Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2021
A. Pengertian Psikologi
‘Psikologi’ secara bahasa berarti ‘science of mind’ (Psycho artinya ‘pikiran’ atau
‘mental’, dan -logy berarti ‘ilmu’). Pengertian lebih jelas perihal psikologi bisa
diartikan sebagai ‘ilmu yang mengkaji perilaku dan proses mental’. Tetapi, penjelasan
tersebut merupakan pengertian yang umum dan tidak spesifik. Maka sebelum
mempelajari apa psikologi itu sebenarnya, harus mengetahui terlebih dahulu apa yang
bukan psikologi.
Pseudosains (pseudo berarti semu) artinya ilmu pengetahuan yang semu,
dianggap ilmiah, tetapi tidak mengikuti metode ilmiah, contohnya: astrologi,
numerologi, dan meramal. Pseudosains mengaku bisa memberikan solusi praktis
untuk berbagai masalah dan tantangan hidup. Seperti halnya seorang psikolog, orang-
orang di sistem pseudosains ini mengaku bisa menjelaskan masalah yang dialami
orang-orang dan memprediksi sifat mereka.
Psikologi yang sebenarnya itu berbeda sekali dengan psikologi populer (“pop
psych”) dan pseudosains (sering disebut juga “psychobabble”) yang tak jarang
ditemukan pada berbagai website di internet, televisi, majalah, dan ribuan self-help
books. Psikologi yang sebenarnya lebih kompleks, informatif, dan didasarkan pada
penelitian ilmiah dan fakta empiris yang dihasilkan melalui pengamatan, percobaan,
dan pengukuran yang dilakukan secara cermat.
Saat orang memikirkan tentang psikologi, kebanyakan orang memikirkan seorang
psikolog—orang yang memberikan terapi ke orang-orang yang depresi dan
bermasalah. Padahal, psikologi klinis hanya sebagian dari psikologi itu sendiri. Para
psikolog menganggap ilmu psikologi sebagai perilaku manusia dengan jangkauan
yang luas. Para psikolog ingin memahami bagaimana manusia pada umumnya,
manusia yang mampu belajar, mengingat, memecahkan masalah, memiliki perasaan,
dan mampu atau tidak mampu bersosialisasi dengan manusia yang lain. Oleh karena
itu, para psikolog lebih condong mempelajari pengalaman-pengalaman umum di
kehidupan sehari-hari seperti mengasuh anak, melamun, atau bekerja dipandang
sebagai suatu hal yang istimewa. Temuan-temuan psikologi tidak harus mengejutkan
supaya dinilai penting, terkadang temuan-temuan itu menjadi pembuktian keyakinan
umum dan menjelaskan serta memperluasnya. Seperti halnya ilmuan di bidang lain,
peneliti psikologi tidak hanya berjuang untuk menemukan gejala baru, tetapi juga
memperdalam pemahaman tentang dunia yang sudah kita ketahui sebelumnya seperti
mengidentifikasi bentuk-bentuk cinta, asal-usul kekerasan, atau alasan mengapa lagu
yang indah bisa membuat kita senang.
Pawlik, K., & Rosenzweig, M. R. (2012). The International Handbook of Psychology. The International
Handbook of Psychology. https://doi.org/10.4135/9781848608399
Wade, C., Tavris, C., & Garry, M. (1979). Invitation to Psychology. In Invitation to Psychology.
https://doi.org/10.1016/c2013-0-10874-4
Wade, C., Tavris, C., & Garry, M. (2016). Psikologi (Edisi Kesebelas). Penerbit Erlangga.
Bills, A. G. (1938). Changing views of psychology as science. Psychological Review, 45(5), 377–394.
https://doi.org/10.1037/h0062515