PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
ERIKA SEPTIANA
Nim 12405183201
ii
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI
BATU ALAM DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
MASYARAKAT DESA
(Studi Kasus Di Semproel Stone Desa Campurdarat)
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
ERIKA SEPTIANA
NIM. 12405183201
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat pendapatan negara yang masih rendah merupakan salah satu
permasalahan yang masih perlu diperbaiki oleh negara indonesia, maka
pembangunan ekonomi di indonesia menjadi prioritas utama yang sangat
diperhatikan dan perlu adanya peningkatan. Dengan meningkatkan
pembangunan ekonomi yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan
maka sudah dapat berhasil untuk memperbaiki perekonomian dalam kerjasama
tingkat regional antar daerah maupun antar nasional.
Pemberdayaan langkah penting dalam peningkatan kesejahteraan dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. sejahtera berarti kecukupan secara lahir
dan batin. 1 Pemberdayaan adalah proses pembangunan terhadap masyarakat
yang beriniatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki diri
sendiri maupun orang lain. Sedangkan pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi, dan
membangkitkan kesadaran akan adanya potensi yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut.2 Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya penggalian pengelolaan
dan pemanfaatan akan potensi sumberdaya masyarakat desa dengan
menggunakan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional pemerintah
lebih memberikan perhatian yang besar pada pembangunan dipedesaan. Dan
arah pemberdayaan masyarakat yang paling efektif dan lebih cepat untuk
mencapai tujuan adalah masyarakat desa. Karena dengan melibatkan masyarakat
serta unsur pemerintahan atas kebijakan-kebijkan dalam pembangunan yang
lebih reaktif dapat memberikan prioritas kebutuhan masyarakat desa dalam
alokasi anggaran.
1
Widiastuti,siti kurnia, dkk, Pemberdayaan Masyarakat Marginal,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2015).hlm, 37
2
Totok Mardikanto dan Poeroko Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan
Publik, (Bandung: Alfabeta, 2017). Hlm.53.
2
3
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 129.
4
Riky Eka, “Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, Dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Industri Mebel Di Kecamatan Pendurungan Kota Semarang”, 2012
5
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Ekonomi Islam, Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011),
hlm.61.
3
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menjadikan
masyarakat berdaya dan mandiri, mampu berdiri diatas kakinya sendiri. 6
2. Industri
Industri adalah suatu kegiatan atau usaha proses pengolahan dari
bahan mentah hingga menjadi barang setengah jadi maupun hingga barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk menambahkan jumlah keuntungan. 7
3. Pendapatan
Pendapatan individu adalah jumlah penghasilan yang didapatkan
dari pelaksanaan aktivitas pekerjaan atau usaha yang dikerjakan.
F. Sistematikan Pembahasan
Penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri
Batu Alam dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”, memuat
sistematika penegasan sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika
Penelitian
2. BAB II Kajian Pustaka: Pemberdayaan Masyarakat, Industri batu Alam,
Pendapatan Masyarakat, Penelitian Terdahulu
3. BAB III Metode Penelitian: Rancangan Penelitian, Lokasi Penelitian, Data
dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data,
Pengecekan Keabsahan, dan Tahap-tahap Penelitian.
6
M. Anwas Oos, Pemberdayaan masyarakat di Era Global jakarta Alfabeta 2013
7
Riski Ananda, Peran Home Industri Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, JPM FISIP Vol. 3
No.2. 2016.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian
Pemberdayaan adalah proses yang seharusnya terjadi dalam sebuah tujuan
pembangunan baik dalam skala nasional maupun regional. Dilihat dari segi
bahasa pemberdayaan merupakan muatan yang berasal dari kata “daya”
bermakna kekuatan atau kemampuan. pemberdayaan dari segi pemaknaan
bahasa tersebut dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan pada
keadaan berdaya atau sebuah proses memperoleh kekuatan atau kemampuan
dari yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau bahkan yang belum
memiliki daya.8 Perlu disadari bahwa masyarakat dapat menjadi lebih
kompetetif apabila masyarakatnya berdaya guna. 9
Pemberdayaan sendiri merupakan suatu tujuan dan proses. Makna dari
Pemberdayaan sebagai tujuan adalah pemberdayaan yang tertuju pada
kondisi hasil akhir yang dapat mencapai tujuan perubahan sosial dan
masyarakat memiliki kekuasaan, pengetauan, serta kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Pemberdayaan sebagai tujuan ini sering
digunakan sebagai indikator untuk mencapai keberhasilan pemberdayaan
dalam mencapai pemberdayaan sebagai proses. Sedangkan Pemberdayaan
sebagai proses memiliki makna yakni langkah kegiatan memperkuat
kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat maupun
individu yang mengalami masalah perihal kemiskinan. Pemberdaayaan
sebagai sarana pendidikan yang bersifat nonformal bertujuan meningkatkan
kemampuan skill maupun pengetauan pada setiap individu agar dapat
berkembang.
8
Mulyono 2017 Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta; Penerbit Ombak. Hlm 38
9
Muslikah & Nurhalimah, Penyelenggaraan Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM)
Mandiri Pedesaan dalam Peningkatan Ekonomi Petani Wanita(Studi Pelatihan Penggemukan
Kambing di Desa Kalimanggis Kabupaten Batang), Jurnal Of Nonformal Education and Comunity
Empowerment, Vol. 1 No.2 hlm. 87-99
7
10
Hendra Hamid, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat, (Maksar: De La Macca, 2018), hlm.10.
8
11
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka pelajar,
2012), hlm.31.
9
12
Poerwoko S dan Mardikanto T, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik,
(Bandung: Alfabeta, 2012). hlm 111-112.
10
3. Prinsip Pemberdayaan
Pada kegiatan pemberdayaan yang ditujukan kepada masyarakat,
aparat/petinggipemberdayaan perlu memegang prinsip dalam melakukaan
pemberdayaan masyarakat, yang akan menjadi sebagai acuan dalam
pelaksanaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan
semestinya sesuai pada hakikat dan prinsip pemberdayaan. Berikut prinsip-
prinsip dari pemberdayaan masyarakat:
1. Pemberdayaan dilaksanakan dengan penuh demokratis , keikhlasan,
tidak ada unsur paksaan, dan potensi yang berbeda. Sehingga mereka
mempunyai hak yang sama untuk diberdayakan.
2. setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat sebaiknya berdasarkan
pada kebutuhan, masalah, dan potensi yang dimiliki kelompok
sasaran.
3. Yang menjadi sasaran utama adalah masyarakat sehingga harus
diposisikan sebagai pelaku dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
4. Menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, seperti
jiwa gotong royong dan yang muda lebih menghormati yang lebih tua.
5. Dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan karena sebuah
proses yang membutuhkan waktu silakukan secara logis dan
sederhana menuju ke hal yang kompleks.
6. Memperhatikan keragaman karakter, budaya, kebiasaan
masyarakatyang sudah mengakar secara turun temurun.
7. Memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat terutama pada
aspek sosial dan ekonomi.
8. Tidak ada unsur diskriminasi utamanya terhadap perempuan.
9. Selalu menerapkan pengambilan keputusan secara partisipasif, seperti
penetapan waktu, materi, metode kegiatan, dll.
10. Menggerakan partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk baik
yang bersifat fisik maupun nonfisik.
11
13
Oos anwas M, Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.58-60.
14
Imam Nawawi, Yadi Ruyadi, dan Siti Komariah, Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap
Kondisis Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Desa Lagadar Kecamatan Marga Asih Kabupaten
Tulungagung, Jurnal Sosiates, Vol. 5, No. 2.
12
15
Mochamad Fattah dan Pudju Puwanti, Manajemen Industri Perikanan, (Malang: UB Press , 2017),
hlm.5.
16
Sapamo, Analisis Pengaruh Jumlah Industri Besar Dan upah Minimum terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Kota Surabaya, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, no. 2, 2016, hlm. 231
17
Undang-Undang Republik Indonesia, UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dalam pasal
1 ayat 2.
13
2. Macam-Macam Industri
Macam-macam industri dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni
sebagai berikut:
a. Pengelompokan industri berdasarkan pada SK Mentri Perindustrian
No,19/M/I/1986 sebagai berikut:
1. Industri mesin dan logam dasar, contoh: pada industri pesawat
terbang, kendaraan bermontor, tekstil, dll.
2. Industri kimia dasar, contoh: industri semen, obat-obatan,
pupuk, kertas, dll.
3. Industri kecil, contoh: industri roti, makanan ringan, minyak
goreng curah, kompor minyak, dll. 18
b. Pengelompokan industri berdasarkan pada proses produksinya dapat
dekelompokkan sebagai berkut:
1. Industri dasar ini merupakan industri mesin, logam dasar dan
kimia dasar yang memiliki misi pertumbuhan ekonomi dan
penguatan struktur ekonomi. Ciri dasarnya adalah teknologi
yang digunakan sudah maju dan sudah teruji namun tidak
padat karya.
2. Industri hilir, menggunakan teknologi maju, teruji, dan
teknologi madya. Yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan, memperluas kesempatan kerja, serta
modal yang digunakan tidak padat.
3. Industri kecil, teknologi yang digunakan adalah teknologi
madya dan teknologi sederhana serta memiliki tenaga kerja
yang banyak (padat karya). Industri kecil ini diharapkan dapat
menambah kesempatan kerja dan mendapatkan nilai tambah
dengan memanfaatkan pasar dalam negeri maupun pasar luar
negeri. 19
18
Siti susana, Peranan Home Industri Dalam Meingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut
Ekonomi Islam (riau: Skripsi, 2012), hlm. 28
19
Licolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Edisi ke 5, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), hlm.
453-454.
14
20
Ibid, hlm. 29
15
21
Sudarman toweulu, Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo. 2001), hlm 03.
16
2. Jenis-jenis Pendapatan
a. Pendapatan permanen (Permanent Income)
Merupakan hasil pendapatan yang diterima dengan periode tertentu
yang sudah ditentukan di perjanjian awal. Seperti, pendapatan yang
dihasilkan oleh petani dari panen padi. Dan pendapatan permanen juga
disebut sebagai pendapatan yang didapatkan dari faktoe-faktor yang
menentukan kekayaan. Pendapatan secara permanen ini dibagi menjadi
tiga golongan yakni sebagai berikut:
1) Upah dan gaji
Upah dan gaji memiliki perbedaan tersendiri yakni untuk
upah merupakan imbalan yang diberikan sebagai membalas jasa
yang diberikan atau konpensasi tenaga atas pekerjaan yang
sudah dilakukan, upah yang diberikan biasanya tidak hanya
dengan uang saja melainkan juga bisa dengan memberi
makanan maupun kebutuhan pokok lainnya yang diberikan
langsung setelah pekerjaan selesai. Sedangkan gaji adalah
konpensasi jasa atau tenaga yang dikeluarkan untuk
mengerjakan tugas yang diberikan dengan pemberian gaji di
berikan pada waktu yang sama dan hanya dalam bentuk uang
saja.
2) Pendapatan dari membuka usaha sendiri
Adalah sejumlah nilai secara total dari hasil produksi yang
sudah dikurangi untuk biaya yang dibayar atau pendapatan
bersih.
3) Pendapatan dari usaha lain
Yakni sumber pendapatan yang diperoleh dengan cara tanpa
mencurahkan tenaga kerja. Biasanya pendapatan sampingan ini
diperoleh dari hasil menyewakan aset pribadi, bunga dari
tabungan, memperoleh sumbangan, pensiunan, dan lainnya. 22
22
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2, (Yogyakarta: Pt. Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm.
361.
17
b. Pendapatan Sementara
Merupakan pendapatan yang diperoleh tidak bisa diperkirakan
terlebih dahulu. Misalkan sumbangan, hibah, dan lain yang sejenisnya.
Menurut pendapat yang dikemukan oleh keynes dalam fungsi
konsumsinya, pendapatan yang terjadi (current income) yakni
pendapatan yang bukan diperoleh dari hasil sebelumnya dan pendapatan
yang tidak bisa diperkirakan untuk masa depan yang akan datang, serta
terdapat pendapatan yang absolute.23
3. Sumber Pendapatan
Dalam memenuhi kebutuhan pokok dapat diupayakan secara perorangan
setiap individu itu sendiri. Penekanan pada kewajiban pribadi untuk
mendapatkan penghidupan sendiri maupun keluarga. Jika kebutuhan tidak
mampu terpenuhi maka tidak akan mampu untuk mempertahankan kondisi
diri sendiri dari segi fisik dan mentalnya serta efisiensinya yang diperlukan
untuk melaksanakan memenuhi kebutuhan. 24
4. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
pendapatan, yakni sebagai berikut:
a. Kesempatan Kerja Tersedia, karna semakin banyaknya kesempatan kerja
yang dibutuhkan maka akan menambahkan penghasilan dan bisa bekerja
tetap maupun kontrak.
b. Keahlian dan ketepatan, keahlian yang dimiliki bisa membantu
meningkaatkan efisiensi dan efektivitas yang berpengaru pada pola
penghasilan.
c. Motivasi, dengan adanya motivasi atau dukungan dapat mempengaruhi
penongkatan jumlah pendapatan dan memberikan dukungan yang begitu
besar dalam melakukan pekerjaan maka akan menambakan penghasilan
yang besar.
23
Rahardja Pratama dan Mandala Manarung, Pengantar Ilmu Ekonomi, FEUI, 2008 hlm. 258-259.
24
Abdullah Zaki Al-Kaff, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm.
175.
18
25
Mega Junianti Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Kerajinan Pahatan Batu Paras
Terhadap peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Pengrajin Di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur
Kabupaten Lombok Timur Kabupaten Lombok Tengah. Skripsi 2020.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
secara deskriptif kualitatif. Secara teknologis penelitian deskriptif kualitatif
merupakan sebuah langkag atau prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau secara lisan dari hasil wawancara.26
Ciri utama dalam penelitian kualitatif ini adalah manusia yang sangat
berperan dalam keseluruhan proses penelitian termasuk dalam pengumpulan
data dan peneliti juga menjadi instrumennya. 27 Pada penelitian deskriptif
kualitatif memberikan hasil data tentang manusia, keadaan maupun fenomena
gejala sesuai dengan keadaan nyata adanya.
Dengan berdasarkan penjelasan pengertian tersebut, dalam penelitian ini
peneliti memilih untuk menggunakan metode pendekatan kualitatif yang
bertujuan memperoleh data-data akurat dan mendalam sehingga dapat
mengetaui pemberdayaan masyarakat melalui batu alam. Dan pada penelitian
ini diharapkan bisa untuk mengungkapkan mengenai pemberdayaan
masyarakat melalui industri batu alam dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat desa. Data dari hasil laporan berupa kata yang dipaparkan sesuai
dengan kenyataan dari keseluruhan hasil proses penelitian. Penelitian ini
pembahasan yang lebih mendalam mengenai pemberdayaan masyarakat
melalui industri batu alam.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus yang merupakan bagian dari
metode kualitatif pembahasannya mengenai kasus-kasus tertentu secara
mendalam dengan cara mengumpulkan informasi data dari beberapa
informan. Dimana penelitian yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat
26
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm
24.
27
Ibid, hlm 241
20
28
Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan, (Malang: UM
Press, 2008). Hlm. 41.
29
Nur Indianti, dkk. Metode Penelitian Praktis, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004, hkm 28
30
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm 151.
22
31
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarisan, 1996), hlm.104.
23
mencari tema dan pola maka dengan demikian akan mempermudah peneliti
dalam penarikan kesimpulan.
2. Penyajian Data
Sesudah proses mereduksi data selanjutnya yakni menyajikan data dengan
bentuk berupa sebagai uraian singkat yang menggunakan teks narasi
maupun tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan proses reduksi dan penyajian data selatjutnya langkah
terakhir dalam menganalisis data adalah penarikan kesimpulan. Hasil dari
kesimpulan harus konsisten dan didukung oleh bukti-bukti yang valid.
Sehingga menjadikan kesimpulan yang dikemukakan tersebut menjadi
temuan baru bersifat kredibel serta bisa menjawab rumusan masalah yang
sudag dibuat.32
saat memproses data yang sudah terkumpul kemudian ditata secara
sistematis sehingga membentuk paparan yang mudah dipahami selanjutnya akan
diolah kembali menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan proses tersebut
akan menghasilkan data yang ditafsirkan dan dipaparkan memudahkan bagi
peneliti untuk menarik keputusan.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam melakukan sebuah penelitian data-data yang didapatkan harus
sesuai dengan topik pembahasan penelitian dan memiliki keabsahan data yang
sah dan valid. Supaya data-data yang sudah diperoleh dapat memiliki keabsahan
maka dilakukan pengecekan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan yang di maksud adalah pada saat proses
melakukan kegiatan penelitian yang akan terjun langsung pada lapangan
semisal saat melakukan pengamatan harus lebih teliti dan cermat serta
berkesinambungan. Dengan menggunakan cara ini maka keabsahan data
dapat diperoleh secara sistemastis dan pasti.
32
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.89.
24
2. Trigulasi
Penelitian ini dalam pengecekan keabsahan data juga menggunakan teknik
trigulasi sumber dan teknik. Trigulasi sumber digunakan menguji
kredibilitas data dilakukan dengan data yang diperoleh dari beberapa
sumber sedangkan teknik trigulasi teknik digunakan menguji kredibilatas
data dilakukan dengan mengecek data pada sumber data hasil daro observasi
dilapangan dan dibandingkan dengan hasil data wawancara pemilik
industri, masyarakat sekitar, dan masyarakat desa.33
3. Teman Sejawat
Dengan melibatkan teman sejawat penliti akan terbantu dalam
menyelesaikan penelitian. Teman sejawat dapat diajak untuk berdiskusi,
memberikan masukan, dll. Kehadiran teman sejawat dapat membantu
mengingatkan tentang keterbatasan kemampuan peneliti terhadap
kompleksitas kejadian fenomena dalam lingkup sosial penelitian.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Pada penelitian ini dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan
memerlukan tahap-tahap, berikut tahapan pada penelitian kualitatif :
1. Pre Lapangan
Pada tahap ini proses pengecekan pelaksanaan pre lapangan ini dilakukan
oleh peneliti sebelum memasuki lapangan. Pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan yakni menyusun rancangan penelitian, berkonsultasi dengan
dosen pembimbing, mempersiapkan surat izin penelitian dan menyerahkan
pada pihak pemilik usaha, serta menyiapkan beberapa instrumen penelitian
yang akan digunakan saat melakukan interview atau wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah bisa diterima untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut,
kemudia melakukan observasi di lapangan, melaksanakan kegiatan
wawancara dengan pemilik usaha, karyawan, dan masyarakat sekitar. Serta
mengumpulkan data-data berupa dokumen atau arsip dalam bentuk teks
33
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hlm.
210-211
25
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kaff, Abdullah Zaki. 2002. Ekonomi Dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
Ananda, Riski. Peran Home Industri dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga, JPM
FISIP Vol.3 No 22016.
Indriati, Nur, dkk. 2004. Metode Penelitian Praktis. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Nawawi, Imam, Yadi Ruyadi, dan Siti Komariah. Pengaruh Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Desa Lagadar
Kecamatan Marga Asih Kabupaten Tulungagung. Jurnal Sosiates: Vol. 5, No.
2.
Pratama, Rahardja dan Mandala Manarung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. FEUI.
Putra, Riky Eka. 2012. Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, Dan Nilai Produksi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel Di
KecamatanPendurungan Kota Semarang. Jurnal Ekonomi.
Rahman, Afzalur. 1995. Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2. Yogyakarta: Pt. Dana
Bhakti Wakaf.
Sapamo. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Industri Besar dan Upah Minimum
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis: Vol. 1. No.2.
Saparno. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Industri Besar dan Upah Minimum
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Surabaya. Junal Ekonomi dan
Bisnis Vol. 1, No. 2.