BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang)
belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab
penyalahgunaan narkoba ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan anak-anak
nakal dan preman tetapi telah memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya.
Narkoba saat ini banyak kita jumpai di kalangan remaja dan generasi muda dalam bentuk kapsul, tablet
dan tepung seperti ekstasy, pil koplo dan shabu-shabu, bahkan dalam bentuk yang amat sederhana
seperti daun ganja yang dijual dalam amplop-amplop.
Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum dan bahkan semua
kalangan telah resah terhadap narkoba ini, sebab generasi muda masa depan bangsa telah banyak
terlibat di dalamnya.Akibat leluasannya penjualan narkoba ini, secara umum mengakibatkan timbulnya
gangguan mental organik dan pergaulan bebas yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah generasi muda dan bahaya narkoba.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bahaya narkoba terhadap generasi
muda.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan
menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia
sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk
mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak
melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan
perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34).
1. Opium
Opium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung
atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah).
Opium diperoleh dari buah pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga
mengeluarkan getah putih yang lengket.
Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu berimajinasi dan
berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami
gangguan dan berakhir dengan tidur pulas bahkan koma.
2. Morphine
Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan (kegesitan) dan kebugaran
yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun
terus ditambah untuk memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama.
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung (mimisan) dan muntah
berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu
dan kekeringan mulut. Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan
penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian.
3. Heroin
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan mengalami ketagihan
seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis
yang lebih besar untuk menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk
mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu,
memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan
pengerasan otot akibat penghentian pemakaian.
Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup parah, kehilangan
nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin
juga menghadapi sejumlah masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik
menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.
4. Codeine
Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan dalam
pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad
mengurangi penggunaan codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa
kasus, meski jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.
5. Kokain
Penggunaan kokain dalam dosis tinggi menyebabkan insomnia (sulit tidur), gemetar dan kejang-
kejang (kram). Di sini, pecandu merasa ada serangga yang merayap di bawah kulitnya. Pencernaannya
pun terganggu, biji matanya melebar, dan tekanan darahnya naik. Bahkan terkadang bisa menyebabkan
kematian mendadak.
6. Amfitamine
Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan kegairahan, tidak mengantuk, dan
memperoleh energi besar selama beberapa jam. Namun setelah itu, ia tampak lesu disertai stres dan
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau perasaan kecewa sehingga mendorongnya untuk melakukan
tindak kekerasan dan kebrutalan.
Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang dan ketidakmampuan
berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam beberapa kasus menimbulkan perilaku seks
menyimpang. Termasuk derivasi (turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini
banyak dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur penggunaannya sebenarnya
sangat ketat dan hati-hati.
7. Ganja
Ganja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama, sesuai dengan kawasan
penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana, hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang
terkandung dalam ganja adalah zat trihidrocaniponal (THC).
Pemakai ganja merasakan suatu kondisi ekstase yang disertai dengan tawa cekikikan dan
terkekeh-kekeh tanpa justifikasi yang jelas. Dia mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan.
Berbeda dengan peminum alkohol yang terkesan brutal dan berperilaku agresif, maka pemakai ganja
seringkali malah menjadi penakut.
Dia mengalami kesulitan mengenali bentuk dan ukuran benda-benda yang terlihat. Pecandunya
juga merasakan waktu berjalan begitu lambat. Ingatannya akan kejadian beberapa waktu yang lalu pun
kacau-balau. Matanya memerah dan degup jantungnya kencang. Jika berhenti mengonsumsi ganja, dia
akan merasa depresi, gelisah, menggigil dan susah tidur. Namun kecanduan ganja biasanya mudah
dilepaskan. Dalam jangka panjang, pecandu ganja akan kehilangan gairah hidup. Menjadi malas, lemah
ingatan, bodoh, tidak bisa berkonsentrasi dan terdorong untuk melakukan kejahatan.
Adapun akibat yang ditibbulkan oleh pecandu Narkoba sesuai dengan tuntunan ajaran agama
adala: Dampak dari penyalahgunaan narkoba sudah terbukti pada generasi kita. Dapat terlihat
kerusakan fisik seperti: otak, jantung, paru-paru, saraf-saraf, selain juga gangguan mental, emosional
dan spiritual, akibat lebih lanjut adalah daya tahan tubuh lemah, virus mudah masuk seperti virus
Hepatitis C, virus HIV/AIDS. Oleh karena itu kita tidak akan rela jika generasi muda kita mengalami
penderitaan di atas.
Dalam kurun waktu dua dasa warsa terakhir ini Indonesia telah menjadi salah satu negara yang
dijadikan pasar utama dari jaringan sindikat peredaran narkotika yang berdimensi internasional untuk
tujuan-tujuan komersial.3 Untuk jaringan peredaran narkotika di negara-negara Asia, Indonesia
diperhitungakan sebagai pasar (market-state) yang paling prospektif secara komersial bagi sindikat
internasioanl yang beroperasi di negara-negara sedang berkembang.
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Preventif
a. Pendidikan Agama sejak dini
b. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
e. Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak negatifnya
2. Tindakkan Hukum
Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan peraturan disertai tindakkan nyata
demi keselamatan generasi muda penerus dan pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur
tentang penyalah gunaan narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang Psikotropika dan UU no: 22/1997
tentang Narkotika. Tapi kenapa hingga saat ini penyalah gunaan narkoba semakin meraja lela ? Mungkin
kedua Undang-Undang tersebut perlu di tinjau kembali relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-
Undang yang baru yang mengatur tentang penyalahgunaan narkoba ini.
3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk
mereka yang telah menderita ketergantungan. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative
penanggulangan yang dapat kami tawarkan :
a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka penanggulangannya harus dilakukan
melalui kerja sama international.
b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak pandang
bulu, tidak pilih kasih. Kemudian menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan secara terintegrasi
antara aparat keamanan (Polisi, TNI AD, AL, AU ) hakim, jaksa, imigrasi, diknas, semua dinas/instansi
mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine dikalangan Pemda Kalteng adalah suatu
ide yang bagus dan perlu segera dilaksanakan. Barang siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus
ditindak sesuai peraturan DIsiplin Pegawai Negri Sipil dan peraturan yang mengatur tentang
pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti tertuang dalam buku pembinaan Pegawai Negri Sipil.
Kemudian dikalangan Dinas Pendidikan Nasional juga harus berani melakukan test urine kepada para
siswa SLTP-SLTA, dan barang siapa terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari sekolah dan
disalurkan ke pusat rehabilitasi. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk
menerbitkan sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang terkait dengan narkoba. Misalnya
apakah narkoba itu, apa saja yang digolongkan kedalam narkoba, bahayanya, kenapa orang
mengkomsumsi narkoba, tanda- tanda yang harus diketahui pada orang- orang pemakai narkoba cara
melakukan upaya preventif terhadap narkoba. Disamping itu melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah,
perguruan tinggi, dan berbagai instansi tentang bahaya dan dampak negative dari narkoba. Kerja sama
dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk membina iman dan rohani para umatnya
agar dalam setiap kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah pencegahan penyalahgunaan narkoba ialah mejadi tanggung jawab kita semua.
Narkoba merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika masuk ke dalam tubuh berpengaruh
terutama pada fungsi otak (susunan saraf pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan (adiktif).
Terjadi perubahan pada kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan, masuk
ke dalam lambung, lalu pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke dalam pembuluh darah
melalui hudung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat langsung masuk ke darah. Darah membawa zat itu
ke dalam otak. Otak adalah pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah, seluruh organ tubuh pun ikut
berpengaruh.
Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai manusia sosial yang
berbudaya. Setiap kita adalah nasihat bagi orang lain, dan begitupula sebaliknya. Kita semua mengakui
bahwa setiap orang tidak ada yang mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu dengan sikap kepedulian
itu akan membentuk kesempurnaan dengan cara saling melengkapi satu sama lain.
Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan remaja, keamanan,
kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini, maka motto bahwa,
”Pencegahan lebih baik dari mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus pemakaian obat-obat
terlarang.
Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh karena itu,
orang tua merupakan orang penting (significant other) dalam sosialisasi. Guna mencegah terjerumusnya
para penerus bangsa tersebut ke dunia Narkoba, maka campur tangan dan tanggung jawab orang tua
memegang peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak sangat bergantung
bagaimana orang tua menjadi teladan bagi putra-putrinya.
B. Saran
Di masyarakat ada 2 tipe dalam mengasingkan pecandu, pertama orang yang tidak tahu dan
orang yang tidak tahu serta tidak mau peduli. Maka dari itu janganlah kita menjauhi para pecandu
narkoba karena itu akan membuat pecandu terjerumus lebih dalam karena merasa kurang perhatian.
Bagi para masyarakat jangan berfikir negatif tentang pecandu narkoba, tetapi kita harus memberikan
perhatian lebih sehingga para pecandu tidak merasa diasingkan dan terbuang.
Bagi para pecandu coba bersikap terbuka terhadap orang yang dia percaya (tepat) untuk
mendapatkan respons yang baik. Jangan berfikir “YOU CAN SOLVE THEM BY YOURSELF” dan jangan
takut untuk menuju perubahan. Intinya “DON’T BE AFFRAID TO SPEAK UP !!”.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Luqman, 2008. Modul Dasar-Dasar Sosiologi&Sosiologi KesehatanI. Jakarta: PSKM FKK UMJ.
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007. pecegahan Narkoba Sejak Usia
Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Soekanto, Suryono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persuda
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam
Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Syani, Abdul, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
Narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya). Di Indonesia, narkoba memiliki nama lain
Napza (Narkotika, Psikontropika dan zat aditif).
Sebenarnya, narkoba merupakan jenis obat-obatan yang biasanya dipakai dokter untuk membius
pasien saat akan dilakukan operasi atau obat-obatan yang digunakan untuk proses penyembuhan
penyakit tertentu, akan tetapi beberapa kalangan menggunakan obat-obatan tersebut dengan
tujuan yang tidak baik, sehingga menimbulkan efek bahwa obat-obatan yang digunakan untuk
medis tersebut menjadi obat-obatan yang terlarang.
Pengguna narkoba jenis ini memiliki halusinasi yang kuat pada saat melihat suatu hal/benda
yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata. Contoh narkoba yang meberi efek seperti ini adalah
kokain dan LSD.
Seseorang yang sudah mengalami ketergantungan narkoba, kemungkinan besar tubuhnya akan
mengalami kerusakan dan pada ujungnya akan berdampak pada kematian.
Narkotika
Narkotika adalah zat sintetis maupun semi sintetis yang dihasilkan tanaman atau lainnya yang
dapat berdampak pada penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini
dapat menimbulkan ketergantungan pada penggunanya.
1. Morfin
Morfin berasal dari kata morpheus ( dewa mimpi ) adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat
yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat sebagai penghilang
rasa sakit.
Cara Penggunaan :
Cara penggunaannya adalah dengan disuntikkan ke otot atau pembuluh darah.
2. Heroin / putaw
Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi, reaksi yang ditimbulkan
heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat
mudah menembus ke otak.
Cara Penggunaan :
Cara pemakaiannya adalah dengan cara disuntikkan ke anggota tubuh ataupun bisa juga dengan
cara dihisap.
Gejala atau efek yang ditemukan pada pengguna hampir sama dengan pengguna morfin, yaitu :
Tumbuhan ini telah dikenal manusia sejak lama, seratnya digunakan sebagai bahan pembuat
kantung, dan bijinya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak.
Awalnya, tanaman ini hanya ditemukan di negara-negara beriklim tropis. Namun belakangan ini,
di negara-negara beriklim dingin pun telah banyak membudidayakan tanaman ini, yaitu dengan
cara dikembangkan di rumah kaca.
Cara Penggunaan:
Cara penggunaan narkotika jenis ini adalah dengan cara dipadatkan menyerupai rokok lalu
dihisap.
Ganja merupakan salah satu jenis narkotika yang dapat mengakibatkan kecanduan. Jika
pemakaiannya dihentikan, sipemakai sering mengalami sakit kepala, mual yang berkepanjangan,
sering merasa kelelahan dan badan menjadi lesu.
4. Kokain
Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika Selatan. Biasanya daun
tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah.
Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain
Kokain hidroklorida, berupa kristal berwarna putih, rasanya sedikit pahit, serta bersifat mudah
larut.
Kokain free base, ia tidak berbau dan rasanya pahit.
Cara Pemakaian
Cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan campuran rokok.
Adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen. Biasanya berbentuk lembaran kertas kecil,
kapsul, atau pil.
Cara pemakaiannya adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi setelah 30 s/d 60
menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12 jam.
6. Opiat / opium
Adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama papaver somniferum.
Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
Adapun efek / gejala yang timbul dari narkotika jenis ini antara lain :
7. Kodein
Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh dokter, namun obat ini
memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.
Cara Penggunaan : Kodein merupakan hasil proses dari metilasi morfin. Cara penggunaannya
dengan jalan dihisap.
Efek / gejalanya antara lain :
Mengalami euforia
Sering mengalami gatal-gatal
Mengalami mual dan muntah
Mudah mengantuk
Mulut terasa kering
Mengalami hipotensi
Mengalami depresi
Sering sembelit
Mengalami depresi saluran pernafasan
8. Metadon
Mengalami sembelit
Sering mengantuk tetapi tidak bisa tidur
Pada wanita hamil dapat mengalami keguguran / bayi premature
Mengalami koma
9. Barbiturat
Biasa digunakan sebagai obat tidur. Cara kerjanya mempengaruhi sistem syaraf. Efek dari
mengkonsumsi barbiturat dapat terlihat 3 hingga 6 jam.
Sering sembrono
Euforia
Sering merasa kebingungan
Mengalami pingsan
Mengalami masalah pernafasan
Psikontropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang memiliki Khasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
pada aktivitas mental dan perilaku penggunanya.
Jenis Psikontropika :
1. Ekstasi
Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat mengakibatkan
penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat berbentuk tablet, pil, serta serbuk.
Timbulnya euforia
Mengalami mual
Dehidrasi
Timbul percaya diri yang berlebih
Sering merasa kebingungan
Meningkatnya denyut jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah
Mengalami pusing, bahkan pingsan
Terganggunya daya ingat dan jika dipakai dalam jangka panjang dapat merusak otak
Mengalami gangguan mental
2. Sabu-sabu
Merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang parah, seperti gangguan
hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi.
Jantung berdebar-debar
Naiknya suhu tubuh
Mengalami insomnia
Timbul euforia
Nafsu makan menghilang
Kekurangan kalsium
Mengalami depresi yang berkepanjangan
3. Sedatif – hipnotik
Nama lain dari jenis psikontropika ini adalah Benzodiazepin/BDZ, BK, Lexo, MG, Rohip, Dum.
Cara Penggunaan:
Cara pemakaiannya adalah dengan jalan diminum atau bisa juga disuntikkan intravena atau
anus. Biasanya dokter memberikan obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik yang
membuat insomnia.
4. Nipam
Adalah sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi anseitas. Biasanya digunakan
secara bersamaan dengan minuman beralkohol yang sebenarnya dapat beresiko bahaya bagi
penggunanya.
Angel dust termasuk halusinogen. Zat ini dikonsumsi sebagai sampingan oleh pengguna narkoba
terutama di Amerika Serikat.
Obat ini diproduksi dalam bentuk bubuk dan bentuk cair , biasanya disemprotkan ke bahan
berdaun seperti ganja, mint, oregano, peterseli atau Jahe Daun, dan rokok.
Sering berhalusinasi
Gangguan fungsi motorik
Meningkatnya detak jantung
Suhu tubuh meningkat
6. Speed
sponsored links
Speed atau biasa disebut methamphetamine merupakan stimulan sistem saraf pusat yang kuat
dan adiktif. Obat ini berbentuk bubuk dan berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit. Cara
kerja obat ini adalah dengan merangsang sel-sel otak, meningkatkan mood dan gerakan tubuh.
Methamphetamine merupakan stimulan yang kuat dan tahan lama karena mampu menembus
sistem saraf pusat lebih mudah daripada amfetamin. Cara pemakaiannya bisa dicampurkan pada
rokok, dihisap, ataupun disuntikkan
Menjadi hiperaktif
Banyak bicara
Nafsu makan menurun
Libido meningkat
Meningkatnya denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah
Pupil mata melebar
Insomnia
Tangan gemetar (tremor)
Sering gugu
Cepat marah
Sering mengalami kebingungan dan cemas
Sering berhalusinasi
7. Demerol
Adalah sejenis narkoba yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit dan nyeri.
Jika over dosis, bbat ini dapat berakibat kematian bagi penggunanya. Bagi penderita asma
dilarang keras mengkonsumsinya. Obat ini juga memberikan efek kecanduan.
Zat Adiktif
Zat Adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahan-bahan alamiah baik semi
sintetis maupun sintetis. Zat ini dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang bekerja
mengganggu sistem syaraf pusat. Contoh zat adiktif : lem, aceton, ether dan sebagainya.
1. Alkohol / etanol
alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon.
Alkohol biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat. Ia juga bisa berfungsi sebagai
zat pengawet.
Dalam dunia otomotif, alkohol / etanol digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, dimana
Alkohol dapat digunakan sebagai antibeku pada radiator.
Alkohol mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing berupa karbon yang menghasilkan efek yang
sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik yang dihisap.
Sistem fermentasi,dapat memanfaatkan glukosa yang diproduksi dari gula dari hidrolisis amilum
yang dibantu dengan khamir yang diproses dengan suhu dibawah 37 °C.
Dengan hidrasi langsung, yaitu menggunakan etilena (Hidrasi etilena) atau alkana lain dari
proses cracking dari minyak bumi yang didistilasi.
Teler / mabuk
Menyebabkan kegagalan pernapasan akut seperti yang terjadi pada bahaya formalin.
Menghilangkan kesadaran
Dapat mengakibatkan kematian
2. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh tumbuh-tumbuhan sejenis suku
terung-terungan seperti tembakau dan tomat. Nikotin merupakan salah satu racun saraf. Jenis zat
ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan insektisida.
Pada seorang perokok, proses kerja nikotin adalah masuk ke dalam paru paru untuk selanjutnya
diserap oleh aliran darah, dan dalam waktu kurang lebih 8 detik, zat ini akan sampai ke otak
untuk selanjutnya merubah kerja otak. Proses penyebaran racun ini berlangsung cepat
dikarenakan bentuknya mirip dengan acetylcholine yang normal terdapat di dalam otak.
3. Kafein
Kafein adalah zat adiktif yang bekerja untuk mempengaruhi sistem metabolisme dan saraf pusat.
Kafein digunakan sebagai pengurang rasa lelah serta untuk mencegah / mengurangi rasa
kantuk. Bagi para atlet, kafein biasanya dapat meningkatkan daya tahan agar kuat dalam berlari.
Namun zat ini adalah penyebab asma dan makanan untuk penderita asam lambung yang harus di
hindari.
Kafein dapat menyebabkan efek kecanduan bagi penggunanya. Biasanya zat ini terdapat pada
kopi dan teh.
Saat pengguna mulai menghentikan pemakaian zat ini, maka dapat menimbulkan pusing,
ngantuk, pemarah, serta timbul kecemasan.
Gangguan mood
Meningkatnya stress
Mempercepat rusaknya tulang
Meningkatkan gula darah
Meningkatnya tekanan darah
Meningkatnya detak jantung
Insomia
Meningkatkan kadar asam dalam perut
Mempercepat penuaan dini
Gangguan prostat
4. Zat desainer
Merupakan zat yang dibuat secara ilegal. Zat ini sangat dilarang pemerintah untuk dikonsumsi.
Zat-zat ini sudah banyak beredar dengan nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rocket
fuel.
Adapun efek penggunaan zat ini hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh penggunaan
narkoba jenis yang lainnya.
Kebanyakan jenis jenis narkoba yang beredar di pasaran internasional adalah berbentuk seperti
sagu. Serbuk putih, kuning, atau kecoklat-coklatan.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang jenis-jenis narkoba serta efek bagi penggunanya. Ada
baiknya kita menjauhi zat-zat berbahaya yang akhirnya membawa dampak negatif bagi diri kita
sendiri. Sayangi diri kita dengan menjauhi narkoba. SAY NO TO DRUGS.
Tumbuhan opium (papaver somniferum) telah digunakan oleh masyarakat Sumerian di daerah
Mesopotamia pada masa sekitar 3400SM, mereka menyebut tanaman ini dengan nama Hul Gil
yang artinya Tumbuhan Senang. Mereka juga telah memanfaatkan getah dari opium sebagai
peredam rasa sakit pada saat dilakukan pembedahan yaitu dengan cara diolesinya getah opium
pada pisau yang akan membedah si pasien.
Di dalam kandungan getah opium terdapat berbagai senyawa opioid yaitu morphine (senyawa
yang paling aktif), codein, thebaine, serta dua senyawa lain yang berbeda mekanisme kerjanya
yaitu papaverin, dan noscapine.
Sebelum ditemukannya cara untuk pemisahan (isolasi) senyawa morphine dari getah opium pada
tahun 1804 di German, getah opium ini dikonsumsi oleh berbagai kalangan di seluruh dunia
untuk keperluan rekreasi dengan cara dicampur dengan tembakau lalu dibakar dan dihisap
asapnya. Campuran antara tembakau dan getah opium ini disebut juga dengan kata Madat. Oleh
karena harganya yang mahal maka diperdagangkanlah madat di seluruh penjuru dunia oleh
bangsa barat. Sehingga pada masa itu dikenal banyak tempat-tempat yang disebut dengan sarang
madat (opium den) yang digunakan masyarakat untuk menghisap madat dan prostitusi.
Pada masa penjajahan Bangsa Belanda di Indonesia, mereka juga telah memperdagangkan madat
khususnya kepada masyarakat keturunan Tionghoa oleh karena dahulu sebagian besar pedagang
di Indonesia adalah masyarakat keturunan Tionghoa ditambah pula masyarakat pribumi yang
sebagian besar beragama Islam secara jelas mengharamkan pemakaian madat, sehingga di kota
Batavia (Jakarta) sendiri pada masa itu telah menjamur sarang madat yang berlokasi di sekitar
daerah yang saat ini disebut Glodok dan Mangga Besar (dahulu bernama Madat Besar).
Setelah berhasil dipisahkannya morphine dari getah opium serta ditemukannya jarum suntik pada
tahun 1853 barulah dikenal cara penyuntikan morphine oleh para pemakainya. Kata morphine
diambil dari kata Morpheus yaitu nama salah satu dewa bangsa Yunani yang disebut sebagai
dewa mimpi. Sebenarnya molekul morphine sendiri merupakan salah satu senyawa alami yang
diproduksi oleh tubuh manusia dan hewan mamalia yang disebut dengan endorphine dan
berfungsi untuk membantu tubuh mengatasi rasa sakit secara alami (apakah Anda mengetahui
kenapa penari debus/kuda lumping bisa tidak merasakan sakit pada saat mereka melakukan
atraksinya?).
Pada saat itu barulah disadari oleh ilmuwan bahwa morphine jauh lebih kuat efek kecanduannya
dibanding madat dan alkohol. Apalagi ketika telah ditemukannya heroin (diacetylmorphine) dari
hasil sintesis morphine itu sendiri, yang memiliki kekuatan bius sekitar 2x lebih kuat dari
morphine dan lebih tinggi efek “rush”-nya oleh karena molekul heroin lebih mudah menembus
BBB (Blood Brain Barrier) ke dalam jaringan otak ketimbang molekul morphine. Dari fakta ini
dimulailah lembaran hitam baru di planet bumi tempat kita tinggal.
Padahal biji dari tumbuhan opium ini adalah salah satu bahan makanan yang sangat bergizi
(mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6) yang banyak dipakai dalam pembuatan roti
dan kue di seluruh dunia sejak jaman purba. Biji opium yang disebut denganpoppy seed ini tidak
mengandung senyawa morphine secara signifikan sehingga walaupun sudah dikonsumsi dalam
jumlah besar (seperti yang telah dilakukan oleh Adam Savage dan Jamie Hyneman dalam salah
satu serial MythBuster – Discovery Channel) bisa menyebabkan positif pada tes morphine
selama kurang lebih 18 jam, akan tetapi tidak mempengaruhi efek psikologis dan kecanduan
sama sekali.
Poppy seed yang dijual di berbagai toko bahan baku roti dan kue sudah dalam kondisi matang
sehingga sudah tidak mungkin disalahgunakan lagi.
Shabu merupakan senyawa sintetik turunan dari amphetamine dan juga turunan dari ephedrine.
Shabu menyebabkan peningkatan secara drastis hormon dopamine, serotonin, dan noradrenaline
dalam otak dan saraf. Senyawa methamphetamine sendiri sebenarnya sudah lama digunakan oleh
para dokter untuk mengobati pasien berpenyakit narcolepsy/kelainan tidur dan attention deficit
hyperactive disorder.
Tetapi belakangan ini penyalahgunaan shabu telah meningkat secara drastis, salah satu
contohnya banyak pemakai cocaine yang beralih ke shabu oleh karena harganya yang lebih
murah (karena 100% sintetik dan bisa diproduksi oleh orang-orang awam sekalipun di dalam
perumahan), efek “on” yang jauh lebih lama (sekitar 9-15 jam dibanding cocaine yang hanya
sekitar 15-20 menit) dan jauh lebih mudah didapatnya di pasar gelap ketimbang cocaine.
Shabu dipakai dengan cara dibakar diatas kertas timah lalu dihisap asapnya menggunakan bong
supaya asapnya disaring air terlebih dahulu, ditumbuk lalu disedot langsung menggunakan
hidung, dimakan langsung, atau dilarutkan ke dalam air lalu disuntik.
Efek dari shabu antara lain :
1. Kerusakan pada fungsi hormon dopamine, serotonin, dan noradrenaline sehingga juga
ikut mengacaukan fungsi keseimbangan hormon lainnya di otak (hypothalamus)
2. Kerusakan paru (terutama bagi yang menghisap asap atau langsung), ginjal, dan liver
3. Penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit
4. Kerusakan di seluruh sistem saraf otot dan kulit yang menyebabkan gemetaran pada otot
terutama di bagian gigi, tangan dan kaki serta munculnya banyak kedutan-kedutan di
seluruh tubuh
5. Perasaan terdapatnya banyak “kutu-kutu” yang merayap di kulit sehingga sering
membuat si pecandu menggaruk kulitnya terus menerus sampai terluka dimana-mana
6. Menjadi lebih beresiko terserang stroke dan penyakit jantung
7. Meth mouth yaitu kerusakan berat pada gigi yang menyebabkan kehancuran dan
pembusukan gigi oleh karena kondisi mulut yang terus menerus kering dan terjadinya
gesekan2 secara terus menerus pada gigi
Shabu merupakan jenis narkoba pembunuh no-2 di Indonesia dibawah putaw, tanpa
membunuhpun zat ini akan meninggalkan cacat selama puluhan tahun kepada mantan pencandu
beratnya yang sudah berhenti memakainya.
Pemakaian ganja sebagian besar dengan cara dibakar lalu dihisap asapnya atau dengan cara
dicampur dengan rokok, walaupun ada juga yang diseduh seperti teh dan diminum. Masyarakat
Aceh, Medan, dan Padang terkenal menggunakan sedikit ganja untuk bumbu tambahan pada
masakan khas mereka.
Walaupun penyalahgunaan ganja tidak menyebabkan ketagihan secara signifikan akan tetapi
ganja merupakan pintu gerbang menuju pemakaian narkoba lain yang jauh lebih berbahaya.
Efek-efek yang ditimbulkan dari ganja antara lain:
Efek pemakaian jangka panjang dari ganja menyebabkan banyak kehilangannya memori jangka
panjang atau kerusakan pada otak di bagian hippocampus dan juga melemahnya daya tangkap
otak untuk belajar.
Walaupun demikian serat yang dihasilkan dari tumbuhan ganja ini yang disebut dengan hemp,
merupakan bahan baku yang sangat berguna dan sangat bersahabat dengan lingkungan serta
kelak akan menggantikan bahan baku petrolium. Penggunaan hemp sebagai bahan baku meliputi
produksi keperluan barang sehari-hari seperti kertas, tekstil, bio-plastik, bahan bakar, tali
tambang, dan berbagai makanan bergizi tinggi.
Proses pembuatan kertas dari bahan baku hemp juga jauh lebih bersahabat dengan lingkungan
ketimbang yang dibuat dari tumbuhan-tumbuhan lain (contoh: kayu pinus) karena tidak
diperlukannnya pemutih (bleaching) dan bahan2 beracun lainnya seperti halnya pada proses
pembuatan kertas yang dihasilkan dari kayu pinus.
LSD adalah senyawa semi sintetik yang di proses dari senyawa d-lysergic acir yang dihasilkan
oleh sejenis jamur yang tumbuh pada tanaman gandum hitam (rye). LSD merupakan zat yang
bersifat halusinogen akan tapi tidak bersifat dissociative. Selain bersifat halusinogen LSD juga
mempengaruhi fungsi hormon dopamine dalam otak.
Kekuatan halusinasi senyawa LSD kurang lebih 100x lebih kuat dari senyawa psilocybin yaitu
zat yang terdapat dalam jamur psilocybin (magic mushroom) dan sekitar 3000x lebih kuat
ketimbang senyawa mescaline yang terdapat pada tumbuhan cactus peyote.
Efek dari tripping LSD bisa mencapai 6-8 jam, ditambah dengan 2-6 jam offset (penurunan),
efek-efeknya meliputi:
Walaupun tidak terbukti bisa menyebabkan kecanduan secara fisik, oleh karena sifatnya yang
mempengaruhi kerja hormon dopamine di dalam otak yang berfungsi sebagai hormon reward
system (yang mendorong munculnya perasaan puas dan nikmat akan sesuatu hal yang
didapat/dikonsumsi/dicapai) sehingga LSD dapat menyebabkan kecanduan secara psikologis
kecuali jika si pemakai telah mengalami bad trip terlebih dahulu.
Ketamine / special-K / happy-K
Ketamine adalah senyawa sintetik sejenis dengan PCP (Phencyclidine) yang dipakai sebagai obat
anesthetic pada veterinary (dokter hewan) juga pada manusia. Sebelum ditemukan ketamine
PCP-lah yang digunakan oleh dokter sebagai obat anesthetic. Setelah ketamine ditemukan pada
pertengahan tahun 1960-an, ketamine lebih di favoritkan menggantikan PCP oleh karena efek
redanya yang jauh lebih cepat ketimbang PCP.
Akan tetapi jika dipakai melebihi dosis yang dianjurkan, ketamine merupakan zat yang bersifat
halusinogen dan sangat dissociative, bahkan delirium (tidak bisa sama sekali membedakan mana
yang nyata dan mana yang tidak) sehingga bagi mereka yang sudah merasakan efek yang
diakibatkan oleh ketamine ini menjulukinya sebagai efek tersedotnya jiwa ke dalam “K-hole”.
Ciri-ciri lain selain halusinasi dan dissociative/delirium antara lain:
Pemakaian ketamine meliputi dengan cara dihisap melalui hidung, dimakan, atau disuntik.
Walaupun ketamine belum terbukti mengakibatkan kecanduan secara fisik tetapi dapat
dipastikan mengakibatkan kecanduan secara psikologis serta toleransi terhadap dosis yang
dipakai.
Jika dipakai dalam jangka panjang ketamine dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak
(olney lession).
Selain DXM dan PCP, ketamine juga merupakan salah satu bahan pemalsu/pencampur/pengganti
yang sering ditambahkan ke dalam pil2 ecstasy.
Oleh karena rasanya yang tawar, tidak merubah warna, dan hanya sedikit berbau metalik jika
dicampurkan kedalam makanan atau minuman sehingga ketamine juga merupakan salah satu
obat yang sering dipakai para lelaki untuk memperkosa teman kencan wanitanya (date rape
drug).
Inhalant
1. Gas-gas yang dipakai dalam dunia kedokteran seperti Nitrous Oxide (N2O) dan alkil
nitrite
2. Beberapa jenis pelarut seperti tiner, cat, tipex, spidol , penghapus cat kuku, berbagai jenis
lem
3. Gas-gas yang dipakai dalam peralatan sehari2 seperti hairspray, freon, pengharum
ruangan
N2O merupakan gas anesthetic yang sering digunakan oleh dokter gigi. Efek dari menghirup gas
ini antara lain:
1. Dissociative / sukar membedakan antara yang nyata dan yang tidak seperti dalam mimpi
2. Euphoria / rasa senang berlebih
3. Halusinasi ringan
4. Distorsi pada pendengaran
5. Hilangnya rasa sakit
Penyalahgunaan gas ini biasanya si pemakai akan terlebih dahulu memindahkannya ke dalam
balon supaya suhunya tidak terlalu dingin seperti pada saat keluar dari tabung tekanan tinggi lalu
akan dihirup pada saat pesta berlangsung.
Resiko kecelakaan bahkan kematian pada pemakaian N2O yaitu kekurangannya oxigen dalam
darah. Pemakaian jangka panjang N2O akan mengakibatkan kerusakan pada otak (olney lession).
Gas N2O adalah salah satu gas berbahaya yang menyebabkan efek rumah kaca pada bumi,
bahkan jauh lebih kuat yaitu 298x ketimbang gas CO2 itu sendiri (methane hanya 25x lebih kuat
dari CO2).
Alkil nitrite (popper) terdiri atas amyl nitrite, butyl nitrite, dan isobutyl nitrite yang
menghasilkan efek euphoria/senang pada si pemakainya.
Sedangkan penyalahgunaan gas-gas dan pelarut yang dipakai dalam peralatan rumah tangga
sehari-hari sangat beresiko merusak otak, saraf, jantung, paru, liver, dan ginjal. Hal ini
dikarenakan sebagian besar dari zat-zat kimia ini bersifat racun bahkan akan secara kumulatif
menimbun di dalam jaringan lemak si pemakai. Banyak pula dari mereka yang mengalami
ketulian permanen bahkan kematian yang disebabkan oleh keracunan kimia.
Pil BK adalah obat-obatan yang bersifat hipnotik dan sedatif yang di sering digunakan dokter
untuk mengobati pasien yang menderita insomnia (susah tidur) atau stress berat karena jika
dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan akan membantu membuat si pasien tidur pulas.
Akan tetapi pil bk bisa menyebabkan kecanduan jika pemakaiannya dihentikan secara tiba-tiba
yaitu akan menyebabkan si pasien menjadi semakin parah insomnianya, banyak mengalami
mimpi buruk, stress, dan otot-otot yang mudah keram.
Pil BK ini terdiri dari antara lain:
1. Barbiturate
2. Bromazepam (lexotan)
3. Diazepam (valium)
4. Flunitrazepam (rohypnol)
5. Nitrazepam (mogadon)
6. Nitradiazepam (nipam)
Jika pil BK dikonsumsi dalam dosis tinggi maka akan mengakibatkan si pemakainya menjadi
mabuk teler, dengan ciri-ciri antara lain:
Oleh karena harganya yang relatif murah pil BK ini banyak disalahgunakan oleh kalangan
masyarakat menengah kebawah.
Menurut kesaksian dari para penyalahguna pil BK, ada orang yang memakainya menjadi berani
untuk berantem atau bertindak anarkhi, ada yang menjadi berani untuk mengemis, mencuri atau
merampok, ada yang menjadi berani untuk mencari teman kencan, bahkan ada pula yang jadi
berkeinginan untuk bunuh diri.
Khusus untuk jenis rohipnol, oleh karena pil yang satu ini tidak memiliki rasa dan tidak merubah
warna ketika ditambahkan ke dalam minuman atau makanan sehingga pil ini sering
disalahgunakan untuk memperkosa secara diam-diam teman wanita kencannya (date rape drug).
Apalagi ditambah dengan efek lupa yang ditimbulkannya setelah korban menjadi sadar sehingga
sering menghambat proses penyelidikan korban oleh pihak polisi.
Heroin (diacetylmorphine)
Heroin merupakan senyawa semi-sintetik yang dihasilkan dari proses esterisasi molekul
morphine dengan 2 molekul acetic acid. Oleh karena molekul heroin memiliki dua gugus acetyl
sehingga molekul ini lebih mudah masuk ke dalam otak melalui BBB (blood brain barrier)
ketimbang molekul morphine itu sendiri maka dari itu pemakaian heroin melalui proses
penyuntikan akan membuat si pemakai akan merasakan ketenangan (peace) dan kesenangan
(euphoria) yang lebih tinggi ketimbang morphine serta lebih mudahnya heroin dilarutkan ke
dalam air ketimbang morphine.
Akan tetapi heroin juga menyebabkan efek toleransi dan kecanduan lebih cepat dari morphine
sehingga untuk pemakaian berikutnya dibutuhkan dosis yang lebih tinggi lagi untuk mencapai
kenikmatan yang sama dengan sebelumnya.
Kecanduan akan heroin meliputi kecanduan fisik dan psikologi. Kecanduan fisik heroin kurang
lebih sama dengan kecanduan pada pecandu putaw yaitu rasa meriang di seluruh tubuh, tulang
dan sendi2 yang terasa ngilu, demam tinggi, muntah2, dan perut keram. Hanya saja pada
kecanduan fisik heroin ditambah pula dengan perasaan gatal yang sangat di dalam aliran darah
dan juga otot kaki yang menjadi tidak terkontrol gerakannya sehingga terus menerus akan
menendang secara relflek.
Sedangkan kecanduan psikologinya meliputi perasaan sugesti yang sangat kuat untuk kembali
memakainya bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun setelah berhenti total memakainya,
perasaan depresi berat, insomnia, mudah tersinggung dan marah, tidak bisa berkonsentrasi, dan
ingin bunuh diri.
Selain disuntik heroin juga bisa dipakai dengan cara dibakar lalu dihisap asapnya juga dengan
dicampur ke dalam rokok, akan tetapi efektifitasnya jauh berkurang ketimbang dengan cara
disuntik sehingga cara penghisapan ini biasanya hanya digunakan oleh para pemula.
Kemurnian kadar heroin yang beredar di pasaran sangat bervariasi, dimulai dengan yang hanya
memiliki kemurnian 5% hingga yang mendekati 90%, bahkan belakangan ini untuk mengeruk
keuntungan yang lebih banyak lagi heroin banyak dicampur oleh pengedarnya dengan bahan
opioid sintetik lain yang harganya jauh lebih murah serta kekuatan biusnya yang jauh melebihi
kekuatan heroin itu sendiri, bahan ini adalah fentanyl dan turunannya (contoh: alpha-
methylfentanyl/putaw, sufentanil, atau bahkan 3-methylfentanyl dan carfentanil/obat bius yang
digunakan untuk membius hewan besar liar).
Dengan demikian resiko overdosis dari heroin menjadi berkali2 lipat lebih besar oleh karena
ketidaktahuan si pecandu akan kadar dan komposisi “heroin” yang akan dipakainya. Selain
bahaya overdosis, oleh karena pemakaian jarum suntik secara bergantian maka resiko lain yang
juga tidak kalah bahayanya adalah tertularnya penyakit2 menular mematikan seperti AIDS dan
Hepatitis B/C.
Penyuntikan heroin sering digabungkan dengan cocain yang disebut “speedball” dan ini sangat
menambah lagi resiko overdosis dan ketagihan pada si pemakainya.
Belakangan ini telah ditemukan bahwa terdapat satu jenis tanaman yang tumbuh di benua afrika
yaitu ibogaine yang bisa menyembuhkan kecanduan fisik akan heroin. Akan tetapi kecanduan
psikologisnya tetap tidak bisa disembuhkan walaupun si pemakai sudah berhenti berpuluh2
tahun lamanya.
Pemakaian hashish biasanya dengan cara dimakan langsung, dicampur ke dalam masakan,
dibakar dan dihisap asapnya menggunakan bong, atau dioleskan di sekeliling rokok yang akan
dihisap.
Hashish memiliki efek mirip seperti ganja tetapi lebih kuat ketimbang ganja, yaitu:
1. Pikiran jadi lamban / jika diajak berbicara akan lambat respon jawabannya
2. Pandangan jadi fokus ke satu titik dengan sekelilingnya jadi buram
3. Halusinasi pendengaran terkadang kuping akan menjadi bising atau terngiang-ngiang
4. Sering bengong alias susah untuk konsentrasi
5. Gampang tertawa terbahak2 oleh sesuatu hal yang tidak lucu sekalipun
6. Sensitif terhadap sentuhan atau seks
Memang THC atau kandungan dari hashish dan ganja tidak menyebabkan kecanduan fisik sama
sekali melainkan hanya sedikit kecanduan psikologis saja, akan tetapi pemakaian hasish dan
ganja merupakan jenjang menuju ke pemakaian napza lainnya yang jauh lebih berbahaya karena
turunnya tingkat kesadaran dalam mengambil keputusan pada saat otak sudah dipengaruhi oleh
efek-efek diatas.
Pemakaian jangka panjang dari THC akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak di
bagian amyangdala (bagian yang berbentuk seperti biji almond yang menjadi pusat emosi) dan
hippocampus sehingga terganggunya memori baik jangka pendek maupun jangka panjang serta
emosi yang menjadi labil.
Kata assassin diambil dari kata hashashin oleh karena di jaman dahulu seseorang pembunuh
bayaran di timur tengah akan terlebih mengkonsumsi hashish sebelum dia melakukan tugasnya
dalam membunuh.
GHB adalah senyawa yang bersifat anesthetic dan sedatif (cenderung membuat si pemakai
mabuk seperti mabuk alcohol).
Dalam kuantitas yang kecil senyawa ini dihasilkan secara alami di dalam sistem saraf setiap
manusia dan hewan mamalia serta terkandung juga di dalam berbagai macam buah-buahan.
GHB juga dihasilkan secara alami dalam jumlah kecil dari proses pembuatan/peragian minuman
beralkohol seperti di dalam bir dan wine.
Pemakaian GHB diatas 500mg akan membuat si pemakai merasakan senang, mabuk (seperti
mabuk alcohol tetapi mulutnya sama sekali tidak bau alcohol), bisa menikmati musik &
goyangan, meningkatnya libido seks dan kemampuan untuk bersosialisasi.
Akan tetapi jika dikonsumsi dalam dosis yang lebih besar (3 gram) senyawa ini sangat rentan
menimbulkan efek overdosis dan kematian pada si pemakainya.
Ciri-ciri overdosis GHB meliputi:
Overdosis GHB akan menjadi semakin cepat jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol atau
obat2an penenang seperti berbagai jenis pil BK. Sudah banyak korban wanita yang meninggal
dunia hanya karena ingin diperkosa dengan digunakannya GHB yang ditambahkan ke dalam
minuman beralkohol sehingga si pelaku tidak hanya harus menanggung tindak pidana perkosaan
bahkan ia juga harus menanggung pidana pembunuhan tingkat 2.
Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindakan pencegahannya yaitu:
1. Jangan pernah meminum atau memakan sesuatu yang diberikan oleh lelaki yang belum
terlalu dikenal apalagi minuman atau makanan yang sudah dibuka.
2. Selalu ajak teman wanita lain yang bisa dipercaya dan tidak mengkonsumsi alkohol agar
dapat membantu mengawasi.
3. Jangan pernah meninggalkan makanan atau minuman tanpa penjagaan dari teman yang
bisa dipercaya, kalau memang terpaksa harus ditinggalkan (misalnya ke toilet) lebih baik
jangan dikonsumsi lagi.
4. Jika sudah berasa ada sesuatu yang tidak beres, secepatnya hubungi orang tua atau rumah
sakit terdekat atau pihak yang berwajib.
Orang Indonesia banyak menyangka bahwa putaw sama dengan heroin kelas bawah, padahal
heroin merupakan narkotik jenis opioid yang diproses dari getah opium yang terlebih dahulu
dijadikan morphine, sedangkan putaw adalah 100% narkotik opioid sintetik alias designer drug.
Oleh karena dihasilkan melalui proses sintetik maka harga putaw-pun lebih murah ketimbang
heroin dan morphine sehingga harganya terjangkau bagi kalangan menengah orang Indonesia
yang memiliki tingkat pendapatan rendah.
Walaupun dengan harga yang lebih murah akan tetapi kekuatan bius dari putaw jauh melebihi
morphine, yaitu kurang lebih 100x lipat lebih kuat walaupun efek euphorianya kalah kuat
ketimbang morphine dan heroin.
Salah satu ciri khas yang membedakan antara pemakai putaw dan heroin/morphine adalah pada
putaw si pemakai akan merasakan gatal-gatal terutama pada kulit bagian muka dan hidung
sedangkan pada heroin/morphine tidak.
Cara pemakaian putaw antara lain dimakan, dihisap melalui hidung, dibakar diatas kertas
aluminium lalu dihisap asapnya, dicampur dalam rokok, dan disuntik langsung ke pembuluh
vena. Umumnya semakin seseorang pemakai putaw kecanduan, ia akan segera beralih ke cara
penyuntikan sehingga dengan pemakaian jarum suntik secara bergantian mereka akan sangat
rentan tertular HIV dan Hepatitis B/C.
Penyuntikan putaw sangat rentan mengakibatkan overdosis karena putaw yang beredar di pasar
gelap tidak bisa dipastikan kadar kemurniannya. Overdosis putaw sering berakibat pada
kematian jika tidak ditangani dengan cepat oleh karena si pemakainya menjadi tidak bisa
bernafas.
Putaw tergolong jenis narkotik yang paling cepat menimbulkan efek kecanduan (bahkan lebih
cepat dari heroin) baik kecanduan secara fisik (sakaw) maupun secara psikologis (sugesti untuk
memakainya lagi).
Kecanduan fisik yang ditimbulkan dari putaw juga sangat menderita dan berbahaya (bisa
menyebabkan komplikasi dan kematian), sedangkan kecanduan psikologisnya juga sangat kuat
dan tahan lama meskipun seseorang telah berhenti memakainya selama puluhan tahun.
Oleh karena efek sakaw yang begitu menderita maka seseorang pencandu yang sedang sakaw
besar kemungkinan akan berbuat kriminal (salah satu contoh : mencuri) untuk memenuhi
kebutuhan putaw-nya.
Pemakaian jangka panjang akan menyebabkan penyumbatan oleh kristal-kristal berwarna biru di
dalam pembuluh darah di sekitar tangan, kaki, leher, dan kepala sehingga menjadi benjolan keras
seperti bisul di dalam tubuh, jika penyumbatan ini munculnya di daerah otak maka besar
kemungkinan ia akan mati. Selain itu pemakaian jangka panjang dari putaw juga akan
mengakibatkan kebutaan, kerusakan pada organ2 tubuh seperti liver, ginjal, organ2 pencernaan,
dan paru-paru.
Ingat! sekali saja mencoba dapat dipastikan anda akan terjerumus ke dalamnya.
* Menurut berbagai kesaksian dari pekerja2 krematorium (pembakaran jenazah) yang mereka
temukan setelah mereka menumbuk jenazah yang telah dibakar dan yang meninggal karena
putaw, mereka sering mendapati kristal-kristal kecil dan bentuknya agak panjang berwarna biru
terang yang tidak hancur terbakar walaupun telah dikremasi. Hal ini memang belum dibuktikan
oleh ilmuwan dan dokter.
Ecstasy / Inex
Inex adalah sebutan umum dari pil ecstasy. Pil ini mulai menjadi trend dikonsumsi di
discotikdiscotik di Indonesia sejak tahun 1990-an. Pada mulanya pil ini hanya diimport dari
negara Belanda saja dan kandungan senyawanya pun masih asli yaitu MDMA
(MethyleneDioxyMethAmphetamine), sekarang pil inex ini sudah banyak yang diproduksi
secara ilegal di dalam negeri.
Senyawa MDMA ini mengakibatkan efek-efek psikologis sebagai berikut:
Pengkonsumsian MDMA secara rutin dapat dipastikan akan terus meningkatkan toleransinya
terhadap dosis yang harus dipakai bahkan pada suatu saat ia akan mulai merasakan efek “magic”
dari pil ini yang mulai menghilangkan seberapapun banyaknya dosis MDMA yang telah
dikonsumsinya.
Efek drop dari MDMA dalam jangka pendek mengakibatkan depresi/emosi yang remuk dimulai
dari 1-2 hari setelah pemakaian dan bisa mencapai hingga 4-7 hari sesudahnya, menjadi sering
kaget ketika tertidur, terganggunya ingatan jangka pendek (short-term memory), sulit
berkonsentrasi, penglihatan yang berbayang, dan jaw clenching (gigi yang rasanya selalu terikat
dan ingin bergesekan terus menerus).
Setelah tahun 1995 dimulailah beredar pil2 inex di pasaran yang kandungannya sudah bukan lagi
MDMA murni atau bahkan sama sekali tidak mengandung MDMA melainkan senyawa lain
yaitu MDEA (eve 3,4-methylenedioxy-N-ethylamphetamine), MDA (adam 3,4-
methylenedioxyam phetamine), DXM (dextromethorphan/bahan obat batuk), ketamine, PCP
(Phencyclidine), GHB (gamma-hydroxy butyric acid), LSD, methamphetamine (shabu),
ephedrine (bahan obat batuk), caffein, methylsalicylate (bahan pengharum ruangan yang sifatnya
toxic), paracetamol, aspirin, cocaine, bahkan bahan yang sangat berbahaya yaitu PMA
(paramethoxyamphetamine).
Berbeda dari MDMA, MDEA dan MDA bisa menghasilkan efek halusinasi dan tidak mencapai
tingkatan euphoria seperti yang dihasilkan MDMA. Sedangkan DXM, ketamine, dan PCP
merupakan zat2 yang bersifat halusinasi dissociative dan mengakibatkan si pemakai tidak bisa
mengendalikan dirinya ketika ia mengalami halusinasi karena terputusnya fungsi kesadaran otak
dengan fungsi otak bagian lainnya sehingga ia susah untuk membedakan mana yang nyata dan
mana yang tidak nyata.
PMA merupakan bahan pencampur/pengganti yang sangat berakibat fatal dan cenderung
membuat si pemakai overdosis karena efek “on” yang dihasilkannya terlambat ketimbang
MDMA sehingga membuatnya akan mengkonsumsinya lagi atau menambah pil lain yang
mengandung MDMA. Overdosis PMA yang dikonsumsi bersamaan dengan MDMA
mengakibatkan meningkatnya suhu tubuh secara drastis sehingga sering menyebabkan kematian
yang dihasilkan dari hyperthermia (temperatur tubuh yang terlalu panas).
Akan tetapi bagi para pencandu berat inex yang sudah tidak bisa lagi merasakan efek “magic”
dari MDMA murni akan mulai dengan sengaja mencampur pengkonsumsiannya antara pil yang
mengandung MDMA murni dengan pil-pil lain yang sudah diketahui mengandung Ketamine /
DXM / PCP / LSD, oleh karena bahan pemalsu ini yang mampu mengangkat efek “on” dari
MDMA murni menjadi lebih tinggi dari normal.
Ciri-ciri “on” dari inex campuran ini antara lain:
1. Sudah tidak lagi bisa berhura-hura dan berjoget riang akan tetapi tetap duduk di bangku
2. Sudah tidak lagi menggelengkan kepalanya dengan kencang melainkan hanya dengan
pelan atau termangut-mangut saja
3. Terkadang hanya terdiam kaku di bangku seperti terbengong oleh karena halusinasi yang
sangat nyata
4. Jauh lebih cepat mengalami overdosis dibanding para pemakai MDMA murni
DXM adalah senyawa sintetik yang terkandung di dalam berbagai jenis obat batuk yang bersifat
antitussive yaitu jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat maka zat ini mampu meredam batuk.
Akan tetapi penggunaannya banyak disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis
yang dianjurkan.
Serupa dengan senyawa PCP dan Ketamine, jika DXM dikonsumsi melebihi dosis yang
dianjurkan senyawa ini juga bersifat halusinogen dissociative, yaitu dibloknya fungsi kesadaran
di dalam otak dan saraf sehingga akan membuat si pemakainya berhalusinasi dan merasakan
seperti berada di dalam dunia mimpi dan sukar membedakan antara nyata atau tidaknya
halusinasi tersebut. Berbeda dengan halusinasi yang diakibatkan oleh LSD (lysergic acid
diethylamide) si pemakainya masih mampu mengontrol tingkat kesadarannya, seperti halnya dia
masih bisa mengingat akan siapa dirinya bahkan siapa namanya, sedangkan pada DXM, PCP,
dan Ketamine tidak.
Efek-efek yang disebabkan oleh DXM jika dipakai melebihi dosis yang dianjurkan meliputi:
1. Halusinasi dissociative
2. Gembira (excited) atau kebalikannya
3. Berkeringat banyak
4. Nafas jadi pendek
5. Berada dalam kondisi antara tidur dan sada
6. Mual dan muntah-muntah
7. Pendengaran yang menjadi seperti berombak-ombak
8. Tekanan darah yang menjadi tinggi
9. Jantung yang berdebar-debar
10. Amnesia
11. Tidak bisa mengenal kata-kata dan objek yang terlihat
12. Paranoid dan merasakan seperti akan mati
13. Koma bahkan kematian
DXM (juga PCP dan Ketamine) merupakan jenis bahan pengganti/pemalsu/pencampur yang
sering ditambahkan ke dalam pil ecstasy yang beredar di pasaran karena bahan ini jauh lebih
mudah didapat dan harganya yang lebih murah ketimbang bahan asli dari ecstasy yaitu MDMA
(MethyleneDioxyMethAmphetamine).
Pada kenyataannya tahap overdosis yang dihasilkan dari pemakaian DXM jauh lebih cepat
dibanding MDMA sendiri. Overdosis DXM dapat mengakibatkan kematian oleh karena
terhentinya otak mengirim sinyal ke paru2 agar tetap bernafas.
DXM juga menyebabkan ketagihan secara psikologi dan toleransi terhadap dosis pemakaian dari
waktu ke waktu.
Cocaine
Cocaine adalah salah satu senyawa yang terdapat dalam daun tumbuhan coca yang tumbuh di
dataran benua Amerika. Proses pemurnian senyawa tersebut menghasilkan bubuk cocaine
hydrochloride murni yang mudah larut ke dalam air.
Pemakaian cocaine dapat dipastikan mengakibatkan toleransi dan kecanduan, karena pada saat
efek dari cocaine itu “drop” si pemakaian akan merasakan tidak nyaman dan depresi sehingga
memaksa ia berusaha untuk memakainya kembali.
Pemakaian jangka panjang dapat mengakibatkan:
Kombinasi antara cocaine, rokok dan alkohol akan menambah rasa euphoria pada si pecandu,
tidak heran mereka akan terus menerus menghisap rokok dan minum minuman beralkohol tinggi
pada saat mereka menggunakan cocaine sehingga dengan demikian para pecandu cocaine akan
sangat beresiko terkena serangan jantung, stroke, gagal ginjal, bahkan kematian.
Sedangkan crack adalah cocaine hydrochloride yang telah diproses menggunakan baking soda
sehingga menghasilkan freebase amine/bentuk dasar amina cocaine yang tidak dapat larut dalam
air sehingga pemakaiannya hanya cocok dengan cara dihisap seperti rokok.
Efek psikologis dari crack jauh lebih kuat ketimbang cocaine hydrochloride akan tetapi sering
membuat jiwa si pemakai merasakan ganjil & aneh sehingga sering membuatnya berubah
menjadi brutal. Tingkat kecanduan dari crack jauh melebihi cocaine hydrochloride bahkan crack
merupakan salah satu dari jenis narkoba yang paling membuat kecanduan dan toleransi pada
pemakainya. Mereka yang memakainya akan selalu berusaha untuk mencapai “high” & euphoria
seperti sebelumnya sehingga akan terus menambah dosisnya dari hari ke hari sampai pada
akhirnya mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh overdosis.
Walaupun demikian sebenarnya kadar senyawa cocaine dari daun tumbuhan coca itu sendiri
sangat kecil persentasenya (sekitar 0.2%) sehingga untuk menghasilkan 1gram bubuk cocaine
hydrochloride murni dibutuhkan 500gram daun coca.
Daun coca sendiri sudah lama dimanfaatkan oleh suku Indian Andes sebagai tanaman obat yang
dapat menyembuhkan penyakit kekurangan oksigen yang diakibatkan oleh tipisnya oksigen di
dataran tinggi dan menyembuhkan penyakit pada pencernaan dengan cara diseduh lalu diminum
seperti teh atau dikunyah.
Mereka juga mengunyah daun coca sebagai obat alami anesthesia (peredam rasa sakit) ketika
mereka terluka oleh panah pada saat berperang.
Pemakaian daun coca dengan cara diseduh maupun dikunyah tidak dapat menimbulkan perasaan
“high” pada si pemakai dan juga tidak pernah terbukti mengakibatkan kecanduan. Bahkan pada
tahun 1980 telah ditemukan oleh ilmuwan bahwa daun coca bisa dipakai sebagai obat untuk
menyembuhkan kecanduan dari para pecandu crack dan cocain.
Caffeine
Caffeine adalah senyawa yang terkandung di dalam biji kopi, biji guarana, dan daun teh (theine).
Zat ini merupakan tipe zat stimulant serta berpengaruh menambah sedikit produksi urine pada
ginjal.
Efek dari mengkonsumsi caffeine adalah menyingkirkan sementara rasa kantuk dan letih serta
meningkatkan konsentrasi.
Pemakaian caffein dalam quantitas atau qualitas besar dapat mengakibatkan kecanduan dan
toleransi. Ciri-ciri dari kecanduan caffeine adalah perasaan mudah tersinggung, sukar untuk
konsentrasi, dan munculnya rasa sakit di bagian belakang kepala bahkan terkadang bisa
mengakibatkan muntah-muntah.
Gejala ini akan muncul setelah kurang lebih 1 hari tidak mengkonsumsi caffeine sama sekali.
Efek kecanduan ini akan berlangsung antara 5 hari sampai dengan 1 minggu dengan masa
puncaknya 2-3 hari setelah berhenti mengkonsumsi caffeine sama sekali.
Pengkonsumsian caffeine secara berlebih juga merupakan salah satu faktor penyebab
osteoporosis pada tulang dan kerusakan pada gigi.
Amphetamine / speed
Amphetamine merupakan salah satu jenis dari senyawa phenethylamine dan adalah satu jenis
obat sintetik terlarang yang dapat mengakibatkan meningkatnya kadar hormon norepinephrine/
noradrenaline, serotonin, dan dopamine di dalam otak seseorang. Amphetamine sangat memiliki
relasi yang erat dengan ephedrine yaitu senyawa yang terdapat pada tumbuhan Ephedra sinica
(Ma huang).
Efek yang ditimbulkan oleh amphetamine adalah meningkatnya konsentrasi pikiran ; semangat
untuk bekerja, hilangnya rasa kantuk, cenderung banyak berbicara, meningkatnya rasa percaya
diri, mulut menjadi kering, meningkatnya keringat, detak jantung yang cepat, sukar berbicara
dengan jelas, dan berkurangnya nafsu makan.
1. Stress berlebihan
2. Depresi
3. Badan menjadi sangat letih
4. Tidur yang berlebihan
5. Gemetaran pada otot
6. Meningkatnya nafsu makan
7. Keinginan untuk bunuh diri
Penyalahgunaan dari obat ini memperbesar resiko serangan jantung pada anak muda maupun
orang dewasa. Pemakaian jangka panjang dari obat ini merusak fungsi otak, yaitu menurunnya
fungsi pemancaran (transmitter) hormon dopamine dan serotonin pada otak sehingga fungsi dari
keseimbangan kimia tubuh akan menjadi kacau.
Alcohol / alkohol
Alkohol adalah sebutan umum dari senyawa kimia ethanol. Alkohol dihasilkan melalui proses
fermentasi unaerobik dari zat gula atau zat tepung oleh ragi (yeast). Proses ini sudah terjadi
dengan sendirinya di dalam alam oleh karena itu alkohol sudah diproduksi dan dikonsumsi oleh
manusia sejak jaman purba.
Dalam jumlah yang sedang, sekitar segelas anggur merah yang diminum setiap malam hari oleh
seseorang yang memiliki tubuh yang tidak bermasalah, alkohol merupakan zat yang sangat baik
untuk kesehatan tubuh yaitu bisa meningkatkan mutu tidur, mencegah munculnya batu empedu
dan ginjal, mencegah diabetes, bahkan bisa mencegah penyakit jantung koroner serta darah
tinggi.
Akan tetapi jika digunakan secara berlebihan sebaliknya alkohol akan mengakibatkan kerusakan
pada jantung, pancreas, dan liver yaitu lever yang mengeras, terlebih bagi mereka yang telah
mengindap penyakit Hepatitis C, B, bahkan bagi mereka yang hanya pernah menderita Hepatitis
A sekalipun.
Pemakaian alkohol sesuai BAC (Blood Alcohol Content) atau batas kadar alkohol dalam darah
melebihi 0.05% dapat mengakibatkan berkurangnya depresi & konsentrasi, pikiran menjadi lebih
relax, menambah sedikit rasa percaya diri, menjadi banyak berbicara/mudah untuk berterus
terang, kurang berhati-hati dalam mengambil keputusan (!), berkurangnya fungsi keseimbangan
tubuh.
Sedangkan pemakaian dalam batas kadar darah melebihin 0.1% akan mengakibatkan
terganggunya fungsi motorik, hilangnya keseimbangan, emosi yang bergejolak (mudah menjadi
sedih atau marah), tindakan brutal, susah untuk berkata-kata, hilangnya daya tangkap otak,
muntah-muntah, bahkan bisa menjadi tidak sadar diri. Jika kadarnya melebihi 0.3% bisa
mengakibatkan kematian.
Pemakaian alkohol pada saat mengendarai kendaraan atau mesin yang berbahaya sering
mengakibatkan kecelakaan yang fatal maupun kematian karena susahnya untuk berkonsentrasi
dan mengambil keputusan dengan cepat.
Oleh karena efek-efek yang ditimbulkan tersebut, alkohol banyak dipakai oleh para lelaki
sebagai minuman untuk memaksakan hubungan intim dengan kekasih maupun teman kencannya
sehingga si korban secara tidak sadar akan menyetujuinya.
Alkohol juga dapat mengakibatkan toleransi dan ketergantungan jika dikonsumsi secara
berlebihan dan rutin karena akan mengakibatkan terganggunya fungsi GABAergic dalam otak.
Kecanduan alkohol sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan segera oleh ahlinya, bahkan
lebih berisiko menyebabkan kematian dibanding narkotika seperti heroin, putaw, atau cocaine.
Resiko yang disebabkan oleh kecanduan alkohol adalah serangan ayan yang mematikan dan
gagal jantung.
Biasanya seorang remaja sebelum dia sampai ke jenjang pemakaian narkoba akan dimulai
terlebih dahulu dari rokok dan alkohol. Walaupun hukum di Indonesia dengan jelas melarang
seseorang yang belum berusia 18 tahun untuk membeli rokok dan alkohol akan tetapi dalam
penerapannya tidaklah demikian.