Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGARUH TEKNOLOGI PADA PERUBAHAN


POLA KONSUMSI FASHION DAN INDUSTRI PAKAIAN

SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

DI SUSUN OLEH :
1.FIRDA HASNA N (09)
2.NEISYA OCTA R (24)

KELAS X
MADRASAH ALIYAH
NEGERI 2 KOTA MADIUN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul pengaru teknologi pada perubahan pola konsumsi
fashion dan industri pakaian tepat waktu.

Makalah tersebut disusun guna memenuhi tugas pak sajida pada pembelajaran informatika
di MAN 2 KOTA MADIUN. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang pola konsumsi fashion dan industri pakaian

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pak Sajida selaku guru
informatika. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

MADIUN,13 MARET 2023

PENYUSUN

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB l PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 2
1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................. 2
BAB ll LANDASAN TEORI..................................................................................
2.1 TREND FASHION...........................................................................................
a) Pengertian fashion.........................................................................................
b) Trend fashion menurut islam........................................................................
c) Trend fashion dalam kehidupan ...................................................................
2.2 KONSUMSI......................................................................................................
a. Pengertian Konsumsi....................................................................................
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi................................
c. Perilaku Konsumsi Islam..............................................................................
BAB lll PENUTUP..................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................
3.2 SARAN..............................................................................................................
DAFTAR PUSAKA ...............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Fashion di Indonesia kini semakin berkembang mengikuti arus modernisasi.
Perkembangan ini menjadikan masyarakat sebagai masyarakat yang selektif di dalam
menentukan gaya hidupnya. Gaya hidup sangat erat hubungannya dengan fashion, karena
adanya fashion akan menunjang penampilan seseorang agar lebih menarik dan menjadi
trend center di masyarakat. Produk fashion termasuk produk yang dapat dikonsumsi dalam
jangka panjang karena produk ini digunakan dengan pemakainan normal satu tahun.
Produk fashion meliputi pakaian, sepatu, tas, aksesoris, dan lain sebagainya.

Persaingan bisnis di industri fashion sangat ketat terutama pada bidang pakaian, para
pelaku usaha fashion bersaing dalam menawarkan barang dagangan (produk yang dijual)
dengan berbagai cara yang digunakan agar konsumen tertarik dengan barang dijual oleh
perusahaan tersebut. Usaha fashion saat ini telah berkembang begitu pesat seiring
perkembangan zaman dan teknologi. Hal ini ditandai dengan semakin banyak pelaku
usaha fashion melakukan berbagai strategi guna menjalankan bisnisnya dan bersaing
dengan pelaku usaha fashion lainnya untuk menarik perhatian pasar. Oleh karena itu
dengan semakin ketatnya persaingan maka pelaku usaha 2 fashion mesti teliti dalam
memilih strategi guna mencari konsumen. Dalam menghadapi persaingan tersebut, maka
pelaku usaha perlu melaksanakan kegiatan pemasaran dengan menggunakan promosi yang
tepat, sehingga apa yang dituju dapat tercapai dengan meningkatnya angka penjualan,
sehingga keuntungan yang dihasilkan semakin meningkat.
1.
Berkembangnya industri/bisnis fashion juga dapat dilihat dari banyaknya outlet atau toko
yang menjual berbagai jenis pakaian. Dengan ragam yang begitu banyak tentunya
dibutuhkan usaha yang matang dalam mempromosikan produk fashion yang dijual.
Penggunaan media baru menjadi alternatif untuk menarik minat pembeli. Tidak dapat
dipungkiri dunia yang semakin informatif, menarik, sekaligus mudah diakses menjadikan
media baru sebagai sarana komunikasi, hiburan, serta berita yang dapat dinikmati dalam
genggaman. Salah satu bentuk media baru yang digemari saat ini yaitu sosial media.

Pemasaran melalui media sosial berpusat pada upaya perusahaan untuk membangun
konten yang menarik perhatian dan mendorong konsumen untuk terkoneksi dan berbagi
informasi dengan perusahaan melalui jaringan sosial media yang tersedia. Media sosial
menjadi platform yang mudah diakses oleh siapa pun maka peluang perusahaan untuk
meningkatkan kesadaran merek dalam jangka panjang menjadi lebih mudah
1.2 RUMUSAN MASALAH :
1. Apa pengaruh teknologi pada perubahan pola konsumsi fashion dan industri
pakaian ?
1. bagaimana cara pakai fashion di zaman sekarang?

1.3 TUJUAN PENULISAN :


tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. mengetahui pengaruh teknologi pada perusabahan pola konsumsi
fashion dan industri pakaian?
2. mengetahui bagaimana cara pakai fashion di zaman sekarang?

2.
BAB ll

LANDASAN TEORI

1. TREND FASHION

a. Pengertian fashion
Trend fashion adalah gaya berpakaian yang digunakan setiap hari oleh
seseorang, baik itu dalam kehidupan sehari-harinya ataupun pada saat acara tertentu
dengan tujuan untuk menunjang penampilan. Definisi trend fashion adalah gaya berbusana
yang populer dalam suatu budaya atau sebagai mode. Kata fashion berasal dari Bahasa
Inggris yang dapat diartikan sebagai mode, model, cara gaya ataupun kebiasaan. Trend
fashion tidak hanya berkaitan dengan gaya dalam berpakaian saja, akan tetapi berkaitan
juga dengan gaya rambut dan lain-lain yang dapat menunjang penampilan seseorang.
Teori tentang trend fashion dari para ahli juga sangat beragam, beberapa diantaranya
yaitu: menurut (1) Thomas Karlyle “Pakaian adalah pelambang dari jiwa. Pakaian tidak
dapat dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”. Fashion
juga mampu menunjukan identitas dari pemakainya. Oleh karena itu wajar jika banyak
kalangan yang menjadi sangat peduli dengan mode yang mereka kenakan, sebab hal ini
dianggap bisa berdampak pada nilai diri mereka dihadapan publik. Adapun menurut (2)
Malcolm Barnard menyatakan bahwa dilihat dari sisi etimologi maka kata fashion
berhubungan erat dengan sebuah kata latin yaitu factio yang memiliki arti “membuat”.
Maka trend fashion merupakan sebuah aktivitas yang sedang dilakukan oleh seseorang

3.
b. Trend fashion menurut islam
Dalam Islam fungsi utama pakaian adalah menutup aurat sebagaimana tercantum dalam
Al-Qur’an Surah Al-A’raf (7): 26

@ُ @‫يَ@ا@ بَ@نِ@ ي@ آ@ َد@ َم@ قَ@ ْد@ َأ ْن@ َز@ ْل@ نَ@ا@ َع@ لَ@ ْي@ ُك@ ْم@ لِ@بَ@ا@ ًس@ ا@ يُ@ َو@ ا@ ِر@ ي@ َس@ ْ@و@ آ@تِ@ ُك@ ْم@ َو@ ِر@ ي@ ًش@ ا@ ۖ@ َ@و@ لِ@بَ@ا‬
@‫س‬
@‫ت@ هَّللا ِ@ لَ@ َع@ لَّ@هُ@ ْم@ يَ@ َّذ@ َّك@ ُر@ و@ َ@ن‬
ِ @‫ك@ ِم@ ْ@ن@ آ@يَ@ا‬ َ @ِ‫ك@ َخ@ ْي@ ٌر@ ۚ@ ٰ@ َذ@ ل‬
َ @ِ‫ا@ل@تَّ@ ْق@ َو@ ٰ@ى@ ٰ@ َذ@ ل‬
Terjemahannya: Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Secara spesifik Islam tidak menentukan bagaimana model pakaian yang boleh dipakai.
Islam hanya menentukan prinsip-prinsip umum pakaian yang boleh digunakan. Ada empat
prinsip umum sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Ali Musthafa Ya’qub bahwa ada
empat (4) T, yaitu:
1.) Tutup Aurat
Aurat menurut bahasa adalah sesuatu yang menimbulkan rasa malu, sehingga
seseorang terdorong untuk menutupnya. Sedangkan secara terminologi dalam
hukum Islam, aurat adalah bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut syariat
Islam.
2.) Tidak Transparan
Dari ‘Abdullah bin Amru berkata bahwa saya telah mendengar Rasulullah SAW
bersabda; pada akhir masa umatku nanti aka nada wanita-wanita yang berpakaian
tetapi telanjang, kepalakepala mereka bagaikan punuk onta, laknatlah mereka
karena sesungguhnya mereka dilaknat
3.) Tidak Ketat
Terdapat larangan Rasulullah SAW agar tidak mengenakan pakaian yang ketat
dan tidak mempertontonkannya. Nabi SAW bersabda tentang hal tersebut. Dari
Abu Hurairah, beliau berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
“Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku

4.
lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya
untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan
bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang,
terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya
terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau merayu, rambut
mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk
surge, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surge itu dapat tercium
dari begini dan begini.” (HR. Muslim).

4.) Tidak Menyerupai Lawan Jenis


Dalam sebuah Hadis Shohih Bukhari/ 159 yang berbunyi:
َ ِ ‫ « َل َع َن َرسُو ُل هَّللا‬:‫َّاس َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل‬
‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه‬ ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫َع ِن اب‬
ِ ‫ت م َِن ال ِّن َسا ِء ِبالرِّ َج‬
‫ال‬ ِ ‫ َوال ُم َت َش ِّب َها‬،‫ال ِبال ِّن َسا ِء‬ َ ‫َو َسلَّ َم ال ُم َت َشب ِِّه‬
ِ ‫ين م َِن الرِّ َج‬
Artinya: Diriwayatkan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata: “Rasulullah
melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-
laki” (HR. Imam Bukhari).

c. Trend fashion dalam kehidupan


Trend fashion saat ini tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-
hari, namun lebih dari itu trend fashion menjadi 10 salah satu gaya hidup. Hal tersebut
tidak lepas dari posisi wanita zaman sekarang yang memiliki peranan yang kompleks
dalam kehidupan masyarakat. Adapun manfaat trend fashion dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya yaitu:
1. Memberikan Rasa Percaya Diri
Secara psikologis setiap wanita yang penampilannya menarik dan nyaman lebih
memiliki rasa percaya diri dibandingkan dengan wanita
5.

yang penampilannya tidak menarik. Rasa percaya diri mempengaruhi


semangat dalam mengerjakan berbagai macam pekerjaan dalam beraktivitas.
2. Memberikan Daya Tarik Tersendiri Menggunakan pakaian dan berpenampilan
menarik bisa memberikan daya tarik yang memikat, terlebih jika pakaian sopan.
3. Memberikan Rasa Bahagia Kepuasan menggunakan/mengikuti trend fashion
bisa berdampak pada tingkat kebahagiaan seseorang

2. KONSUMSI

a.) Pengertian Konsumsi


Konsumsi adalah kegiatan memanfaatkan barang atau jasa dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Perilaku konsumsi masing-masing orang berkaitan dari sikap
lingkungan hidup dan cara hidupnya serta pendapatan. Tujuan seseorang
melakukan konsumsi ialah untuk memenuhi kebutuhan 11 hidup, mengurangi nilai
barang atau jasa dan memperoleh kepuasan.

Perilaku-perilaku yang selalu mengikuti trend fashion cenderung menimbulkan


pola konsumsi yang berlebihan atau konsumtif. Konsumtif adalah sifat
mengkonsumsi, memakai, dan menggunakan sesuatu secara berlebihan atau
mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan serta menghilangkan skala
prioritasnya. Allah SWT berfirman dalam Qur,an surat al-araf(7):31
  ‫ل' َم' ْ'س' ِج' ٍد' َ'و' ُك' لُ'و'ا' َ'و' ا' ْش' َ'ر' ُب' و'ا' َ'و' اَل‬ ِّ '‫َي' ا' َب' ِن' ي' آ' َ'د' َم' ُ'خ' ُذ' و'ا' ِ'ز' ي' َن' َت' ُك' ْم' ِ'ع' ْن' َد' ُك‬
'‫ب' ا' ْل' ُم' ْ'س' ِ'ر' ِف' ي' َ'ن‬
ُّ '‫ُت' ْ'س' ِ'ر' فُ'و'ا' ۚ' ِإ َّن' ُه' اَل ُي' ِح‬
6.

Terjemahannya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap


(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Fashion selau mengalami perkembangan setiap saat, hal tersebut akan


menyebabkan rasa tidak puas dengan apa yang telah dimiliki, dan mendorong
untuk selalu mengkonsumsinya karena takut ketinggalan zaman.
b.) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumsi
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor budaya,
sosial dan pribadi.
1. Faktor Budaya
Budaya, subbudaya dan kelas sosial mempunyai peranan yang sangat
penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan
yang paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan
seperangkat persepsi, nilai, preferensi dan perilaku dari keluarga dan
lingkungannya. Terdapat subbudaya 12 yang lebih mendampakkan
identifikasi dan sosial khusus bagi perilaku anggotanya antara lain agama,
kebangsaan, kelompok ras dan wilayah geografis

2. Faktor Sosial
Rangkuti dikutip dalam penelitian Della Ananda Lestari (2019) menyatakan
bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor kelompok
acuan, keluarga serta peran dan status sosial:
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
7.
terhadap sikap orang tersebut yang dinamakan dengan kelompok
keanggotaan primer seperti keluarga dan teman. Sedangkan angoota
kelompok sekunder seperti keagamaan dan profesi yang cenderung
sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Kehidupan pembeli terdiri dari dua keluarga
yaitu keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi
terdiri dari orang tua dan saudara kandung, sedangkan prokreasi
terdiri dari pasangan dan anak.

c. Peran dan Status Sosial


Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan
dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya
hidup dan nilai. Hal tersebut sangat penting karena memiliki dampak
langsung pada perilaku konsumen, yaitu:
 Usia dan Siklus Tahap Hidup Dalam hal ini, konsumsi
dibentuk oleh siklus hidup karena seseorang membeli barang
dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
 Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan dan lingkungan
ekonomi sangat mempengaruhi pola konsumsi seseorang,
pilihan seseorang akan suatu produk sangat dipengaruhi oleh
keadaan ekonomi orang tersebut.
 Kepribadian dan Konsep Diri Setiap individu memiliki
perbedaan terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi perilaku
pembeliannya.
8.
 Kepribadian adalah cara bawaan psikologis manusia yang khas,
yang menghasilkan tanggapan relative konsisten terhadap
ransangan lingkungannya.
 Gaya Hidup dan Nilai Setiap individu memiliki gaya hidup
dan nilai yang berbeda. Gaya hidup adalah pola seseorang di
dunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opini. Selain
itu, keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti.
Dalam hal ini, nilai inti berarti system keprcayaan yang
menjadi landasan sikap atau perilaku konsumen.

c.) Perilaku Konsumsi Islam


 Pengertian Konsumsi dalam Islam Konsumsi secara umum didefinisikan dengan
penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi
Islam konsumsi juga memiliki pengertian yang sama, akan tetapi memiliki
perbedaan dalam setiap yang melingkupinya. Perbedaan mendasar dengan konsumsi
ekonomi konvensional yaitu tujuan pencapain dari konsumsi itu sendiri
Menurut Abdul Mannan dikutip dalam penelitian Arlinda Nidia Corinna dan Eko
Fajar Cahyono (2019) menyatakan kebutuhan dan konsumsi, maka dalam
pemenuhannya dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu: Daruriyat
(Kebutuhan minimum), Hajiyyat (Kebutuhan yang mencukupi) dan Tahsiniyat
(Kebutuhan yang menyenangkan) dalam ekonomi Islam, semua aktivitas manusia
yang bertujuan untuk ibadah, termasuk konsumsi. Didasarkan atas penjelasan di
atas maka konsumsi dalam ekonomi Islam dapat diartikan sebagai pemenuhan
kebutuhan baik jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi
kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kesejahteraan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
9.

A. Prinsip Perilaku Konsumsi Islam


Ada beberapa prinsip dalam berkonsumsi bagi seorang muslim yang membedakannya
dengan perilaku konsumsi non muslim. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Prinsip Keadilan
Berkonsumsi tidak boleh menimbulkan kedzaliman, harus berada dalam koridor
aturan atau hokum agama dan menjunjung tinggi kepantasan atau kebaikan. Islam
memiliki berbagai ketentuan tentang benda ekonomi yang boleh dikonsumsi.
2. Prinsip Kebersihan
Bersih dalam arti sempit berarti bebas dari kotoran atau penyakit yang dapat
merusak fisik dan mental manusia, sementara dalam arti luas adalah bebas dari
segala sesuatu yang diberkahi Allah SWT. Tentu saja benda yang dikonsumsi
memiliki manfaat bukan kemubadziran atau bahkan merusak.
3. Prinsip Kesederhanaan
Sikap berlebih-lebihan (israf) sangat dibenci oleh Allah SWT dan merupakan
pangkal dari berbagai kerusakan di muka bumi. Sikap berlebih-lebihan ini
mengandung makna berlebih-lebihan ini mengandung makna melebihi dari
kebutuhan yang wajar dan cenderung memperturutkan hawa nafsu dan terlampau
kikir sehingga justru menyiksa diri sendiri. Islam menghendaki suatu kuantitas dan
kualitas konsumsi yang wajar bagi kebutuhan manusia sehingga tercipta pola
konsumsi yang efesien dan efektif secara individual maupun sosial.
4. Prinsip Kemurahan Hati
Dengan menaati ajaran Islam maka tidak ada bahaya atau dosa ketika
mengkonsumsi benda-benda ekonomi yang halal yang disediakan Allah karena
kemurahan-Nya. Selama konsumsi merupakan upaya pemenuhan kebutuhan yang
membawa manfaat bagi kehidupan dan peran manusia untuk meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah SWT, maka Allah SWT memberikan anugerah-Nya bagi
manusia. 5.) Prinsip Moralitas Pada akhirnya
10.
konsumsi seorang muslim secara keseluruhan harus dibingkai oleh moralitas yang
dikandung dalam Islam sehingga tidak semata-mata memenuhi segala kebutuhan
(Della Ananda Lestari, 2020). Menurut Qardhawi dikutip dari penelitian Arlinda
Nidia Corinna dan Eko Fajar Cahyono (2019) menguraikan beberapa prinsip
perilaku konsumsi dalam islam sebagai berikut:

 Dasar pemikiran pola konsumsi dalam Islam adalah hendak mengurangi kelebihan
keingan biologis yang tumbuh dari faktor-faktor psikis buatan dengan maksud
membebaskan energi manusia untuk tujuan-tujuan spiritua
 Anjuran-anjuran Islam mengenai perilaku konsumsi dituntun oleh prinsip keadilan,
prinsip kebersihan, prinsip kesederhanaan, prinsip kemurahan hati dan prinsip
moralitas.
Kunci untuk memahami perilaku konsumsi dalam islam tidak cukup dengan hanya
mengetahui hal-hal terlarang, tetapi sekaligus harus dengan menyadari konsep
dinamik tentang sikap moderat dalam pola konsumsi yang dituntun oleh sikap yang
mementingkan bersama konsumen muslim yang lain. Dari hal-hal yang diuraikan
diatas dapat dijelaskan bahwa prinsip perilaku konsumsi yang dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen menurut Islam adalah barang-barang yang dikonsumsi
haruslah halal dan suci menurut syariat. Dalam hal perilaku atau gaya hidup harus
dalam batas wajar dalam arti tidak berlebih-lebihan (isyraf) atau boros (tabzir)
meskipun seorang konsumen tergolong hidup kaya atau mampu

B. Tinjauan Empiris
Penelitian St. Erlisa Dwi Apriliani (2019). Dengan judul penelitian Pengaruh
Desain Produk dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Hijab Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh desain produk dan persepsi harga
terhadap keputusan pembelian hijab di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Populasi dalam penelitian ini
11.
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka kesimpulannya
adalah:
1. Perilaku konsumsi pakaian pada saat ini cenderung konsumtif dikarenakan
banyak orang sekarang lebih mengutamakan keinginan dibandingkan kebutuhan
dalam mengkonsumsi (pakaian). Hasil penelitian menunjukkan responden
terbanyak dalam mengkonsumsi produk fashion berupa pakaian sebanyak 24 orang
dengan persentase 72.2%.
2. Trend fashion berpegaruh terhadap perilaku konsumsi pakaian pada saat ini.
Hal ini disebabkan oleh usia rata-rata orang sekarang ekonomi Islam termasuk
dalam kategori milenial yang dimana cenderung mengikuti trend fashion dan
diperkuat oleh hasil penelitian yaitu pengaruh variabel X (trend fashion) terhadap
variabel Y (konsumsi) adalah 80% sedangkan sisanya adalah 20% dipengaruhi oleh
faktor lain.

B. Saran
1. Untuk Akademisi Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian
ini, bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
perilaku konsumsi mahasiswa dengan populasi yang lebih luas dan memasukkan
variabel-variabel yang tidak terdapat pada penulisan ini.
2. Untuk Responden 63 Mahasiswi Ekonomi Islam diharapkan lebih bijak dalam
mengontrol konsumsi terhadap trend fashion. Lebih mendahulukan kebutuhan
daripada keinginan, agar sesuai dengan prinsip Islam yaitu sederhana dan tidak
berlebih-lebihan.

12.
DAFTAR PUSTAKA
hasna, f., & octa, n. (2023). Pengaruh Teknologi Pada Perubahan Pola Konsumsi Fashion Dan Industri
Pakaian . Madiun: Fashion.
novanda, f. h., & ramadhani, n. o. (2023). Pengaruh Teknologi Pada Perubahan Pola Konsumsi Fashion
Dan Industri Pakaian. Youtube Teknologi Fashion, lll, 1-12.
teknologi , f. (2023, 3 21). pengaruh teknologi fashion. Retrieved from fashion:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/28173-Full_Text.pdf

Anda mungkin juga menyukai