Tahukah kamu jika fashion bisa menjadi sesuatu yang buruk bagi kita semua?.

Sebelum memasuki zaman revolusi industri, fashion merupakan sebuah produk yang mahal,
karena fashion dijahit dengan tangan dan sangat detail. Efeknya fashion hanya dapat dibeli
oleh kalangan tertentu saja. Kemudian pada tahun 1980 muncul zaman revolusi industri,
dimana muncul berbagai teknologi, salah satunya teknologi mesin jahit untuk memproduksi
produk fashion. Hingga saat ini, perkembangan fashion tersebut semakin pesat dari tahun ke
tahun. Karena berkembangnya fashion yang begitu pesat, ada beberapa dampak" negatif
fashion terhadap lingkungan, hewan dan manusia itu sendiri.
Berkembangnya fashion saat ini dapat memberi dampak negatif terhadap ekosistem
lingkungan. Terutama dapat membuat limbah fashion yang kian menumpuk. Limbah fashion
ini berasal dari produksi pakaian dari pabrik berskala kecil ataupun besar yang tak terpakai.
Limbah pakaian ini berbahaya untuk lingkungan karena sejumlah bahannya tidak mudah
terurai secara alami. Fashion juga dapat menghasilkan limbah cairan yang berbahaya. Ini
terjadi karena karena sisa air dari proses pewarnaan sering kali dibuang ke selokan dan
sungai. Padahal, limbah ini mengandung zat-zat sisa pewarna kimia sintetis yang berbahaya
bagi lingkungan. Selain itu fashion juga menguras pasokan sumber daya air. Biasnya dalam
memproduksi sehelai kaus katun memerlukan 700 galon air yang setara dengan kebutuhan air
minum satu orang per hari (delapan gelas) selama 3,5 tahun. Jadi tidak heran kalau industri
fashion menjadi konsumen terbesar kedua dalam penggunaan suplai air dunia.
Tidak hanya ekosistem lingkungan yang dirugikan akibat berkembangnya fashion saat
ini, akan tetapi hewan juga dirugikan dalam kasus ini. Industri fast fashion ini tidak hanya
menggunakan bahan-bahan berbahaya yang terbuat dari zat kimia. Tetapi, mereka juga
mengambil kulit-kulit binatang seperti buaya, macan, ular dan hewan lainnya sebagai bahan
pakaian dan tas. Hal inilah yang membuat populasi hewan menjadi terancam. Selain itu,
kekerasan pada hewan pastinya terjadi dalam hal ini. Dalam menggunakan hewan pada
industri fashion, akan ada pemaksaan yang dilakukan terhadap hewan tersebut sehingga
kekerasan pun terjadi.
Manusia itu sendiri juga bisa mendapat dampak buruk dari berkembangnya fashion
yang begitu cepat. Misalnya dapat membuat orang memiliki sifat konsumtif ketika trend
fashion terbaru ada. Kegiatan industri fashion yang memproduksi pakain dalam jangka waktu
yang singkat dan jumlah yang sedikit untuk setiap modelnya membuat orang-orang memiliki
sifat yang konsumtif. Oleh karena itu industri fashion ini mendorong orang-orang untuk
sering berbelanja. Adanya barang-barang limited edition membuat banyak orang berburu
untuk mendapatkannya. Padahal, belum tentu mereka membutuhkan barang tersebut. Selain
itu fashion styles memberikan dampak yang sangat besar bagi perkembangan remaja. Jika
para remaja tidak mengenakan pakaian terbaru yang bermerk mahal dan terkenal, mereka
akan dianggap sebagai remaja yang tidak “up to date” alias ketinggalan zaman. Selain itu,
mereka mungkin saja akan di jauhi bahkan ditinggalkan. Hal tersebut akan mengakibatkan
remaja menjadi remdah diri dan bahkan depresi. Biasanya hal ini terjadi pada remaja wanita.
Selanjutnya, Industri fashion cenderung membahayakan pekerjanya. Dalam memproduksi
pakaian yang banyak dan terus menerus dalam setahun. Para pelaku industri ini
mempekerjakan para pegawainya dengan tidak manusiawi. Pekerja dari industri ini harus
bekerja selama belasan jam per hari dengan upah yang rendah.
 Kesimpulannya, perkembangan fashion tidak selalu berakhir baik pada kehidupan
kita. Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan sehingga tidak hanya merugikan
lingkungan dan hewan, tetapi juga bisa merugikan manusia itu sendiri. Semoga saja
kedepannya penggunaan kulit hewan tidak digunakan lagi industry fashion. Serta
pencemaran lingkungan dapat diatasi dengan baik. Tidak hanya itu kita harus memperhatikan
kebiasaan kita dalam membeli baju. Belilah baju yang sesuai dengan kebutuhan,.