Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu psikologi tak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-
macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, kita tidak bisa lepas dari masalah kejiwaan.
Kejiwaan seseorang mempengaruhi cara seseorang bergaul, bersikap serta
mengambil keputusan. Maka dari itu kita harus mengetahui apa itu psikologi
secara mendalam agar kita dapat mengatur dan mengontrol diri kita sendiri
agar bisa menjadi manusia ideal.
Psikologi memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya Psikologi
Sosial.Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru
dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan
tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi
sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial
dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang
pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan
situasi sosial.
Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan
antara psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia
seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat
hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik
psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong
psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-
segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan
psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psikologi sosial didalam lapangan
psikologi termasuk dalam psikologi teoritis.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Siapa Plato ?
2. Bagaimana tentang idea Plato ?
3. Bagaimana etik Plato ?
4. Bagaimana negara ideal menurut Plato ?
5. Apa saja buah tangan Plato ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui siapa Plato.
2. Untuk mengetahui tentang idea Plato.
3. Untuk mengetahui etik Plato.
4. Untuk mengetahui negara ideal menurut Plato.
5. Untuk mengetahui buah tangan Plato.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tentang Plato
Plato adalah murid Socrates yang paling terkemuka yang sepenuhnya
menyerap ajaran-ajaran pendidikan Socrates, kemudian mengembangkannya
sistem filsafatnya sendiri secara lengkap. Plato mendirikan sebuah akademi
untuk study tentang gagasan-gagasan yang akhirnya telah tumbuh menjadi
suatu universitas pertama di dunia.
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 472 SM dan meninggal pada
tahun 347 SM dalam usia 80 tahun. Plato berasal dari keluarga Aristokrasi
yang turun temurun memegang peranan penting dalam politik Athena.
Pelajaran filosofi pertama Plato diperolehnya dari Kratylos. Kratylos
dahulunya adalah murid Herakleitos yang mengajarkan semuanya berlalu
seperti air. Akan tetapi ajaran seperti itu tidak hinggap di dalam kalbu anak
Aristocrat yang terpengaruh oleh tradisi keluarganya.
Sejak berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Socrates. Pelajaran
itulah yang memberinya kepuasan baginya. Pengaruh Socrates semakin hari
semakin mendalam padanya. Ia menjadi murid Socrates ayang setia sampai
pada akhir hidupnya Socrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala
karangan Plato yang berbentuk dialog, bersoal-jawab, Socrates didudukannya
sebagai pujangga yang menuntun. Dengan cara begitu ajaran Plato tergambar
keluar melalui mulut Socrates. Juga setelah pandangan filosofinya sudah jauh
menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pendapat gurunya, ia terus berbuat
begitu. Socrates digambarkannya sebagai juru bahasa isi hati rakyat di Athena
yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosuf. Ia
pandai menyatukan puisi adan ilmu, seni, dan filosofi. Tak lama sesudah
Socrates meninggal. Plato pergi dari Athena. Itulah permulaan ia mengembara
12 tahun lamanya, dari tahun 387 SM sampai 399 SM. Mula-mula ia pergi ke
Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Berapa lama ia disana tidak
diketahui betul. Ada cerita yang mengatakan bahwa ia di Megara mengarang
beberapa dialog yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah
hidup, berdasarkan ajaran Socrates.
Dari Megara ia pergi ke Kyrena dimana ia memperdalam
pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru ilmu itu yang bernama
Theodoros. Disana ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku.
Kemudian Plato pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau
Sisilia yang pada waktu itu diperintah oleh seorang Tiran, sang-perkasa, yang
bernama Dionysios. Dionysios mengajak Plato tinggal di istananya. Dionysios
merasa bangga kalau diantara orang-orang yang mengelilinginya terdapat
pujangga dari dunia Grik yang tersohor namanya. Di situ Plato belajar kenal
dengan ipar raja Dionysios yang masih muda bernama Dion yang akhirmya
menjadi sahabat karibnya. Di antara mereka berdua terdapat kata sepakat,
supaya Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya supaya
tercapai suatu perbaikan sosial. Seolah-olah terasa oleh Plato bahwa suatu
kesempatan yang baik sudah datang baginya untuk melaksanakan teorinya
tentang pemerintahan yang baik dalam praktik. Sudah lama tertanam di dalam
kalbunya bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir, sebelum filosof
menjadi raja atau raja-raja menjadi filosof. Akan tetapi ajaran Plato dititik
beratkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan.
Cara Plato mengajar ialah berjalan-jalan di kebun, juga dalam
mengajar seperti itu ia teruskan sistem dialog, bersoal-jawab, seperti yang
dikemukakan oleh Socrates. Kadang-kadang pada sekelompok murid
dikemukakannya suatu soal yang akan dipecah bersama-sama dengan bersoal-
jawab oleh mereka. Lantas ia berjalan ke kelompok lain dengan
mengemukakan pula sebuah soal yang harus mereka perbincangkan bersama-
sama. Akhirnya Plato kembali kepada kelompok yang pertama untuk
mendengar jawaban mereka atas soal yang diajukan. Demikianlah seterusnya
ia berkeliling memberi uraian dan mengajar filosofi berdasarkan dialog,
bersoal-jawab, adalah kerja Plato yang terutama di Akademia. Hanya dalam
waktu luang ia mencurahkan pikirannya pada karang mengarang tentang
berbagai masalah yang ditinggalkan berupa tulisan. Plato tidak pernah kawin
dan tidak punya anak. Kemenakannya Speusippos menggantikannya
mengurus akademik.

B. Tentang Idea Plato


Pengertian yang dimaksud oleh Socrates diperdalam oleh Plato
menjadi idea. Idea itu lain sekali hubungannya dengan pendapat orang-orang.
Berlakunya idea itu tidak bergantung pada pandangan dan pendapat orang
banyak. Idea timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir. Pengertian yang
dicari dengan pikiran adalah idea.
Berpikir dan mengalami adalah dua macam jalan yang berbeda untuk
memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang dicapai dengan berpikir lebih
tinggi nilainya dari pengetahuan yang diperoleh dengan pengalaman.
Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk
daripada keadaan sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu
realita. Untuk menggambarkannya Plato melahirkan dua macam dunia yaitu
dunia yang kelihatan dan bertubuh dan dunia ayang tidak kelihatan dan tidak
bertubuh. Dunia yang bertubuh adalah dunia yang terlahir terdiri daripada
barang-barang yang dapat kita lihat dan alami yang berubah senantiasa
menurut benda dan waktu. Dunia yang tidak kelihatan dan tidak bertubuh
adalah dunia daripada idea. Dunia yang tetap dan tidak berubah-ubah.
Menurut Plato idea tempatnya dalam dunia lain. Segala pengetahuan adalah
tiruan daripada yang sebenarnya yang timbul dalam jiwa sebagai ingatan
kepada dunia asal. Di sini jiwa muncul sebagai penghubung antara dunia idea
dan dunia yang bertubuh. Karena melihat sesuatu, teringat oleh jiwa gambaran
yang asal, yang diketahuinya sebelum ia turun ke dunia. Pandangan hanya
alasan untuk ingat kepada idea.
Plato menganggap sebanyak pengertian sebanyak itu pula jenis idea.
Tetapi dari seluruh idea itu merupakan satu kesatuan yang di dalamnya
terdapat pertingkatan derajat. Idea yang tertinggi adalah idea kebaikan yaitu
sebagai tuhan yang membentuk dunia. Idea kebaikan tidak saja sebab
timbulnya tujuan pengetahuan dalam dunia yang lahir tetapi juga sebab
tumbuh dan kembang dalam dunia.
Idea tertinggi setelah kebaikan adalah idea keindahan. Idea ini adalah
satu bentuk yang terutama daripada bayangan yang baik dalam dunia yang
nyata. Yang indah menjadi penghubung yang bekerja kuat antara dunia yang
tidak kelihatan dan dunia yang lahir. Jiwa yang indah yang menjelma dalam
perbuatan menyelenggarakan adab, seni dan ilmu, pendidikan dan usaha
politik akhirnya naik keatas dalam bentuk indah yang murni ke tempat asalnya
dalam dunia yang tidak bertubuh.

C. Etik Plato
Sama seperti pandangan Socrates, etik Plato bersifat intelektual dan
rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi baik. Orang yang
berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Tujuan hidup ialah mencapai
kesenangan hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah
memuaskan hawa nafsu di dunia. Kesenangan hidup diperoleh dengan
pengetahuan.
Menurut Plato ada dua macam budi: Pertama, budi filosofi yang timbul
dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh
kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan
diri sendiri melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup
sehari-hari.
Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk melaksanakan dasar etik:
1. Melarikan diri dalam pikiran dari dunia yang lahir dan hidup semata-mata
dalam dunia ideaa. Dengan pelaksanaan etiknya didasari dengan menjauhi
dunia nyata. Hidup diatur sedemikian rupa, sehingga timbul cinta dan
rindu kepada idea.
2. Mengusahakan berlakunya idea itu dalam dunia yang lahir ini. Dengan
kata lain melaksanakan hadirnya idea dalam dunia ini. Dengan cara ini
Plato membentangkannya di dalam bukunya Republik dengan
menciptakan suatu negara yang ideal.
D. Negara Ideal Menurut Plato
Dalam buku Republik yang menjadi tujuan hidup Plato tergambar
pendapatnya tentang pembinaan Negara, masyarakat dan pendidikan.
Pandangan Plato tentang negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia
lebih memandang kebelakang daripada kemuka. Negara Yunani di masa itu
adalah sebuah kota. Jumlah penduduknya tidak lebih dua atau tiga ribu jiwa.
Penduduk kota adalah orang-orang merdeka yang memiliki tanah terletak di
luar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara mereka terdapat
saudagar, tukang, pandai seni, dan pejabat negara. Menurut kebiasaan diwaktu
itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belian. Mereka tidak dianggap
sebagai penduduk karena tidak merdeka.
Peraturan yang menjadi dasar untuk mengurus kepentingan umum,
menurut Plato tidak boleh diputus oleh kemauan atau pendapat beberapa orang
atau rakyat seluruhnya, melainkan ditentukan oleh suatu ajaran yang
berdasarkan pengetahuan dan pengertian. Dari ajaran itu datanglah keyakinan,
bahwa pemerintah harus dipimpin oleh idea yang tertinggi yaitu idea
kebaikan. Kemauan untuk melaksanakan tergantung pada budi. Tujuan
pemerintah yang benar ialah mendidik arga negaranya mempunyai budi dan
memperoleh budi yang benar adalah berdasarkan pengetahuan.
Menurut Plato negara yang ideal harus berdasarkan pada keadilan.
Keadilan menurut kamus bahasa Indonesia adalah sikap dan sifat serta
perlakuan yang tidak berat sebelah. Sedangkan menurut Plato keadilan adalah
hubungan antara orang-orang yang bergantung kepada organisasi sosial. Sebab
itu keadilan dapat dipelajari dari sturuktur masyarakat.. Negara menurut Plato
adalah manusia dalam ukuran besar. Jadi seorang tidak dapat mengharapkan
negar menjadi baik apabila ada beberapa orang kelakuannya tidak bertambah
baik
Plato membagi penduduk dalam tiga golongan:
1. Golongan Bawah, yaitu golongan rakyat jelata, yang merupakan petani,
tukang dan saudagar. Kerja mereka adalah menghasilkan keperluan sehari-
hari bagi ketiga golongan. Mereka merupakan dasar ekonomi bagi
masyarakat. Karena mereka menghasilkan mereka tidak boleh ikut serta
dalam pemerintahan. Seabagai golongan ayang berusaha mereka boleh
mempunyai hak milih dan harta boleh berumah tangga sendiri.
2. Golongan Tengah, yaitu penjaga atau pembantu dalam urusan negara.
Tugas mereka adalah mempertahankan negara dari serangan musuh. Dan
menjamin supaya undang-undang dipatuhi oleh rakyat. Dasr kerjanya
mengabdi kepada negara. Oleh karena itu mereka tinggal bersama dalam
asrama dan tidak boleh berkeluarga. Hidup mereka didasarkan atas
perbaikan jenis manusia dan hubungan mereka dengan perempuan diatur
oleh negara dengan pengawasan yang rapih. Anak yang lahir dari
hubungan mereka dipugut dan dididik oelh negara. Anak itu tidak tahu
saiap bapaknya dan siapa ibunya. Semua anak yang lahir mengaku satu
sama lain bersaudara berkakak adik. Taip orang alaki-laki dipandang
bapak dan tiap wanita dipandang ibu. Dengan begitu diharapkan akan
timbul rasa persaudaraan antara segala manusia.
3. Golongan Atas, yaitu kelas pemerintah atau filosof. Mereka terpilih dari
yang cakap dan terbaik dari kelas penjaga, setelah menempuh pendidikan
dan latihan yang spesial. Tugas mereka adalah membuat undang-undang
dan mengawasi pelaksanaanya. Mereka memangku jabatan yang tertinggi.
Selain itu mereka mempergnakan waktu luang untuk memperdalam
filosofi dan ilmu pengetahuan tentang idea kebaikan. Mereka harus
menyempurnakan budi yang tepat bagi golongan mereka yaitu budi
kebijaksanaan.
Dalam negara yang ideal golongan pengusaha menghasilkan tetapi
tidak memerintah. Golongan penjaga melindungi tapi tidak memerintah.
Golongan cerdik pandai diberi makan dan dilindungi dan mereka memerintah.
Ketiga macam budi yang dimiliki masing-masing golongan yaitu bijaksana
berani dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan kerja sama budi
keempat bagi masyarakat yaitu keadilan.
Menurut Plato pendidikan direncanakan dan diprogram menjadi empat
tahap dengan tingkat usia:
Tahap yang pertama yaitu pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke
atas menjadi urusan negara supaya mereka terlepas dari pengaruh orang
tuanya. Dasar yang utama bagi pendidikan anak-anak ialah gymnastic (senam)
dan musik. Tetapi gymnastic didahulukan. Gymnastic menyehatkan badan dan
pikiran. Pendidikan harus menghasilkan manusia yang berani yang diperlukan
bagi calon penjaga. Disamping itu mereka diberikan pelajaran membaca,
menulis dan berhitung.
Tahap yang kedua yaitu pendidikan anak-anak berumur 14-16 tahun,
yaitu diajarkan musik dan puisi serta megarang bersajak. Musik menanamkan
jiwa manusia perasaan yang halus, budi yang halus. Karena dengan musik
jiwa kenal aakan harmoni dahn irama. Kedua-duanya adalah landasan yang
baik untuk menghidupkan rasa keadilan. Tetapi dalam pendidikan musik harus
dijauhkan dengan lagu-lagu yang melemahkan jiwa serta yang mudah
menimbulkan nafsu buruk, begitu juga tentang puisi. Puisi yang merusak
moral disingkirkan. Pendidikan musik dan gymnastic harus sama dan
seimbang.
Tahap yang ketiga yaitu pendidikan anak-anak dari umur 16-18 tahun,
anak-anak yang menjelang dewasa diberi pelajaran matematik untuk mendidik
jalan pikirannya. Disamping itu diajarkan pula kepada mereka dasar-dasar
agama dan adab sopan supaya dikalangan mereka tertanam rasa persatuan.
Plato mengatakan bahwa suatu bangsa tidak akan kuat kalau ia tidak percaya
tuhan. Seni ayang memurnikan jiwa dan perasaan tertuju kepada yang baik
dan yang indah.
Tahap yang keempat yaitu masa pendidikan dari umur 18-20 tahun,
pemuda mendapat pendidikan militer. Pada umur 20 tahun diadakan seleksi
yang pertama. Murid-murid yang maju dalam ujian itu mendapat didikan
ilmiyah yang mendalam bentuk yang lebih teratur. Pendidikan otak jiwa dan
badan sama beratnya. Setelah menerima pendidikan ini 10 tahun lamanya
datanglah seleksi yang kedua yang syaratnya lebih berat dan caranya lebih
teliti dari seleksi yang pertama. Yang gagal dapat diterima sebagai pegawai
negeri. Yang diterima dan sedikit jumlahnya dapat meneruskan pelajarannya
lima tahun lagi dan dididik dalam ilmu pengetahuan tentang adanya. Setelah
tamat pelajaran itu, mereka dapat menyandang jabatan yang lebih tinggi.
Kalau mereka setelah 15 tahun bekeraja dan mencapai umur 50 tahun, mereka
diterima masuk dalam lingkungan pemerintah atau filosof. Pengetahuan dan
pengalaman mereka dalam teori dan praktek sudah dianggap cukup untuk
melaksanakan tugas yang tertinggi dalam negara yaitu menegakkan keadilan
berdasarkan idea kebaikan.

E. Buah Tangan Plato


Tulisan Plato hampir rata-rata berbentuk dialog. Jumlahnya tidak
kurang dari 34 buah. Belum dihitung lagi tulisan-tulisannya yang berupa surat
dan puisi. Yang sulit ialah menentukan waktu dikarangnya. Semuanya ditulis
dalam masa lebih dari setengah abad.
Ada dua pendapat yang terkemuka tentang cara memahamkan buah
tangan Plato. Pertama cara metodik yang dikemukakan oleh Fr. Schleier
Macher yaitu cara yang mula-mulanya disiapkan pembacanya dengan
pengetahuan yang elementer, kemudian diajaknya pembaca memikirkan hal-
hal itu seterusnya dengan jalan dialektik, sampai akhirnya pikirannya matang
tentang masalah itu. Kedua, cara genetik, mengikuti perkembangan yang
dikemukakan oleh Carl Friedrich Hermann.
Segala yang ditulis Plato dapat ditempatkan dalam 4 masa dan tiap
masa mempunyai karakteristik sendiri:
Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa muda yaitu
pada waktu Socrates masih hidup sampai tak lama sesudah dia meninggal.
Buku-buku yang diduga ditulis dalam masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion,
Protagoras, Laches, Politeia buku I, Lysis, Charmides, dan Euthyphron.
Kedua, buah tangan yang ditulisnya dalam masa yang terkenal sebagai
masa peralihan. Masa itu disebut juga masa Megara yaitu waktu Plato tinggal
sementara di Megara. Dialog-dialog yang diduga ditulisnya dalam masa itu
adalah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias, dan beberapa lainnya. Persoalan
yang diperbincangkan disitu kebanyakan mengenai pertentangan politik dan
pandangan hidup.
Ketiga, buah tangannya disiapkan dimasa matangnya. Tulisannya yang
terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros,
Symposion, Phaidon dan Politeia buku II-X. Ajaran tentang idea menjadi
pokok pikiran Plato dan menjadi dasar teori pengetahuan, metafisika, fisika,
psikologi, etik, politik, dan estetik. Terutama dalam Phaidros tentang
perkembangan pikiran ini. Berdasarkan pandangan agama yang terpengaruh
oleh ajaran Orfisme dan Phythagoras, Plato menggambarkan sifat dan nasib
jiwa manusia. Jiwa itu senantiasa melayang antara tempat tinggalnya yang
baka di langit dan tubuh-tubuh yang ada di dunia ini. Penyudahan buku
Politeia (republik), yang mulai dikarangnya dalam masa mudanya dan yang
menjadi tujuan kerjanya yang terutama terjadi dalam masa ini. Dalam buku
sambungannya itu plato menyudahkan gambaran pendapatnya tentang negara
yang ideal.
Keempat buah tangan yang ditulisnya pada hari tuanya. Dialog-dialog
yang dikarangnya di masa itu sering disebut Theaitetos, Parmenides,
Sophistos, Politicos, Philibos, Timaios, Kritias dan Nomoi. Ada sesuatu
perubahan dalam uraian pada masa itu. Idea yang biasanya meliputi
seluruhnya, terletak sedikit belakang. Kedudukan logika lebih terkemuka.
Perhatian kepada kepada keadaan yang lahir dan kejadian dalam sejarah
bertambah besar. Untuk memahamkan isi Taimaios seluruhnya orang harus
mempunyai pengetahuan lebih dahulu tentang ilmu-ilmu special, terutama
ilmu alam dan ilmu kesehatan. Timaios boleh dikatakan suatu ajaran teologi
tentang lahirnya dunia dan pemerintah dunia.
Paham Plato tentang pembentukan dunia ini berdasarkan pada
pendapat Empedokles, bahwa alam ini tersusun dari empat unsur yaitu api,
udara, air, dan tanah, tetapi tentang proses pembangunan seterusnys berlainan
pendapatnya. Menurut Plato, tuhan sebagai pembangun alam menyusun unsur
yang empat itu dalam berbagai bentuk menjadi satu kesatuan kedalam bentuk
yang satu itu tuhan memasukkan jiwa dunia yang akan menguasai dunia ini.
Karena itu, pembangunan dunia ini sekaligus menentukan sikap hidup
manusia dalam dunia ini.
Hampir semua dialog yang dikarang Plato adalah campuran antara
Filosofi, Puisi, Ilmu dan Seni. Dan uraian yang berupa percakapan dengan
bersoal-jawab itu dibuatnya dengan kata-kata sindiran dan kiasan serta
dongeng yang berisikan teladan. Fakta dan mitos kadang-kadang bercampur-
campur dalam lukisan kriteria bertukar pikiran. Sebab itu orang tak mudah
mengerti apa yang dimaksudnya, sekalipun gaya katanya indah sekali.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 472 SM dan meninggal pada
tahun 347 SM dalam usia 80 tahun. Plato adalah murid Socrates yang paling
terkemuka yang sepenuhnya menyerap ajaran-ajaran pendidikan Socrates,
kemudian mengembangkannya sistem filsafatnya sendiri secara lengkap. Plato
mendirikan sebuah akademi untuk studi tentang gagasan-gagasan yang
akhirnya telah tumbuh menjadi suatu universitas pertama di dunia. Sejak
berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Socrates. Pelajaran itulah yang
memberinya kepuasan baginya. Pengaruh Socrates semakin hari semakin
mendalam padanya. Ia menjadi murid Socrates ayang setia sampai pada akhir
hidupnya Socrates tetap menjadi pujaannya. Plato mempunyai kedudukan
yang istimewa sebagai seorang filosuf. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu,
seni, dan filosofi.
Menurut Plato ada dua macam budi: Pertama budi filosofi yang timbul
dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua budi biasa yang terbawa oleh
kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan
diri sendiri melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup
sehari-hari.
Negara menurut Plato adalah manusia dalam ukuran besar. Jadi
seorang tidak dapat mengharapkan negar menjadi baik apabila ada beberapa
orang kelakuannya tidak bertambah baik. Plato membagi penduduk dalam tiga
golongan; golongan bawah, golongan tengah, dan golongan atas.
Buah tangan Plato atau tulisan Plato hampir rata-rata berbentuk dialog.
Jumlahnya tidak kurang dari 34 buah. Belum dihitung lagi tulisan-tulisannya
yang berupa surat dan puisi. Yang sulit ialah menentukan waktu dikarangnya.
Semuanya ditulis dalam masa lebih dari setengah abad.
DAFTAR PUSTAKA

Raar. J.H, Th,D. Ph.D. 1988. Filsafat Politik Plato. Jakarta. Rajawali

Russell, Bertrand.2002.The Problems Of Philosophy: Persoalan-Persoalan


Seputar Filsafat. Yogyakarya. Ikon Teralitera
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT. kami panjatkan atas


limpahan Rahmat, Hidayah, serta Inayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi akhir
zaman, penolong ummat, yaitu Baginda Muhammad SAW. yang telah
menunjukkan kita kepada jalan yang di ridloi oleh Allah dengan ajarannya yaitu
agama Islam.
Makalah kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pagar Alam. Di dalam makalah ini
dibahas tentang sumbangan filsafat dalam psikologi menurut Plato.
Pembuatan makalah ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
terutama dosen pengampu yang telah dengan ikhlas dan sabar membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini, Bapak Sutarman, S.Pd.,M.Si, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. Juga kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami dan tidak dapat kami sebutkan satu
persatu, kami ucapkan terima kasih.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembelajaran orang dewasa. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Pagar Alam, Nopember 2018

Penulis
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

SUMBANGAN FILSAFAT DALAM PSIKOLOGI SOSIAL


MENURUT TEORI PLATO

DOSEN PENGAMPU : SUTARMAN, S.Pd, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
AIZA MINARTY
NIM.17.02.006

PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL (PGRA)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tentang Plato .....................................................................................................3
B. Tentang Idea Plato..............................................................................................5
C. Etik Plato ............................................................................................................6
D. Negara Ideal Menurut Plato ...............................................................................7
E. Buah Tangan Plato ...........................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai