Disusun Oleh :
Delia Sonanta Nurvidia
KELAS X IPA 1
SMAN 11 KABUPATEN TANGERANG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan-Nya, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, kerabatnya dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan hidayat serta inayat-Nya
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tanpa mengalami hambatan
yang berarti, oleh karena itu penulis memenjatkan rasa syukur kehadirat Allah
Swt.
Semua kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam makalah ini, sepenuhnya
tanggung jawab sendiri.
Akhirnya, dengan karya tulis ini penulis persembahkan pada rekan-rekan sekalian.
Semoga menjadi titik sumbangan bagi pembangunan ilmu pengetahuan yang
sangat luas
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam seni Tari Tradisional ini saya membuat agar semua kalangan-kalangan
remaja ikut berpartisipasi. Karena pada umumnya tari tradisional ini cukup
menyusut dengan tarian-tarian moderen masa kini. Maka dari itu saya ingin
menjelaskan apa manfaat dari tari tradisional yang begitu kurang akan
peminatnya. Banyak sebagian remaja yang tidak mengetahui apakah makna tari
tradisional dan manfaatnya. Selain itu tari tradisional juga bisa membuat
ketertarikan tersendiri bagi remaja-remaja saat ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengembangkan kembali tari tradisional Banten secara luas
2. Untuk lebih menonjolkan kekreatifan anak tidak hanya pada tarian
moderen dan semacamnya
BAB II
Pembahasan
Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata
dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni
adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita.
Menurut Herbert Read seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk
yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan
kita dan rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari
hubungan bentuk-bentuk yang kita amati itu. Keindahan adalah sesuatu yng
dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah keindahan.
Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau
substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak-gerak
dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang
telah diberi bentuk ekspresif.
Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan
manusia. Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan
kepuasan batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus
saja, tetapi gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan,
serta gerak anehpun dapat merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen
pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen kedua yang juga sangat
penting dalam tari.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua
jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
Tari merupakan komposisi gerak, berdasarkan bentuknya ada 2 jenis tari yaitu :
Keindahan dalam seni tari tidak hanya pada gerak tubuh, untuk keutuhannya
memerlukan dukungan seni lain sebagai kelengkapan seperti: busana, rias,
property, musik, tata pentas, drama dan sastra. Sehingga seni tari menjadi bentuk
seni yang komplek, yang mengandung beberapa macam unsur seni.
Banten masih terbilang muda menjadi provinsi. Layaknya anak muda yang penuh
gairah, Banten terus menata diri dengan ragam potensi yang dimilikinya.
Kekhasan dan keunikan bisa ditemukan di provinsi pecahan Jawa Barat ini. Mulai
seni budaya, kuliner, wisata belanja, dan sisi religius masyarakat dan budayanya.
Anda tentu mengenal seni debus atau masyarakat Badui yang masih
mempertahankan tradisinya. Di Banten, semua kekhasan ini bisa ditemukan.
Banyak lagi keunikan seni budaya yang menjadi daya tarik pariwisata Banten.
Tari Maler Bedug, merupakan tari rampak bedug dengan sajian garapan baru yang
dikembangkan dari keberagaman musik tradisi Khas Banten dengan mengambil
pijakan gerak dari bedug Pamarayan dan Silat Trumbu.
Sajian Tari Maler Bedug yang dinamis dapat ditampilkan sebagai tarian pembuka
sebuah acara maupun sebagai tari pertunjukan untuk menyambut tamu.
2. Ngebaksakeun
Merupakan sebuah kreasi tari tradisi yang mengambil pijakan dari Sikat Trumbu
gaya kabupaten Pandeglang. karya ini bertemakan tari penyambutan.
Grebeg diambil dari kosa kata bahasa Jawa Banten, yang memiliki arti dirempug,
sebagai simbol dari masyarakat Banten yang religius, ramah, dan terbuka.
Tari Grebeg Terbang Gede , merupakan sebuah karya tari kreasi yang bercirikan
Tradisi, yang berpijak pada kesenian Terbang Gede dari Kota Serang, yang
dikolaborasikan dengan pencak silat khas Banten.
4. Tari Topeng
Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan.
Gerakkan tari ini tempak gemulai. Tarian topeng mengisahkan tentang seorang
rasa yang balas dendam karena cintanya yang ditolak.
5. Tari Cokek
Dahulu, tari cokek hanya dimainkan oleh tiga orang penari wanita. Kini,
pertunjukan cokek seringkali dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita dan
beberapa orang lelaki sebagai pemain musik. Setiap kali pertunjukan, penampilan
penari cokek disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni mengenakan
kebaya dan kain panjang sebagai bawahan. Biasanya, warna kebaya yang
dikenakan para penari cokek relatif berkilau ketika terkena sinar lampu, seperti
hijau, merah, kuning, serta ungu. Yang tak pernah ketinggalan dari penari cokek
yakni sehelai selendang.
penari cokek biasanya mengajak pengantin lelaki atau beberapa orang tamu
undangan untuk menari bersama. Ketika diselenggarakan untuk menyambut tamu
kehormatan, pejabat setempat dan tamu kehormatan itulah yang mendapat
kesempatan pertama menari bersama penari cokek. Tanda ajakan dari penari yakni
sehelai selendang yang dikalungkan ke leher para tamu. Masyarakat Tangerang
beranggapan, jika sehelai selendang dari penari cokek telah dikalungkan, pantang
bagi tamu itu ataupun siapa saja untuk menolak. Penolakan itu diyakini dapat
mencemarkan nama baik mereka sendiri. Biasanya, para tamu itulah yang
nantinya menari bersama para penari cokek hingga pertunjukan tari cokek usai.
Dzikir Saman yang ada di Banten berbeda dengan Saman yang ada di Aceh, disini
para pemainnya terdari dari laki-laki dengan membentuk lingkaran. Sambil
berputar, sambil menyebutkan shalawat Nabi Muhammad SAW. Seni Dzikir
Saman ini tidak diiringi dengan perangkat alat musik, hanya nyanyian dengan
menyebut asma Allah, alok dan gerakan tubuh yang berputar-putar. Seni ini sudah
ada sejak dahulu, biasanya dalam acara tertentu seperti Khol Syeh Abdul Khodir
Jailani, Rasullan, dan acara keagamaan lainya.
7. Tari Katuran
Merupakan karya seni kreasi tradisi Banten yang berpijak pada seni Rudat dan
Terbang Gede yang dikolaborasikan dengan Kesenian Rampak Bedug Pamarayan
dari Kabupaten Serang, Banten dan rampak bedug Pandeglang.
Berangkat dari sebuah kesenian tradisional Banten yaitu Tari Cokek. Karya ini
menggambarkan prilaku remaja putri yang ingin menarik perhatian. Ganjen
merupakan kosa kata bahasa Jawa Banten, yang ditujukakan pada remaja putri
yang lincah dan genit. Tari Gitek Ganjen dapat juga disajikan sebagai tari
pergaulan, dimana penonton dapat turut serta menari.
Tari tradisional rakyat adalah representasi dari kearifan lokal setiap daerah. Di
dalam tarian tradisional terkandung nilai-nilai budaya kerakyatan yang positif.
Rasa cinta kepada alam, semangat gotong royong, pendidikan keimanan, dan
sumber perekonomian rakyat digambarkan secara dinamis melalui perpaduan
gerak dan musik yang khas. Sayangnya, tari tradisional saat ini cenderung
mengalami kepunahan. Ini karena minimnya kepedulian masyarakat terhadap
potensi daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari merupakan
sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak gerak yang indah. Di
mana setiap unsur geraknya mempunyai arti dan tujuan dari sang koreografinya.
Gerak seni tari bukan hanya tertumpu pada tubuh saja tetapi kelengkapan tari (
Rias, busana, musik, dll ) menjadi kebutuhan yang sangat terkait.
Berbagai macam tari yang sering kita lihat banyak di pengaruhi oleh fungsi social
seperti tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukkan. Sementara bedasarkan
penyajiannya bentuk tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tari berpasangan
dan tari paduan berpasangan. Cara penyajiannya dapat secara Statis dan Mobile.
3.2 Saran
Saya mempunyai saran untuk tari tradisional ini agar lebih di kembangkan
kembali, karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi di
Negara kita Indonesia dan di adakannya festival-festival tari tradisional. Boleh
juga diadakannya latihan-latihan atau kursus tari tradisional untuk kalangan-
kalangan remaja khususnya untuk mengharumkan bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Sanggar Bina Seni Tari Raksa Budaya. 2012. Tari Tradisional Daerah Banten
(https://sanggarbinasenitariraksabudaya.blogspot.co.id/2011/02/tari-banten-
katuran-sinopsis-banten.html diakses pada 29 Juli 2017 pukul 20:05)