Samanhudi atau sering disebut Kyai Haji Samanhudi (lahir di Laweyan, Surakarta,
Jawa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956) adalah
pendiri Sarekat Dagang Islam, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya
merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta. Nama kecilnya ialah
Sudarno Nadi.
Sarekat Dagang Islam merupakan sebuah organisasi yang pertama kali hadir di
Indonesia, Kemudian namanya berubah menjadi Sarekat Islam.
Pada zaman dahulu, penguasaan sumber daya di Indonesia dikuasai oleh Belanda.
Kemudian Haji Samanhudi memberikan respons cepat atas tindakan pemerintah
Belanda yakni dengan mendirikan Organisasi Syariat Dagang Islam.
Hal ini menjadi kekhawatiran bagi Belanda setelah diketahui bahwa SDI akan
melakukan kerjasama dengan organisasi niaga Cina yang bernama Kong Sing,
Sehingga pemerintah Belanda mendirikan organisasi tandingan.
PERKEMBANGAN SAREKAT ISLAM
Kecepatan tumbuhnya SI atau Sarekat Islam bagaikan meteor dan meluas secara
horizontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun
1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia.
Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat
kabar yang bernama Utusan Hindia.
Ini suatu taktik pemerintah kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI.
Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S
Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun yang
memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram. Dalam
kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai rangkap
anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain
terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan
SI Merah.
SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang
berpusat di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam
(PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi
Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia
(PKI).
KLIPING SAREKAT ISLAM