Anda di halaman 1dari 14

INTENSITAS PENGARUH BISNIS IMPOR THRIFTING ILLEGAL MENGANCAM

INDUSTRI DALAM NEGERI TERMASUK UMKM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah
Oleh Dosen Pengampu Duduh Sujana, S.E, M.E.Sy

Disusun Oleh :

Amanda Febbiyani (A10220214)


Fajar Fathurahman (A10229004)
Nur Aini (A10220240)

Program Studi S1 Manajemen


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas
Tahun 2023
Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................................................2

1.4 Manfaat......................................................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.................................................................3

2.1 Intensitas Produk........................................................................................................................3

2.2 Bisnis Impor Thrifting................................................................................................................3

2.3 UMKM.......................................................................................................................................4

BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................................................5

3.1 Literatur Review.........................................................................................................................5

3.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu.................................................................................................7

BAB 4 PEMBAHASAN..........................................................................................................................8

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................10

5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10

5.2 Saran.........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan perekonomian yang pesat, telah menghasilkan beragam jenis dan


variasi barang dan/atau jasa. Perkembangan tersebut didukung teknologi informasi, perluasan
ruang, gerak dan arus transaksi barang dan/atau jasa telah melintasi batas-batas wilayah
negara, konsumen pada akhirnya dihadapkan pada berbagai pilihan jenis barang dan/atau jasa
yang ditawarkan secara variatif. Peredaran pakaian bekas di dunia dapat berupa hibah untuk
korban bencana alam maupun perdaganganbiasa seperti lelang baju bekas artis atau sekedar
mencari keuntungan dengan harga murah. Dalam hidup ini, setiap manusia memiliki dasar
yaitu tidak pernah puas dengan apa yang telah dimiliki karena kepuasan bagi manusia itu
hanya bersifat sementara. Ketika kebutuhan pokok sudah terpenuhi, timbullah suatukebutuhan
lain atau keinginan yang lebih tinggi nilainya. Hal inilah yang menjadi dasar terjadinya
perubahan-perubahan gaya hidup manusia dan cara pandang manusia di berbagai lapisan
masyarakat khususnya di Indonesia yang hingga saat ini masih mudah terpengaruh oleh
globalisasi, baik itu pengaruh positif maupun negatif, yaitu perilaku konsumtif masyarakat.
Bisnis thrifting, juga dikenal sebagai bisnis barang bekas atau bisnis secondhand,
melibatkan penjualan barang-barang bekas atau preloved yang masih dalam kondisi baik dan
layak pakai. Bisnis thrifting telah ada sejak lama dan awalnya dianggap sebagai pilihan
terakhir bagi orang-orang dengan kantong pas-pasan. Namun, belakangan ini bisnis thrifting
semakin populer dan dianggap sebagai opsi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,
karena memungkinkan barang-barang yang masih bisa digunakan tetap terpakai dan tidak
masuk ke tempat pembuangan sampah. Bisnis thrifting juga telah berkembang sebagai industri
yang menguntungkan, terutama di era digital dan media sosial. Banyak toko online, platform
marketplace, dan aplikasi yang khusus untuk bisnis thrifting yang memudahkan konsumen
untuk mencari dan membeli barang-barang secondhand secara online.
Larangan thrifting bisnis impor adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
melindungi industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan produk impor yang
lebih murah dan dapat mengancam keberlangsungan industri dalam negeri.
Kebijakan ini biasanya diimplementasikan melalui pengenaan tarif tinggi atau kuota impor
pada produk tertentu. Salah satu alasan utama di balik kebijakan ini adalah untuk melindungi
lapangan kerja di dalam negeri dan mendorong pertumbuhan industri nasional. Dengan
membatasi jumlah produk impor yang masuk ke pasar dalam negeri, pemerintah dapat
mendorong konsumen untuk membeli produk-produk dalam negeri dan memperkuat ekonomi
dalam negeri. Namun, kebijakan ini juga memiliki dampak negatif, terutama bagi konsumen
yang biasanya lebih suka membeli produk impor yang lebih murah daripada produk dalam
negeri yang harganya lebih tinggi. Meskipun larangan thrifting bisnis impor dapat membantu
melindungi industri dalam negeri, pemerintah harus mempertimbangkan dengan hati-hati
dampaknya pada konsumen dan industri yang bergantung pada impor untuk memenuhi
kebutuhan mereka.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Mengapa kondisi saat ini Bisnis Impor Thrifting dilarang oleh Pemerintah?
b. Seberapa berpengaruh Bisnis Impor Thrifting bagi UMKM?
c. Apa yang terjadi jika Indonesia dominan menjual Thrifting Illegal?

1.3 TUJUAN
a. Menganalisis dampak pengaruh thrifting bagi industri dalam negeri
b. Memahami penyebab perilaku konsumtif masyarakat terhadap bisnis impor thrifting
c. Mengamati kondisi perekonomian Indonesia terhadap bisnis impor illegal

1.4 MANFAAT
a. Mengamati perkembangan industri dalam negeri agar tetap bertahan di tengah isu
bisnis impor thrifting
b. Menganalisis perbandingan setelah diberlakukannya larangan bisnis thrifting impor di
Indonesia.

2
BAB 2

TINJAUAN LITERATUR DAN LANDASAN TEORI

2.1 INTENSITAS PRODUK


Intensitas produk adalah teori yang mengajukan bahwa intensitas produk dapat
mempengaruhi perilaku konsumen. Intensitas produk mencakup banyak aspek, termasuk
kualitas, kegunaan, kemudahan penggunaan, kenyamanan, estetika, dan harga. Menurut teori
ini, semakin intens produk, semakin besar pengaruhnya pada perilaku konsumen. Produk
yang intens dapat merangsang minat dan hasrat konsumen untuk membeli produk tersebut
dan membuat mereka lebih cenderung untuk memilih produk tersebut daripada produk serupa
dengan intensitas yang lebih rendah. Intensitas produk juga dapat mempengaruhi kesan
konsumen tentang merek dan perusahaan. Jika konsumen memiliki pengalaman positif
dengan produk yang intens, mereka cenderung memiliki kesan positif tentang merek dan
perusahaan yang memproduksinya. Namun, penting untuk diingat bahwa intensitas produk
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor lain seperti
preferensi pribadi, pengaruh sosial, dan situasi pembelian juga dapat mempengaruhi
keputusan konsumen. Dalam bisnis, penting untuk memahami teori intensitas produk agar
dapat menghasilkan produk yang menarik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah yang
diinginkan. tDengan mempertimbangkan faktor-faktor intensitas produk, bisnis dapat
mengoptimalkan produk mereka dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.2 BISNIS IMPOR THRIFTING


Bisnis thrifting impor adalah kegiatan menjual barang bekas atau secondhand yang
diimpor dari luar negeri. Barang-barang tersebut biasanya ditemukan di pasar loak atau toko
barang bekas di negara asalnya, kemudian diimpor dan dijual kembali dengan harga yang
lebih tinggi di negara tujuan. Bisnis thrifting impor juga dapat memberikan kontribusi pada
upaya pengurangan limbah dan mendukung gerakan konsumsi berkelanjutan dengan
memperpanjang umur pakai barang-barang bekas. Bisnis thrifting impor adalah bisnis yang
melibatkan pengimporan barang bekas dari luar negeri untuk dijual di pasar lokal. Bisnis ini
dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar jika dilakukan dengan benar dan
memperhitungkan risiko yang terkait dengan pengiriman internasional dan regulasi impor.
Dalam menjalankan bisnis thrifting impor, penting untuk selalu memantau persediaan dan
permintaan, serta mempertahankan hubungan yang baik dengan pemasok dan pelanggan.
Dengan cara ini, Anda dapat memastikan kesuksesan bisnis Anda dan mencapai keuntungan
yang lebih besar di masa depan.

3
2.3 UMKM
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pada
dasarnya, UMKM adalah arti usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok,
badan usaha kecil, maupun rumah tangga. Indonesia sebagai negara berkembang menjadikan
UMKM sebagai pondasi utama sektor perekonomian masyarakat, hal ini dilakukan untuk
mendorong kemampuan kemandirian dalam berkembang pada masyarakat khsusunya dalam
sektor ekonomi. Perkembangan UMKM di Indonesia terus meningkat dari segi kualitasnya,
hal ini dikarenakan dukungan kuat dari pemerintah dalam pengembangan yang dilakukan
kepada para pegiat usaha UMKM, yang mana hal tersebut sangat penting dalam
mengantisipasi kondisi perekonomian ke depan serta menjaga dan memperkuat struktur
perekonomian nasional. Dengan adanya revolusi digital 4.0, mebuat banyak perubahan
kepada UMKM dimana adanya pergeseran gaya belanja konsumen dari offline ke online.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi calon UMKM atau wirausaha skala UMKM
memiliki wawasan yang cukup. sebagai bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau
badan usaha ukuran kecil. Penggolongan UMKM lazimnya dilakukan dengan batasan omzet
per tahun, jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan. Sedangkan usaha yang tak
masuk sebagai UMKM dikategorikan sebagai usaha besar, yakni usaha ekonomi produktif
yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 LITERATUR RIVIEW


Jenis metode penelitian ini dengan menggunakan Literatur Review. Yaitu meninjau
kembali penelitian terdahulu untuk dianalisis dan kemudian diambil kesimpulan. Dengan
melalui metode literatur ini, melalui Langkah-langkah berikut :
1. Memperoleh data yang relevan
2. Mencari sumber informasi dari berbagai sumber
3. Mencari rujukan hasil penelitian sebelumnya
4. Meninjau isi dari hasil penelitian tersebut sebagai solusi dalam pembahasan

Judul artikel Pengaruh Larangan Impor Pakaian Bekas Terhadap


Pengusaha Thrift
Penulis Azizan Fatah, Deya Alvina Puspita Sari, Isnaini Syifa
Irwanda, Lauren Ivena Kolen, P.Gusti Delima Agnesia
Tahun terbit 2023
Masalah utama yang diangkat Larangan Impor Pakaian Thrift
Metodologi Pendekatan Konsep, Conceptual Appoarch
Abstract Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh "Larangan impor pakaian bekas"
terhadap para pedagang thrift atau pakaian bekas.
Penelitian ini dilakukan dengan menarik data-data dari
badan pusat statistik dan menengok Permendag No 40
tahun 2022 tentang Barang Dilarang ekspor Dan dilarang
impor. kegiatan ini kita lakukan guna mengetahui
bagaimana statistik yang dirasakan oleh masyarakat
setelah ditetapkannya Permendag No.40 tahun 2022 ini.
Larangan impor barang tersebut muncul karena Melihat
hasil penelitian yang ada bahwa pakaian thrift yang di
impor dapat mengancam kesehatan dan ekonomi, karena
tidak diketahuinya asal usul barang dan tingkat keamanan
barang tersebut, dan juga bisa mengancam kesehatan
karena ditemukannya banyak bakteri yang berkembang
biak di serat serat baju tersebut, yang bisa menyebabkan
beberapa penyakit ringan hingga penyakit berat. serta
penelitian ini pula diharapkan bisa menyadarkan
masyarakat dengan bahaya pakaian bekas impor yang
bahkan setelah dibersihkan berkali-kali bakteri yang ada

5
tidak hilang. semoga penelitian ini dapat membantu
banyak orang dan menyadarkan penegak hukum untuk
bisa lebih sering melakukan pengecekan atau razia
terhadap barang-barang yang ada di pasar tradisional, atau
yang biasa disebut "PasarThrift"
Hasil penelitian Impor pakaian bekas adalah memasukan pakaian bekas
dari luar negeri ke dalam negeri. Pakaian bekas ini
memiliki harga yang jauh lebih murah. Apalagi saat ini
sedang terjadi trend thrift dan bisnis pakaian bekas
bermerek masih berlanjut dari tahun ketahun. Pakaian
thrift menjadi salah satu alternatif yang masih disukai oleh
para pemuda dan kaum millenial. Pasar Senen ini menjadi
lokasi utama pelaku thrift yang berburu baju baju branded
dengan harga yang cukup murah apalagi bagi para siswa
dan mahasiswa, dengan begitu para remaja bisa membeli
baju yang masih bagus dan ramah dikantong. Semakin
banyaknya peminat akan baju thrifting ini membuat
pengusaha di Pasar melakukan impor agar memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Barang impor tidak selalu barang
baru. Barang impor juga bisa barang bekas, contohnya
seperti pakaian bekas. Pengusaha di Pasar Senen,
mengambil pakaian bekas diberbagai negara. Namun,
pengusaha di Pasar Senen kebanyakan mengambil di
Korea, Jepang, Cina, dan Amerika. Pengusaha banyak
mengambil di negara tersebut, karena dari negara tersebut
menjajakan model yang sangat bagus sehingga memiliki
keunggulan yaitu stylenya yang cocok serta kekinian bisa
diterima oleh masyarakat Indonesia terutama kalangan
remaja, dan ukurannya hampir sama dengan ukuran
masyarakat Indonesia.
Perubahan Atas Permendag Nomor 18 Tahun 2021
Tentang Barang Dilarang Ekspor danBarang Dilarang
Impor. para pengusaha baju bekas yang ada di pasar ini
mengalami kebingungan akan mendapatkan pakaian bekas
impor dari luar negeri ketika uu ini sudah berlaku, banyak
pengusaha yang berusaha menjual pakaian yang berjualan
di Pasar senen ini tapi tetap mengutamakan yang baru
maka hal ini diperbolehkan oleh pemerintah, aturan ini
dibuat supaya masyarakat yang akan membeli pakaian
bekas mengingat bahwa pakaian bekas ini bisa saja
mengandung hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa
diakibatkan dari pakaian bekas yang dijual seperti penyakit
kulit.
Sejauh ini yang dapat kita lihat bahwa dampak yang
dihasilkan unuk para distributor dari larangan ini tidak
begitu besar, karena sekalipun dlarang masih banyak para
importir illegal yang mengimpor barangnya melalui

6
pelabuhan tikus, atau pelabuhan kecil yang jarang orang
ketahui. Tapi dampak ini cukup besar untuk para pedagang
yang ada di beberapa pasar lokal, karena barang impor ini
dilarang menyebabkan pemasukan mereka menyusut dan
disertai kurangnya kategori untuk barang yang mereka cari
ikut berkurang, karena para distributor illegal pun lebih
berhati hati dalam memasarkan barangnya.
Kesimpulan Jadi, jika melihat dari hasil pembahasan di atas. Dapat kita
simpulkan bahwa pakaian bekas impor memiliki jamur
yang berbahaya dan bisa menularkan penyakit. Dan juga
larangan ini tidak berpengaruh kepada distributor karena
mereka masih saja memasok pakaian impor bekasnya ke
dalam negeri, dan kegiatan ini dibilang merugikan
terhadap masyarakat dan para UMKM karena barang yang
mereka jual terbilang lebih murah daripada barang lokal,
namun tentu saja lebih berbahaya daripada pakaian baru.
hal ini juga terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah
terhadap peraturan yang dibuatnya, seakan akan peraturan
ini
dibuat hanya untuk larangan semata tapi tidak ada tindak
lanjut bagi para pelanggar nya, seharusnya pemerintah bisa
lebih tegas dalam menegakkan peraturan yang telah dibuat
olehnya.
Saran Pemerintah seharusnya bisa melakukan sosialisasi kepada
masyarakat dan penegak hukum di setiap daerah terhadap
regulasi yang dibuat, dan untuk menegakkan aturan
tersebut pemerintah seharusnya melakukan razia berkala
pada pelabuhan tikus dan gudang penadah illegal yang ada
di setiap daerah (Fatah et al., n.d.).
Sumber : (Fatah et al., n.d.)

3.2 PERSAMAAN PENELITIAN TERDAHULU


Dari jurnal penelitian yang diambil, memiliki persamaan dari subtopik yaitu
membahas mengenai jumlah komoditi bisnis thrifting impor yang mengancam industri dalam
negeri. Bisnis thrifting sudah menuai banyak kontra bagi para pengusaha dalam negeri,
pasalnya banyak keluhan dari mereka bahwasannya peminat produk lokal semakin menurun
karena para masyarakat beralih mengkonsumsi pakaian bekas yang dianggap lebih ekonomis.
Tetapi, masyarakat tidak tahu apa saja dampak yang akan terjadi dari penggunaan barang-
barang trhrifting tersebut. Bahwa pakaian bekas impor memiliki jamur yang berbahaya dan
bisa menularkan penyakit. Berbagai macam penyakit yanag timbul akibat memakai barang
bekas tersebut yang belum diketahui layak untuk dipakai dan terbebas dari bakteri dan
dijamin steril. Dan dari kegiatan thrifting inilah mengganggu pelaku UMKM dalam
persaingan pasar. Karena pakaian thrifting kini telah mendominasi pasar sehingga terjadinya
penurunan minat serta jumlah omset para penjual.

7
BAB 4

PEMBAHASAN

Bisnis thrifting merupakan salah satu kegiatan bisnis yang menjual barang-barang
bekas seperti pakaian, celana, tas, sepatu, dan lainnya dengan cara mengimpor barang-barang
tersebut yang berasal dari negara lain. Yang kemudian dijual kembali di pasar dengan harga
yang cukup terjangkau. Hal tersebut mengundang perilaku konsumtif para masyarakat untuk
menggunakan barang-barang preloved tersebut. Selain harga yang terjangkau, barang
preloved tersebut diambil dari brand-brand terkenal seperti Uniqlo, H&M, Adidas, dll. Bisnis
thrifting memiliki dampak yang signifikan terhadap industry dalam negeri.
Karena itu, pemerintah mengeluarkan perintah larangan thrifting dalam Peraturan
Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 40 Tahun 2022, dan pemerintah baru menindak
tegas larangan ini pada Tahun 2023 kemarin. Presiden Joko Widodo telah menotice bisnis
jual-beli barang pakaian bekas alias thrifting ini dan memerintahkan menterinya untuk
mencari dalang di balik praktik penjualan impor baju bekas. Yang bertujuan untuk
melindungi industri kecil-menengah domestik.
Berikut merupakan data nilai impor thrifting yang dirangkum dalam Databoks:

Sumber : (Amelia Yesidora, 2023)

Menurut Data Badan Pusat Statistik alias BPS menunjukkan, nilai impor baju bekas
dan barang tekstil bekas dalam lima tahun terakhir sebenarnya cenderung turun. Volume dan
nilai impornya sempat memuncak pada 2019. Namun, angkanya turun drastis pada 2020
seiring dengan munculnya pandemi Covid-19. Sepanjang 2022, nilai impor pakaian bekas
terbesar berasal dari Australia, yakni US$ 225.941 atau sekitar Rp3,5 miliar. Nilai impor
terbesar berikutnya datang dari Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Tiongkok,
Prancis, Thailand, Belanda, dan Inggris seperti terlihat pada grafik.

8
Praktik impor baju bekas tersebut dapat menghancurkan industri pakaian dan alas
kaki nasional. Sebanyak satu juta tenaga kerja diprediksi kehilangan pekerjaan. Selain itu
aktivitas impor barang ilegal tersebut juga dapat mengganggu pendapatan negara.BPS
mencatat, pada 2020 industri pengolahan tekstil dan produk tekstil (TPT) berkontribusi
sangat besar, yaitu Rp 201,46 triliun atau setara 5,61% produk domestik bruto. Pada 2021,
KemenKop UKM telah meminta dan bersepakat dengan e-commerce seperti Shopee dan
Lazada untuk menutup akses masuk atau seller crossborder terhadap 13 produk dari luar
negeri. Ke-13 produk tersebut adalah hijab, atasan muslim wanita, bawahan muslim wanita,
dress muslim, atasan muslim pria, bawahan muslim pria, outerwear muslim, mukena, pakaian
muslim anak, aksesoris muslim, peralatan sholat, batik dan kebaya.
Impor Pakaian Justru Bahaya Perekonomian Indonesia. Selain merugikan UMKM
yang membuat produk lokal, keberadaan pakaian impor juga membawa dampak buruk bagi
pendapatan negara. Menurut Hanung, kegiatan impor pakaian bekas sangat merugikan
produsen UKM tekstil. Karena menurut data CIPS dan ApsyFI, 80 persen produsen pakaian
di Indonesia didominasi oleh industri kecil dan maktor. Sementara impor pakaian bekas
memangkas pangsa pasar mereka sebesar 12 hingga 15 persen. Bahkan, kerugian negara
akibat aktivitas thrifting atau pakaian bekas ini merugikan negara hingga Rp4,2 miliar per
tahun. Pakaian bekas impor gak cuman diminati karena branded, namun harganya yang
terjangkau dan persediaannya yang banyak dijual secara online juga menjadi alasan pakaian
bekas banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghancurkan 730 bal pakaian, sepatu, dan
tas bekas, yang diduga berasal dari impor, senilai kurang lebih Rp 10 miliar. Menteri
Perdagangan Zulkifli (Mendag Zulhas) mengatakan tindakan ini merupakan salah satu upaya
Kemendag untuk melindungi konsumen dari ancaman terhadap kesehatan dan industri dalam
negeri. Lebih lanjut, pembasmian ini merupakan langkah beton Kemendag dalam
menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi pada pembukaan Pencocokan Bisnis Produk Dalam
Negeri. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) akan melarang penjualan
pakaian thrifting impor di e-commerce dan media sosial. Tapi diakui bahwa media sosial
akan sulit. Sementara itu, Deputi Bidang UKM KemenkopUKM Hanung Harimba Rachman
mengatakan pemerintah perlu memantau masuknya barang-barang ini. Bea Cukai dan Eksis
diperkirakan akan meningkatkan masuknya pakaian bekas impor juga (Sumber : Instagram
Folkative).
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dengan tegas menolak
produk thrifting impor karena dianggap sebagai ancaman bagi lokal UKM. Teten menilai
impor produk tekstil bekas dan ilegal tidak sejalan dengan upaya Pemerintah untuk
mendorong konsumsi produk lokal melalui Gerakan Nasional Bangga Buat Indonesia. Dia
juga menekankan bahwa selain mengancam kelangsungan usaha pelaku UKM, dilarang
impor barang bekas di Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 40/2022, soal Barang
Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Import. Lebih jauh lagi, impor produk thrifting atau
barang ilegal yang tidak membayar bea dan cukai menyebabkan kerugian negara (Sumber :
Instagram Folkative

9
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari beberapa data diatas, pengaruh bisnis impor thrifting di Indonesia berdampak
terhadap sektor industri dalam negeri dalam perekonomian. Banyak pelaku usaha thrifting
yang secara illegal melakukan transaksi jual beli barang bekas dari Luar Negeri. Hal ini
menimbulkan banyak pertentangan bagi pemerintah karena dianggap sebagai sampah yang
masuk ke dalam negeri. Bisnis thrifting kini mendominasi pasar karena dianggap menjual
salah satu produk yang murah dan ekonomis. Membuat para masyarakat beralih
mengkonsumsi produk thrifting. Barang yang ditawarkan merupakan barang branded yang
tak terpakai lagi, sehingga menarik perhatian para remaja yang senang beradu outfit tanpa
menguras kantong.
Tak hanya itu, semakin merebak dan bertambah banyak pelaku thrifting yang
membuka usahanya membuat intensitas barang trhtifting impor semakin menumpuk di
Indonesia dan membuat pemerintah kewalahan untuk mengatasi permasalahan ini. Hal ini
menimbulkan kurangnya minat masyarakat untuk membeli produk lokal yang harga dan
kualitasnya tak kalah bagus dan menarik dibanding dengan barang thrifting tersebut. Semakin
banyak bisnis barang thrtifting, akan mengancam industri dalam negeri. Seperti banyaknya
perusahaan yang mengalami penurunan omset penjualan, proses produksi mengalami banyak
penurunan, dan pasar-pasar dipenuhi dengan barang-barang hasil thrifting.
Larangan yang dikeluarkan pemerintah merupakan salah satu langkah untuk
meminimalisir pertumbuhan bisnis impor thrifting ini merebak ke seluruh wilayah di
Indonesia. Presiden Joko Widodo mendukung larangan penjualan barang bekas impor karena
dinilai mengganggu industri tekstil domestik. Partinya juga meminta kementerian terkait
untuk mencari tahu dan mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan penghematan.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan
pihaknya akan menegur e-commerce yang memfasilitasi penjualan pakaian bekas impor.
Dengan adanya larangan tersebut, kemungkinan besar akan ada penurunan permintaan dari
konsumen Indonesia terhadap barang-barang bekas impor yang sebelumnya telah sangat
populer.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan pendapatan dan keuntungan bagi para pelaku
bisnis impor thrifting, termasuk para pedagang kecil yang mengandalkan bisnis tersebut
untuk mencari nafkah. Di sisi lain, larangan impor thrifting juga bisa memberikan peluang
bagi 10ndustry dalam negeri untuk tumbuh dan berkembang. Dalam jangka 10ndustr, hal ini
dapat menciptakan lapangan kerja baru dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap
impor. Namun, hal ini membutuhkan dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak untuk
mempromosikan dan memajukan industri dalam negeri.

10
5.2 SARAN
Saran kepada pemerintah adalah untuk bersikap tegas terhadap bisnis impor thrifting
illegal yang dapat mengancam industri dalam negeri. Melakukan pengawasan terhadap
pelaku bisnis thrifting dan memberikan batasan dalam proses jual beli. Mengurangi kegiatan
impor barang bekas dari luar negeri agar mengurangi intensitas barang-barang yang menjadi
sampah industri ke dalam negeri. Pemerintah juga perlu adanya promosi barang industri
dalam negeri agar tetap eksis dikalangan masyarakat.
Tak hanya itu, masyarakat perlu mengurangi perilaku konsumtif thrifting dengan
menggantinya menggunakan barang-barang lokal dalam negeri. Maka timbullah budaya
konsumtif bangga memakai produk negeri. Dan memajukan industri dalam negeri untuk
memeperbaiki perekonomian di Indonesia. Hal ini membantu para pelaku UMKM dalam
menjual produk dalam negeri semakin meningkat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Yesidora. (2023, March 21). Larangan Impor Baju Bekas, Ancaman Bisnis Thrifting demi Tekstil
Lokal Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Larangan Impor Baju Bekas, Ancaman
Bisnis Thrifting demi Tekstil Lokal” ,
https://katadata.co.id/sortatobing/indepth/64198e817052a/larangan-impor-baju-bekas-ancaman-
bisnis-thrifting-demi-tekstil-lokal Penulis: Amelia Yesidora Editor: Sorta Tobing. Katadata.Co.Id.

Fatah, A., Alvina Puspita Sari, D., Syifa Irwanda, I., Ivena Kolen, L., & Delima Agnesia, Pg. (n.d.). PENGARUH
LARANGAN IMPOR PAKAIAN BEKAS TERHADAP PENGUSAHA THRIFT.

12

Anda mungkin juga menyukai