Anda di halaman 1dari 24

STRATEGI PENGEMASAN KERIPIK SINGKONG “D.R.

A”
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DIMAS RIEDHO ALAMSYAH


NISN : 0052673543
KELAS : XII A

SMK KESEHATAN MUTIARA MANDIRI SUNGAILIAT BANGKA


TAHUN 2023
IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama pemilik perusahaan : Dimas Riedho Alamsyah


Nama perusahaan : “D.R.A”
Berdiri : 14 Oktober 2021
Alamat perusahaan : Jln Cenderawasih 1 ,RT 01, Kecamatan Sungailiat
Kab.Bangka

Sungailiat,

Dimas.r.a
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “Keripik Singkong D.R.A” pada akhirnya dapat
terselesaikan dengan baik. Tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk melengkapi tugas akhir
semester.

Proposal ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai Bisnis melalui
gambaran bisnis yang akan dibuat yaitu bisnis makanan Keripik Singkong. Dalam rangka penulisan
tugas ini saya banyak mengalami kesulitan dan kendala. Namun berkat adanya arahan, dorongan
moril dan material serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan tugas ini.

Tidak lupa pula dikesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada ibu YUSNITA, SE MM mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan yang telah
memberikan tugas laporan terhadap saya.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran kritik dari
pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik bagi saya di kemudian hari.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah
SWT dan semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Sungailiat, 2023

Dimas Riedho Alamsyah


DAFTAR ISI

IDENTITAS PERUSAHAAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Produksi Massal...........................................................................................5

2.2 Strategi Pemasaran.......................................................................................6

2.3 Laporan Keuangan.......................................................................................7

BAB III KESIMPULAN...........................................................................................8

BAB IV PENUTUP....................................................................................................9

Daftar Pustaka...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Remaja saat ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi tinggi telah
mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan
untuk memenuhi kebutuhan ini adalah umbi-umbian seperti singkong. Selama ini, di daerah -
daerah pedesaan, para petani hanya menjual singkong secara langsung tanpa mengalami proses
pengolahan terlebih dahulu. Sehingga harga jualnya sangat rendah dan tidak bisa memberikan
pendapatan lebih bagi para petani. Dengan mengetahui pemanfaatan dan produk-produk apa
saja yang dapat dihasilkan dari singkong tentu akan mendorong dan memotivasi petani untuk
memanfaatkan hasil pertaniannya agar memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Singkong
dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak dan juga bernilai gizi tinggi.
Banyaknya produk olahan dari singkong menjadi alasan utama mengapa singkong perlu
dikembangkan dalam pengolahannya. Dipilihnya singkong juga sangat tepat mengingat
manfaat dan kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk industri makanan.

Banyaknya manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan singkong lebih ditumbuh
kembangkan di daerah - daerah sentra produksi singkong. Berbagai jenis produk olahan
langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong)
dan produk olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional lainnya). Untuk
produk awetan olahan singkong dapat dijadikan produk tapioka dan turunannya, gaplek dengan
produk turunannya (antara lain tiwul, nasi rasi (beras singkong)), serta tepung singkong sebagai
bahan baku untuk tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. ( Purba, 2012)

Dari berbagai jenis makanan tersebut keripik singkong merupakan produk yang cocok
untuk kalangan petani, selain proses pembuatannya yang cukup mudah, keripik singkong
merupakan makanan ringan yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Bahkan keripik singkong menjadi ikon makanan khas Indonesia yang sangat
digemari oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya
usaha kecil menengah yang memproduksi keripik singkong.

Apabila ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik singkong mempunyai
prospek yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat terjangkau konsumen bisa
menikmati keripik singkong yang renyah, gurih, dan nikmat. Seiring dengan popularitas dan
memasyarakatnya keripik singkong sebagai makanan ringan yang lezat dan bernilai gizi tinggi,
maka permintaan konsumen dan pasar terhadap keripik singkong di berbagai daerah terus
meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan ?
2. Bagaimana cara pembuatan keripik singkong ?
3. Bagaimana perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan
penjualan singkong sebagai keripik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan saya di dalam membuat usaha (makanan) ini adalah :
1. Mengetahui kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan.
2. Mengetahui cara pembuatan keripik singkong.
3. Mengetahui perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan
penjualan singkong sebagai keripik

1.4 Manfaat Usaha


Bertitik tolak pada sub bab sebelumnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan.
2. Mengetahui cara pembuatan keripik singkong.
3. Apa saja manfaat dari keripik singkong?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Produksi Massal


Produksi massal, atau dikenal juga dengan istilah produksi mengalir atau produksi terus
menerus, adalah produksi yang dibuat dalam jumlah besar. Produksi massal mencakup
kegiatan perakitan produk . Bersama dengan produksi kelompok besar dan produksi unit,
produksi massal adalah salah satu dari tiga metode produksi.
Istilah produksi massal pertama kali dipopulerkan pada tahun 1926 lewat artikel yang
ditulis di Encylopediae Britannica. Artikel tersebut ditulis oleh seorang yang bekerja di
perusahaan Ford Motor. Sebelumnya, koran The New York Times menggunakan istilah
“Produksi Massal (Mass Production)” di dalam judul berita utamannya.
Produksi massal adalah aspek yang dapat menjangkau berbagai macam area ilmu.
Namun, kita dapat membedakan produksi massal dengan produksi kerajinan atau industri
perumahan. Aspek-aspek dalam produksi massal, seperti lini produksi dan standardisasi
ukuran, telah lama ada bahkan sebelum era revolusi industri. Era revolusi industri menandai
terciptanya mesin-mesin yang dapat membantu pekerjaan manusia sehingga telah membuka
jalan bagi manusia dalam melangsungkan produksi massal dalam waktu singkat.

A. Kerugian dan Manfaat Produksi Massal


Alasan utama adanya produksi massal adalah pengurangan bagian-bagian yang tidak
produktif pada setiap aspek produksi. Dalam produksi kerajinan, pengrajin harus
mendapatkan bahan baku, merakit, dan mengolahnya sendiri. Dia harus mampu
menggunakan berbagai macam alat untuk berbagai macam tujuan. Di dalam produksi
massal, setiap pekerja melakukan hal yang sama dan menggunakan peralatan sama dalam
proses produksi yang terus mengalir. Hal tersebut membuat pekerja tidak membutuhkan
banyak waktu dalam menyiapkan peralatan atau bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
produksi. Hal ini dapat membuat waktu produksi menjadi semakin singkat.

Akan tetapi, produksi massal adalah kegiatan produksi yang kaku karena pengubahan
desain produk sangat sulit dilakukan, terutama ketika desain tersebut sudah masuk lini
produksi. Selain itu, keseragaman produk pun akan mempersulit produsen dalam
memperkenalkan berbagai macam varian produk untuk memuaskan selera konsumen yang
berbeda-beda. Namun, masalah selera tersebut dapat diatasi dengan mengaplikasikan
finishing dan pemberian hiasan produk yang variatif. Mesin juga memiliki kerugiaan dalam
produksi massal karena mesin memiliki harga yang sangat mahal, baik dari aspek pengadaan
maupun perawatan. Jadi, produsen harus benar-benar tahu bahwa barang produksinya akan
laku atau mereka akan kehilangan banyak uang.

Seiring berjalannya waktu, telah dilakukan metode-metode untuk meningkatkan


fleksibilitas produksi massal, khususnya upaya yang menghasilkan produk massal yang
variatif.
B. Perencaan Produksi Massal
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti
sampai produk dikenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannnya. Strategi cadangan mencakup diantaranya
ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga, dan promosi.
Kesuksesaan ekonomi produk massal suatu perusahaan tergantung pada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan
merupakan tanggung jawab yang melibatkan setiap elemen perusahaan. Metode
pengembangan produk berdasarkan permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk
oleh customer adalah metode yang cukup baik. Dengan berbasis keinginan customer,
kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut
pandang investor pada perusahaan yang beriorientasi laba, usaha pengembangan produk
dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilakan laba.
Namun, laba sering kali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.
Ada lima dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu :

1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan memengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur produk. Biaya produk menentukan besar laba yang dihasilkan oleh
perushaan pada volume penjulan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi, menunjukan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi, dan
pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian
ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen penting dari investasi
yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.
1. Hubungan antara Perencanaan dengan Kontrol Produksi
Perencanaan produksi adalah fungsi manajerial yang berhubungan masalah-masalah
berikut:
a. fasilitas produksi apa saja yang diperlukan?
b. bagaimana cara membagi alat-alat produksi tersebut agar dapat digunakan dalam proses
produksi?
c. bagaimana cara agar alat-alat produksi tersebut dapat digunakan untuk membuat produk
yang diinginkan dan dalam jumlah yang diinginkan?
Secara umum, perencanaan produksi berkaitan dengan dua aspek, yaitu aspek (1)
penjadwalan dan perencanaan tugas, serta (2) tata letak atau hubungan antar sumber daya.
Perencanaan produksi bersifat dinamis. Artinya, perencanaan produksi selalu berubah sesuai
dengan adanya perubahan rencana yang mungkin terjadi.
Di sisi lain, kontrol produksi adalah mekanisme untuk mengawasi agar produksi bisa
berjalan sesuai dengan rencana. Kontrol produksi memiliki fungsi penting, diantaranya:
a. menjaga agar proses produksi bisa berjalan sesuai dengan rencana.
b. mengamati kemajuan produksi dan mencatat kekurangan-kekurangannya.
c. menganalisis data yang dicatat dan menghitung kesalahan-kesalahannya.
d. mengambil langkah langsung untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ada pada
proses produksi.
e. meneruskan laporan kontrol produksi ke bagian perencanaan agar ditindaklanjuti.

2. Fase dalam Perencanaan Produk


Perencanaan produk terdiri atas serangkaian kegiatan yang berurutan. Kegiatan-kegiatan
dalam proses perancangan dinamakan fase. Fase-fase dalam proses perancangan produk
berbeda satu dengan lainnya. Setiap fase terdiri atas beberapa kegiatan yang dinamakan
langkah-langkah dalam fase. Berikut adalah fase-fase dalam proses perancangan produk.
a. Mengidentifikasi Peluang
Peluang produk bisa diperoleh melalui 4 cara, yaitu:
1) Produk baru,
2) Turunan dari produk yang sudah ada,
3) Perbaikan produk yang sudah ada,
4) Produk yang pada dasarnya baru.

Kemudian, identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1) Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada,
2) Analisis keunggulan dan kelemahan produk pesaing,
3) Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis,
4) Adanya kecenderungan dalam gaya hidup, demografi, dan teknologi.

b. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek


Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan
peluang-peluang bagi produk baru adalah:
1) Strategi bersaing
Strategi bersaing merupakan suatu pendekatan pasar dan produk dengan
memperhatikan para pesaing usaha. Strategi demikian digunakan untuk memilih
peluang. Pada umumya, perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen untuk
membahas strategi dalam menghadapi persaingan usaha. Beberapa strategi yang
mungkin untuk diterapkan adalah :
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya
c) Fokus pelanggan
d) Produk tiruan

2) Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen membuat perusahaan dapat
memetakan selera pelanggan terhadap suatu produk. Selain itu, perusahaan juga akan
mampu melihat perkembangan produk pesaingnya. Pemetaan produk-produk pesaing
dan milik sendiri ke dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam
memperkirakan kelemahan produk nya dan mampu memanfaatkan kelemahan produk
pesaingnya.

3) Perkembangan teknologi
Pada perusahaan dengan produk berupa teknologi, keputusan perencanaan yang
utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi baru dalam kegiatan
produksi massal.

4) Perencanaan platform produk


Platfrom produk yang bagus dapat menjadi dasar dalam membuat produk turunan
yang mampu memenuhi selera pasar. Keputusan mengenai platform produk berkaitan
erat dengan usaha pengembangan produk serta implementasi teknologi dalam
membuat suat produk. Untuk menjembatani antara implementasi teknologi dengan
perencanaan dan pengembangan produk, perusahaan bisa menggunakan peta jalur
teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukan perkiraan
penggunaan teknologi dimasa depan dan teknologi yang cenderung dipakai oleh pasar.

5) Evaluasi peluang produk baru


Evaluasi produk dilakukan berdasarkan aspek-aspek berikut:
a) ukuran pasar ( unit/tahun x harga rata-rata),
b) tingkat pertumbuhan pasar ( persen per tahun),
c) intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatan nya),
d) pengetahuan perusahaan mengenai pasar,
e) pengetahuan perusahaan mengenai teknologi,
f) kesesuaian dengan produk perusahaan lain,
g) kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
6) Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaaan portofolio sesuai
dengan dimensi-dimensi yang berguna. Maka, manajer akan mempertimbangkan
dampak akan Keputusan perencanaan produk. Pendekatan pemetaan yang
dikemukakan oleh Cooper dkk. (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis,
pengembalian finansial, daya tarik pasar, dan sebagainya.

c. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu


Aspek pengalokasian sumber daya dan perencanaan waktu terbagi menjadi aspek-
aspek berikut.
1) Pengelolaan sumber daya
Perencanaan produk secara mendalam dan menyeluruh akan membantu perusahaan
dalam menggunakan sumber daya secara efisien. Perusahaan akan membuat produk
yang benar-benar mampu menyerap kebutuhan pasar dengan sumber daya yang sudah
di anggarkan.
2) Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:
a) Penentuan waktu pengenalan produk,
b) Kesiapan teknologi,
c) Kesiapan pasar,
d) Persaingan dalam penawaran produk.

d. Penyelesaian Perencanaan Proyek Pendahuluan


Tahap penyelesaian perencanaan dilakukan setelah suatu proyek disetujui, tetapi
belum menuju penggunaan sumber daya. Kegiatan ini melibatkan tim yang disebut tim
inti. Pada fase ini, perusahaan harus mampu menjelaskan visi produk.
Penulisan visi produk harus memakai bahasa yang memiliki makna umum. Untuk
memberikan detail jelas suat visi, maka tim inti harus membuat sebuah pernyataan misi,
asumsi, dan batasan.
1) Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian ringkas produk; mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis; mencakup waktu, biaya, dan kualitas.
c) Pangsa pasar; yakni mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suat pengembangan.

2) Asumsi dan batasan


Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis produk menjadi lebih
terarah. Berikut adalah permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan
asumsi dan batasan.
a) Manufaktur
Mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional
manufaktur.
b) Pelayanan
Pelayanan pelanggan sangat menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga
perusahaan harus mampu menyusun strategi dalam memberikan pelayanan prima
kepada pelanggan.

c) Lingkungan
Sasaran aspek lingkungan menyatakan bahwa seluruh komponen akan
dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya sehingga tidak akan ada
komponen yang sia-sia.

e. Merefleksikan Hasil dengan Proses


Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi adalah perkiraan kualitas
produk. Perkiraan tersebut harus melalui tes yang disebut dengan reality check . Dengan
adanya reality check, perusahaan bisa membandingkan kecocokan antara visi misi produk
dengan kebutuhan pasar. Jika tidak sesuai, maka perbaikan harus dilakukan.

C. INDIKATOR DALAM KEBERHASILAN PRODUKSI MASSAL


Indikator keberhasilan produksi massal merupakan bagian kegiatan manajemen
produksi. Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam melaksanakan strategi perencanaan
produksi yang sudah disusun, kita perlu melakukan pengukuran atas produktivitas efisiensi dan
efektivitas pelayanan kegiatan operasi produksi massal. Produktivitas sebagai rasio keluaran
(output) terhadap masukan (input) bertujuan menilai kinerja proses produksi.
Pengukuran keberhasilan dalam produksi massal meliputi hal-hal berikut.
1. Produktivitas
Berikut adalah hal-hal yang terkait di dalam aspek produktivitas.
a. Perhitungan Prodktivitas dalam Perusahaan
Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara volume keluaran dengan volume
masukan. Dengan kata lain, produktivitas diukur dari tingkat efisiensi produksi masukan,
seperti tenaga kerja dan modal. Produksi masukan tersebut digunakan untuk menghasilkan
produksi keluaran. Produsktivitas merupakan dasar dari persaingan dan pertumbuhan ekonomi.
Saking pentingnya produktivitas, data statistik produktivitas digunakan untuk memandingkan
kesuksesaan perusahaan satu dengan yang lainnya. Produktivitas merupakan elemen penting
dalam membuat model kapasitas produksi suatu perusahaan. Produktivitas juga dapat
digunakan untuk meramalkan pertumbuhan ekonoi sutau perusahaan.
b. Dimensi Keberhasilan Produktivitas
Berikut adalah penjelasan mengenai keenam dimensi keberhasilan produktivitas:
1) Dimensi Sikap Kerja
Diopersionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri atas indikator sikap dalam
melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan, dan sikap melakukan inisiatif kerja.
2) Dimensi Tingkat Keterampilan
Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri atas indikator keterampilan
pencapian tugas, keterampilan melaksanakan program, dan keterampilan mengevaluasi
pencapain program.
3) Dimensi Hubungan antara Lingkungan Kerja
Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri atas indikator hubungan kerja
dengan pimpinan, hubungan kerja antar bagian, serta hubungan kerja dengan rekan sekerja.
4) Dimensi Manajemen Produksivitas
Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitiam yang terdiri atas indiktor koordinasi
pekerjaan, komunikasi antar bagian, dan tanggung jawab pekerjaan.
5) Dimensi Efiesensi Tenaga Kerja
Dioperasional menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri atas indikator jumlah tenaga kerja,
pemanfaatan tenaga kerja, dan pemanfaatan waktu tenaga kerja.
6) Dimensi Kewiraswastaan
Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri atas indikator kemampuan
melihat potensi daerah, kemampuan melihat potensi diri, dan kemampuan melihat potensi
organisasi.

2. Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah unit
yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suat
periode waktu tertentu. Kapasitas sering menentukan persyaratan modal sehingga memengaruhi
sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau
apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Oleh karena itu, dengan tujuan pencapaian tingkat
utilisasi tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, penetapan ukuran fasilitas
sangatlah menentukan.
a. Jenis-jenis Kapasitas
Berikut adalah jenis-jenis kapasitas produksi:
1) Kapasitas Desain
Kapasitas desain adalah kapasitas yang bisa diperoleh oleh suat desain produk jika desain
produk tersebut dialokasikan kepada sumber daya yang cocok.
2) Kapasitas Efektif
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang dapat diperoleh jika dihitung dari efektivitas
desain dan sumber daya yang diperoleh.
3) Kapasitas Pemanfaatan
Kapasitas pemanfaatan adalah kapasitas efektif dari produk yang sedangdigunakan.
b. Mengelola Permintaan
Berikut adalah kasus-kasus dan penyelesaian dalam pengelolaan permintaan.
1) Jika Permintaan Melebihi Kapasitas
Jika permintaaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan
menaikan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi
bisnis dengan keuntungan marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas yang tidak
mencukupi ini mengurangi keuntungan dibawah yang mungkin dapat dicapai, solusi
jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas.
2) Jika Kapasitas Melebihi Permintaan
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin ingin untuk merangsang
permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin
menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk
3) Penyesuaian Pada Permintaan Musiman
Sebuah pola permintaan musiman atau siklus permintaan merupakan tantangan dalam
pemenuhan kapasitas produksi.

D. PROSES PRODUKSI
Proses produksi adalah kegiatan yang mengombinasikan faktor-faktor produksi (tenaga
kerja, modal, dan metode) yang ada untuk menghasilkan suat produk, baik berupa barang
maupun jasa yang nilai lebih atau manfaatnya dapat diambil konsumen. Sifat proses produksi
adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual dengan
menggunakan peralatan, sehingga menghasilkan suat produk yang niai nya lebih dari barang
semula.
Produk atau barang adalah hasil kegiatan produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan
kimia, serta ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi
atau digunakan. Adapun jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat-
sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jangka waktu antara saat produksi dengan saat
dikonsumsi.
1. Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang
atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(untillity) suat barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode, ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suat barang atau jasa
dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

2. Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Arus Produksi


Ada beberapa jenis proses produksi bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi
yang dilihat dari aspek arus proses pengolahan bahan mentah sampai menjadi produk akhir
terbagi menjadi dua, yaitu proses produksi terus-menerus (continous processes) dan proses
produksi terputus-putus (intermittent processes).
Proses produksi terus-menerus dilakukan apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang
pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus
dilakukan apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai menjadi
produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari,2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) Volume atau jumlah
produk yang akan dihasilkan, (2) Kualitas produk yang disyaratkan, dan (3) Peralatan yang
tersedia untuk melaksanakan proses. Tipe proses produksi dari berbagai industri dapat
dibedakan sebagai berikut (Yamid,2002) :

a. Proses Produksi yang Terputus-putus ( Intermittent Process)


Proses produksi yang terputus adalah kegiatan produksi yang dilakukan dengan alat
multiguna. Dengan menggunakan alat multiguna, kegiatan produksi dapat digunakan secara
fleksibel. Proses produksi terputus-putus dapat ditemui di dalam usaha-usaha berbasis
pelayanan, misalnya usaha desain dan cetak offset. Dalam usaha proses produksi sesuai
pesanan konsumen, sehingga akan tercipta proses produksi yang berbeda-beda.
1) Karakteristik Produksi yang Terputus-putus
Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus ( intermittent
process/manufacturing) adalah:
a) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah sangat kecil namun dengan banyak
variasi (sesuai pesanan).
b) Penyusunan peralatan dilakukan berdasarkan fungsi peralatan tersebut. Misal, blender
ditaruh pada kelompok pengolah bahan mentah.
c) Mesin-mesin yang dipakai biasanya bersifat multiguna. Misalnya, komputer untuk
mendesain produk sekaligus mencatat keuangan.
d) Karena sifatnya yang multiguna, maka operator mesin memiliki pengaruh besar bagi
mesin tersebut.
e) Proses produksi tidak akan berhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah
satu mesin atau peralatan.
f) Karena besarnya variasi produk, kontrol yang dilakukan akan sangat sulit.
g) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena produsen tidak dapat menentukan
atau memprediksi pesanan konsumen.
h) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fleksibel, seperti
forklift.
i) Pegawai sering bolak balik memindahkan barang produksi, sehingga dibutuhkan ruang
yang luas agar proses pemindahan dapat berlangsung lancar.

2) Kelemahan Produski Terputus-putus


Kekurangan atau kerugian proses produksi yang terputus-putus (intermittent
manufacturing) adalah:
a) Sulit untuk dilakukan penjadwalan proses produksi karena urutan pekerjaan yang
banyak sekali di dalam membuat satu macam produk. Selain itu, produsen
membutuhkan banyak sistem penjadwalan karena pasti akan terdapat perbedaan
pesanan konsumen.
b) Karen banyaknya penjadwalan proses produksi, pengawasan produksi (production
control) dalam proses produksi terputus-putus akan sangat suka dilakukan.
c) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaaan bahan mentah dan
bahan-bahan produksi, karena sifat proses produksi nya yang terputus-putus dan
produk yang dihasilkan tergnatung pada pesanan.
d) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak
dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang ahli
dalam pengerjaan produk tersebut.

3) Keuntungan dari Produksi yang Terputus-putus


Dibalik kelemahnya, ternyata produksi terputus menyimpn keuntungan yang cukup
signifikan. Kebaikan atau kelebihan proses produksi yang terputus-putus adalah:
a) Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan
variasi yang cukup besar. Flesibilitas ini diperoleh terutama dari :
(1) Sistem penyusunan peralatan (layout) yang berbentuk process layout.
(2) Jenis atau tipe mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum (general
purpose machines).
(3) Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tetapi
tenaga manusia.
b) Karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya
pihak produsen dapat memperoleh penghematan uang dalam investasi mesin sebab
harga mesin-mesin ini lebih murah daripada mesin-mesin khusus (special purpose
machines).
c) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di
suatu tempat atau tingkat proses.

b. Proses Produksi yang Kontinu (Continuous Process)


Proses produksi kontinu merupakan proses yang mempergunakan peralatan produksi
yang disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan
produk atau jasa, serta arus bahan dalam proses yang bersifat permanen (tidak bisa diubah).
Contoh : perusahaan yang memproduksi obat, seperti Kalbe Farma.
1) Kelemahan proses produksi kontinu
Kekurangan atau kerugian proses produksi yang terus-menerus (continuous
manufacturing) adalah :
a) Adanya kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh
konsumen atau pelanggan. Jadi, proses produksi seperti ini khusus untuk
menghasilkan produk-produk yang:
(1) Permintaanya (demad) besar dan stabil, seperti obat-obatan.
(2) Style produknya tidak mudah berubah. Obat-obatan seperti paracetamol tidak
akan berubah secara resep dan bentunya.
b) Proses produksi mudah terhenti. Apabila terjadi kemacetan di suatu tempat atau
tingkat proses (diawal, ditengah, atau dibelakang), maka kemungkinan seluruh proses
produksi akan terhenti karena adanya hubungan dan urutan-urutan antara masing-
masing tingkat proses.
c) Ada kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya
tingkat produksi (rate of production) telah ditentukan dan bersifat permanen.

2) Kelebihan Proses Produksi Kontinu


Kebaikan atau kelebihan proses produksi yang terus-menerus adalah:
a) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang rendah
apabila :
(1) Volume yang dihasilkan cukup besar.
(2) Ada standardisasi produk.
b) Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistem
pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin atau listrik.
c) Biaya tenaga kerja (labor cost) rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit
dan tidak memerlukan tenaga ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan
produk yang dihasilkan.
d) Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara
mesin satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakan
dengan tenaga mesin (mekanisasi).

c. Proses Produksi yang Berulang-ulang (Repetitive Process)


Repetitive process merupakan proses produksi yang menggabungkan proses produksi
terputus-putus dan kontinu. Namun, proses ini mempergunakan bagian dan bahan komponen
berbagai jenis diantara proses yang kontinu. Contoh : Perusahaan yang memproduksi alat
kesehatan, seperti PT.Medika Katalis Husada.

d. Proses Produksi Campuran


Proses produksi campuran merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi
intermittent process, continuous process dan repetitive process serta menggunakan berbagai
komponen bahan, teknik jadwal produksi, dan mengutamakan kecepatan pelayanan.

2.2 Strategi Pemasaran


1. Media Brosur
Promosi ini merupakan promosi yang cukup sederhana, serta tidak memerlukan banyak
biaya untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan menyebarkan brosur di dekat lokasi kita
berusaha untuk mempromosikan usaha kita, sehingga secara tidak langsung semua
konsumen/masyarakat akan mengetahui usaha kita. Dan apabila usaha kita sudah diketahui
dan disukai, maka konsumen tersebut akan memberitahukan kepada orang lain untuk membeli
Keripik Singkong di tempat kita.
2. Dengan media Internet
Selain menggunakan brosur, maka promosi juga dapat dilakukan dengan menggunakan
media internet, seperti dapat melalui Facebook, Whatsapp dan Instagram dapat mengetahui
usaha kita.

3. Membuka Cabang
Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas, kami juga
mempromosikan usaha kami ini dengan cara menambah cabang baru untuk memperluas
jangkauan yang sudah dimiliki. Dalam hal ini, dapat dengan memperluas usaha Keripik
Singkong ini ke daerah-daerah lain, dengan harapan usaha ini akan lebih dikenal oleh
masyarakat dan juga dapat menambahkan pendapatan serta dapat mengurangi tingkat
pengangguran dengan memperkerjakan karyawan yang baru.

ALAT-ALAT MEMBUAT KERIPIK SINGKONG:


1. Pisau
2. Kompor
3. Kuali besar
4. Alat saringan minyak
5. Spatula
6. Alat pengiris
7. Ember plastik
8. Plastik kemasan

BAHAN-BAHAN MEMBUAT KERIPIK SINGKONG:


1. Singkong
2. Bumbu penyedap rasa
3. Garam secukupnya
4. Minyak goreng

Bahan rendaman:
- Kapur sirih secukupnya
- Garam secukupnya

CARA MEMBUAT KERIPIK SINGKONG:


1. Iris singkong dengan tipis menggunakan alat pengiris singkong khusus agar ukurannya bisa
diatur dengan pas, tidak terlalu tebal atau terlalu tipis.
2. Campurkan sirih dan garam untuk bahan rendaman dengan menggunakan ember plastik.
3. Masukkan singkong yang sudah diiris ke dalam air rendaman selama 5 menit, setelah itu
angkat.
4. Rendam kembali singkong di air bersih, biarkan singkong selama beberapa waktu sampai
airnya sedikit hilang.
5. Gunakan minyak goreng yang banyak (deep frying) untuk menggoreng singkong dengan api
sedang. Jika terlalu besar, singkong akan mudah gosong. Setelah selesai, angkat dan tiriskan.
6. Taburkan bumbu penyedap rasa.
7. Masukkan keripik ke dalam bumbu penyedap rasa, lalu aduk sampai benar-benar merata.
8. Keripik dimasukkan ke dalam plastik kemasan dan siap untuk dipasarkan.

Elemen-elemen pemasaan kripik singkong:


1. Product (Produk)
Dalam bisnis anda, produk keripik singkong adalah bintangnya. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Keputusan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan suatu paket
kepuasan yang didapat dari pembelin produk kami. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi
kepuasan fisik,psikis,simbolis dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. Kami harus
merinci dengan jelas keunggulan produk. Keunggulan produk ini akan memudahkan kami
untuk menentukan target market atau siapa yang akan membeli produk kami.Kami juga bisa
menawarkan keunggulan di banding competitor tidak hanya soal rasa, tapi keunggulan ini
bisa dalam bentuk kemudahan penggunaan,penyimpanan,pengiriman dan masih banyak lagi.

2. Price (Harga)
Harga sangat menentukan peranan penting memiliki peranan penting dalam proses
transaksi jual beli. Saat menentukan pilihan, harga tentu menjadi salah satu hal yang sangat
dipertimbangkan. Umumnya, pelanggan akan merasa puas apabila berhasil mendapatkan
produk Keripik singkong pedas yang sesuai dengan keinginannya dengan harga yang
terjangkau. Produk memiliki harga jual mulai Rp.10.000,-. Apabila dibandingkan dengan
produsen sejenis, harga tersebut sangat terjangkau.

3. Place ( Tempat)
Tempat Distribusi (place), yaitu bagaimana memilah dan mengatur saluran distribusi
yang digunakan dalam mendistribusikan barang yang dihasilkan dan bagaimana memberikan
pelayanan yang baik pada konsumen, lalu mengolah dan membuat sistem yang baik dalam
menyalurkan barang yang dihasilkan.Upaya yang dilakukan dalam hal berkaitan place
(distribusi) adalah menjual langsung ke konsumen, menjual produk ke pasar yang
segmennya sesuai dengan produk. Menitipkan produk ke toko modern dengan pemilihan
lokasi toko yang strategis, tingkat rata rata pengunjung per hari-nya ramai, dan lokasi display-
nya pun yang langsung mudah terlihat oleh konsumen.
4. Promotion (promosi)
Promosi yang digunakan keripik singkong D.R.A adalah pemasaran secara langsung dan
menggunakan teknologi, sehingga keduanya dimanfaatkan akan sangat efektif dan
diharapkan dapat berkembang, dengan memanfaatkan pemasaran secara langsung dan media
sosial atau yang biasa disebut memasarkan secara online, diharapkan dapat menjangkau
masyarakat secara luas, selain itu dalam mengoperasikan media sosial tersebut juga mudah
karena didukung beberapa platform agar dapat memaksimalkan kegiatan promosi secara
offline dan online.

2.3 Laporan Keuangan

LABA RUGI
PT KERIPIK SINGKONG D.R.A
PER 14 OKTOBER 2021

Pendapatan Rp. 180.000,000,-


Total pendapatan Rp. 180.000,000,-

Beban-beban
Beban bahan baku Rp 90.000.000,-
Beban sewa Rp. 8.400,000,-
Beban listrik Rp. 1.200.000,-
Beban gaji Rp 8.400.000,-
Total beban Rp. 108.000.000,-
Laba bersih Rp. 72.000.000,-

PERUBAHAN MODAL
PT KERIPIK SINGKONG D.R.A
PER 14 OKTOBER 2021

Modal awal Rp. 5.000.000,-


Laba bersih Rp. 72.000.000,-
Modal akhir Rp. 77.000.000,-
NERACA
PT KERIPIK SINGKONG D.R.A
PER 14 OKTOBER 2021

Aktiva Lancar: Kewajiban Lancar:


Kas Rp. 20.000.000,- Utang Bank Rp.85.000.000,-
Piutang Rp 2.000.000,- Utang Usaha Rp.40.000.000,-
Rp. 22.000.000,- Utang Pajak Rp. 5.000.000.,-
Utang Gaji Rp. 3.00.000,-
Tanah Rp. 50.000.000,- Total Utang Rp. 133.000.000
Bangunan Rp.15 0.000.000,-
Ak Peny (Rp. 12.000.000,-) Modal Akhir Rp. 77.000.000,-
Rp.188.000.000

Total Aktiva Rp. 210.000.000,- Total Pasiva Rp. 210.000.000,-

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan bauran pemasaran pada industri keripik singkong adalah
sebagai berikut :
1. Produk keripik singkong yang diproduksi adalah keripik singkong Jagung bakar dijual dalam
berbagai variasi ukuran kemasan bermerek.
2. Harga (price) menerapkan strategi dengan membuat variasi harga pada produk keripik singkong
dan tidak semua industri memberikan pemotongan harga kepada konsumen.
3. Lokasi (place) produksi sangat strategis dan tidak semua industri menerapkan tata letak fasilitas
operasional dengan baik.
4. Promosi yang dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan media sosial.

BAB IV
PENUTUP
Kita harus memahami peluang - peluang usaha keripik singkong aneka rasa yang ada
disekitar kita. Dalam bisnis keripik singkong menunjukkan hasil pertanian dapat diolah menjadi
produk lain yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga dengan mengetahui cara
pemanfaatan dari suatu hasil sub sektor pertanian (khususnya singkong), diharapkan dalam
pengembangan suatu usaha (keripik singkong), akan diperoleh keuntungan yang lebih besar dan
dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
https://finance.detik.com/solusiukm/d-6288864/alat-pembuatan-keripik-singkong-proses-dan-
bahan-yang-harus-disiapkan

https://duniapendidikan007.blogspot.com/2017/11/makalah-usaha-keripik-singkong.html

http://ahmadhanafi.wordpress.com/2007/12/27/32/

http://fajrisalim.blogspot.com/2007/09/menyikapi-peluang-bisnis.html

http://mesinproduksi.com/

http://www.infopeluangusaha.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&c

http://www.wirausaha.com/bisnis/kewirausahaan/
memahami_9_aspek_penting_sebelum_memulai.html

www.goecities.com

www.smbzone.indiatimes.com

Anda mungkin juga menyukai