FOCUS GROUP 3
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
DAFTAR ISI
Fast fashion adalah suatu mode yang diproduksi secara cepat, massal, dan murah.
Bahkan mengambil konsep desain dari merek lain terutama merek high-end. Fast fashion
awalnya merupakan sebuah tren yang muncul selama tahun 1980 – 1990 di United Kingdom.
Kemudian fast fashion berkembang pesat secara global dengan berbagai merek seperti Mango,
H&M, Uniqlo, Bershka dan lain sebagainya. Akan tetapi, fast fashion di zaman sekarang
memiliki dampak buruk bagi lingkungan karena menghasilkan limbah pakaian. Pakaian yang
murah dan cepat di produksi seringkali tidak memiliki kualitas yang bagus dan hanya bertahan
beberapa kali dipakai sebelum rusak atau tidak digunakan lagi.
Berdasarkan latar belakang PKM, maka dapat dirumuskan beberapa masalah berikut
ini:
Seiring dengan perkembangan zaman dan maraknya trend fast fashion di masa sekarang,
masyarakat yang turut andil dalam trend ini terkadang dibuat bingung dengan bagaimana agar
pakaian yang mereka miliki yang sudah tidak terpakai karena lekang oleh zaman ini tidak
menumpuk atau bahkan menjadi sampah. Oleh karena itu kami mengusung PKM ini dengan
berbagai tujuan di antaranya:
1. Mengurangi potensi menumpuknya pakaian yang sudah tidak terpakai.
2. Mengurangi limbah pakaian.
3. Sebagai wadah untuk menyalurkan pakaian bekas layak pakai atau tidak layak pakai
untuk nantinya disumbangkan atau/dan dibuat produk baru.
4. Turut andil dalam menggerakkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
5. Membuka lapangan kerja.
PKM yang kelompok kami usung ini memiliki beberapa manfaat di antaranya:
1. Sebagai wadah masyarakat untuk beramal.
2. Menambah penghasilan bagi UKM maupun kami sebagai badan usaha.
3. Turut serta menjaga lingkungan karena pada prosesnya PKM kami berperan sebagai
wadah untuk masyarakat agar mengurangi limbah pakaian.
4. Sebagai wadah masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.
Luaran yang kami harapkan dari PKM ini adalah sebagai berikut:
1. Menjadi media bagi masyarakat untuk ikut serta dalam mengurangi dampak negatif
limbah fast fashion.
2. Menjadi media bagi UKM lainnya untuk meningkatkan usahanya juga untuk ikut serta
dalam mengurangi dampak negatif limbah fast fashion.
3. Memberikan perubahan yang signifikan untuk menjaga kelestarian alam dan
mengurangi efek gas rumah kaca yang menyebabkan climate change atau perubahan
iklim.
BAB II
ISI
Hasil survei Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Nasional Indonesia oleh Kementerian
Perdagangan pada bulan Desember 2022 menunjukkan angka 53,23 atau dikategorikan sebagai
“mampu” dalam hal keberanian masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi. Meski angka
tersebut tidak setinggi negara-negara lainnya, namun hal tersebut cukup membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia cukup aktif dalam mengkonsumsi produk pasar, tanpa terkecuali produk
pasar pakaian. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi pakaian dari merk-
merk internasional seperti H&M, Uniqlo, Zara, Bershka, dan lainnya yang ternyata termasuk
ke dalam kategori brand fast fashion. Sayangnya, banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak
menyadari dampak yang ditimbulkan pada alam dan lingkungan ketika mengkonsumsi produk
dari brand-brand fast fashion tersebut.
Kemampuan atau keberdayaan masyarakat Indonesia untuk mengikuti tren terbaru dalam
fashion atau busana membawa masyarakat Indonesia untuk semakin konsumtif dan membeli
produk-produk fast fashion. Konsumsi yang tinggi akan produk fast fashion dan rasa antusias
masyarakat untuk mengikuti tren terbaru menjadi dorongan bagi brand fashion untuk
memproduksi pakaian-pakaian dengan model yang baru secara terus menerus dan silih berganti
tiap musimnya. Pada akhirnya, pakaian yang tidak lagi menjadi tren banyak terbuang dan
menjadi penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan, seperti meningkatnya efek gas
rumah kaca dan pencemaran air. Masyarakat Indonesia juga masih kurang teredukasi dalam
hal manajemen limbah, sehingga limbah pakaian yang terbuang pun banyak dibuang pada
tempat yang salah.
Sering dengan perkembangan zaman yang begitu cepat khususnya dalam perkembangan
trend fashion ini, tingkat konsumsi masyarakat terhadap pakaian-pakaian trendi masa kini juga
semakin konsumtif. Hal ini tentu akan menjadi masalah baik bagi pengikut trend ini maupun
bagi lingkungan. Penumpukan pakaian yang dianggap sudah ketinggalan zaman atau tidak
layak pakai ini sering kali membuat masyarakat bingung bagaimana agar pakaian ini tidak
dibiarkan menumpuk.
Dengan perkembangan zaman, tentu trend fast fashion ini tidak akan bisa hilang atau
ditekan, bahkan mungkin akan muncul beberapa trend baru di masa mendatang. Oleh karena
itu, kami mengusulkan PKM yang berperan sebagai wadah untuk mengolah pakaian dan
menyalurkan pakaian tersebut dengan harapan limbah fashion ini nantinya tidak akan
menumpuk dan menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Selain itu, PKM ini juga
diharapkan akan berperan dalam memajukan UKM.
Kami melakukan promosi usaha ke publik, bahwa kami menerima penyaluran limbah
pakaian layak pakai dan tidak layak pakai. Melalui media sosial masyarakat dapat menyalurkan
pakaiannya baik yang layak pakai maupun tidak layak pakai kepada kami untuk diolah,
didonasikan, atau dijual kembali. Setelah pengumpulan pakaian tersebut, dilakukanlah
penyortiran, untuk memisahkan pakaian yang masih layak pakai dengan yang sudah tidak layak
pakai. Pakaian yang masih layak pakai akan didonasikan atau dijual kembali. Pakaian yang
sudah tidak layak pakai, kami olah kembali untuk diubah menjadi aksesoris, yang mendapatkan
nilai jual. Dalam pengolahan pakaian tidak layak tersebut kami memberdayakan ibu-ibu.
BAB III
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Promosi
Pembuatan Proposal
Pengajuan Proposal
Pembuatan produk
Promosi usaha
DAFTAR PUSTAKA
Diantari, N. K. Y. (2021). Tren New Normal pada Industri Fast Fashion di Indonesia: Adaptasi Fast
Fashion di Masa Pandemi. Journal of Fashion Design, 1, 68–75.
Igini, M. (2023, April 20). How to Recognize Fast Fashion Brands and Which Ones to Avoid.
EARTH.ORG. https://earth.org/fast-fashion-brands-to-avoid/
Kementerian Perdagangan RI. (2022, December 7). Angka IKK Nasional 53,23, Dirjen PKTN:
Konsumen Mampu Gunakan Hak dan Kewajibannya. Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia. https://www.kemendag.go.id/berita/siaran-pers/angka-ikk-nasional-53-23-dirjen-pktn-
konsumen-mampu-gunakan-hak-dan-kewajibannya