Anda di halaman 1dari 17

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Brosca Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis

Berorientasi Triple Bottom Line BIDANG KEGIATAN PKM-K

Diusulkan oleh 1. 2. 3. 4. 5. LINOHARSIH KHAERUNNISA FITRIYAH ANNISATUL MUNAWAROH TITA THURSINA R RINI YULIAWATI [ 0905984 / 2009 ] [ 0900793 / 2009 ] [ 0905831 / 2009 ] [ 0908862 / 2009 ] [ 1205538 / 2012 ]

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

A. JUDUL Brosca Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis Berorientasi Triple Bottom Line

B. LATAR BELAKANG MASALAH Kain Perca adalah kain sisa. Ketika seseorang menggunting dan menjahit baju, sisa-sisa kain yang tidak terpakai itulah yang dinamakan kain perca. Kain perca selama ini sering dianggap sebagai limbah. Limbah kain perca banyak dihasilkan oleh penjahit ataupun industri pakaian jadi. Di wilayah Bandung terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang tersebar di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda dengan penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota Bandung, penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra.

Gambar 1. Kain Perca dari sebuah pabrik garmen dan industri pakaian jadi

Harga kain perca yang dihasilkan dari industri pakaian jadi ataupun garmen rumahan berkisar antara Rp.1,000-Rp.2,000 per Kg. Selama ini limbah kain perca banyak digunakan untuk pembuatan keset, kain pel, pengisi kasur, dan boneka. Namun dalam hal pemanfaatan ini dirasa masih minin kreativitas. Oleh karena itu perlu membuat sebuah produk dari kain perca lebih bernilai sehingga dapat meningkatkan harga jual produk itu sendiri.

Disisi lain, kami melihat permintaan terhadap aksesoris wanita cukup tinggi, terutama bros. Bros dapat digunakan oleh wanita yang berkerudung maupun tidak. Pada kebanyakan mall dan toko aksesoris wanita, bahan plastik masih lebih banyak digunakan dibanding kain. Maka, kami memutuskan untuk mengambil ide ini dan mengembangkannya ke dalam usaha kami. Selain masih langkanya produsen aksesoris jenis ini, kami juga mengidentifikasi adanya faktor kemudahan yang ditawarkan. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari kain perca adalah Brosca (Bros Perca). Bros ini seperti bros kebanyakan hanya saja dalam pembuatannya menggunakan bahan sisa yang lebih sederhana dan mudah didapat. Bros ini mempunyai motif yang unik karena memadukan motif kain yang terbatas jumlahnya dan tidak terlalu banyak beredar di pasaran dalam bentuk serupa sehingga terkesan lebih ekslusif. Tentu hal ini merupakan kelebihan Brosca . Wilayah sasaran produk kami adalah wilayah utara Bandung, yaitu sekitar jalan Setiabudhi dan Gegerkalong. Disini terdapat beberapa kampus besar yang letaknya berdekatan seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (atau disebut juga Enhaii), Universitas Pasundan, Politeknik Bandung (Polban), dan Insitut Manajem (IM) Telkom. Sasaran utama produk kami adalah mahasiswi dari kampus tersebut. Sudah dua tahun terakhir ini ada peningkatan tren fashion di kalangan wanita berjilbab. Bentuk dan macam kerudung sudah tidak monoton, warnanya juga sudah berbagai macam. Untuk itu, aksesoris pendukung untuk jilbab juga perlu terus ditingkatkan macam dan bentuknya. Selain itu sasaranya adalah para santriwati. Di wilayah ini terdapat Pesantren Daarut Tauhid Bandung asuhan Aa Gym yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan muslim baik lokal maupun mancanegara. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi bisnis ini. Triple Bottom Line yang dimaksudkan disini adalah orientasi bisnis yang memadukan tiga unsur yaitu Profit, People, Planet yang dikemukakan oleh John Elkington (1998). Selain mendapatkan keuntungan (profit), bisnis ini akan memberdayakan orang/masyarakat (people) melalui wirausaha dan

menyelamatkan bumi (planet) dengan memanfaatkan limbah kain.

C. PERUMUSAN MASALAH Tinggginya permintaan terhadap pakaian jadi berbanding lurus dengan tingginya jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah yang tidak dimanfaatkan akan menimbulkan masalah baru bagi lingkungan. Disisi lain kebutuhan akan aksesoris wanita semakin meningkat. Tren berkerudung mulai berkembang dan perlu diimbangi dengan pengembangan aksesoris. Namun tidak tertutup kemungkinan bagi wanita yang tidak berkerudung juga dapat menggunakan produk kami, karena pada dasarnya wanita memerlukan aksesoris untuk menunjang penampilan sehari-hari. Karena bahan utama pembuatan aksesoris masih didominasi oleh bahan plastik, kami berusaha merancang produk dari bahan kain perca. Bagaimana pemilihan bentuk dan perpaduan motif sehingga menghasilkan produk yang unik dan ekslusif. Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat menekan harga produk sehingga dapat bersaing dengan produk lain yang ada di pasaran.

D. TUJUAN Tujuan dari pembuatan bros perca (Brosca) adalah sebagi berikut. 1. Menghasilkan produk berupa bros dari limbah kain perca bagi mahasiswi di wilayah Bandung (Jalan Setiabudhi) dan sekitarnya, serta santri dan pengunjung Pesantren Daarut Tauhid Bandung) 2. 3. Menghasilkan Brosca unik dan ekslusif yang disukai oleh konsumen Melatih kreatifitas mahasiswa dalam melihat peluang usaha, terutama usaha pembuatan aksesoris dalam hal ini bros dari kain perca. 4. Memberi alternative model bisnis yang berorientasi Triple Bottom Line yaitu menghasilkan laba (Profit), memberdayakan orang/masyarakat (People), dan menyelamatkan bumi (Planet) dari pencemaran limbah. 5. Membangun sebuah merek (brand) lokal sehingga menambah prestise dari produk Brosca dan membuka peluang kerjasama dengan masyarakat yang memiliki keterampilan sejenis namun kesulitan dalam hal mitra dan pemasaran guna memenuhi permintaan dalam partai besar.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari Pembuatan Brosca adalah sebagi berikut. 1. Produk dengan Inovasi baru yang mampu bersaing dengan produk lokal maupun nonlokal lainnya 2. Produk dikemas dalam plastik berlabel dengan brand (merek) yang terdaftar

F. KEGUNAAN 1. Bagi Mahasiswa Dengan adanya program ini diharapkan dapat menjadi upaya pengembangan kreativitas dan inovasi produk aksesoris dari bahan kain khususnya dalam memenuhi permintaan dan selera masyarakat yang semakin meningkat dan beragam 2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat konsumen yaitu tersedianya aksesoris yang beragam, unik dan ekskusif yang dapat menunjang penampilan. Sedangkan bagi masyarakat mitra usaha, dapat membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan

meningkatkan penghasilan melalui kerjasama dan standarisai mutu yang layak untuk dapat diberi brand brosca. 3. Bagi Pemerintah Membantu menyukseskan program pemerintah yaitu pemberdayaan sektor ekonomi kreatif.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 1. Studi Pasar dan Persaingan Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa di wilayah Bandung terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang tersebar di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Di Kabupaten Bandung industri tekstil terkonsentrasi di tiga wilayah, yaitu wilayah timur (sepanjang Jalan

Cileunyi-Cicalengka-Majalaya), wilayah tengah (sepanjang Jalan Mohammad TohaDayeuhkolotMajalaya), dan wilayah barat (sekitar Nanjung dan

Padalarang). Di Kota Cimahi, lokasi industri tekstil terkonsentrasi di sekitar Leuwigajah. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda dengan penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota Bandung, penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra. Wilayah sasaran produk kami adalah kota Bandung, yaitu Setiabudhi, Gegerkalong dan sekitarnya dimana terdapat banyak limbah kain perca yang dihasilkan oleh penjahit maupun industry garmen rumahan. Di wilayah ini pula terdapat beberapa kampus besar seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (atau disebut juga Enhaii), Universitas Pasundan, Politeknik Bandung (Polban), dan Insitut Manajem (IM) Telkom yang mayoritas mahasiswinya menggunakan kerudung. Selain itu, diwilayah ini juga terdapat Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang dipimpin oleh KH.Abdullah Gymnastiar yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan muslim baik lokal maupun mancanegara Dengan demikian wilayah ini memiliki peluang pasar yang cukup besar untuk memasarkan produk kami. Adapun pesaing yang ada saat ini adalah usaha bros yang terbuat dari plastik, benang wol, kain planel, kain tile dan mutiara sintesis. Kesemua bahan untuk produk tersebut merupakan hasil produksi utama (bukan memanfaatkan bahan sisa seperti kain perca) dan proses pengerjaannya pun cukup rumit. Selain itu selera konsumen juga mulai bergeser dan cenderung memilih bahan serta model baru. Oleh karena itu kami menawarkan brosca untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan aksesoris dari bahan kain perca.

2.

Penjualan dan Pemasaran Brosca merupakan bros yang terbuat dari limbah kain perca. Produk yang

kami hasilkan akan diberi brand brosca. Pada tahap awal usaha, penjualan dilakukan secara langsung. Selanjutnya akan dilakukan pula melalui system online dan konsinyasi sehinga lebih luas. Konsinyasi dilakukan dengan beberapa

gerai penjual kerudung di sekitar wilayah Daarut Taudid, koperasi yang ada di lingkungan kampus baik koperasi mahasiswa UPI maupun koperasi pegawai. Langkah-langkah yang digunakan untuk pengembangan usaha kedepan diantaranya melalui perencanaan dan pelaksanaan produksi, meliputi penentuan jenis dan model baru produk yang didasarkan pada preferensi konsumen dan melakukan perencanaan produksi dari bahan dan tenaga kerja Selanjutnya yaitu menetukan sstrategi pemasaran yang akan dilakukan. Hal ini dilakuakn dengan cara membuka dan mengembangkan pasar. Pemasaran akan dilakukan dengan penggunaan sample produk oleh beberapa orang yang ditunjuk, khususnya di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah produk mulai dikenal, produk akan dipasarkan ke beberapa fakultas dengan

memanfaatkan anggota kelompok yang berasal dari fakultas yang berbeda-beda. Brosca memiliki konsep bisnis yang berbeda dengan para kompetitor, sehingga Brosca dapat menghasilkan sebuah pasar baru walaupun dengan target konsumen yang sama yang pada akhirnya dapat berujung pada market share yang besar. Metode ini digunakan dengan menonjolkan citra new product. Juga ditonjolkan bahwa produk ini adalah hasil kreativitas mahasiswa. Dengan demikian, calon pembeli akan lebih memperhatikan serta turut serta untuk membeli. Selain itu untuk lebih memperkenalkan produk, produk akan diikutkan dalam acara pameran yang rutin dilaksanakan oleh universitas seperti UPI Edufair, kegiatan-kegiatan tingkat jurusan/fakultas/universitas sebagai sponsor untuk menyediakan doorprize berupa produk Brosca. 3. Gambaran Produk

Gambar 2. Berbagai contoh produk Brosca

H. METODE PEAKSANAAN 1. Persiapan dan Perencanaan Persiapan pelaksanaan program meliputi observasi lapangan. Hal ini dilakukan guna mengetahui harga mutu dan ketersediaan bahan baku yang digunakan untuk membuat produk. Perencanaan produk yang akan dikembangkan adalah bros perca. Pembuatan Brosca sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya memerlukan

keterampilan menjahit ditambah kreatifitas pembuatnya. Selain memproduksi sendiri, kami juga akan mengembangkan usaha ini dengan cara bermitra dengan beberapa kalangan seperti mahasiswa ataupun masyarakat yang memiliki keahlian untuk membuat bros perca, namun usahanya kurang berkembang. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya karena tidak memiliki brand, mitra usaha, dan hanya bergerak sendiri-sendiri dalam membuat dan memasarkan produknya. Untuk mengatasi masalah ini, kami mencoba memberdayakan mreka dalam produksi Brosca. Dengan system ini, pembuatan boleh dimanapun, siapapun, namun ada standar mutu produk tertentu yang membuatnya layak mendapat brand Brosca. Kelebihan lain bisnis model ini adalah hemat biaya seperti biaya iklan, banyak variasi produk, dan banyak mitra. Tidak perlu takut persaingan karena pasar Brosca sangat luas, dapat dipakai sehari-hari (dijual dalam bentuk eceran), juga dapat memenuhi permintaan partai besar (seperti untuk souvenir kegiatan, pernikahan, dan lain sebagainya). Selain itu, Karakteristik produk yang tahan lama, tidak mudah rusak memungkinkan distribusi ke seluruh wilayah Indonesia, juga memanfaatkan mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda untuk memasarkan produk. Dengan demikian kita telah membantu memberdayakan banyak orang.

2. Analisa Hasil Produk Analisa hasil produk dilakuakn melalui uji sensorik yaitu pengujian yang dilakukan untuk menguji tingkat kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap produk tersebut.

3. Proses Produksi Alat dan bahan yang digunakan dalam produksi Brosca adalah sebagai berikut. a. Kain perca b. Benang c. Peniti d. Jarum e. Gunting f. Kertas karton dan pensil untuk membuat pola

Adapun Langkah pembuatan Brosca adalah sebagai berikut. Menggunting bahan sesuai pola Menjahit dan menyatukan pola kain Merapikan & Memasang peniti Pelabelan & Pengemasan

Membuat pola diatas kertas

Gambar 3. Proses Pembuatan Brosca

Penjelasan Proses: 1. Membuat pola diatas kertas Pola yang dibuat ada dua yaitu untuk kelopak dan untuk bagian tengah bros. pola kelopak berbentuk bisa berbentuk persegi ataupun lingkaran, sedangkan untuk kelopak berbentuk lingkaran yang lebih kecil. Pembuatan pola ini dilakukan menggunakan kertas karton, 2. Menggunting bahan sesuai pola. Pola dari kertas karton dipindahkan ke atas kain perca kemudian digunting. Untuk satu bros terdiri dari 6 pola (5 kelopak, 1 bagian tengah). Untuk menambah variasi produk, bagian tengah dapat diganti menggunakan kancing baju berbagai model dan ukuran 3. Menjahit dan menyatukan pola kain Setelah selesai digunting, bahan tersebut kemudian dijahit menggunakan jarum jahit dan benang. Pola persegi dilipat secara simetris sebanyak dua kali sehingga membentuk segitiga, kemudian ujungnya dijahit. Setelah sampai diujung yang berlawanan, benang ditarik sehingga akan terbentuk kelopak

bunga. Sedangkan untuk pola lingkaran dilipat ujungnya dan dijahit secara melingkar kemudian ditarik sehingga membentuk lingkaran yang lebih kecil. Setelah selesai, kelopak dan bagian tengah digabungkan kembali dengan cara dijahit sehingga membentuk bunga dengan lima buah kelopak. 4. Merapikan & Memasang peniti Setelah bros terbentuk, kemudian memasang peniti dengan cara dijahit kembali. Peniti yang digunakan adalah peniti khusus bros yang terdapat lubang kecil ditengahnya. 5. Pelabelan & Pengemasan Setelah seluruh proses selesai, ada pengecekan terlebih dahulu sebelum produk dikemas. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu produk. Jika produk sudah lolos standarisasi mutu, barulah diberi label dan dikemas menggunakan plastik bening, kemudian di-staples.

4. Keberlanjutan Prospek ke depan program ini adalah dapat diterimanya produk brosca yang nantinya diharapkan mampu menjadi produk handmade yang berkualitas tinggi, memiliki bentuk unik dan ekslusif, dan mengembangkan beberapa variasi produk. selanjutnya dengan adanya dukungan dan penerimaan masyarakat yang tingi, usaha ini dapat berkembang pesat sehingga sampai pada tahap pembukaan tempat produksi sendiri yang disebut Brosca Centre.

I. JADWAL KEGIATAN No Kegiatan I 1 2 3 4 5 6 7 Observasi lapangan (bahan baku, alat dan tenaga kerja) Observasi pasar dan target Produksi Brosca Dilakukan inovasi dengan menambah jenis variasi produk Pendistribusian dan penjualan Pelaporan perkembangan Brosca Pelaporan akhir program Brosca Bulan KeII III IV V

10

J.

RANCANGAN BIAYA Banyaknya 1 10 buah 10 buah 5 Lusin 1 5 buah Harga Satuan Rp 1,000,000 Rp 36,000 Rp 23,000 Rp 10,000 Rp 100,000 Rp 20,000 Total Fixed Cost Total Harga Rp 1,000,000 Rp 360,000 Rp 230,000 Rp 50,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 1,840,000

Biaya Tetap (Fixed Cost) No Rincian Perijinan usaha ke 1 Disperindag 2 Gunting Besar 3 Gunting Kecil 4 Jarum Jahit 5 Building Web 6 Staples

Harga Satuan Rp 2,000 Rp 40,000 Rp 15,000 Rp 30,000 Total Variable cost Biaya tersebut untuk 5 hari, diasumsikan perhari menghasilkan

Biaya Variable No Rincian 1 Kain Perca 2 Peniti 3 Kancing baju 4 Plastik kemasan

Banyaknya 20 Kg 3 Pack 5 Pack 2 Pack

Total Harga Rp 40,000 Rp 120,000 Rp 75,000 Rp 60,000 Rp 295,000 30 bros Estimasi

pembuatan dilakukan selama 18 minggu sehingga total biaya variabelnya adalah: Variable cost (selama 5 hari) x 18 minggu = Rp 5,310,000

Transportasi Bensin 1 liter x 30 hari x 5 bulan @Rp. 4,500,000 Angkutan barang Total Publikasi dan dokumentasi Dokumentasi Pelaporan Alat Tulis Kantor (ATK) Spanduk dan Leaflet Biaya iklan Biaya operasional website (Rp.150,000 per bulan) Biaya Lain-Lain Total

Rp 675,000 Rp 250,000 Rp 925,000

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

150,000 200,000 100,000 500,000 500,000 750,000 500,000 2,700,000

11

Rekapitulasi Anggaran Biaya Tetap Biaya Variable Transportasi Publikasi dan Dokumentasi
Total Biaya

Rp Rp
Rp Rp Rp

1,840,000 5,310,000
925,000 2,700,000 10,775,000

Analisis Finansial a. Direncanakan bahwa kapasitas pembuatan adalah 30 unit/hari b. Kapasitas produksi per bulan Kuantitas (Q) = 30 x 5 hari kerja x 4 minggu = 600 unit Biaya per unit: Biaya Variable Biaya Tetap Total = (Rp. 295,000x4/600) =Rp. 1,840,000/600 =Rp.1,967 =Rp. 3,067 =Rp. 5,034

c. Produk Brosca akan dijual dengan harga Rp. 6,500 per unit dengan Mark up price sebesar 30%. Perhitungan Harga Jual = 30% x Rp. 5,034 = 6.544,2 = Rp. 6,500

d. Analisa Break Event Point (BEP) Misalkan Q adalah jumlah produk yang diproduksi dalam waktu satu tahun agar mencapai titik impas. Kondisi impas akan diperoleh apabila Total cost (Total biaya) sama dengan total revenue (Total Pendapatan). Diasumsikan dasar penentuan total biaya adalah sama dengan total usulan dana yang diajukan untuk menjalankan usaha. Maka, Perhitungan BEP: TR= TC Harga x kuantitas = Total biaya 6500Q = 10,775,000 Q= 10,775,000/6500 Q= 1658 unit Agar mencapai titik impas, maka kita harus memproduksi 1658 unit produk selama satu tahun (atau setara 139 unit per bulan)

12

e. Net Present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskontokan dengan menggunakan social cost of capital sebagai discount factor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang disikontokan pada saat ini. Usaha bisa dijalankan jika NPV bernilai positif. Hasil dibawah menunjukkan NVP positif sehingga usaha ini dapat dijalankan. Cash inflow pertahun (Rp. 6500 Rp.5,034)x3600 Present Value Cash inflow = Rp.5,277,600 x 3.3522* NPV = Rp. 17.691.570- Rp.10.775.000 = Rp.5,277,600 = Rp.17.691.570 = Rp. 6,916,570

(*Asumsi diskon factor yang digunakan adalah 15%= 3.3522)

K. DAFTAR PUSTAKA Elkington, John.1998. Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21 st Century Business. Gabriola Island, BC: New Society Publishers.

L. LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota Nama Jurusan/Fakultas Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hobi Alamat No Telepon/ HP e-mail Linoharsih Khaerunnisa Akuntansi/FPEB Sumbawa B, 21 Agustus 1991 Perempuan Baca Buku, Travelling Jln. Gegerkalong Girang No.120 081906995910 linoharsih.k@gmail.com Ketua,

Linoharsih Khaerunnisa NIM 0905984

13

Anggota I Nama Jurusan/Fakultas Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hobi Alamat No Telepon/ HP e-mail Fitriyah Akuntansi/FPEB Tasikmalaya, 01 April 1991 Perempuan Travelling Jl. Gegerkalong tengah no. 24 Bandung 085722295433 Fitriyah.0900793@gmail.com Anggota I

Fitri yah NIM 0900793

Anggota II Nama Jurusan/Fakultas Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hobi Alamat No Telepon/ HP e-mail Annisatul Munawaroh Pendidikan Fisika / FPMIPA Garut, 30 Januari 1992 Perempuan Mencari hal baru Jl. Geger Kalong, Gang Cempaka no 118 085223763446 Anymoon_amhsws@yahoo.co.id Anggota II

Annisatul Munawaroh NIM 0905831

14

Anggota III Nama Jurusan/Fakultas Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hobi Alamat No Telepon/ HP e-mail : Tita Thursina Rubianti : Pendidikan Kimia / FPMIPA : Garut, 31 Oktober 1990 : Perempuan : Membaca dan Menghafalkan Al-Quran : Jl. Gegerkalong girang No.120 : 085624141744 :bee.thursina@gmail.com Anggota III

Tita Thursina R NIM 0908862

Anggota IV Nama Jurusan/Fakultas Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hobi Alamat No Telepon/ HP e-mail Rini Yuliawati Pendidikan Bahasa Daerah/FPBS Tasikmalaya, 11 September 1993 Perempuan Masak, Baca Novel Jln. Gegerkalong Girang No.120 087725765255 riniyuliawati1109@yahoo.com Anggota IV

Rini Yuliawati NIM 1205538

15

2. DOSEN PENDAMPING Nama lengkap dan gelar : Toni Heryana, S.Pd, MM NIP : 197806272003121001 Tempat tanggal lahir : Bandung, 27 Juni 1978 Program studi : Akuntansi Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia Pendidikan : S2 Pengalaman penelitian yang terpenting dalam 5 tahun terakhir : No Judul Penelitian Sumber Dana 1. Analisis Kinerja Saham, Obligasi, dan Mandiri Reksadana berdasarkan Metode Sharpe pada Perusahaan Asuransi X 2. Pengaruh Efektivitas Pengawasan dan RKAT UPI Kompetensi Manajer terhadap Kinerja Keuangan PD. BPR Provinsi Jawa Barat 3. Pengaruh Pendapatan dan Biaya Bunga Mandiri terhadap Profitabilitas Bank Jawa Barat dan Banten 4. Aplikasi Pemberian Muatan Etika yang Hibah Diintegrasikan dalam Perkuliahan Akuntansi Kompetitif UPI Keuangan dalam Membentuk Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi Program Studi Akuntansi UPI 5. Pembentukan Persepsi Peran dan Pengarahan Hibah Motivasi Belajar Mahasiswa dalam Kompetitif UPI Meningkatkan Prestasi Belajar: Penerapan Anchored learning dan Discovery learning (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi) 6. Pengaruh Nilai Tambah Ekonomis dan Nilai Mandiri Tambah Pasar terhadap Harga Saham serta Implikasinya pada Jumlah Investasi Sektor Manufaktur di PT. Bursa Efek Jakarta Pengalaman Menjadi Pendamping PKM : 1 Kali Pengalaman Terkait Kewirausahaan :-

Tahun 2011

2010

2009

2008

2008

2007

Anda mungkin juga menyukai