja sama antara
dasar dan sekitar. Sekitar yang bermacam-macam itu dapat
digolongkan menjadi empat macam :
(1) Ada sekitar yang berwujud udara yang menjadi sumber
reaksi-reaksi respiratoris
(2) Ada sekitar yang berwujud makan-makanan yang menjadi
reaksi-reaksi digestif
(3) Ada sekitar yang berwujud keadaan alam yang menjadi
reaksi-reaksi muskuler
(4) Ada sekitar yang berwujud keadaan sosial yang menjadi
reaksi-reaksi cerebral’

2. Mac Auliffe
Mac Auliffe, pengikut Sigaud menerbitkan monograf sebagai
hasil penyelidikannya dengan nama La Vie Humanie(1923). Yang
isinya bagaimana keempat tipe konstitusional diatas berkembang
karena pengaruh keturunan/dasar dan sekitar. Dan sekitarlah yang
dianggap menentukan perbedaan tipe-tipe tersebut, misalnya :

(1) Dalam daerah mewah banyak terdapat tipe digestif;


(2) Tipe respiratoris banyak didaerah pegunungan dan
pertanian;
(3) Tipe muskuler terdapat didaerah yang menghendaki
kekuatan jasmani;
(4) Tipe cerebral terdapat di kota-kota.
C. MORFOLOGI KONSTITUSIONAL DI JERMAN : TIPOLOGI
KRETSCHMER
Di jerman masalah tipologi sudah menjadi objek pembahasan jauh
sebelum Kretschmer.
1. Beneke

Sebelum pertengahan XVIII Beneke membedakan dua macam


tipe konstitusi :

(1) Golongan yang secara relativ jantungnya kecil, pembuluh


darah sempit, limpa kecil, usus pendek, kaki panjang, dan
(2) Golongan yang berhabitus quadratus (apopleticus,
arthritcus) yang sifat- sifatnya adalah kebalikan dari
golongan pertama.

2. C. C. Carus

Mengemukakan 16 acam tipe, beberapa yang terkenal adalah


cerebral, atletis, astenis, pneumatis (sesuai dalam tipe respiratoris
mazhab prancis) dan hoeotian (sesuai dengan tipe digestif)

3. J. Bauer

Dalam bukunya yang berjudul Vorlesungen uber allegmeine


Konstitution Und Verebungslehreb (1921), menggolongkan
manusia yang sama dengan mazhab Prancis. Akan tetapi teman
sejawatnya Zweig menemukan bahwa tipe seperti yang
dikemukakan Sigaud tidak tetap selama hidup tapi nyata pada
periode tertentu.
4. Kretschmer

Dalam karyanya Korperbau Und Character (1921) Kretschmer


tidak hanya membahas tipologi konstitusi tapi juga tempramen,
namun dasar pandangan atau orientasinta tetap konstitusional.
A. Masalah Istilah
a. Konstitusi
Adalah keseluruhan sifat- sifat individual yang
beralas pada keturunan.
b. Tempramen
Adalah bagian dari kejiawaan melalui darah secara
kimiawi mempunyai korelasi dengan aspek jasmaniah.
Dengan kata lain, tempramen adalah konstitusi kejiwaan.
Tempramen turun temurun dan tidak dapat di ubah oleh
pengaruh dari luar. Tempramen mempengaruhi 2 macam
kualitas kejiwaan yaitu suasana hati (stimmu), dan tempo
psikis.

c. Watak
Adalah keseluruhan kemungkinan- kemungkinan
bereaksi secara emosional dan volisional seseorang yang
terbentuk selama hidupnya oleh unsur dari dalam (dasar,
keturunan, faktor endogen) dan unsur- unsur dari luar
(pendidikan, dan pengalaman, faktor- faktor eksogen).
B. Konstitusi Jasmaniah
Kretschmer menggolongkan manusia atas dasr bentuk
tubuhnya menjadi empat ;
 Piknis/stenis,
 Leptosom/ashtenis
 Atletis, dan
 Displastis
C. Konstitusi Kejiwaan/ Tempramen
Kretschmer dipengaruhi pendapat Krapelin, psikiatri. Ia
menggolongkan penderita psikosis :
a. Penderita Schizophenia
Mereka kehilangan kontak dengan dunia luar dan seolah-
olah hidup untuk dan dengan dirinya sendiri (autisme).
b. Penderita manis- despresif
Sifat jiwanya berubah- ubah dan mengsiklus, dari sifat
manis (giat, buas) ke sifat depresif ( lemah, tak berdaya)
dan kembali ke manis lagi lalu berubah ke despresif dan
seterusnya.

Gejala- gelaja pada penderita psikosis terdapat puka pada


orang sehat. Perbedaan antara penderita psikosis terhadap orang
sehat adalah perbedaan kuantitatif. Manusia sehat dibedakan
menjadi dua tipe:

a. Tipe schizothym
Bersesuaian dengan penderita schizophenia, hanya saja
sangat tidak jelas. Biasanya sukar kontak dengan orang
lain, ada kecenderungan autisme, menutup diri sendiri.
b. Tipe cyclothym
Sifat- sifat jiwanya bersesuaian dengan penderita
manis- depresif. Biasanya mudah bergaul, mudah
menyesuaikan diri, mudah turut suka dan duka.

D. PSIKOLOGI KONSTITUSIONAL DI AMERIKA SERIKAT :


TEORI W. H. SHELDON

Sudah sejak lama ada pendapat, aspek-aspek jasmaniah itu


merupakan aspek-aspek pokok dari kepribadian. Jadi, sudah sejak
lama orang-orang bahkan sarjana berpendapat bahwa timgkah laku
mencerminkan kepribadian. Menurut Sheldon konstitusi adalah
aspek-aspek individu yang relatif tetap. Morphologi, psikologi,
fungsi kelenjar buntu, dsb dapat dilawankan dengan aspek-aspek
yang relatif labil dan mudah dimodifikasi karena tekanan-
tekananan lingkungan.

1. Pokok-pokok Teori william H. Sheldon


A. Struktur tubuh/ jasmani

Sheldon berpendapat bahwa faktor-faktor genetis dan


biologis memainkan peranan yang menentukan dalam
pernan individu. Dalam pandangan Sheldon ada suatu
struktur biologis hipotesis, morphogenotipe, yang menjadi
dasar jasmani yang nampak, yang memainkan peran
penting tidak saja dalam menentukan perkembangan
jasmani, tetapi juga pembentukan tingkah laku.

1.) Dimensi Jasmaniah


a. Komponen-komponen jasmani primer
1. Tipe endomorph : lembut, gemuk, berat
badan relatif rendah.
2. Tipe mesomorph : kokoh, keras, otot
kelihatan bersegi-segi, tahan sakit.
3. Tipe ecktomorph : jakung, dada kecil dan
pipih, lemah, otot-otot hampir tidak nampak
berkembang.
b. Komponen-komponen jasmani sekunder
1. Displasia
2. Gynandromorphy
3. Texture/tampang
2.) Konstitusi somatotipe
Sheldon berpendapat konstansi somatotipe
membutuhkan adanya konstansi dalam makanan
dan tak adanya hal-hal patologis.
B. Analisis Tingkah Laku / Kepribadian

Sheldon bermula dari pangkal dugaan bahwa walaupun


sepertinya ada banyak dimensi atau variabel dalam tingkah
laku, tetapi pada dasarnya hanya ada sejumlah kecil
komponen-komponen dasar yang diharpakan akan menjadi
dasar tingkah laku yang nampak kompleks itu. Dimensi-
dimensi Tempramen ;

a. Cara kerja Sheldon


- Sheldon mengumpulkan sifat-sifat yang ada
dalam kepustakaan mengenai kepribadian. Dari
penelitian ini dia menemukan 650 macam sifat
ditambah dengan penemuan Sheldon sendiri.
Kemudian direduksikan dengan jalan
menyatukan sifat-sifat yang mempunyai
overlapping dan menghilangkan yang tidak
significant. Akhirnya dia mendapatkan 50 sifat
yang merupakan representasi dari semua sifat
tersebut.
- Kemudian dicari kelompok sifat. Dengan cara
tersebut didapatkan tiga kelompok komponen
primer tempramen.
b. Komponen-komponen Primer daripada Tempramen
- Viscerotonia : alat pencernaan relatif besar dan
panjang, dengan hati besar.
- Somatotonia : gemar akan ekspresi muskuler,
suka mengerjakan sesuatu yang menggunakan
otot, suka mendapat pengalaman fisik.
- Cerebrotonia : aktivitas pokok adalah perhatian
dengan sadar, serta inhibsi terhadap gerakan-
gerakan jasmaniah.
c. Hubungan antara Jasmani dan Tingkah Laku /
Tempramen
Hasil penyelidikan Sheldon selama 5 tahun
mengenai 200 mahasiswa laki-laki dikemukakannya
dalam “The Varietis of Temprament”
d. Hubungan antara Jasmani dan Gangguan-gangguan
Kejiwaan
Komponen-komponen somatotipe dan komponen-
komponen psikiatris ada hubungan, walaupun tidak
sesederhana komponen-komponen somatotipe dan
komponen-komponen tempramen.
e. Hubungan antara Jasmani dan Kenakalan /
Delinquency
Pemuda-pemuda nakal sebagian besar termasuk
dalam golongan mesomorph dan endomorphis.

2. Beberapa Perumusan Teoritis

Sheldon bekerja secara induktif dan tidak begitu


mementingkan perumusan-perumusan teoritis dan sistematis.
Namun, ada beberapa hal teoritis yang perlu dikemukakan
disini ;

1. Faktor-faktor yang menjadi perantara dalam hubungan


antara jasmani dan tempramen
Hubungan ini dapat diterangkan dalam berbagai cara :
- Individu yang memiliki tipe jasmani tertentu
mendapatkan cara bertingkah laku tertentu yang
efektif, namun individu yang ber tipe jasmani
lain bertingkah laku yang lain supaya efektif.
- Hubungan jasmani dan tempramen diantarai
oleh anggapan yang stereotipis yang ada dalam
kebudayaan mengenai macam-macam tingkah
laku yang seharusnya dilakukan oleh orang yang
berbeda-beda tipe jasmaninya.
- Pengalaman/pengaruh lingkungan cenderung
menimbulkan kecenderungan tingkah laku
tertentu.
- Hubungan tingkah laku dan bentuk jasmani itu
karena bekerjasamanya faktor-faktor genetis.
2. Orientasi biologistis dan genetis
Seperti yang telah dikemukakannya perbedaan
antara somatotipe dan morphogenotipe, pengukuran
jasmani hanyalah alat untuk mengira-ngira faktor
biologis yang menjadi dasar tingkah laku manusia.
3. Tekanan terhadap faktor organisasi dan medan
Pola hubungan antara berbagai variabel lebih
penting daripada masing-masing komponen.
4. Perkembangan individu
Kejadian-kejadian tertentu pada masa kanak-kanak
mungkin berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada
masa dewasa, tapi dia tidak menganggap bahwa
kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak memainkan
peranan sebagai sebab. Mengenai faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan individu dapat
dikemukakan : perkembangan individu semata-mata
ditentukan oleh dasar-dasar biologis yang diwarisi.

5. Proses tak sadar


Kalau individu lebih mengenal struktur tubuhnya
serta fungsi-fungsi biologisnya, dia akan memahami
kekuatan-kekuatan yang menggerakan tingkah lakunya.

II. TIPOLOGI TEMPRAMEN


Pengertian tempramen menurut para ahli :
- GALENUS :Temperamen adalah sifat kejiwaan yang di
tentukan oleh campuran cairan-cairan dalam tubuh
- KRETSCHMER :Temperamen adalah bagian daripada kejiwaan yang
agaknya melalui aliran darah secara kimiawi
mempunyai korelasi dengan aspek jasmaniah.
- KOHNSTAMM :Temperamen adalah rohani yang bersangkutan
dengan konstitusi jasmani yang dibawa sejak lahir.

A. TIPOLOGI-TIPOLOGI YANG BERDASARKAN SIFAT-SIFAT


KEJIWAAN SEMATA-MATA.
1. TIPOLOGI PLATO
Membedakan tiga bagian jiwa:
a. Pikiran (logos), dikepala
b. Kemauan (thumos), didada
c. Hasrat (epithumid), di perut
Mengemukakan tiga kebajikan:

o Kebijaksanaan
o Keberanian
o Penguasaan diri
2. MAZHAB PERANCIS
A. TIPOLOGI QUEYRAT (Kognitif, Afektif, dan Konatif.)
(1) Salah satu daya aspek yang dominan.
a. Tipe mediatif / intelektual, dimana daya kognitif dominan
b. Tipe emosional, dimana daya afektif dominan
c. Tipe aktif, dimana daya konatif dominan
(2) Dua daya yang dominan
a. Tipe mediatif-emosional/ sentimental; daya kognitif dan
afektif dominan.
b. Tipe aktif- emosional/ orang garang; daya konatif dan
afektif dominan.
c. Tipe aktif- mediatif/ orang kemauan; daya konatif dan
kognitif dominan.
B. TIPOLOGI MALAPERT
1. Tipe intelektua
a. Golongan analitis
b. Golongan reflektif
2. Tipe Afektif
a. Golongan emosional
b. Golongan bernafsu
3. Tipe Volunter
a. Golongan tanpa-kemauan
b. Golongan besar-kemauan
4. Tipe aktif
a. Golongan tak aktif
b. Golongan aktif

B. TIPOLOGI KANT DAN NEO-KANTIANISME

A. Tipologi Kant
Kant mencangkup dua arti watak (character),yaitu:
a. Watak dalam arti etis atau normatif,yang terutama dikupasnya
dalam”kritik der praktischen vernuntf”
b. Watak sebagai kualitas-kualitas yang membedakan sesorang yang satu
dengan yang lainya yang memiliki secara khas.
Kant mencandra temperamen-temperamen sebagai berikut:
a. Temperamen sangunis (orang dengan darah ringan).
Ditandai oleh sifat yang mudah dan kuat menerima kesan ,tetapi tidak
mendalam dan tidak tahan lama.
b. Temperamen melancholis (orang dengan darah berat).
Semua hal yang bersangkutan dengan dirinya dipandangnya penting dan
serta disertai dengan syakwasangka atau kebimbangan.
a. Temperamen choleris(orang dengan darah panas)
Lekas terbakar tetapi juga lekas padam tanpa membenci.
b. Temperamen phlegmatis(orang dengan darah dingin)
Phlegma berarti ketidaklembaman,jadi berarti tidak malas.

B. Tipologi Neo-Kantianisme
a. kepekaan kehidupan afektif,yaitu mendalam dan tidaknya pengaruh
perangsang.
b. bentuk kejadian afektif,tergantung pada dua hal,yaitu:
1. mobilitas perasaan
2. kekuatan perasaan

C. TIPOLOGI J.BAHNSEN
1.
a. Temperamen
Temperamen ditentukan oleh empat faktor yaitu spontanitas,
reseptivitas, impresionabilitas, dan reaktivitas.
b. Kemauan
Kemauan oleh Banhsen dipandang penting dan mengendalikan
sebagian besar tingkah laku manusia.
2. Posodyne
Ketabahn manusia dalam mengahadapi kesukaran atau dalam
menderita.
3. Daya susila
kecakapan manusia unruk membedakan dan meyakini hal-hal yang
baik dan yang buruk serta untuk mengatur tingkal lakunya yang sesuai.

D. TEORI E.MEUMANN
a. Aspek yang mempunyai dasar kejasmanian.
Sifat-sifat kemauan itu mempunyai dasar fisiologis,dan pada
pokoknya tergantung pada sistem saraf.
b. Aspek afektif
adapun sifat-sifat fundamental perasaan,yaitu:
1) Berdasarkan atas mudah tidaknya terpengaruh oleh
perangsang.
2) Berdasarkan kualitasnya.
3) Berdasarkan intensitasnya.
4) Berdasarkan atas lama berlangsungnya,yaitu lama atau
tidaknya ada dalam lesadarn.
5) Berdasarkan atas genesisnya.
6) Berdasarkan atas pengaruhnya.
7) Berdasarkan atas hubungannya dengan lain-lain isi
kesadaran.
8) Berdasarkan atas hubungannya dengan subjek .
c. Aspek kecerdasan(intelegenz)
1) Berhubungan dengan kerja mental:berpikir
produktif,reproduktif,tidak produktif.
2) Melingkupi taraf kebebasan intelektual
3) Melingkupi perbedaan-perbedaan dalam cara berpikir

E. TIPOLOGI HEYMANS
1) Emosionalitas
Yaitu Mudah atau tidaknya perasaan orang terpengaruh oleh kesan-
kesan.
2) Proses pengiring
Yaitu Banyak sedikitnya pengaruh kesan-kesanterhadap kesadaran
setelah kesan-kesan itu sendiri tak lagi ada dalam kesadaran
3) Aktivitas
Yaitu banyak sedikitnya orang menyatakan diri,menjelmakan
perasaan-[erasaanya dan pikiran-pikiranya dalam tindakan yang
spontan.
F. TEORI KEPRIBADIAN G.EWALD
1.Temperamen
Kepada biotonus inilah tergantung Faktor-faktor kejiwaan yang
merupakan temperamen,yaitu:
a. intensitas dan tempo hidup
b. perasaan-perasaan vital yang menyertainya,jadi suasana perasaan individu.
2.Watak (Character)
Watak yang dibawa sejak lahir,yaitu aspek yang merupakan dasar
daripada watak,watak genotipis ini sangat erat hubunganya dengan
keadaan fisiologis,yakni kualitas susunan syaraf.
III. TIPOLOGI BERDASARKAN NILAI KEBUDAYAAN : TEORI

EDUARD SPRANGER

Penggolongan ilmu pengetahuan di bagi menjadi 2 golongan yaitu


Ilmu-ilmu pengetahuan alamiah (Naturwissenschaften) dengan metode
pokoknya menerangkan (erklaren), dan Ilmu-ilmu pengetahuan
kerohanian (Geisteswissen Schaften) dengan metode pokokna
memahami (Verstehen). Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
tergolong dalam golongan ke-dua yang lebih tepatnya psikologi yang
bedasar pada ilmu pengetahuan kerohanian (Geisteswissenschaftliche).
Tokoh utama aliran psikologi ini dan dianggap sebagai juru bicara
aliran ini adalah Eduard Spranger.

A. POKOK- POKOK TEORI SPRANGER


Pokok-pokok pikiran Spranger mengenai kepribadian manusia singkatnya
adalah sebagai yang dikemukakan berikut ini :
1. Dua Macam Roh (Gest)
a. Roh subyektif atau roh individual, yaitu roh yang terdapat pada
manusia masing-masing (individual).
b. Roh obyektif atau roh supra-individual, atau kebudayaan, yaitu roh
seluruhumat manusia, yang dalam concerto nya merupakan
kebudayaan yang telah terjelma dan berkembang selama berabad-
abad bersama-sama manusia-manusia individual.
2. Hubungan antara Roh Subyektif dan Roh Obyektif
Roh subyektif dan roh obyektif berhunungan secara timbal balik.
Roh subyektif atau roh individual, yang mengandung nila-nilai yang
terdapat pada masing-masing individu, dibentuk dan dipupukdengan
acuan roh obyektif; artinya roh individual itu terbentuk dan
berkembang dengan memakai roh obyektif sebagaimana norma. Roh
obyektif atau kebudayaan itu mengandung unsur-unsur yang telah
mendapat pengakuan umum sebagai hal-hal yang bernilai, kerena itu
diberi kedudukan yang tinggi dan ditaruh di atas roh individual.
Karena itu bagaimanapun juga dalam saling hubungan antara roh
subyektif dan roh obyektif itu roh subyektif tetap primer, dan roh
obyektif mempunyai kedudukan sekunder, sebab, sekalipun manusia
sangat tergantung kepada unsur-unsur kebudayaan yang ada, akan
tetapi dia tidak hanya pasif menerima saja, melainkan dia juga aktif
dan kreatif.
3. Tipologi Spranger
a. Enam tipe manusia.
Roh subyektif, sebagai struktur atau system nilai-nilai dalam
masing-masing individu yang terbentuk dan berkembang oleh
pengaruh-pengaruh dasar, pendidikan dan lingkungan dengan
berpedoman kepada roh obyektif sebagai cita-cita yang harus
dicapai atau dijelmakan dan mengandung enam tipe manusia
berdasar nilai-nilai kebudayaan yang disusun oleh Spranger. Harus
diingat bahwa tipe-tipe yang dikemukakan Spranger hanya
merupakan tipe-tipe pokok atau tipe-tipe ideal (Grundtypen atau
Idealtypen), artinya tipe-tipe yang hanya ada dalam teori, dan tak
akan dijumpai dalam kenyataan kehidupan. Akan tetapi menurut
Spranger, dengan tipe-tipe ideal itu orang dapat cepat
menempatkan individu-individu yang dihadapinya paling ke
dengan golongan atau tipe yang mana. Tipe-tipe manusia menurut
Spranger secara singkat dapat di ikhtisarkan sebagai berikut:

Nilai Kebudayaan Yang


No Tipe Tingkah Laku Dasar
Dominan

1 Ilmu Pengetahuan Manusia Teori Berpikir

2 Ekonomi Manusia Ekonomi Bekerja

3 Kesenian Manusia Estetis Menikmati Keindahan

4 Keagamaan Manusia Agama Memuja

5 Kemasyarakatan Manusia Sosial Berbakti/Berkorban

(Ingin)
6 Politik/Kenegaraan Manusia Kuasa
Berkuasa/Memerintah
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat dari kepenulisan di atas adalah
sebagaimana teori- teori yang telah di uraikan dapat di tarik benang bahwa
tipologi merupakan tahap pengelompokan manusia ke dalam beberapa
tipe- tipe, tipologi ini melihat ke dalam keunikan diri seseorang. Berbeda
dengan karakterologi, karakterologi ini lebih kepada memahami orang lain
secara apa adanya, dan melihat nilai di dalamnya. Tipologi ini terbagi
menjadi tiga, yaitu tipologi konstitusional, tempramen, dan nilai
kebudayaan. Pada tipologi konstitusional diuraikan teori- teori seperti teori
mazhab Italia, Prancis, Kretschmer, Sheldon, dll. Sedangkan pada tipologi
tempramen ada teori Kant, Meumann, Enselhans, Heymans, Ewald, dll,
untuk nilai budaya sendiri hanya ada teori Spranger.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. 2013. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai