Anda di halaman 1dari 17

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“Brosca” Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis


Berorientasi Triple Bottom Line

BIDANG KEGIATAN
PKM-K

Diusulkan oleh

1. LINOHARSIH KHAERUNNISA [ 0905984 / 2009 ]


2. FITRIYAH [ 0900793 / 2009 ]
3. ANNISATUL MUNAWAROH [ 0905831 / 2009 ]
4. TITA THURSINA R [ 0908862 / 2009 ]
5. RINI YULIAWATI [ 1205538 / 2012 ]

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2012
i
1

A. JUDUL

“Brosca” Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis Berorientasi
Triple Bottom Line

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Kain Perca adalah kain sisa. Ketika seseorang menggunting dan menjahit
baju, sisa-sisa kain yang tidak terpakai itulah yang dinamakan kain perca. Kain
perca selama ini sering dianggap sebagai limbah. Limbah kain perca banyak
dihasilkan oleh penjahit ataupun industri pakaian jadi.

Di wilayah Bandung terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang


tersebar di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota
Cimahi. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda dengan
penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota Bandung,
penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra.

Gambar 1. Kain Perca dari sebuah pabrik garmen dan industri pakaian jadi

Harga kain perca yang dihasilkan dari industri pakaian jadi ataupun garmen
rumahan berkisar antara Rp.1,000-Rp.2,000 per Kg. Selama ini limbah kain perca
banyak digunakan untuk pembuatan keset, kain pel, pengisi kasur, dan boneka.
Namun dalam hal pemanfaatan ini dirasa masih minin kreativitas. Oleh karena itu
perlu membuat sebuah produk dari kain perca lebih bernilai sehingga dapat
meningkatkan harga jual produk itu sendiri.
2

Disisi lain, kami melihat permintaan terhadap aksesoris wanita cukup


tinggi, terutama bros. Bros dapat digunakan oleh wanita yang berkerudung
maupun tidak. Pada kebanyakan mall dan toko aksesoris wanita, bahan plastik
masih lebih banyak digunakan dibanding kain. Maka, kami memutuskan untuk
mengambil ide ini dan mengembangkannya ke dalam usaha kami. Selain masih
langkanya produsen aksesoris jenis ini, kami juga mengidentifikasi adanya faktor
kemudahan yang ditawarkan.
Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari kain perca adalah Brosca
(Bros Perca). Bros ini seperti bros kebanyakan hanya saja dalam pembuatannya
menggunakan bahan sisa yang lebih sederhana dan mudah didapat. Bros ini
mempunyai motif yang unik karena memadukan motif kain yang terbatas
jumlahnya dan tidak terlalu banyak beredar di pasaran dalam bentuk serupa
sehingga terkesan lebih ekslusif. Tentu hal ini merupakan kelebihan Brosca.
Wilayah sasaran produk kami adalah wilayah utara Bandung, yaitu sekitar
jalan Setiabudhi dan Gegerkalong. Disini terdapat beberapa kampus besar yang
letaknya berdekatan seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung (atau disebut juga Enhaii), Universitas Pasundan,
Politeknik Bandung (Polban), dan Insitut Manajem (IM) Telkom. Sasaran utama
produk kami adalah mahasiswi dari kampus tersebut. Sudah dua tahun terakhir ini
ada peningkatan tren fashion di kalangan wanita berjilbab. Bentuk dan macam
kerudung sudah tidak monoton, warnanya juga sudah berbagai macam. Untuk itu,
aksesoris pendukung untuk jilbab juga perlu terus ditingkatkan macam dan
bentuknya. Selain itu sasaranya adalah para santriwati. Di wilayah ini terdapat
Pesantren Daarut Tauhid Bandung asuhan Aa Gym yang selalu ramai dikunjungi
oleh wisatawan muslim baik lokal maupun mancanegara. Hal ini tentunya
menjadi daya tarik tersendiri bagi bisnis ini.
Triple Bottom Line yang dimaksudkan disini adalah orientasi bisnis yang
memadukan tiga unsur yaitu Profit, People, Planet yang dikemukakan oleh John
Elkington (1998). Selain mendapatkan keuntungan (profit), bisnis ini akan
memberdayakan orang/masyarakat (people) melalui wirausaha dan
menyelamatkan bumi (planet) dengan memanfaatkan limbah kain.
3

C. PERUMUSAN MASALAH

Tinggginya permintaan terhadap pakaian jadi berbanding lurus dengan


tingginya jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah yang tidak dimanfaatkan akan
menimbulkan masalah baru bagi lingkungan. Disisi lain kebutuhan akan aksesoris
wanita semakin meningkat. Tren berkerudung mulai berkembang dan perlu
diimbangi dengan pengembangan aksesoris. Namun tidak tertutup kemungkinan
bagi wanita yang tidak berkerudung juga dapat menggunakan produk kami,
karena pada dasarnya wanita memerlukan aksesoris untuk menunjang penampilan
sehari-hari. Karena bahan utama pembuatan aksesoris masih didominasi oleh
bahan plastik, kami berusaha merancang produk dari bahan kain perca.
Bagaimana pemilihan bentuk dan perpaduan motif sehingga menghasilkan produk
yang unik dan ekslusif. Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat
menekan harga produk sehingga dapat bersaing dengan produk lain yang ada di
pasaran.

D. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan bros perca (Brosca) adalah sebagi berikut.


1. Menghasilkan produk berupa bros dari limbah kain perca bagi mahasiswi di
wilayah Bandung (Jalan Setiabudhi) dan sekitarnya, serta santri dan
pengunjung Pesantren Daarut Tauhid Bandung)
2. Menghasilkan Brosca unik dan ekslusif yang disukai oleh konsumen
3. Melatih kreatifitas mahasiswa dalam melihat peluang usaha, terutama usaha
pembuatan aksesoris dalam hal ini bros dari kain perca.
4. Memberi alternative model bisnis yang berorientasi Triple Bottom Line yaitu
menghasilkan laba (Profit), memberdayakan orang/masyarakat (People), dan
menyelamatkan bumi (Planet) dari pencemaran limbah.
5. Membangun sebuah merek (brand) lokal sehingga menambah prestise dari
produk Brosca dan membuka peluang kerjasama dengan masyarakat yang
memiliki keterampilan sejenis namun kesulitan dalam hal mitra dan
pemasaran guna memenuhi permintaan dalam partai besar.
4

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari Pembuatan Brosca adalah sebagi berikut.


1. Produk dengan Inovasi baru yang mampu bersaing dengan produk lokal
maupun nonlokal lainnya
2. Produk dikemas dalam plastik berlabel dengan brand (merek) yang terdaftar

F. KEGUNAAN

1. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya program ini diharapkan dapat menjadi upaya pengembangan


kreativitas dan inovasi produk aksesoris dari bahan kain khususnya dalam
memenuhi permintaan dan selera masyarakat yang semakin meningkat dan
beragam

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat konsumen yaitu tersedianya aksesoris yang beragam, unik


dan ekskusif yang dapat menunjang penampilan. Sedangkan bagi masyarakat
mitra usaha, dapat membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan
meningkatkan penghasilan melalui kerjasama dan standarisai mutu yang layak
untuk dapat diberi brand ‘brosca’.

3. Bagi Pemerintah

Membantu menyukseskan program pemerintah yaitu pemberdayaan sektor


ekonomi kreatif.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

1. Studi Pasar dan Persaingan


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa di wilayah Bandung
terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang tersebar di tiga wilayah, yaitu di
Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Di Kabupaten Bandung
industri tekstil terkonsentrasi di tiga wilayah, yaitu wilayah timur (sepanjang Jalan
5

Cileunyi-Cicalengka-Majalaya), wilayah tengah (sepanjang Jalan Mohammad


Toha–Dayeuhkolot–Majalaya), dan wilayah barat (sekitar Nanjung dan
Padalarang). Di Kota Cimahi, lokasi industri tekstil terkonsentrasi di sekitar
Leuwigajah. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda
dengan penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota
Bandung, penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra.
Wilayah sasaran produk kami adalah kota Bandung, yaitu Setiabudhi,
Gegerkalong dan sekitarnya dimana terdapat banyak limbah kain perca yang
dihasilkan oleh penjahit maupun industry garmen rumahan. Di wilayah ini pula
terdapat beberapa kampus besar seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (atau disebut juga Enhaii), Universitas
Pasundan, Politeknik Bandung (Polban), dan Insitut Manajem (IM) Telkom yang
mayoritas mahasiswinya menggunakan kerudung. Selain itu, diwilayah ini juga
terdapat Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang dipimpin oleh
KH.Abdullah Gymnastiar yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan muslim
baik lokal maupun mancanegara Dengan demikian wilayah ini memiliki peluang
pasar yang cukup besar untuk memasarkan produk kami.
Adapun pesaing yang ada saat ini adalah usaha bros yang terbuat dari
plastik, benang wol, kain planel, kain tile dan mutiara sintesis. Kesemua bahan
untuk produk tersebut merupakan hasil produksi utama (bukan memanfaatkan
bahan sisa seperti kain perca) dan proses pengerjaannya pun cukup rumit. Selain
itu selera konsumen juga mulai bergeser dan cenderung memilih bahan serta
model baru. Oleh karena itu kami menawarkan brosca untuk memenuhi
kebutuhan konsumen akan aksesoris dari bahan kain perca.

2. Penjualan dan Pemasaran


Brosca merupakan bros yang terbuat dari limbah kain perca. Produk yang
kami hasilkan akan diberi brand “brosca. Pada tahap awal usaha, penjualan
dilakukan secara langsung. Selanjutnya akan dilakukan pula melalui system
online dan konsinyasi sehinga lebih luas. Konsinyasi dilakukan dengan beberapa
6

gerai penjual kerudung di sekitar wilayah Daarut Taudid, koperasi yang ada di
lingkungan kampus baik koperasi mahasiswa UPI maupun koperasi pegawai.
Langkah-langkah yang digunakan untuk pengembangan usaha kedepan
diantaranya melalui perencanaan dan pelaksanaan produksi, meliputi penentuan
jenis dan model baru produk yang didasarkan pada preferensi konsumen dan
melakukan perencanaan produksi dari bahan dan tenaga kerja
Selanjutnya yaitu menetukan sstrategi pemasaran yang akan dilakukan.
Hal ini dilakuakn dengan cara membuka dan mengembangkan pasar. Pemasaran
akan dilakukan dengan penggunaan sample produk oleh beberapa orang yang
ditunjuk, khususnya di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah produk
mulai dikenal, produk akan dipasarkan ke beberapa fakultas dengan
memanfaatkan anggota kelompok yang berasal dari fakultas yang berbeda-beda.
Brosca memiliki konsep bisnis yang berbeda dengan para kompetitor,
sehingga Brosca dapat menghasilkan sebuah pasar baru walaupun dengan target
konsumen yang sama yang pada akhirnya dapat berujung pada market share yang
besar. Metode ini digunakan dengan menonjolkan citra new product. Juga
ditonjolkan bahwa produk ini adalah hasil kreativitas mahasiswa. Dengan
demikian, calon pembeli akan lebih memperhatikan serta turut serta untuk
membeli.
Selain itu untuk lebih memperkenalkan produk, produk akan diikutkan
dalam acara pameran yang rutin dilaksanakan oleh universitas seperti UPI
Edufair, kegiatan-kegiatan tingkat jurusan/fakultas/universitas sebagai sponsor
untuk menyediakan doorprize berupa produk Brosca.
3. Gambaran Produk

Gambar 2. Berbagai contoh produk Brosca


7

H. METODE PEAKSANAAN
1. Persiapan dan Perencanaan
Persiapan pelaksanaan program meliputi observasi lapangan. Hal ini
dilakukan guna mengetahui harga mutu dan ketersediaan bahan baku yang
digunakan untuk membuat produk.
Perencanaan produk yang akan dikembangkan adalah bros perca.
Pembuatan Brosca sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya memerlukan
keterampilan menjahit ditambah kreatifitas pembuatnya. Selain memproduksi
sendiri, kami juga akan mengembangkan usaha ini dengan cara bermitra dengan
beberapa kalangan seperti mahasiswa ataupun masyarakat yang memiliki keahlian
untuk membuat bros perca, namun usahanya kurang berkembang. Hal ini
disebabkan oleh beberapa factor diantaranya karena tidak memiliki brand, mitra
usaha, dan hanya bergerak sendiri-sendiri dalam membuat dan memasarkan
produknya. Untuk mengatasi masalah ini, kami mencoba memberdayakan mreka
dalam produksi Brosca. Dengan system ini, pembuatan boleh dimanapun,
siapapun, namun ada standar mutu produk tertentu yang membuatnya layak
mendapat brand Brosca.
Kelebihan lain bisnis model ini adalah hemat biaya seperti biaya iklan,
banyak variasi produk, dan banyak mitra. Tidak perlu takut persaingan karena
pasar Brosca sangat luas, dapat dipakai sehari-hari (dijual dalam bentuk eceran),
juga dapat memenuhi permintaan partai besar (seperti untuk souvenir kegiatan,
pernikahan, dan lain sebagainya). Selain itu, Karakteristik produk yang tahan
lama, tidak mudah rusak memungkinkan distribusi ke seluruh wilayah Indonesia,
juga memanfaatkan mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda untuk
memasarkan produk. Dengan demikian kita telah membantu memberdayakan
banyak orang.

2. Analisa Hasil Produk


Analisa hasil produk dilakuakn melalui uji sensorik yaitu pengujian yang
dilakukan untuk menguji tingkat kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap
produk tersebut.
8

3. Proses Produksi
Alat dan bahan yang digunakan dalam produksi Brosca adalah sebagai berikut.
a. Kain perca d. Jarum
b. Benang e. Gunting
c. Peniti f. Kertas karton dan pensil untuk membuat pola

Adapun Langkah pembuatan Brosca adalah sebagai berikut.


Menggunting
bahan sesuai
Membuat pola pola
diatas kertas Merapikan & Pelabelan &
Menjahit dan Memasang Pengemasan
menyatukan peniti
pola kain
Gambar 3. Proses Pembuatan Brosca

Penjelasan Proses:
1. Membuat pola diatas kertas
Pola yang dibuat ada dua yaitu untuk kelopak dan untuk bagian tengah bros.
pola kelopak berbentuk bisa berbentuk persegi ataupun lingkaran, sedangkan
untuk kelopak berbentuk lingkaran yang lebih kecil. Pembuatan pola ini
dilakukan menggunakan kertas karton,
2. Menggunting bahan sesuai pola.
Pola dari kertas karton dipindahkan ke atas kain perca kemudian digunting.
Untuk satu bros terdiri dari 6 pola (5 kelopak, 1 bagian tengah). Untuk
menambah variasi produk, bagian tengah dapat diganti menggunakan kancing
baju berbagai model dan ukuran
3. Menjahit dan menyatukan pola kain
Setelah selesai digunting, bahan tersebut kemudian dijahit menggunakan
jarum jahit dan benang. Pola persegi dilipat secara simetris sebanyak dua kali
sehingga membentuk segitiga, kemudian ujungnya dijahit. Setelah sampai
diujung yang berlawanan, benang ditarik sehingga akan terbentuk kelopak
9

bunga. Sedangkan untuk pola lingkaran dilipat ujungnya dan dijahit secara
melingkar kemudian ditarik sehingga membentuk lingkaran yang lebih kecil.
Setelah selesai, kelopak dan bagian tengah digabungkan kembali dengan cara
dijahit sehingga membentuk bunga dengan lima buah kelopak.
4. Merapikan & Memasang peniti
Setelah bros terbentuk, kemudian memasang peniti dengan cara dijahit
kembali. Peniti yang digunakan adalah peniti khusus bros yang terdapat
lubang kecil ditengahnya.
5. Pelabelan & Pengemasan
Setelah seluruh proses selesai, ada pengecekan terlebih dahulu sebelum
produk dikemas. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu produk. Jika produk
sudah lolos standarisasi mutu, barulah diberi label dan dikemas menggunakan
plastik bening, kemudian di-staples.

4. Keberlanjutan
Prospek ke depan program ini adalah dapat diterimanya produk brosca yang
nantinya diharapkan mampu menjadi produk handmade yang berkualitas tinggi,
memiliki bentuk unik dan ekslusif, dan mengembangkan beberapa variasi produk.
selanjutnya dengan adanya dukungan dan penerimaan masyarakat yang tingi,
usaha ini dapat berkembang pesat sehingga sampai pada tahap pembukaan tempat
produksi sendiri yang disebut “Brosca Centre”.

I. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan Ke-
I II III IV V
1 Observasi lapangan (bahan baku, alat dan tenaga
kerja)
2 Observasi pasar dan target
3 Produksi Brosca
4 Dilakukan inovasi dengan menambah jenis
variasi produk
5 Pendistribusian dan penjualan
6 Pelaporan perkembangan Brosca
7 Pelaporan akhir program Brosca
10

J. RANCANGAN BIAYA
Biaya Tetap (Fixed Cost)
No Rincian Banyaknya Harga Satuan Total Harga
Perijinan usaha ke
1 Disperindag 1 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
2 Gunting Besar 10 buah Rp 36,000 Rp 360,000
3 Gunting Kecil 10 buah Rp 23,000 Rp 230,000
4 Jarum Jahit 5 Lusin Rp 10,000 Rp 50,000
5 Building Web 1 Rp 100,000 Rp 100,000
6 Staples 5 buah Rp 20,000 Rp 100,000
Total Fixed Cost Rp 1,840,000

Biaya Variable
No Rincian Banyaknya Harga Satuan Total Harga
1 Kain Perca 20 Kg Rp 2,000 Rp 40,000
2 Peniti 3 Pack Rp 40,000 Rp 120,000
3 Kancing baju 5 Pack Rp 15,000 Rp 75,000
4 Plastik kemasan 2 Pack Rp 30,000 Rp 60,000
Total Variable cost Rp 295,000
Biaya tersebut untuk 5 hari, diasumsikan perhari menghasilkan 30 bros Estimasi
pembuatan dilakukan selama 18 minggu sehingga total biaya variabelnya adalah:
Variable cost (selama 5 hari) x 18 minggu = Rp 5,310,000

Transportasi
Bensin 1 liter x 30 hari x 5 bulan @Rp. 4,500,000 Rp 675,000
Angkutan barang Rp 250,000
Total Rp 925,000

Publikasi dan dokumentasi


Dokumentasi Rp 150,000
Pelaporan Rp 200,000
Alat Tulis Kantor (ATK) Rp 100,000
Spanduk dan Leaflet Rp 500,000
Biaya iklan Rp 500,000
Biaya operasional website
(Rp.150,000 per bulan) Rp 750,000
Biaya Lain-Lain Rp 500,000
Total Rp 2,700,000
11

Rekapitulasi Anggaran
Biaya Tetap Rp 1,840,000
Biaya Variable Rp 5,310,000
Transportasi Rp 925,000
Publikasi dan Dokumentasi Rp 2,700,000
Total Biaya Rp 10,775,000

Analisis Finansial
a. Direncanakan bahwa kapasitas pembuatan adalah 30 unit/hari
b. Kapasitas produksi per bulan
Kuantitas (Q) = 30 x 5 hari kerja x 4 minggu = 600 unit
Biaya per unit:
Biaya Variable = (Rp. 295,000x4/600) =Rp.1,967
Biaya Tetap =Rp. 1,840,000/600 =Rp. 3,067
Total =Rp. 5,034
c. Produk Brosca akan dijual dengan harga Rp. 6,500 per unit dengan Mark up
price sebesar 30%.
Perhitungan Harga Jual = 30% x Rp. 5,034 = 6.544,2 = Rp. 6,500
d. Analisa Break Event Point (BEP)
Misalkan Q adalah jumlah produk yang diproduksi dalam waktu satu tahun
agar mencapai titik impas. Kondisi impas akan diperoleh apabila Total cost
(Total biaya) sama dengan total revenue (Total Pendapatan). Diasumsikan
dasar penentuan total biaya adalah sama dengan total usulan dana yang
diajukan untuk menjalankan usaha. Maka, Perhitungan BEP:
TR= TC
Harga x kuantitas = Total biaya
6500Q = 10,775,000
Q= 10,775,000/6500
Q= 1658 unit
Agar mencapai titik impas, maka kita harus memproduksi 1658 unit produk
selama satu tahun (atau setara 139 unit per bulan)
12

e. Net Present Value (NPV)


NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah
didiskontokan dengan menggunakan social cost of capital sebagai discount
factor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa
yang akan datang yang disikontokan pada saat ini. Usaha bisa dijalankan jika
NPV bernilai positif. Hasil dibawah menunjukkan NVP positif sehingga usaha
ini dapat dijalankan.
Cash inflow pertahun (Rp. 6500 – Rp.5,034)x3600 = Rp.5,277,600
Present Value Cash inflow = Rp.5,277,600 x 3.3522* = Rp.17.691.570
NPV = Rp. 17.691.570- Rp.10.775.000 = Rp. 6,916,570
(*Asumsi diskon factor yang digunakan adalah 15%= 3.3522)

K. DAFTAR PUSTAKA
Elkington, John.1998. Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21 st
Century Business. Gabriola Island, BC: New Society Publishers.

L. LAMPIRAN
1. Biodata Ketua dan Anggota
Nama Linoharsih Khaerunnisa
Jurusan/Fakultas Akuntansi/FPEB
Tempat, Tanggal Lahir Sumbawa B, 21 Agustus 1991
Jenis Kelamin Perempuan
Hobi Baca Buku, Travelling
Alamat Jln. Gegerkalong Girang No.120
No Telepon/ HP 081906995910
e-mail linoharsih.k@gmail.com

Ketua,

Linoharsih Khaerunnisa
NIM 0905984
13

Anggota I
Nama Fitriyah
Jurusan/Fakultas Akuntansi/FPEB
Tempat, Tanggal Lahir Tasikmalaya, 01 April 1991
Jenis Kelamin Perempuan
Hobi Travelling
Alamat Jl. Gegerkalong tengah no. 24 Bandung
No Telepon/ HP 085722295433
e-mail Fitriyah.0900793@gmail.com
Anggota I

Fitri yah
NIM 0900793

Anggota II

Nama Annisatul Munawaroh


Jurusan/Fakultas Pendidikan Fisika / FPMIPA
Tempat, Tanggal Lahir Garut, 30 Januari 1992
Jenis Kelamin Perempuan
Hobi Mencari hal baru
Alamat Jl. Geger Kalong, Gang Cempaka no 118
No Telepon/ HP 085223763446
e-mail Anymoon_amhsws@yahoo.co.id
Anggota II

Annisatul Munawaroh
NIM 0905831
14

Anggota III
Nama : Tita Thursina Rubianti
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia / FPMIPA
Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 31 Oktober 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Hobi : Membaca dan Menghafalkan Al-Quran
Alamat : Jl. Gegerkalong girang No.120
No Telepon/ HP : 085624141744
e-mail :bee.thursina@gmail.com
Anggota III

Tita Thursina R
NIM 0908862

Anggota IV
Nama Rini Yuliawati
Jurusan/Fakultas Pendidikan Bahasa Daerah/FPBS
Tempat, Tanggal Lahir Tasikmalaya, 11 September 1993
Jenis Kelamin Perempuan
Hobi Masak, Baca Novel
Alamat Jln. Gegerkalong Girang No.120
No Telepon/ HP 087725765255
e-mail riniyuliawati1109@yahoo.com
Anggota IV

Rini Yuliawati
NIM 1205538
15

2. DOSEN PENDAMPING

Nama lengkap dan gelar : Toni Heryana, S.Pd, MM


NIP : 197806272003121001
Tempat tanggal lahir : Bandung, 27 Juni 1978
Program studi : Akuntansi
Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Pendidikan : S2
Pengalaman penelitian yang terpenting dalam 5 tahun terakhir :
No Judul Penelitian Sumber Dana Tahun
1. Analisis Kinerja Saham, Obligasi, dan Mandiri 2011
Reksadana berdasarkan Metode Sharpe pada
Perusahaan Asuransi “X”
2. Pengaruh Efektivitas Pengawasan dan RKAT UPI 2010
Kompetensi Manajer terhadap Kinerja
Keuangan PD. BPR Provinsi Jawa Barat
3. Pengaruh Pendapatan dan Biaya Bunga Mandiri 2009
terhadap Profitabilitas Bank Jawa Barat dan
Banten
4. Aplikasi Pemberian Muatan Etika yang Hibah 2008
Diintegrasikan dalam Perkuliahan Akuntansi Kompetitif UPI
Keuangan dalam Membentuk Persepsi Etika
Mahasiswa Akuntansi Program Studi
Akuntansi UPI
5. Pembentukan Persepsi Peran dan Pengarahan Hibah 2008
Motivasi Belajar Mahasiswa dalam Kompetitif UPI
Meningkatkan Prestasi Belajar: Penerapan
Anchored learning dan Discovery learning
(Studi Pada Mahasiswa Program Studi
Akuntansi dalam Mata Kuliah Pemeriksaan
Akuntansi)
6. Pengaruh Nilai Tambah Ekonomis dan Nilai Mandiri 2007
Tambah Pasar terhadap Harga Saham serta
Implikasinya pada Jumlah Investasi Sektor
Manufaktur di PT. Bursa Efek Jakarta
Pengalaman Menjadi Pendamping PKM : 1 Kali
Pengalaman Terkait Kewirausahaan :-

Anda mungkin juga menyukai