Anda di halaman 1dari 10

CREATIVITY CONTEST

Sustainable Fashion : The Profiting Earth Saver”

BIDANG KEGIATAN:
Kewirausahaan
Disusun oleh:
Aninda Raissa Tsabita 1401220092
Gde Daivanatha Bajramaya 1401220107
Indah Permanasari 1401220100
Melda Anggraeni 1401220098
Shofiyyah Hafizhah Az-Zahra 1401220091
Viardha Alifa S 1401220090

TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2022
i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
GAGASAN 2
DAFTAR PUSTAKA 7

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan pengaruh terhadap masyarakat mengenai
konsep mode. media social menjadi platform yang memudahkan para pengusaha fashion
dalam menyebarkan tren mode di dunia. Realitanya, tren mode yang berubah dengan cepat
menyebabkan masyarakat berlomba-lomba mencari mode yang terbaru sehingga
terbentuklah pola hidup konsumtif. Pola konsumtif inilah yang memberikan pengaruh baik
bagi pengusaha industri mode. Sehingga, mode menjadi salah satu industri besar yang
digadang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bahkan pada tahun 2016, nilai
ekspor industri fashion Indonesia mencapai lebih dari 58.5 triliun rupiah (global business
guide Indonesia, 2016).

Disamping pertumbuhan ekonomi, ada hal yang seringkali hilang dalam perhatian kita
mengenai bisnis fashion di dunia, khususnya Indonesia. Perubahan tren mode yang terus
berganti secara dinamis menyebabkan munculnya konsep fast fashion dalam industri mode.
Fast fashion menerapkan bentuk tren fashion nasional dan internasional dengan harga yang
lebih murah, mudah didapatkan, serta diproduksi dalam jumlah yang banyak. Produksi mode
dalam jumlah banyak dengan waktu yang cepat adalah salah satu upaya industri mode untuk
melengkapi tuntutan dari konsumen terhadap tren mode.

Konsep fast fashion yang dimana produsen memusatkan perhatian penuh terhadap
produksi dalam jumlah besar menyebabkan kurangnya perhatian terhadap aspek lingkungan.
Fashion disebut sebagai industri paling berpolusi kedua di dunia, setelah industri
perminyakan. 10 persen dari emisi karbon yang memengaruhi krisis iklim dihasilkan dari
industri fashion (UN conference of trade and development 2019). Dahulu rata-rata sebuah
merk merilis dua koleksi, yaitu koleksi musim panas dan musim dingin. Namun, saat ini
frekuensinya bertambah pesat jauh lebih tinggi,. Terdapat merk global yang merilis belasan
bahkan mencapai lebih dari 40 koleksi per tahun.

Menyikapi hal tersebut, kami ingin menciptakan fashion brand dengan konsep
sustainable fashion atau eco-fashion, dimana fashion yang kita bentuk memiliki value bagi
konsumen dan lingkungan. Sejauh ini, industri fashion seringkali tidak memperhatikan
dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Mulai dari material yang tidak ramah
lingkungan sebagai bahan dasar produk, proses pembuatan produk yang juga tidak ramah
lingkungan, hingga pengolahan limbah hasil proses pembuatan produk. Akibatnya, terciptalah
environment tidak sehat yang perlahan turut berpartisipasi merusak bumi ini.

1
Konsep sustainable fashion yang akan kami ciptakan mengimplementasikan pemilihan
material yang alami, hasil dari proses daur ulang. Kemudian proses produksi dengan teknologi
yang ramah lingkungan, pengolahan sisa hasil produksi dengan baik juga menjadi salah satu
inovasi terbaik kami yang berupa reusable dan eco-friendly packaging. Pemilihan mode yang
unik dalam konsep yang kami ciptakan menjadikan produk bersifat adjustable. Serta konsep
penjualan yang efektif, tentunya untuk konsumen dan environment

2
GAGASAN
2.1 Ide Produk – Rencana Usaha

Tren yang dikenal dengan istilah fast fashion yang bergerak sangat cepat, dengan
koleksi baru yang diluncurkan setiap minggu, dan dijual dengan harga relatif murah, telah
memikat konsumen untuk terus membeli pakaian. Hal tersebut memiliki dampak negative
yang sangat besar untuk bumi, salah satunya adalah menjadi salah satu penyebab terbesar
polusi limbah fashion yang dapat merusak lingkungan.

Untuk meningkatkan keberlanjutan produk yang digunakan secara terus menerus


dalam industry fashion. Kami berencana untuk memperkenalkan pelabelan pada pakaian yang
akan menginformasikan kepada konsumen betapa mudahnya produk itu didaur ulang dan
ramah lingkungan.

Kami memiliki ide dan rencana yang dapat mempromosikan barang-barang yang lebih
berkelanjutan, tahan lama, dan lebih mudah diperbaiki, dan didaur ulang.

“BERI” judul brand yang kami usungkan. Arti dalam kbbi yakni menyerahkan
(membagikan, menyampaikan) sesuatu, sebuah konsep yang kami bangun untuk memberikan
kesadaran kepada masyarakat luas - konsumen kami, akan pentingnya implementasi
sustainable fashion pada masa ini. Kami tidak sebatas menjual fashion, namun memberikan
evolusi kepada fashion itu sendiri, mengubah persepsi kebanyakan orang bahwa fashion
hanya sebatas benda yang kita pakai – tanpa mengetahui dampak buruknya, namun
memberikan pandangan bahwa fashion, juga bisa menjadi ajang untuk kita agar bisa
menyelamatkan bumi.

Dengan slogan kami – “BERI untukmu, BERI untuk bumi” kami selalu dan akan selalu
mengingatkan konsumen maupun audience kami untuk selalu menjaga environment, demi
keberlangsungan kehidupan. Disisi lainnya, kami juga mengembangkan brand ini sebagai
ajang mendukung berkembangnya produk produk lokal lainnya juga terutama brand - brand
yang mengusung konsep sustainable fashion juga.

Untuk perilisan produk serta design yang digunakan, kami mengusung sistem season
releasing, yakni perilisan dalam satu fase dengan satu tema design khusus dan dalam rentang
waktu yang ditentukan – kisaran 2 bulan. Dengan produk limited stock dan tidak akan restock
di season selanjutnya, melainkan akan diganti dengan design – design baru serta inovasi
produk lainnya. Dengan sistem ini kami mengharapkan kepuasan konsumen dengan prestige
barang kami berupa ekslusifibilitas produk, yang dapat menjadi poin plus untuk produk kami
pula.
3
2.2 Inovasi dan Kreativitas Produk

Lalu, apa yang membedakan kami dengan brand – brand fashion yang beredar? Yap!
Bahan produksi kami! Kami menggunakan bahan produksi dari tekstil yang didaur ulang –
yang Sebagian besar kami dapatkan dari limbah pakaian bekas, lalu kita olah ulang menjadi
bahan produksi baru (benang) dengan teknologi ramah lingkungan yang lalu ditenun lagi
menjadi kain. Lalu dari kain tersebutlah kami memproduksi produk pakaian BERI ini.

“Sisa produknya kan jadi limbah lagi tuh? Sama aja dong?” Eitss tenang.. Kami tentu
saja tidak melupakan hal tersebut. Oleh karena itu hadirlah inovasi kami untuk mengolah
limbah sisa hasil produksi kami untuk dijadikan sub-produk kami berupa tote bag, yang
nantinya juga kami gunakan sebagai secondary product packaging. Gimana? Menarik bukan?

Kebutuhan akan barang mentah, terutama bahan produksi utama kami, yakni kain
yang Sebagian besar merupakan olahan limbah bekas – tentu saja sangat besar, dan biaya
yang dibutuhkan tentu saja tidak sedikit. Disinilah ide kami muncul, untuk berinteraksi
langsung dengan konsumen kami – juga menjadi ajang promosi kami, yakni mengadakan
event #BERIkamipakaianbekasMu!, sebuah event utama dari setiap season releasing kami –
yakni kami membuka ruang untuk para konsumen kami, agar bisa membuang – memberikan
limbah pakaian/pakaian bekas kepada kami, lalu ditukarkan dengan voucher untuk berbelanja
di commerce kami, yang tentunya diakumulasikan.

2.3 Rencana Pelaksanaan - SWOT

Seperti yang sudah kami paparkan sebelumnya, kami mengusung sistem perilisan
Season Releasing, yakni sistem perilisan yang mengusung satu tema design – dengan limited
stock products dan dalam rentang waktu terbatas yakni sekitar 2 bulan. Dalam satu season
kami akan mengadakan 3 fase, yakni
1. #BERIkamipakaianbekasMu. dianggap juga sebagai pre-season, sebuah fase dimana
kami mengadakan event pemberian limbah pakaian bekas oleh konsumen untuk
ditukarkan dengan voucher berbelanja produk – produk kami, disisi lain fase ini juga
kami manfaatkan sebagai wadah bagi kami untuk mempromosikan – menyebarluaskan
brand kami dan visi kami.
2. Releasing Products. Perilisan katalog produk kami di kanal media berupa website dan
juga Instagram, serta pembukaan pre-order produk terbatas.
3. Summarise. Fase terakhir kami berupa pengiriman produk produk kami kepada
konsumen, serta event feedback kami dari konsumen- yakni #BERIkamipendapatmu,
sebagai penutup season. Event #BERIkamipendapatmu adalah sebuah ajang feedback
dari konsumen atas kepuasan mereka terhadap brand kami dan harapan kedepannya.

4
Nah, bukan usaha namanya kalau kami tidak menjabarkan Strength- Weakness-
Opportunities – Threat kami. Berikut adalah penjabarannya.
1. Strength (Kekuatan)
- Menerapkan bentuk tren fashion dengan kualitas yang baik
- Produk menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti katun dan kain
linen
- Mengurangi limbah benang dan kain dengan adanya daur ulang

2. Weakness (Kelemahan)
- Masih awam dimata mayoritas konsumen, segmentasi pasarnya sekarang
yang masih dianggap "tinggi" karena harganya yang lumayan mahal

3. Opportunities (Peluang)
- Adanya penggunaan media sosial pada penjualan produk menjadikan minat
konsumen untuk pembelian produk semakin meningkat
- Bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk fast fashion
dan lebih memahami sustainable fashion, serta bisa menjadi ajang support
produk produk lokal

4. Threats (Ancaman)
- Kurangnya peminat karena harga yang lumayan tinggi
- persaingan dengan brand fast fashion yang masih massive

5
2.4 Anggaran Biaya Produksi

Dalam sebulan masa produksi, kami memperkirakan untuk memproduksi 500 pcs
pakaian dalam 3 model yang berbeda.
Perhitungan Biaya Tetap Perbulan

Biaya investasi awal Biaya perbulan Biaya per satuan


1 Sewa rumah produksi (1 tahun) 30.000.000 2.500.000 5000
2 Mesin jahit (3 tahun) 36.000.000 1.000.000 2000
3 Komputer (5 tahun) 30.000.000 500.000 1000
Biaya operasional tetap perbulan
1 Biaya gaji karyawan 8 orang 12.000.000 24000
Rp1.500.000/orang
2 Biaya listrik dan internet 900.000 1800
3 Biaya promosi 500.000 1000
4 Biaya operasional kantor 300.000 600
5 Biaya desainer (3 6.000.000 500.000 1000
desain/tahun)
Jumlah biaya tetap per satuan produk 36.400

Perhitungan biaya variabel (per satu produk)

1 Bahan baku kain (sutra, linen, hemp) 100.000 - 250.000


2 Bahan perlengkapan jahit 35.000
3 Biaya tenaga kerja 20.000
4 Biaya pengemasan 15.000
Jumlah biaya variabel per satuan 170.000 – 320.000

Dengan demikian, biaya produksi pakaian per potong adalah Rp206.400,00 sampai dengan
Rp356.400,00
Pengambilan laba per produk sebesar 10%, maka harga penjualan produk mulai dari
Rp230.000,00 hingga Rp390.000,00.

6
DAFTAR PUSTAKA
Zahra, A., 2022. Apa Itu Fesyen Berkelanjutan (Sustainable Fashion)?. [online]
Zerowaste.id. Available at: <https://zerowaste.id/zero-waste-fashion/apa-itu-fesyen-
berkelanjutan-sustainable-fashion/> [Accessed 17 September 2022].
Zahra, A., 2022. Fesyen Lambat (Slow Fashion). [online] Zerowaste.id. Available at:
<https://zerowaste.id/zero-waste-fashion/fesyen-lambat-slow-fashion/> [Accessed 16
September 2022].
okezone. 2022. 5 Fakta Seputar Limbah Fashion, Industri Paling Berpolusi Kedua di
Dunia. [online] Available at:
<https://lifestyle.okezone.com/read/2022/04/11/612/2577088/5-fakta-seputar-limbah-
fashion-industri-paling-berpolusi-kedua-di-dunia> [Accessed 16 September 2022].
Wardhani, W., 2020. Potensi ‘Sustainable Fashion’ di Indonesia. [online]
Magdalene.co. Available at: <https://magdalene.co/story/potensi-sustainable-fashion-di-
indonesia> [Accessed 16 September 2022].
Generali Indonesia. 2020. Memahami Konsep “Sustainable Fashion”, Tren Ramah
Lingkungan. [online] Available at:
<https://www.generali.co.id/id/healthyliving/detail/342/memahami-konsep-sustainable-
fashion-tren-ramah-lingkungan> [Accessed 16 September 2022].

7
1

Anda mungkin juga menyukai