KATA PENGANTAR
Puji sykur kehadirat Allah SWT, karena samapi saat ini kami penysusun masih
makalah ini tentang “ ANAK BERBAKAT ”. Dalam penyusunan tugas makalah ini,
penyusun banyak menemui kendala namun dengan tekad yang bulat dan niat yang
ikhlas, tugas ini dapat selesai tepat pada waktunya dan itu juga bantuan dari berbagai
pihak.
kuliah “Ibu Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd’ serta kepada semua teman-teman yang telah
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
kesempurnaan dan juga banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh kerana itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
Penyusun
Kelompok VII
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan ...............................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak berbakat itu laksana tanaman yang membutuhkan seseorang yang dapat
berbagai kendala yang ada di hadapannya, serta merintis jalan baginya. Anak
kelebihan dan bakatnya, atau orang yang mampu menggali minat dan bakatnya.
dengan cara berpikir anak-anak biasa pada umumnya. Pola pikir mereka kadang-
kadang membuat anda tercengang dan merasa terkalahkan. Namun, pikiran mereka
Jika kita mencermati sistem pendidikan kita, nyaris kita tidak menemukan
perhatian atas aspek keunggulan. Perhatian kita hanya terfokus pada pahlawan
olahraga serta pemenang kompetensi reguler sepak bola dan permainan lainnya yang
bersifat individual atau tim, sehingga kita mengabaikan pembinaan perilaku dan
berintelegensi unggul atau yang berbakat menjadi “tawanan” tradisi sekolah sehingga
berbakat serta pemberian kesempatan yang selaras dan sepadan dengan kemampuan
sekaligus menelantarkan bakat mereka. Sebagai orang tua, guru dan pendidik
4
kebutuhan tersebut, serta teknik-teknik pembinaan dan penguatan potensi mereka,
potensi tersebut. Peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting karena kesehatan
mental mereka tidak dapat dipahami secara terpisah dari keluarganya. Demikian pula
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi pokok rumusan masalah pada makalah ini anak
C. TUJUAN
potensi tersebut. Disamping itu, peran orang tua, guru, atau pendidik sangatlah
5
BAB II
PEMBAHASAN
seseorang di bawa sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis
struktur otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak
intelektual merupakan ekspresi dari apa yang di sebut intelegensi dan dan kepada
kemampuan intelek ini juga kita bersandar menguasai dan memperlakukan perubahan
terhadap hubungan yang kompleks, semua proses yag terlibat dalam berpikir abstrak,
memperoleh kemampuan baru” (Cattel dalm Conny Seniawan – 1997). Anak berbakat
adalah anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena memiliki kemampuan yag
unggul.
Para ahli dengan hasil penelitiannya ( Thomson, Berger, Bery, 1980, Krech,
1986, Maclean, 1979) menunjukan bahwa secara biologis memang ada perbedaan
struktur otak antara anak yang cerdas dan berbakat dengan anak normal. Anak ceerdas
dan berbakat mampu menfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan sebagai
alat berpikir dan seluruh fungsi-fungsi lain (rasa, pendirian dan intuisi) secara
maka pemahaman murid cerdas dan berbakat harus bertolak dari pandangan bahwa
dia adalah seorang pribadi yang utuh dan selalu berada didalam interaksinya dengan
lingkungan. Pengembangan kebutuha pribadi ini yang saat ini dikenal dengan
6
pengembangan kecerdasan emosional (Daniel Golleman, 1995) seiring dengan
kecerdasan intelektual.
3. Kreatif
Dari paparan di atas, jelaslah bahwa kecerdasan yang tinggi semata bukanlah
satu-satunya kriteria dalam menentukan bahwa seorang anak itu berbakat atau
superior. Para ahli lain berpandangan bahwa hanya ada dua jenis bakat, yaitu bakat
yang tampak dalam bidang pendidikan (disebut juga bakat sekolah) serta bakat
karakteristik yang berbeda dari anak normal dalam aspek kognitif, afektif, sensasi
pendidikan yang kondusif bagi anak berbakat, perlu dilakukan analisis kebutuha dan
7
a. Perkembangan Fisik
b. Perkembangan Kognitif
Anak berbakat mampu kedua belahan otak kiri dan kanan sebagai alat berfikir
dan seluruh fungsi-fungsi lain (rasa, pendirian, dan intuisi) secara terintegrasi
anak berbakat ( Treffinger, 1980, Hoyle dan Wilks ( S.C Utami Munandar, 1982 )
menunjukkan kemudahan yanng dimilikinya dalam belajar. Namun hendaknya ciri itu
tidak m enjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi
pada kelompok, frustasi karena dia harus menjadi penunggu-penunggu dan masalah-
masalah sejenis yang pada dasarnya berkaitan dengan masalah penyesuaian diri.
c. Perkembangan Emosi
informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan menjadikan anak
8
berbakat menunjukkan perkembangan emosi kesadaran yang tinggi ini akan disertai
dengan perasaan berbeda dari yang lain, idealisme dan kesadaran akan keadilan yang
tumbuh lebih awal, dan tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi.
dirinya untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya. Jika tidak maka perilaku
bermasalah yang mungkin akan muncul adalah : rawan terhadap kritik orang lain,
kebutuhan untuk diakui yang berlebihan, bersikap sinis dalam menngkritik orang lain
yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi, menentukan sendiri nilai-nilai yang
realistik., menarik dan mengisolasi diri, serta berperilaku masalah lain yang
menunjukkan inteloransi baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
d. Perkembangan Sosial
Clark ( 1988 ) menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli
senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar
pribadinya.
baik daripada anak normal lainnya walaupun kecenderungan ini lebih erat
9
3. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkonformitas terhadap
usia intelektual daripada memilih kawan yang secara kronologis berada pada
tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak
f. Mempunyai inisiatif.
10
h. Luwes dalam berfikir
yaitu pada usia 1-2 tahun. Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak
akan tampak dengan mudah bila anak diberi rengasngan dengan tepat. Hasilnyapun
intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta
untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak. Pada usia yang lebih
tua, yaitu 2-6 tahun indentifikasi anak cerdas dan berbakat dilakukan dengan lebih
rinci beserta nuansa yang lebih kaya. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Bakat anak akan tampak
mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan, karena
itu dalam usia dini, orang tua, guru, kelonpok bermain, dan TK tempat menjadi
pelaksanaan atau informasi sumber utama. Identifikasi anak berbakat tidak berhenti
pada usia 6 tahun melainkan terus berlanjuk sampai anak masuk jenjang sekolah
keterbakatan bisa diperoleh dari orang tua terutama berkenan dengan bidang-bidang
yang disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama
untuk mengidentifikasi anak berbakat yaitu denga cara studi kasus dan melalui tes
yaitu :
11
Tahap penjaringan anak berbakat disekolah dapat dilakukan dengan
menganalisa data prestasi belajar, usia kronologis dan nominasi oleh teman sekelas,
Tahap seleksi dilakukan terhadap anak telah lolos tahap penjaringan. Tahap
seleksi ini di saring dengan menggunakan tes, seperti ? Calour Progressive Matrice
berbakat adalah anak yang memiliki IQ diatas 120. Meskipun begitu, dia memiliki
Jika kita orang tua, kita harus membantu sekolah dalam menghantarkan anak
berbakat mencapai tujuannya. Hal itu harus dilakukan sejak dini selaras dengan
kebutuhan anak, bukan selaras dengan tuntutan para pendidik. Pihak yang
memfasilitasi anak. Keluarga dan guru di tuntut untuk menyadari bahwa anak
disekolah demikian pula pengertian dan penerimaan terhadap anak dan ide-idenya,
akan menciptakan benih bagi munculnya seorang peneliti, pemikir atau ilmuan masa
kemampuan intelektualnya yang kelak akan sangat penting bagi pengabdian kepada
masyarakat.
12
Para orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam membina anak
pendidikan, peran para orang tua tetap lebih besar daripada sekolah. Hal itu karena
perasaan dan perkembangan anak mulai mengkristal sejak usia dini, bahkan sebelum
intelektual anak hingga sekarang. Kalaupun ada, hanyalah hasil pemikiran sekilas dari
para guru secara individual. Jika program itu ada, akan Sangay berguna bagi
Yang harus dilakukan oleh orang tua, guru, dan pendidik untuk membina dan
Orang tua, guru dan pendidik anak, harus memandang anak dan
Orang tua, guru dan pendidik jangan hanya memberikan penghargaan kepada
mengembangkan bakatnya.
Orang tua, guru dan pendidik harus memotivasi anak agar terus-menerus
kepada dirinya sendiri dan orang lain, serta nmemahami bahwa erhatian
13
mereka terhadap dirinya tidak berhenti meskipun gagal dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Orang tua, guru dan pendidik harus menjadi teladan yang baik dan contoh
yang ideal dalam hal memberi perhatian, kerjasama dan partisipasi aktif
mencapai keberhasilan.
a. Lingkungan keluarga
dini, oleh karena itu alangkah baikknya apabila dalam lingkungan keluarga,
khususnya orang menciptakan situasi yang kondusif dalam pengembangan bakat dan
sikap inovatif pada anak usia dini. Faktor penentu dalam mengembangkan kebakatan
14
Kedekatan emosi yang sedang ; Bakat dan sikap inovatif anak akan terhambat
dengan suasana rasa permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi emosi
yang berlebih juga tidak menunjang pengembangan bakat dan sikap inovatif
anak.
Menghargai prestasi anak ; Orang tua harus mendorong anak untuk berusaha
Orang tua aktif dan mandiri ; Bagaimana sikap orang tua terhadap diri sendiri
amat penting karena orang tua menjadi model utama bagi anak. Oleh karena
itu orang tua harus percaya diri dan mempunyai kompetensi baik didalam
tersebut.
b. Lingkungan sekolah
sikap inovatif anak terutama adalah guru. Usaha guru agar agar dapat
Menanamkan kepada anak bahwa belajar itu penting, guru harus menciptakan
Guru harus menghargai anak sdan menyayanginya sebagai pribadi yang unik.
15
Anak diberi kebebasan untuk mendiskusikan masalah secara terbuka baik
Guru hendaknya menempatkan diri sebagai teman bagi anak usia dini dan
c. Lingkungan masyarakat
kodisi ekonomi dan psikologis yag paling baik bagi warga negaranya, merupakan
lingkungan yang kodusif dalam pertumbuhan bakat dan sikap inovatif. Studi dari
Gray (dikutip Arteri, 1976 dalam Utami Munandar, 2002) menunjukan baha
Masyarakat juga dapat menyediaka kursus, pelatihan, sanggar, dan lain-lain untuk
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap anak didik mempunyai bakat yang berbeda-beda. Setiap guru pasti akan
merasakan tentang perbedaan mereka. Dibenak kita pasti akan terlintas pertanyaan
”apa sich sebenarnya bakat itu ? Bagi pendidik/guru, pertanyaan – pertanyaan ini
bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat
terujud. Berbeda dengan baka ”kemampuan” merupakan daya unutk melakukan suatu
tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemmapuan menunjukan bahwa
latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang.
Anak berbakat itu membutuhkan beberapa pihak yang dapat membimbing dan
membantunya agar berkembang secara alamiah. Pihak – pihak itu adalah pihak
internal dan eksternal. Bimbingan dari pihak internal adalah orang tua, sedangkan
eksternalnya adalah masyarakat dan sistem pendidikan. Untuk itu, sebagai orang tua,
guru dan pendidik harus menyajikan beberapa kebutuhan anank – anak berbakat, cara
potensi tersebut.
B. SARAN
Kami dari kelompok VII semester VI sebagai mahasiswa Paud dan Pendidik
Paud berharap kiranya pembaca makalah ini khususnya mahasiswa dan pendidik Paud
17
pendidikan, baik dalam kedudukannya sebagai orang tua, maupun pendidik dalam
18
DAFTAR PUSTAKA
Makalahku-makalahmu.wordpress.com/2008/10/9......
19