Anda di halaman 1dari 4

EKOSISTEM MODE DAN OVERVIEW FASHION INDUSTRI

Pemahaman antara kondisi ideal negara maju dengan kondisi aktual di


Indonesia dapat memberikan gambaran mengenai kebutuhan dari industri fashion
nasional sehingga dapat berkembang dengan baik. Hal ini dicapai melalui
pertimbangan potensi (kekuatan dan peluang) dan permasalahan (tantangan,
kelemahan, ancaman, dan hambatan) yang dihadapi dalam mengembangkan industri
fashion di Indonesia.
Ekosistem industri fashion, yaitu sebuah sistem yang menggambarkan
hubungan saling ketergantungan (interdependent relationship) setiap peran di dalam
proses penciptaan nilai kreatif dan dengan lingkungan sekitar yang mendukung
terciptanya nilai kreatif. Untuk menggambarkan hubungan saling ketergantungan ini,
akan dibuat sebuah peta ekosistem yang terdiri atas empat komponen utama :
a. Rantai Nilai Kreatif (Creative Value Chain)
b. Pasar‐Konsumen, Audience, dan Customer (Market)
c. Lingkungan Pengembangan (Nurturance Environment)
d. Pengarsipan (Archiving)
Keempat komponen ini mempunyai peran yang berbeda, namun saling
berinteraksi dan membentuk suatu siklus dalam suatu ekosistem industri subsektor
fashion yang dapat menghasilkan rantai nilai kreatif secara berkelanjutan. Peta
ekosistem fashion dibuat dengan menggunakan pendekatan kondisi ideal atau
modelling untuk menggambarkan bentuk sempurna industri fashion secara
komprehensif dan perkembangannya secara berkelanjutan. Peta ini menggambarkan
aktivitas yang terjadi pada setiap tahapan kreatif. Dalam hal ini, para pelaku yang
terlibat dan keterkaitan antarkomponen dijadikan sebagai suatu ekosistem secara
berkelanjutan. Dengan demikian, fashion dapat berkembang dalam konteks industri.
Perkembangan industri fashion yang meningkat secara signifikan juga diwarnai
dengan kemunculan istilah fast fashion dan slow fashion. Kalau fast fashion
mementingkan kuantitas dan produksi yang cepat, slow fashion lebih menekankan
kualitas produk dan pemakaian yang lebih lama. Esensi dari slow fashion adalah
produksi pakaian yang etis dan ramah lingkungan.
1. Fast Fashion dan Dampak yang Ditimbulkan
Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang
memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat
singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak
tahan lama. Misalnya ketika musim panas, industri fast fashion akan memproduksi
pakaian musim panas. Dan dalam waktu yang singkat, mereka akan memproduksi
pakaian untuk musim dingin ketika musim dingin datang. Bahkan saat ini,
kebanyakan industri fast fashion memproduksi hingga 42 model fashion dalam
waktu 1 tahun. Konsep bisnis ini memproduksi pakaian dengan jumlah banyak
dan cepat demi memenuhi permintaan pasar. Kemunculan fast fashion mendukung
gaya hidup konsumtif karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan
pakaian dari designer.
Industri fast fashion seringkali tidak memperhatikan dampak buruk
terhadap lingkungan dan mengorbankan keselamatan para pekerjanya.

Ciri‐ Ciri Fast Fashion


Berikut 4 ciri‐ciri yang dapat mempermudah kalian mengenali sebuah
produk fast fashion :
a) Produk fast fashion memiliki banyak model dan selalu mengikuti trend
terbaru.
b) Model fashion selalu berganti dalam waktu yang sangat singkat.
c) Diproduksi secara massal di negara Asia dan negara berkembang, dimana
pekerja digaji dengan sangat murah tanpa ada jaminan keselamatan kerja dan
upah yang layak, salah satunya di Indonesia.
d) Menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas (murah) dan tidak tahan
lama.

Dampak Fast Fashion


Industri fast fashion tentunya memberikan dampak yang buruk terhadap
lingkungan, bahkan manusia sendiri.
a) Industri fast fashion biasanya menggunakan pewarna tekstil yang murah dan
berbahaya, sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan beresiko
terhadap kesehatan manusia.
b) Poliester adalah salah satu bahan baku yang banyak digunakan industri fast
fashion yang berasal dari bahan baku fosil, sehingga saat dicuci akan
menimbulkan serat mikro yang meningkatkan jumlah sampah plastik.
c) Bahan katun yang digunakan biasanya dicampur dengan air dan pestisida
dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga membahayakan para pekerja dan
meningkatkan resiko kekeringan, menciptakan tekanan besar pada sumber air,
menurunkan kualitas tanah, serta berbagai masalah lingkungan lainnya.
d) Industri fast fashion biasanya juga menjadi penyebab menurunkan jumlah
populasi hewan, karena kebanyakan dari mereka juga memanfaatkan kulit
binatang sebagai bahan baku dan tentunya akan dicampur dengan berbagai zat
kimia. Seperti ular, macan, dan hewan lainnya.
e) Industri fast fashion mendorong banyak orang untuk sering berbelanja,
karena mereka selalu memproduksi model dengan tren terbaru. Hal ini akan
menimbulkan sifat boros dan ketidakpuasan.
2. Slow Fashion dan Dampaknya pada Lingkungan
Slow fashion atau sustainable fashion merupakan sebuah gerakan yang
berusaha memperbaiki masalah yang ditimbulkan fashion dengan memperhatikan
kualitas dan ketahanan produk yang ramah lingkungan, serta meningkatkan
kondisi lingkungan kerja.
Seperti yang kita ketahui, fashion memberikan berbagai masalah
lingkungan yang hampir tidak dapat diatasi lagi. Realita inilah yang mendorong
berbagai individu untuk melakukan aksi nyata perubahan demi keberlangsungan
hidup manusia dan alam, salah satunya melalui slow fashion. Gerakan ini
mengajak seluruh kalangan masyarakat, mulai dari produsen bahan mentah,
pabrik, hingga pembeli, untuk peduli akan dampak yang diberikan kepada alam.
Produsen bahan mentah diajak untuk menggunakan cara terbarukan dalam
memproduksi bahan mentah. Banyak produsen, seperti petani kapas, yang
memutuskan untuk mengubah cara penanaman mereka dengan mengurangi
penggunaan berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat merusak ekosistem.
Selain itu, beberapa organisasi, seperti Better Cotton Initiative, menyediakan
informasi dan metode bagi para petani untuk melakukan penanaman yang aman
dan ramah lingkungan. Hal ini semakin diperkuat dengan kesadaran mereka untuk
memerhatikan kebutuhan pekerja dan lingkungan di sekitar.
Kemudian, berbagai industri dan rumah fashion memutuskan untuk fokus
menyediakan produk yang mengedepankan kualitas dan ketahanan produk dengan
menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Dengan Merhatikan kualitas
dan ketahanan, industri dapat menekan jumlah limbah yang ada di dunia. Pembeli
akan beramai‐ramai membeli produk berkualitas, sehingga industri fashion yang
tidak memerhatikan kondisi lingkungan dan sosial akan ditinggalkan. Pada saat
yang sama, ketahanan produk akan menekan jumlah pembelian dan pembuangan
limbah yang dapat merusak lingkungan. Selain itu, dengan memilih bahan yang
ramah lingkungan, industri dapat menekan jumlah pencemaran yang diakibatkan
dari aktivitas produksi.
Walaupun demikian, industri fashion tidak dapat berubah tanpa adanya
kesadaran masyarakat untuk melakukan aksi nyata perubahan. Gerakan ini
meminta masyarakat, terutama para fashionista, untuk berpikir dua kali sebelum
membeli dan membuang pakaian. Selain itu, masyarakat juga diajak untuk
menolak atau mengurangi penggunaan pakaian yang tidak menghiraukan kondisi
lingkungan
Walaupun gerakan ini belum dapat menghentikan semua kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh industri fesyen, sudah ada banyak perubahan
sosial dan lingkungan yang dibawanya. Semakin banyak industri serta masyarakat
yang sadar dan peduli akan dampak yang mereka bawa terhadap lingkungan. Hal
ini berarti pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ada dapat ditekan. Oleh
karena itu, semakin banyak yang menyadari dan mengubah kebiasaan buruk ini,
semakin besar pula kemungkinan industri fesyen dapat berubah dan bumi pun
pulih dari kerusakan.

Dampak Slow Fashion


Walaupun gerakan ini belum dapat menghentikan semua kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh industri fashion, sudah ada banyak perubahan
sosial dan lingkungan yang dibawanya. Semakin banyak industri serta masyarakat
yang sadar dan peduli akan dampak yang mereka bawa terhadap lingkungan. Hal
ini berarti pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ada dapat ditekan. Oleh
karena itu, semakin banyak yang menyadari dan mengubah kebiasaan buruk ini,
semakin besar pula kemungkinan industri fashion dapat berubah dan bumi pun
pulih dari kerusakan.
Fashion merupakan salah satu industri terbesar di dunia yang
menghasilkan berbagai masalah lingkungan di dunia, terutama akibat
perubahannya yang sangat pesat. Untuk mengatasi hal ini, banyak masyarakat
yang memutuskan beralih ke slow fashion, sebuah gerakan yang mengedepankan
kualitas, ketahanan, serta keramahan produk terhadap lingkungan. Akan tetapi,
semua ini tidak dapat berhasil tanpa adanya kesadaran dan partisipasi masyarakat
untuk membawa perubahan. Oleh karena itu, kita harus mengambil langkah untuk
mengubah kebiasaan buruk kita untuk melindungi dan melestarikan alam sebelum
terlambat.

Anda mungkin juga menyukai