Anda di halaman 1dari 15

PENGAMATAN MENGENAI PENGARUH BISNIS EKSPOR

LIDI SAWIT DALAM MENCIPTAKAN LAPANGAN


PEKERJAAN DAN PENDAPATAN BAGI MASYARAKAT
KABUPATEN ASAHAN

Dosen Pengampu : Dr. Sugiharto, M.Si

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar


Ilmu Pengetahuan Sosial

DISUSUN OLEH :

ANTIN FARIDHA
8216182020

Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Dasar
Kelas B-3

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Mini Riset yang berjudul Pegamatan
Mengenai Pengaruh Bisnis Ekspor Lidi Sawit dalam Menciptakan Lapangan Pekerjaan bagi
Masyarakat Kabupaten Asahan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep dasar IPS
semester I Program Pascasarjana Pendidikan Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini dapat terselesaikan, berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Konsep Dasar IPS yang telah membimbing kami.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

21 November 2021

Penulis,

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….... 3
BAB I. PENDAHULUAN........………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………... 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………….…………….... 4
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………...................... 4
BAB II. KAJIAN TEORI ……………………………..…………………................. 6
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………........... 8
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 11
5.2 Saran…………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 12
LAMPIRAN…………………………………………………………………………… 13

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini pandemi Covid-19 sangat berdampak buruk terhadap perekonomian


masyarakat. Virus yang mulai menyerang dunia dan Indonesia sejak awal 2020 kemarin
membuat pelaku usaha kalangan menengah mengalami penurunan omset. Bahkan ada yang
gulung tikar, akibat dari adanya virus tersebut membuat aktifitas masyarakat dibatasi. Pasar
tidak seramai hari biasa, aktifitas pusat perbelanjaan dibatasi, dagangan usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) tidak ada yang beli.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki belum lama ini pelaku usaha
mikro yang gulung tikar akibat pandemi COVID-19 secara nasional tidak lebih dari 500 ribu.
Dampak yang begitu terasa itu membuat pemerintah berupaya dan gencar-gencarnya
mendorong pelaku usaha terutama UMKM bangkit dari keterpurukan. Di tengah kesulitan
ekonomi saat ini, berbagai bantuan yang didatangkan pemerintah merupakan perangsang bagi
pelaku usaha untuk kembali bangkit dan memberdayakan potensi yang ada bernilai
ekonomis. Masyarakat harus bersatu, bergotong royong bagaimana membangkitkan ekonomi
terutama usaha mikro. Mengingat kembali seruan Bung Karno, Bangsa Indonesia merdeka
dengan persatuan dan kesatuan yang kuat melalui perjuangan bersama dan gotong royong.
Menganologikan sebatang sapu lidi. Jika tidak diikat maka tidak akan berdaya guna. Jika
diikat bersatu maka akan kuat dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Saat ini masyarakat Kabupaten Asahan mulai bergerak dalam mengumpulkan limbah
lidi sawit yang selama ini dibuang sia-sia ternyata bisa diberdayakan dan bernilai ekonomis
yang layak untuk di ekspor. Usaha dan alternatif ini ternyata dapat menambah penghasilan
dan menciptkan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah “Bagaimana limbah lidi sawit dalam menciptakan lapangan pekerjaan
dan menambah pendapatan masyarakat Kabupaten Asahan ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana limbah lidi sawit dalam
menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan masyarakat Kabupaten Asahan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfat Teoritis :
a. Untuk menambah wawasan terhadap limbah lidi sawit dan untuk menjadi bahan
perbandingan, pertimbangan, dan pengembangan pada penelitian yang akan
mendatang.

2. Manfaat Praktis :

4
a. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa limbah lidi sawit dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan masyarakat
Kabupaten Asahan.

BAB II

5
KAJIAN TEORI

2.1 Bisnis Ekspor Lidi Sawit

A. Pengertian Bisnis Ekspor

Ekspor adalah suatu aktivitas mengeluarkan suatu barang dari daerah pabean. Daerah
pabean adalah suatu daerah milik Republik Indonesia yang terdiri dari wilayah darat,
perairan, dan udara, yang juga mencakup seluruh daerah tertentu yang berada di dalam Zona
Ekonomi Eksklusif. Jadi secara sederhana, ekspor adalah suatu aktivitas mengeluarkan
produk barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan tetap memenuhi standar peraturan dan
ketentuan yang ada. Aktivitas ini umumnya dikerjakan oleh suatu negara jika negara tersebut
mampu menghasilkan produk barang dalam jumlah yang cukup besar dan jumlah produk
barang tersebut ternyata sudah terpenuhi di dalam negeri, sehingga bisa dikirimkan ke negara
yang memang tidak mampu memproduksi barang tersebut atau karena jumlah produksinya
tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat negara tujuan.

Meningkatnya permintaan ekspor pada suatu produk akan berimbas langsung pada
perkembangan industri dalam suatu negara. Sehingga, hal tersebut akan mampu melahirkan
suatu iklim usaha yang lebih kondusif. Selain itu, suatu negara juga nantinya akan mampu
membiasakan dirinya untuk bisa bersaing dalam pasar internasional dan juga akan lebih
terlatih dengan persaingan yang ketat jika melakukan perdagangan internasional. Kegiatan
ekspor pada suatu negara akan membuat negara tersebut mampu memanfaatkan over
kapasitas pada suatu produk. Sehingga, negara tersebut akan mampu mengendalikan harga
produk ekspor yang terjadi di negaranya. Karena saat suatu produk mampu diproduksi
dengan mudah dan melimpah, maka produk dalam negeri tersebut pasti akan memiliki harga
yang lebih murah. Untuk itu, negara harus melakukan ekspor ke negara lain yang lebih
membutuhkan produk tersebut agar negara mampu mengendalikan harga di pasar.

Aktivitas ekspor pastinya akan memberikan dampak yang positif untuk


perkembangan ekonomi pada suatu negara. Manfaat dari adanya kegiatan ekspor adalah demi
membuka peluang pasar baru di luar negeri sebagai upaya menumbuhkan investasi, perluasan
pasar domestik, serta meningkatkan devisa pada suatu negara.

B. Limbah Lidi Sawit

Lidi sawit adalah tulang daun tanam sawit, penghubung antara daun dan pelepah
sawit. Selama ini, untuk menopang perkembangan pertumbuhan tandan buah sawit/janjang,
pelepah paling bawah dan yang bertautan biasanya dipotong serta dibiarkan membusuk di
sekitar pohon sawit. Lidi dari pelepah sawit ini biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan sapu
lidi. Namun, dengan berkembangnya inovasi dan preferensi pasar, lidi sawit telah
dikembangkan menjadi beberapa jenis produk kerajinan seperti piring anyaman hingga tas.

C. Lapangan Pekerjaan dan Pendapatan

6
Menurut sensus penduduk 2000, lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari
usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan usaha
adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha / perusahaan / kantor / tempat seseorang bekerja.
Keberhasilan suatu rencana pembangunan sangat tergantung pada kemampuan menyediakan
tenaga kerja yang dapat melaksanakannya. Dalam Ilmu Ekonomi terdapat beberapa faktor
yang membicarakan tentang sumberdaya manusia, yaitu antara lain :
  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan tenaga kerja.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja.
  3. Pasar kerja dimana terjadi proses mempertemukan lowongan kerja dan pencari kerja.

Strategi pembangunan yang berorientasi  pada output dan kurang berorientasi pada
penciptaan kesempatan kerja tercermin dalam pola investasi padat capital pada proyek-
proyek penanaman modal dalam negeri, sehingga terjadi kesenjangan antara laju
pertumbuhan angkatan kerja terhadap laju pertumbuhan kesempatan kerja. Hal ini disebabkan
oleh proyek pasar modal dengan tekhnologi mutakhir merupakan proyek yang relative
menyerap tenaga kerjaan. Tenaga kerja mengandung pengertian bahwa jumlah penduduk
yang sedang dan siap untuk bekerja dan pengertian kualitas usaha kerja yang diberikan.
Secara umum, penyediaan tenaga kerja dipenuhi oleh beberapa faktor seperti jumlah
penduduk, tenaga kerja, jam kerja, pendidikan, produktifitas dan jumlah serta struktur
penduduk.
Jumlah penduduk yang kerja bekerja biasanya dipandang mencerminkan jumlah
kesempatan kerja yang ada. Dalam pengertian ini kesempatan kerja bukanlah lapangan
pekerjaan yang masing terbuka, walaupun komponen yang terahir ini akan menambah
kesempatan kerja yang ada di waktu yang akan datang. Mungkin pada suatu waktu lapangan
pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara jumlah pencari pekerjaan atau
pengangguran masih banyak pula. Salah satu tujuan dalam pembangunan ekonomi adalah
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan kerja, lebih –
lebih bagi negara berkembang, terutama indonesia di mana pertumbuhan angkatan kerja lebih
cepat dari perumbuhan kesempatan kerja. Ada beberapa faktor megapa hal tersebut lebih
menonjol atau penting bagi negara berkembang, diantaranya :
 1.Pertumbuhan penduduk di negara berkembang cenderung tinggi, sehingga melebihi
pertumbuhan capital.
  2.Demografi profil lebih muda, sehingga lebih banyak penduduk yang masuk ke
lapangan kerja.
  3.Struktur industri di negara berkembang yang cenderung mempunyai tingkat
diversivikasi kegiatan ekonomi rendah, serta tingkat keterampilan penduduk yang
belum memadai, membuat usaha penciptaan lapangan kerja menjadi semakin
kompleks.

BAB III

7
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Kisaran Kabupaten Asahan dengan waktu penelitian yaitu
pada 22 November 2021 Pada Pukul 13.00 – 15.00 WIB.

3.2 Subjek Penelitian

Subject pada penelitian ini ialah eksportir limbah lidi sawit yang bernama Bapak
Muhammad Abdul Aziz Panggabean dengan pekerja sebanyak 25 orang.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang diambil pada saat penelitian di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ini
menggunakan metode Observasi. Dalam observasi ini peneliti langsung mengunjungi tempat
pengepulan limbah lidi sawit, selanjutnya untuk memperoleh informasi yang lebih jelas
penulis menggunakan metode wawancara, dalam metode ini penulis mewawancarai eksportir
limbah lidi sawit yang bernama Muhammad Abdul Aziz Panggabean.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode observasi, yaitu
dengan cara peneliti melakukan pengamatan langsung. Beberapa informasi yang dapat
diperoleh dari teknik ini yaitu ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian
atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alasan melakukan penelitian observasi adalah untuk
menyajikan gambaran realistik atas hasil wawancara tersebut. Dalam melaksanakan
wawancara, penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. Dari manakah lidi-lidi didapatkan ?
2. Berapa harga dari masing-masing lidi dari petani perkilonya ?
3. Berapa harga lidi yang masih basah ?
4. Berapa harga lidi yang sudah kering ?
5. Kenapa harga lidi yang sudah kering lebih mahal dibandingkan dengan harga lidi
yang masih basah ?
6. Adakah perbandingan kualitas lidi yang masih basah dengan lidi yang sudah kering ?
7. Apa saja kendala Eksportir dalam mengumpulkan limbah lidi sawit ?
8. Bagaimana proses lidi sawit melibatkan warga sekitar ?
9. Berapa pendapatan warga sekitar dari hasil mengerjakan limbah lidi sawit ?
10. Apa-apa saja kendala dalam mengekspor barang ke luar negeri ?
11. Berapa biaya transportasi ekspor ke luar negeri ?
BAB IV
PEMBAHASAN

8
4.1 Analisis Pembahasan

Dalam penelitian, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada eksportir sebagai


berikut :

1. Dari manakah lidi-lidi didapatkan ?


Jawaban : lidi didapatkan dari warga yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit.

2. Berapa harga dari masing-masing lidi dari petani perkilonya ?


Jawaban : harga dari masing-masing lidi dari petaninya adalah Rp1.800,-

3. Berapa harga lidi yang masih basah ?


Jawaban : harga lidi yang masih basah dibandrol dengan antara harga Rp1.400,- atau
Rp1.500,-

4. Berapa harga lidi yang sudah kering ?


Jawaban : harga lidi yang sudah kering dibandrol dengan harga Rp.1800,-

5. Kenapa harga lidi yang sudah kering lebih mahal dibandingkan dengan harga lidi yang
masih basah ?
Jawaban : karena eksportir tidak perlu lagi menjemur lidi-lidinya yang membutuhkan
waktu pengemasan yang lebih lama dan agar tidak mengecoh timbangan saat ingin dikirim
ke luar negeri.

6. Adakah perbandingan kualitas lidi yang masih basah dengan lidi yang sudah kering ?
Jawaban : kualitas lidi yang masih basah itu muda berjamur dan mudah lapuk
dibandingkan dengan lidi yang sudah kering.

7. Apa saja kendala Eksportir dalam mengumpulkan limbah lidi sawit ?


Jawaban : kendala eksportir dalam mengumpulkan limbah lidi sawit yaitu dana yang
terkadang tidak mencukupi, lahan yang sempit untuk menjemur dan menyimpan lidi serta
faktor cuaca yang tidak menentu.

8. Bagaimana proses lidi sawit melibatkan warga sekitar ?


Jawaban : proses lidi sawit melibatkan warga sekitar yaitu dimulai dari pengumpulan
limbah-limbah lidi sawit, penjemuran lidi, pengikat dan pengemasan lidi, serta jasa dalam
hal pengangkutan.

9. Berapa pendapatan warga sekitar dari hasil mengerjakan limbah lidi sawit ?
Jawaban : pendapatan warga sekitar dari hasil mengerjakan limbah lidi sawit yaitu dari
pengumpulan limbah-limbah lidi sawit sekitar Rp1.800,- perkilogram, penjemuran lidi
sekitar Rp500,- , pengikat dan pengemasan lidi sekitar Rp2.500,- perkilogram, serta jasa
dalam hal pengangkutan tergantung dari jauh dan dekat barang yang diantar. Untuk dalam
kota Rp250.000,- perton. Dan untuk luar kota Rp500.000,- perton.

9
10. Apa-apa saja kendala dalam mengekspor barang ke luar negeri ?
Jawaban : Kendala dalam mengekspor barang ke luar negeri adalah besarnya biaya
transportasi ekspor, jumlah permintaan customer yang terlalu besar/kecil, harga pasaran
dunia yang tidak menentu.

11. Berapa biaya transportasi ekspor ke luar negeri ?


Jawaban : biaya transportasi ekspor ke luar negeri adalah sebesar 2.500 USD

4.2 Analisis Mahasiswa

Penelitian ini sejalan dengan tujuannya yaitu untuk mengetahui bagaimana limbah lidi
sawit dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan masyarakat
Kabupaten Asahan. Menurut saya, kegiatan ekspor limbah lidi sawit ini sangat baik dilakukan
karena untuk meningkatkan produktifitas dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin
luas, produksi harus dinaikkan, salah satunya faktor produksinya yaitu enaga kerja. Semakin
luas pasar yang dibuka oleh ekspor, maka akan semakin banyak lapangan pekerjaan.
Dengan luasnya lapangan pekerjaan akan mengurangi pengangguran, meningkatkan
pendapatan masyarakat, mengentaskan kemiskinan dan secara keseluruhan dapat mendorong
kesejahteraan rakyat. Selain itu ekspor tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
diawasi oleh pemerintah. Untuk melakukan ekspor, negara-negara akan saling bekerjasama
dan akhirnya ekspor akan melahirkan hubungan yang baik antar negara.

4.3 Dampak Untuk Program Pembangunan di Indonesia

Efek atau dampak yang akan terjadi di pembangunan di Indonesia dilihat dari kegiatan
ekspor dan impor ini adalah kenaikan Gross Domestic Product (GDP) pembangunaan
ekonomi dan perekonomian Indonesia khususnya kawasan Kabupaten Asahan akan
mengalami perkembangan, berupa peningkatan akan produk barang dan jasa suatu negara.
Dan dengan adanya peningkatan produksi barang dan jasa maka masyarakat akan semakin
terbuka untuk melakukan berbagai pilihan dan kebebasan yang menguntungkan sebab
masyarakat memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang disukainya.

4.4 Kelebihan Penelitian

Pada Penelitian ini terdapat kelebihan yaitu jarak yang ditempuh peneliti tidaklah jauh,
data yang di peroleh akurat dan tidak direkayasa karena di dapatkan langsung dari
narasumber yang bersangkutan dan terpercaya. Pewawancara dapat bertatap muka langsung

10
demi melancarkannya proses wawancara sehingga tidak ada kendala terkait proses tanya
jawab. Dan terakhir penelitian dapat dilaksanakan secara langsung.

4.5 Kekurangan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti sangat membutuhkan persiapan yang matang seperti daftar
pertanyaan yang kompleks dan tidak membingungkan narasumber, beserta penguasaan materi
untuk hal yang ditanyakan agar tidak kebingungan dalam menanggapi jawaban dari nara
sumber.

BAB V

11
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang membahas mengenai pengaruh bisnis ekspor dalam
menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat Kabupaten Asahan adalah
berhasil menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan masyarakat kabupaten
Asahan pada masa pandemi Covid-19. Usaha yang dilakukan oleh eskportir dalam
mengekspor limbah lidi sawit merupakan perangsang bagi pelaku usaha untuk kembali
bangkit dan memberdayakan potensi yang ada bernilai ekonomis. Disini masyarakat dituntut
untuk dapat bersatu, bergotong royong dan bagaimana membangkitkan ekonomi terutama
usaha mikro.

B. Saran

Diharapkan setelah membaca mini riset ini UMKM yang lainnya dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga
dapat menghasilan tambahan bagi masyrakat sekitar yang lainnya, serta dapat
mengimplementasikan dan memperbarui kekurangan-kekurangan yang sebelumnya peneliti
lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

12
file:///C:/Users/User/Downloads/21916-48711-1-PB.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/15-29-1-SM.pdf
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-ekspor-dan-impor/
https://www.materibelajar.id/2015/12/materi-ekonomi-teori-tenaga-kerja.html
https://www.rajabunglon.com/2019/09/contoh-format-mini-riset-unimed-bahasa-
indonesia.html

LAMPIRAN

13
Gambar 1
Lidi-lidi mulai dikumpulkan dari para petani.

Gambar 2
Lidi-lidi basah sedang di jemur.

14
Gambar 3.
Masyarakat sedang mengikat lidi.

Gambar 4
Lidi-lidi siap diekspor.

15

Anda mungkin juga menyukai