Disusun Oleh:
David Christianta
XII IPA 4
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan rancangan dan produksi kerajinan
untuk pasar local.
Saya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1. Bapak Usep Kasman, M.Pd, selaku kepala SMAN 1 Depok,
2. Ibu Ai Rahmatussaadah, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan SMAN 1 Depok atas bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah ini, serta
3. Keluarga, saudara, kerabat dan teman-teman sekalian yang telah
membantu saya dalam menyusun rancangan penelitian Biologi ini tepat
pada waktunya.
Adapun penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan laporan
berkaitan dengan perancangan dan produksi kerajinan untuk pasar local dalam
rangka penyelesaian tugas bidang studi Prakarya dan Kewirausahaan kelas XII di
SMAN 1 Depok.
Saya menyadari laporan perancangan dan produksi kerajinan untuk pasar
lokal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
BAB II PERANCANGAN KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL
A. Pencarian Ide .................................................................................................... 6
B. Rasionalisasi ..................................................................................................... 8
C. Pembuatan Studi Model .................................................................................. 8
D. Penentuan Desain Akhir ................................................................................... 9
BAB III PRODUKSI KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL
A. Pembahanan ..................................................................................................... 10
B. Pembentukan .................................................................................................... 11
C. Perakitan ........................................................................................................... 12
D. Finishing ........................................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum ekonomi dasar menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang
di pasar supply) dan permintaan pembeli (demand). Rancangan produk terwujud
melalui kegiatan wirausaha dengan didukung oleh ketersediaan sumber daya
manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang
dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal pula dengan sebutan 6M, yakni Man
(manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara
kerja), dan Market (pasar).
Dewasa ini produk dari industry massal menjadi motor penggerak utama
dalam perekonomian. Fenomena ini dikenal sebagai gelombang ekonomi industry.
Gelombang ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Subsector kerajinan memberikan kontribusi yang besar untuk menyediakan
lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan domestic bruto bagi Indonesia.
Oleh karena itu kerajinan menjadi salah satu focus perhatian yang sedang digenjot
oleh pemerintah.
Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan
dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan
tersebut memiliki nilai ekonomi. Pada umumnya karya kerajinan terbuat dari
material (bahan) yang mudah didapatkan lewat proses alamiah atau rekayasa. Dari
kedua material tersebut hasilnya memiliki fungsi sebagai benda hias maupun
benda pakai.
Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara
untuk meningkatkan devisa. Diantara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan
yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula
yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Bidang kerajinan pada saat sekarang ini telah masuk kepada handmade
(buatan tangan), yang apabila digarap mampu memunculkan sebuah karya seni.
Namun untuk mengembangkan seni kerajinan tangan, diperlukan penggarapan
desain
Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli atau salah satu dari berbagai sistem, institusi,
4
prosedur, hubungan sosial, dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa, dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual
menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang piat. Kegiatan ini merupakan
bagian dari perekonomian dan ini merupakan pengaturan yang memungkinkan
pembeli dan penjual untuk item penukaran.
Pada kewirausahaan biasanya ada beberapa faktor- faktor yang
mempengaruhi adanya semangat seseorang dalam mengerjakan sesuatu.dan dalam
pengerjaannya biasanya terdapat prinsip-prinsip kerja yang mempengaruhi cara
kerja seseorang. Jika usaha yang kita jalankan mendapatkan predikat sukses maka
kita dapat meningkatkan usaha kita menjadi usaha yang dapat menguntungkan bagi
diri kita sendiri bahkan orang lain yang dilibatkan dalam usaha kita sendiri. Bahkan
kita dapat memberikan peluang kerja bagi orng lain serta kita dapat memberikan
inspirasi untuk orang lain agar menjadi seorang yang kelak sukses juga.
5
BAB II
PERANCANGAN KERAJINAN
UNTUK PASAR LOKAL
A. Pencarian Ide
Jakarta, CNN Indonesia -- Konfirmasi dua kasus virus corona (Covid-19) di
Indonesia jadi salah satu pemicu meningkatnya permintaan masker. Bahkan
sampai-sampai, beberapa apotek juga klinik di sejumlah wilayah di Jakarta,
kehabisan stok. Padahal tak setiap orang wajib memakai masker.
Masker yang dianjurkan adalah masker bedah sekali pakai. Sementara masker
kain yang dapat dipakai berkali-kali dapat dijadikan alternatif, tapi dengan
beberapa ketentuan.
Namun Cabral mengingatkan, efektivitas masker kain juga tak sebaik masker
bedah.
"Anda dapat menggunakan masker kain tetapi tidak seefektif masker bedah ...
tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali," kata Cabral yang juga pernah
menjabat Sekretaris Kesehatan Filipina kepada CNN Filipina.
6
Sedangkan bagian masker yang mengarah ke luar, memiliki sifat anti air
sehingga cairan dari luar tak bisa masuk ke dalam masker.
"Jadi, jangan sampai terbalik memakainya, bagian garis putih di atas masker
itu posisinya di luar," jelas Erlina beberapa waktu lalu.
Sedangkan, pada masker kain, ditakutkan tak semua masker kain memiliki
proteksi yang sama.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200303213313-255-
480256/menakar-efektivitas-masker-kain-cegah-penyebaran-virus
7
yang fashionable dan stylish dengan motif dan corak yang disesuaikan dengan
keinginan konsumen.
Melalui studi kasus tersebut, menurut saya salah satu produk yang dapat
dibuat dengan mudah dan bermanfaat bagi orang banyak adalah masker kain.
Tentunya masker kain yang dibuat memiliki motif dan corak tersendiri
sehingga memiliki nilai jual lebih dibandingkan masker lain yang terdapat di
pasaran. Selain itu, masker yang saya buat terdiri dari 3 lapis bahan yang mana
membuat masker ini lebih tebal dibandingkan masker yang pada umumnya
dijual. Fungsi masker ini selain untuk melindungi diri dari penyebaran Covid-
19 juga dapat dipadupadankan sebagai gaya berbusana sehari-hari.
B. Rasionalisasi
Masker ini sangat memungkinkan untuk diproduksi saat ini, tentunya
dengan bahan-bahan yang terdapat di rumah. Setelah melakukan
rasionalisasi, menurut saya kain perca dapat menjadi salah satu bahan yang
cocok dan mudah didapatkan untuk membuat masker ini. Masker ini akan
diproduksi dengan teknik jahit. Dibutuhkan teknik menjahit yang benar
supaya ketika masker dicuci tidak koyak dan menjadi rusak.
Masker yang akan saya produksi tentunya harus dibuat sesuai dengan
proporsi dan ukuran yang dapat digunakan oleh konsumen. Setelah melalui
proses searching dan rasionalisasi lebih lanjut, maka masker yang saya buat
dapat digambarkan dengan sketsa ukuran sebagai berikut:
8
Apabila dituangkan ke dalam bentuk 3 dimensi, maka masker yang
akan saya buat memiliki gambaran bentuk sebagai berikut:
9
BAB III
PERANCANGAN KERAJINAN
UNTUK PASAR LOKAL
A. Pembahanan
Pada proses ini, yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan bahan-bahan
yang akan dibutuhkan dalam pembuatan masker. Alat dan bahan yang
digunakan antara lain:
1. Mesin jahit
10
Gambar 6. Gunting, benang, dan jarum
4. Karet pakaian
11
jahit bagian tengah (hidung) kedua bagian. Yaitu satu bagian depan, satu lagi
terdiri dari dua lembar yang diberi kain pelapis. Ingat posisi kain pelapis adalah
bagian terdalam. Sisakan sekitar 1 cm di atas setiap jahitan.
12
Gambar 11. Pemasangan karet ke masker
13
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah laporan perancangan dan produksi kerajinan untuk pasar lokal
ini saya susun untuk memenuhi tugas bidang studi mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan di SMAN 1 Depok. Kiranya melalui laporan perancangan dan
produksi kerajinan untuk pasar lokal ini dapat menjadi referensi untuk kegiatan
pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di jenjang SMA. Saya menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Prakarya dan Kewirausahaan
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Depok: Arya Duta.
15