Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROGRAM KREATIF MAHASISWA

PENYALURAN BAJU BEKAS LAYAK PAKAI DAN USAHA DAUR


ULANG BAJU BEKAS YANG TIDAK LAYAK PAKAI

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI

FOCUS GROUP 3

Mario Alfitto 2206036442


Nur Halimah 2206070442
Rajendra Raz Yazid Yuwono 2206034235
Selina 2206814873
Sharlene Ophelia 2206818770
Teti Riswanti 2206040010

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3. Tujuan PKM ................................................................................................................ 4
1.4. Manfaat PKM .............................................................................................................. 4
1.5. Luaran yang Diharapkan ............................................................................................. 4
BAB II ISI .................................................................................................................................. 6
2.1. Kondisi Masyarakat..................................................................................................... 6
2.2. Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat................................................................... 6
2.3. Solusi yang Ditawarkan .............................................................................................. 6
2.4. Metode Pelaksanaan .................................................................................................... 7
BAB III BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .......................................................................... 8
3.1. Anggaran Biaya ........................................................................................................... 8
3.2. Jadwal Kegiatan .......................................................................................................... 8
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fast fashion adalah suatu mode yang diproduksi secara cepat, massal, dan murah.
Bahkan mengambil konsep desain dari merek lain terutama merek high-end. Fast fashion
awalnya merupakan sebuah tren yang muncul selama tahun 1980 – 1990 di United Kingdom.
Kemudian fast fashion berkembang pesat secara global dengan berbagai merek seperti Mango,
H&M, Uniqlo, Bershka dan lain sebagainya. Akan tetapi, fast fashion di zaman sekarang
memiliki dampak buruk bagi lingkungan karena menghasilkan limbah pakaian. Pakaian yang
murah dan cepat di produksi seringkali tidak memiliki kualitas yang bagus dan hanya bertahan
beberapa kali dipakai sebelum rusak atau tidak digunakan lagi.

Hal ini menyebabkan konsumen membuang pakaian secara tergesa-gesa yang


menjadikan meningkatnya jumlah limbah pakaian. Peningkatan jumlah limbah pakaian dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem dan kehilangan keanekaragaman
hayati. Selain itu, banyak bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi pakaian fast
fashion yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, trend fast
fashion di zaman sekarang perlu diubah menjadi model bisnis yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Perubahan Fast fashion ini dapat dilakukan melalui penyaluran baju bekas layak
pakai dan mendaur ulang baju yang tidak layak pakai menjadi bahan pembuatan kerajinan
tangan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang PKM, maka dapat dirumuskan beberapa masalah berikut
ini:

1. Apa yang harus dilakukan dalam proses penyaluran limbah pakaian?


2. Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menyalurkan baju
bekas yang masih layak pakai?
3. Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan baju bekas yang tidak layak pakai melalui
usaha daur ulang, sehingga dapat mengurangi jumlah limbah tekstil?

1.3. Tujuan PKM

Seiring dengan perkembangan zaman dan maraknya trend fast fashion di masa sekarang,
masyarakat yang turut andil dalam trend ini terkadang dibuat bingung dengan bagaimana agar
pakaian yang mereka miliki yang sudah tidak terpakai karena lekang oleh zaman ini tidak
menumpuk atau bahkan menjadi sampah. Oleh karena itu kami mengusung PKM ini dengan
berbagai tujuan di antaranya:
1. Mengurangi potensi menumpuknya pakaian yang sudah tidak terpakai.
2. Mengurangi limbah pakaian.
3. Sebagai wadah untuk menyalurkan pakaian bekas layak pakai atau tidak layak pakai
untuk nantinya disumbangkan atau/dan dibuat produk baru.
4. Turut andil dalam menggerakkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
5. Membuka lapangan kerja.

1.4. Manfaat PKM

PKM yang kelompok kami usung ini memiliki beberapa manfaat di antaranya:
1. Sebagai wadah masyarakat untuk beramal.
2. Menambah penghasilan bagi UKM maupun kami sebagai badan usaha.
3. Turut serta menjaga lingkungan karena pada prosesnya PKM kami berperan sebagai
wadah untuk masyarakat agar mengurangi limbah pakaian.
4. Sebagai wadah masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.

1.5. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang kami harapkan dari PKM ini adalah sebagai berikut:
1. Menjadi media bagi masyarakat untuk ikut serta dalam mengurangi dampak negatif
limbah fast fashion.
2. Menjadi media bagi UKM lainnya untuk meningkatkan usahanya juga untuk ikut serta
dalam mengurangi dampak negatif limbah fast fashion.
3. Memberikan perubahan yang signifikan untuk menjaga kelestarian alam dan
mengurangi efek gas rumah kaca yang menyebabkan climate change atau perubahan
iklim.
BAB II
ISI

2.1. Kondisi Masyarakat

Hasil survei Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Nasional Indonesia oleh Kementerian
Perdagangan pada bulan Desember 2022 menunjukkan angka 53,23 atau dikategorikan sebagai
“mampu” dalam hal keberanian masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi. Meski angka
tersebut tidak setinggi negara-negara lainnya, namun hal tersebut cukup membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia cukup aktif dalam mengkonsumsi produk pasar, tanpa terkecuali produk
pasar pakaian. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi pakaian dari merk-
merk internasional seperti H&M, Uniqlo, Zara, Bershka, dan lainnya yang ternyata termasuk
ke dalam kategori brand fast fashion. Sayangnya, banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak
menyadari dampak yang ditimbulkan pada alam dan lingkungan ketika mengkonsumsi produk
dari brand-brand fast fashion tersebut.

2.2. Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat

Kemampuan atau keberdayaan masyarakat Indonesia untuk mengikuti tren terbaru dalam
fashion atau busana membawa masyarakat Indonesia untuk semakin konsumtif dan membeli
produk-produk fast fashion. Konsumsi yang tinggi akan produk fast fashion dan rasa antusias
masyarakat untuk mengikuti tren terbaru menjadi dorongan bagi brand fashion untuk
memproduksi pakaian-pakaian dengan model yang baru secara terus menerus dan silih berganti
tiap musimnya. Pada akhirnya, pakaian yang tidak lagi menjadi tren banyak terbuang dan
menjadi penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan, seperti meningkatnya efek gas
rumah kaca dan pencemaran air. Masyarakat Indonesia juga masih kurang teredukasi dalam
hal manajemen limbah, sehingga limbah pakaian yang terbuang pun banyak dibuang pada
tempat yang salah.

2.3. Solusi yang Ditawarkan

Sering dengan perkembangan zaman yang begitu cepat khususnya dalam perkembangan
trend fashion ini, tingkat konsumsi masyarakat terhadap pakaian-pakaian trendi masa kini juga
semakin konsumtif. Hal ini tentu akan menjadi masalah baik bagi pengikut trend ini maupun
bagi lingkungan. Penumpukan pakaian yang dianggap sudah ketinggalan zaman atau tidak
layak pakai ini sering kali membuat masyarakat bingung bagaimana agar pakaian ini tidak
dibiarkan menumpuk.
Dengan perkembangan zaman, tentu trend fast fashion ini tidak akan bisa hilang atau
ditekan, bahkan mungkin akan muncul beberapa trend baru di masa mendatang. Oleh karena
itu, kami mengusulkan PKM yang berperan sebagai wadah untuk mengolah pakaian dan
menyalurkan pakaian tersebut dengan harapan limbah fashion ini nantinya tidak akan
menumpuk dan menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Selain itu, PKM ini juga
diharapkan akan berperan dalam memajukan UKM.

2.4. Metode Pelaksanaan

Kami melakukan promosi usaha ke publik, bahwa kami menerima penyaluran limbah
pakaian layak pakai dan tidak layak pakai. Melalui media sosial masyarakat dapat menyalurkan
pakaiannya baik yang layak pakai maupun tidak layak pakai kepada kami untuk diolah,
didonasikan, atau dijual kembali. Setelah pengumpulan pakaian tersebut, dilakukanlah
penyortiran, untuk memisahkan pakaian yang masih layak pakai dengan yang sudah tidak layak
pakai. Pakaian yang masih layak pakai akan didonasikan atau dijual kembali. Pakaian yang
sudah tidak layak pakai, kami olah kembali untuk diubah menjadi aksesoris, yang mendapatkan
nilai jual. Dalam pengolahan pakaian tidak layak tersebut kami memberdayakan ibu-ibu.
BAB III
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

3.1. Anggaran Biaya

URAIAN QTY HARGA SATUAN (RP) TOTAL (RP) Keterangan

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

Upah 5 Rp. 4.900.000,00- Rp. 24.500.000,00-

Mesin Jahit 4 Rp. 1.500.000,00- Rp. 6.000.000,00-

Mesin Obras 2 Rp. 4.200.000,00- Rp. 8.400.000,00-

Benang 5 Rp. 74.000,00- Rp. 370.000,00- 5000 Yards

Mesin Laundry 1 Rp. 4.500.000,00- Rp. 4.500.000,00-

Karet 5 Rp. 15.000,00- Rp. 75.000,00- 25 Yards

Warehouse 1 Rp 30.000.000,00- Rp 30.000.000,00- Per Tahun

Transportasi Rp. 5.000.000,00- Rp. 5.000.000,00-

Kemasan 100 Rp. 5.000,00- Rp. 500.000,00-

Promosi

Iklan Rp. 2.000.000,00- Rp. 2.000.000,00-

Sponsorship Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00-

Total Rp. 73.345.000,00-

3.2. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan ke-


1 2 3 4 5

Pembuatan Proposal

Pengajuan Proposal

Persiapan bahan baku dan alat produksi

Uji coba kegiatan

Evaluasi hasil uji coba

Revisi dari hasil uji coba

Pembuatan produk

Promosi usaha

Tahap eksekusi metode pelaksanaan


KESIMPULAN

Maraknya trend Fast Fashion membuat banyak masyarakat yang berlomba-lomba


untuk membeli pakaian dengan tujuan agar tidak ketinggalan zaman. Hal ini tentu memberikan
dampak yang buruk baik bagi alam maupun bagi masyarakat tersebut. Masyarakat yang
memiliki kegemaran dalam mengoleksi barang terbaru akan merasa pakaian mereka yang
dianggap sudah ketinggalan zaman mungkin tidak akan memakai lagi pakaian tersebut. Oleh
karena itu kami berusaha untuk mengurangi dampak dari fast fashion tersebut dengan membuat
sebuah usaha yang mana diharapkan akan bisa mengurangi limbah pakaian yang nantinya akan
berdampak buruk bagi alam.

DAFTAR PUSTAKA

Diantari, N. K. Y. (2021). Tren New Normal pada Industri Fast Fashion di Indonesia: Adaptasi Fast
Fashion di Masa Pandemi. Journal of Fashion Design, 1, 68–75.

Igini, M. (2023, April 20). How to Recognize Fast Fashion Brands and Which Ones to Avoid.
EARTH.ORG. https://earth.org/fast-fashion-brands-to-avoid/

Kementerian Perdagangan RI. (2022, December 7). Angka IKK Nasional 53,23, Dirjen PKTN:
Konsumen Mampu Gunakan Hak dan Kewajibannya. Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia. https://www.kemendag.go.id/berita/siaran-pers/angka-ikk-nasional-53-23-dirjen-pktn-
konsumen-mampu-gunakan-hak-dan-kewajibannya

Anda mungkin juga menyukai