Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH :

“TENTANG 20 TARIAN DAERAH BESERTA PENJELASANNYA”


(SENI BUDAYA)
DISUSUN
O
L
E
H

KELOMPOK II
 YUSRIL BIDULI
 MOH. EFRI DUKALANG
 IRON SUNGE
 NUR INTAN BOTUTIHE
 PATRICIA NOHO
 NUR AIN ISA

MTS AL – MABRUR BONE RAYA


TAHUN AJARAN
2016 / 2017
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Swt, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad Saw beserta keluarganya. Berkat rahmat dan hidayat serta inayat-Nya penulis

dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini tanpa mengalami hambatan yang berarti,

oleh karena itu penulis memenjatkan rasa syukur kehadirat Allah Swt.

Semua kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam karya tulis ini, sepenuhnya

tanggung jawab sendiri.

Akhirnya, dengan karya tulis ini penulis persembahkan pada rekan-rekan sekalian.

Semoga menjadi titik sumbangan bagi pembangunan ilmu pengetahuan yang sangat luas.

Penulis

Kelompok II
Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………

Daftar Isi …………………………………

Bab I. Pendahuluan …………………………………

1.1 latar belakang masalah …………………………………

1.2 perumusan masalah …………………………………

1.3 tujuan …………………………………

1.4 alasan pemilihan judul …………………………………

Bab II. Materi/Isi …………………………………

2.1 pengertian tari tradisional …………………………………

2.2 contoh tari tradisonal …………………………………

2.3 kekayaan tari tradisional …………………………………

2.4 upaya melestarikannya …………………………………

Bab III. Penutup …………………………………

3.1 kesimpulan …………………………………

3.2 saran …………………………………


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam seni Tari Tradisional ini saya membuat agar semua kalangan-kalangan remaja
ikut berpartisipasi. Karena pada umumnya tari tradisional ini cukup menyusut dengan
tarian-tarian moderen masa kini. Maka dari itu saya ingin menjelaskan apa manfaat dari
tari tradisional yang begitu kurang akan peminatnya. Banyak sebagian remaja yang tidak
mengetahui apakah makna tari tradisional dan manfaatnya. Selain itu tari tradisional juga
bisa membuat ketertarikan tersendiri bagi remaja-remaja saat ini.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Pengertian tari tradisional

1.2.2 Contoh tari tradisional

1.2.3 Kekayaan tari tradisional

1.2.4 Upaya melestarikan tari tradisional

1.3 Tujuan

1. Untuk mengembangkan kembali tarian tradisional secara luas

2. Untuk lebih mengetahui apa manfaat dari tarian tradisional

3. Untuk lebih menonjolkan kekreatifan anak tidak hanya pada tarian moderen dan
semacamnya

1.4 Alasan Pemilihan Judul

Saya memilih judul Tari Tradisional ini karena ingin mengetahi seberapa pentingkah
tarian tradisiomnal dibandingkan dengan tarian yang lainnya. Dan ingin mengetahui apa
saja keistimewaan dan manfaat tari tradisional itu sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tari Tradisional

Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata dengan
rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya
manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita.

Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa
indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-
bentuk yang kita amati itu”.

Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah

keindahan.

Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi
gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah
gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.

Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia. Gerak
yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan batin manusia.
Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi gerak-gerak yang kasar,
keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak anehpun dapat merupakan gerak
yang indah. Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen
kedua yang juga sangat penting dalam tari.

Soedarsono mengetengahkan sebuah definisi “Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang di
ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. untuk menghasilkan gerak yang indah
membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur
keindahannya bersipat stilatif dan distortif.”

1.Gerak Stilatif yaitu: gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang
mengarah pada benuk-bentuk yang indah.

2.Gerak Distorsif yaitu: pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan
merupakan salah satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis
gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.

1.Gerak murni : dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu,


yang dipentingkan factor keindahan gerak saja.

2.Gerak maknawi : dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud


tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat
menirukan (imitative dan mimitif).

a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.

b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Tari merupakan komposisi gerak, berdasarkan bentuknya ada 2 jenis tari yaitu :

1.Tari Representasional yaitu tari yang menggambarkan sesuatu

secara jelas. Tari bersumber pada kehidupan sehari-hari.

Contoh: Tari perang, tari tani dll.

2.Tari Non Representasional yaitu tari yang idak menggambarkan

sesuatu, menekankan pada keindahan gerak semata.

Keindahan dalam seni tari tidak hanya pada gerak tubuh, untuk keutuhannya memerlukan
dukungan seni lain sebagai kelengkapan seperti: busana, rias, property, musik, tata pentas,
drama dan sastra. Sehingga seni tari menjadi bentuk seni yang komplek, yang mengandung
beberapa macam unsur seni.

2.2 Contoh tari tradisional

1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh

Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis
penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal
di daerah Aceh.Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan
irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran
agama Islam
2. Tari-tarian Daerah Bali

Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem.
Diberikan secara dinamis dan memikat hati.Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan
Kitab Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari
Sugriwa

3.Tarian-tarian daerah Jawa Barat

Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat
seorang raja karena cintanya ditolak.

Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan
memukau.

4. Tari-tarian Daerah Bengkulu

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para
tamu yang dihormati.

Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak.
Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.

5. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta

Tart Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.

Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.

6. Tari-tarian Daerah Jambi

Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya
dengan tari Melayu.

Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di
daerah Jambi.
7. Tari-tarian Daerah Jawa Tengah

Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan.

Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa).
Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.

8. Tari-tarian Daerah JawaTimur

Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan.
Ditarikan pada waktu menyambut para tamu.

Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan,
kejantanan dan kegagahan.

9. Tari-tarian Daerah kalimantan Barat

Tarri Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali
penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu
tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat

10. Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan

Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan
menyampaikan untaian bunga.

Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria dan
wanita di persandingkan.

11. Tari-tarian Daerah Kalimantan tengah

Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan
Bungai Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.

Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
12. Tari-tarian : Daerah Kalimantan Timur

Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tatmu agung. Dapat pula di
pertunjukan sewaktu lahir seorang bayi kepala suku.

Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan
seorang gadis.

13. Tari-tarian Daerah Lampung.

Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan
keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.

Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung.
Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.

14. Tari-tarian Daerah Maluku

Tari Lenso. merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan rakyat masyarakat Maluku.

Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.

15. Tari-Tarian Daerah Maluku Utara

Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan
juang.

Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu “panas Pela” kesepakatan
kampung untuk membangun.

16. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Barat

Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW. Tarian
ini juga scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan
keluarga raja.

Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang
kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. Mereka memohon agar
sang putri dapat keluar dari dalam batu itu.
17. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Timur

Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian


mempermainkan senjata. Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai.

Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini berupa ucapan
selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat lahir batin dan sukses
dalam hidupnya.

18. Tari-tarian Daerah Papua Barat danTengah

Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi
korban angi-angi (jejadian).

Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawana, dan kegagahan rakyat Papua.

19. Tari-tarian Daerah Riau

Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.

Tori Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi

20 Tari-tarian Daerah Sulawesi Selatan

Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil
mengikuti alunan lagu.

Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakan-gerakan


badannya sangat luwes.

2.3 Kekayaan tari tradisional (berdasarkan fungsinya)

Tari tumbuh dan berkembang dari jaman ke jaman sesuai dengan berkembangnya taraf
kehidupan manusia di dunia ini termasuk pula kondisi alam/lingkungan, sosial dan
kepercayaan/agamanya (religi) atau lebih luasnya lagi dengan perkembangan budayanya.

1. Tari Dalam Fungsi Sosial

Tari dalam kehidupan sosial masyarakat memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Tari untuk kebutuhan upacara kepercayaan (religi), disebut tari

upacara.

b. Tari untuk kebutuhan hiburan/kesenangan, disebut tari

hiburan/pergaulan.

c. Tari untuk memberikan kesenangan kepada pihak lain (penonton), disebut tari
pertunjukan.

a. TariUpacara

Tarian ini lahir merupakan dampak dari aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemujaan dalam kepercayaannya yang bersifat magis dan sakral. Tari
upacara merupakan tari yang paling tua, karena tarian ini telah muncul pada masa
peradaban manusia masih primitif (sederhana), dimana manusia dijaman itu masih
memiliki intelektual yang rendah dan masih memiliki keterbatasan kemampuan berpikir
serta menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme.

Kondisi tari upacara bila ditinjau dari segi koreografi, rias dan busananya, musik pengiring,
tempat dan cara penyajiannya sangat sederhana, karena kita maklumi tarian upacara
bukan bentuk tari hasil dari penataan khusus, akan tetapi hanya merupakan gerak-gerak
spontan sebagai ekspresi dari gerak-gerik penyelenggaraan pemujaannya. Demikian pula
rias dan busana, musik pengiring, tempat dan cara pementasannya sangat tergantung
kepada tujuan dan kondisi dari penyelenggaraan upacaranya. Keindahan yang terlahir dari
gerak-gerak yang sangat didukung oleh kekuatan ekspresi dan ritme dalam penyampaian
harapannya (tujuan dari pemujaannya). Bentuk tari upacara ini hidup dimana-mana di
dunia ini, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya ada
yang masih bertahan hidup, dikarenakan tarian tersebut masih relevan dengan kebutuhan
masyarakatnya, dan banyak yang sudah punah dikarenakan sudah tidak relevan lagi
dengan kondisi kehidupan masyarakatnya, atau bisa bertahan dikarenakan sudah beralih
fungsi ke bentuk tari lain seperti menjadi tari hiburan atau pertunjukan.

b. Tari Hiburan

“Adapun yang termasuk tari-tarian hiburan, tari-tarian dimana titik berat tarian tersebut
bukanlah keindahan, tetapi lebih pada segi hiburan, dan umumnya merupakan tarian
pergaulan”. Dalam tarian ini akan terlihat lebih mementingkan kepuasan pribadi (indivdu)
pelakunya dari pada kepuasan bagi orang yang melihatnya (penonton), yang penting
mereka bisa bergerak sepuasnya sesuai dengan alunan irama yang diikutinya. Yang
dimaksud dengan tari sebagai media pergaulan di sini, pada dasarnya berlatar belakang
dilakukan secara terpadu bersama- sama, baik oleh semua laki-laki, semua perempuan
maupun laki-laki sama perempuan. Bahkan semaraknya fenomena ini antara lain bahwa
semua orang yang hadir di tempat itu berhak dan layak tampil, tak ada garis pemisah
antara pelaku atau penari dengan penonton. Sebenarnya terjadinya perlakuan-perlakuan
yang melanggar kesusilaan. Hal ini cukup meresahkan masyarakat serta merendahkan citra
keseniannya. Oleh karena itu setelahnya jaman kemerdekaan tingkat intelektual
masyarakat secara umum (pendidikan dan ajaran agama) tambah maju, juga pemerintah
tanggap atas unsur-unsur negatif tersebut, sedikit demi sedikit unsur-unsur negatifnya
ditertibkan sehingga muncul tari hiburan yang lebih murni menggunakan media gerak tari.
Bahkan muncul adanya perubahan fungsi yang asalnya bentuk tari hiburan melalui
pengolahan/penggarapan tertentu menjadi bentuk tari pertunjukan/tontonan.

c. Tari Pertunjukan

Tari pertunjukan merupakan ekspresi jiwa yang didominir oleh akal. Maksudnya tari
pertunjukan dalam proses karyanya lebih banyak menggunakan akal/pemikiran, karena
tarian ini sengaja dibuat untuk disajikan dan memberikan kesenangan kepada pihak
lain/penononton, melalui perencanaan (pembuatan konsep/naskah),
pengolahan/penggarapan, serta penampilan hasil karya (pementasan), tertata dengan baik
secara artistik untuk mewujudkan suatu tontonan yang dapat memberikan
kepuasan/kesenangan Bagi penonton/apresiatornya. Pada fungsi inilah tari terwujud
lewat ekspresi penari menjadi media komunikasi estetik antara penggarap atau
koreografer dengan para penontonnya. Sehingga tarian ini disebut juga berfungsi sebagai
presentasi estetis.

2. Tari Dalam Fungsi Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metoda- metoda tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai
dengan kebutuhan (lihat Psikologi Pendidikan, 2006 :10).

Peranan seni tari dalam pendidikan diartikan bagaimana dampak positif dari aktivitas
manusia dalam seni tari dan bagaimana pengaruh positifnya terhadap kehidupan manusia
baik secara individu maupun kelompok.

3. Tari Dalam Fungsi Ekonomi

Maksudnya ialah kehidupan dalam dunia seni tari bila dilaksanakan secara profesional,
akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi bagi kehidupan pelaku, pengelola, bahkan lebih
luasnya lagi menjadi sumber defisa negara yang berkaitan dengan dunia pariwisata.
2.4 Upaya melestarikan tari tradisional

Tari tradisional rakyat adalah representasi dari kearifan lokal setiap daerah. Di dalam
tarian tradisional terkandung nilai-nilai budaya kerakyatan yang positif. Rasa cinta kepada
alam, semangat gotong royong, pendidikan keimanan, dan sumber perekonomian rakyat
digambarkan secara dinamis melalui perpaduan gerak dan musik yang khas. Sayangnya,
tari tradisional saat ini cenderung mengalami kepunahan. Ini karena minimnya kepedulian
masyarakat terhadap potensi daerah.

Satu di antara tari tradisional yang cenderung mengalami kepunahan itu adalah tari main
lalau. Tarian ini menurut John Robert Panurian seorang penata musik dan tari kelompok
tari Kalimantan Barat, menggambarkan tradisi pengambilan madu di hutan Kalimantan.
Lewat tarian yang dipentaskan dalam acara Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia
2008, di Jakarta, Rabu (4/6) merupakan bagian dari rangkaian acara Gelar Seni Budaya
Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) 2008 itu, kelompok yang berasal dari sanggar
Sengalang Burong itu ingin menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan bagi
masyarakat suku Dayak.

"Hutan adalah supermarket bagi orang Dayak. Dalam artian, segala kebutuhan mereka
didapatkan dari hutan. Ketika hutan sudah punah, lebah tidak bersarang di pohon lagi,

lebah tidak bisa memberikan kesehatan atau memberikan 'madu' kepada penduduk,"
katanya.

Menurut John Robert, di Kalimantan Barat, informasi yang sedang beredar adalah illegal
loging. Masyarakat warga asli suku Dayak merasa prihatin.

Senada dengan itu, penata musik dan tari kelompok tari Maluku, Dorry Matauseya,
menuturkan keikutsertaannya dalam festival didorong oleh semangat pelestarian
permainan rakyat Maluku. Kelompoknya akan menampilkan tari bulu gila yang berisi
sejumlah gerakan dalam permainan tradisional yang menggunakan bambu.

"Pertunjukan ini dilakukan untuk pelestarian tari bulu gila. Di tari itu, simbol-simbol yang
ditampilkan, ada istilah masohi yang artinya kebersamaan dalam menyelesaikan sesuatu,"
tutur Dorry.

Beberapa tarian lainnya seperti tari ratoh taloe dari Provinsi Aceh berisi pesan tentang
penyebaran agama Islam, tari tandok dari Sumatera Utara yang menceritakan adat
masyarakat Toba yaitu saling membantu membawakan tandok atau keranjang berisi beras,
dan tari maung lugay dari Jawa Barat yang mengisahkan aksi lugay untuk menuntut
pertanggungjawaban atas kerusakan alam.

Festival ini diikuti oleh 30 kelompok tari yang berlomba untuk memperebutkan kategori
penyaji terbaik, penata tari terbaik, penata musik terbaik, penari terbaik, dan grup favorit
pilihan penonton. Festival ini melibatkan tujuh juri ahli seni pertunjukan di antaranya I
Wayan Dibya, Waridi, Sumaryono, Wiwik Sipala, Deddy Lutan, Sentot Sudiarto, dan Ery
Mefry.

Film Nasional

Selain festival tari, acara Gelar Seni dan Budaya PPBI 2008 juga memuat rangkaian
penampilan seni dan budaya lainnya seperti pertunjukan film nasional, pameran dan lelang
lukisan, pertunjukan teater, serta peragaan busana.

Sejumlah film nasional yang ikut ditayangkan di antaranya Ayat-ayat Cinta, Naga Bonar
Jadi 2, Berbagi Suami, dan Lari dari Blora. Pertunjukan ini merupakan sarana promosi
untuk meningkatkan nilai jual film Indonesia.

"Budaya itu sumber ekonomi, budaya juga bisa jadi komoditas, saya sangat mendukung
peran serta pemerintah ini yang sangat lama saya harapkan," kata produser film Daun di
Atas Bantal Desi Harahap yang hadir sebagai pengunjung acara hari itu.

Dalam konteks karya film, usaha pendistribusiannya, ujar Desi, umumnya hanya disokong
oleh insan perfilman. Padahal, pengembangan bisnis film sangat tergantung oleh usaha
pemasarannya.

"Bagi kami itu yang penting, bukan pemerintah membiayai festival tapi pemerintah
membantu kami mendistribusikan, menjualkan, memasarkan, bagaimana kita bisa
mencipta suatu promosi," tandasnya.

Di lain pihak, Ketua Pameran dan Lelang Lukisan Gelar Seni dan Budaya PPBI 2008,
Pustanto mengungkapkan, perlu ada manajemen yang lebih kreatif terkait pemasaran
lukisan. Saat ini, peminat lukisan harus dikembangkan kepada masyarakat awam.

"Kami harus menyadari sekarang perlu ada manajemen, harus ada jemput bola, selain itu
kita juga untuk prestige, dan juga punya kompetisi yang bagus," tutur Pustanto.
Bab III

Penutup

1.1 Kesimpulan

Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari merupakan
sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak – gerak yang indah. Di mana setiap
unsur geraknya mempunyai arti dan tujuan dari sang koreografinya. Gerak seni tari bukan
hanya tertumpu pada tubuh saja tetapi kelengkapan tari ( Rias, busana, musik, dll ) menjadi
kebutuhan yang sangat terkait.

Berbagai macam tari yang sering kita lihat banyak di pengaruhi oleh fungsi social
seperti tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukkan. Sementara bedasarkan
penyajiannya bentuk tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tari berpasangan dan tari
paduan berpasangan. Cara penyajiannya dapat secara Statis dan Mobile.

1.1 Saran

Saya mempunyai saran untuk tari tradisional ini agar lebih di kembangkan kembali,
karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi di Negara kita
Indonesia dan di adakannya festival-festival tari tradisional. Boleh juga diadakannya
latihan-latihan atau kursus tari tradisional untuk kalangan-kalangan remaja khususnya
untuk mengharumkan bangsa kita.

Anda mungkin juga menyukai