Anda di halaman 1dari 38

1

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI HOME


INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DESA PANGLEGUR KECAMATAN
TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN

PROPOSAL

Oleh:

Suci Dwiyana

NIM: 18383032185

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2020
2

A. Judul Propsal Skripsi


“Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industri Kerajiana
Tangan Desa Panglegur Kecamatan Tlanakan Kabupaten”
B. Konteks Penelitian
Pada dewasa ini, zaman telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Perubahan terjadi secara signifikan dan bersifat menyeluruh dalam segala
aspek terutama dalam aspek teknologi. Hal tersebut mengharuskan setiap
individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan
zaman yang tengah terjadi. Pesatnya perkembangan teknologi dari setiap
zamannya berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dari
lingkungan suatu usaha.
Sebagai negara yang telah merdeka cukup lama, Indonesia telah
mengalami pasang-surut dalam aspek ekonomi dan tantangan dalam
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, Indonesia terus
melakukan usaha-usaha dalam meningkatkan perekonomian melalui
pembangunan nasional yang sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.
Potensi sumber daya yang dimiliki harus mampu dimanfaatkan dan
dikembangkan seoptimal mungkin untuk keberlangsungan penghidupan
berkelanjutan sehingga menjadi peluang bahkan investasi usaha bagi masyarakat
maupun negara itu sendiri.
Dalam hal ini, akan memunculkan perubahan-perubahan yang menuntut
suatu usaha tersebut untuk mempertahankan eksistensinya dari perubahan
lingkungan yang cepat. Home industry merupakan suatu unit usaha atau
perusahaan dalam skala kecil yang bergerak di bidang tertentu. Biasanya usaha ini
hanya mengguanakan satu atau dua rumah sebagai pusat produksi, administrasi
dan pemasaran dalam waktu bersamaan (Jasa Ungguh Muliawan, 2008). Apabila
dilihat dari model usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap lebih sedikit dari
pada perusahaan besar pada umumya.1
Industri kecil yang menjadi awal dari munculnya atau berkembangnya
industri besar, berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
atau bagi pemilik usahanya sendiri yang mana mereka akan menjadi lebih

1
S.R. Parker, dkk, Sosiologi Industri, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985), hal. 92
3

produktif bahkan dapat menyerap sebagian besar tenaga kerja yang


menggantungkan hidupnya dari industri tersebut sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran dan dapat menunjang pembangunan daerah bahkan nasional.
Hal tersebut juga dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat dalam
rangka meningkatkan dan mengembang potensi diri, terutama bagi masyarakat
pedesaan. Dimana pedesaan selalu dianggap sebagai daerah yang kemungkinan
kecil dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun sebenarnya, desa dapat
menjadi suatu titik awal dalam meningatkan pertumbuhan ekonomi melalui
pengembangan terhadap home industri. Banyak potensi sumberdaya yang dimiliki
tentu saja akan dapat menjadi suatu desa sebagai titik awal dalam mewujudkan
pembangun nasional.
Home Industry juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat
memberikan dampak positif yang besar terhadap perekonomian negara. Hal ini
disebabkan ketika jumlah usaha Home Industry meningkat maka masyarakat
dapat dikatakan memiliki kemandirin dalam kehidupannya terutama dalam aspek
ekonomi. Produktifitas masyarakat juga mengalami peningkatan sehinnga
menyebabkan PDB atau Produk Domestik Bruto juga akan mengalami
peningkatan. Itu berarti bahwa perekonomian di suatu negara mengalami
kestabilan.2
Namun sayangnya, hal tersebut tidak diimbangi dengan pemberdayaan dan
pengelolaan yang tepat sehingga sering kali eksistensi dari home industri itu
sendiri seakan tidak memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan pada kenyataan usaha-usaha kecil yang bermunculan
seharusnya menjadi faktor terpenting dalam perekonomian.
Begitu juga yang terjadi di Desa panglegur. Banyaknya home industri
yang dikembangkan oleh masyarakat tidak mampu meningkatkan perekonomian
terutama perekonomian desa. Hal tersebut tidak lain disebabkan karena kegiatan
yang dilakukan tidak memiliki pemberdayaan dan pengelolaan yang minim..
kurangnya kreativitas dan inovasi juga ikut andil dalam memengaruhi
perkembangan home industri. Masyarakata seakan tidak mampu mengimbangi
arus perkembangan teknologi yang terjadi.

2
Hal Hill, Industralisasi di Indonesia Penerjemah Nirwanto, (Jakarta: LPBS, 1994), hal. 84
4

Aspek terpenting yang juga berpengaruh besar pada keadaan tersebut


adalah strategi pemasaran yang digunakan masih bersifat lokal. Dimana lingkup
pemasaran yang masih sempit padahal usaha yang dilakukan memiliki prospek
yang besar dan dapat menakup pada lingkup yang lebih luas lagi. Seharusnya
masyarakat dapat memanfaatkan teknologi yang telah berkembang pesat.
Berdasarkan gambaran yang telah dijelaskan, hal tersebut menjadi dasar
pemikiran dari penulis untuk mengangkat permasalahan yang ada menjadi suatu
karya tulis dalam penelitian tentang home industri kerajinan di Desa Panglegur.
Oleh karena itu judul dalam penelitian ini adalah “Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Melalui Industri Rumahan (Studi Kasus Industri Kerajinan di Desa
Pangegur).”
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian tersebut maka dapat diajukan fokus
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Industri Rumahan pada pertumbuhan ekonomi di Desa
panglegur?
2. Bagaimana dampak dari pemberdayaan Industri Rumahan dalam
meningkatkan ekonomi di Desa Panglegur?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam sebuah
penelitian. Dan berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai,
antara lain:
1. Untuk Memaparkan peran Industri Rumahan pada pertumbuhan ekonomi
masyarakat di Desa panglegur
2. Untuk menjelaskan dampak dari pemberdayaan Industri Rumahan dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Panglegur?
E. Kegunaan Penelitian
Setiap hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai guna yang
berpengaruh baik pada pihak-pihakmyang terkait. Adapun kegunaan-kegunaan
yang didapatdari penelitian ini, antara lain:
1. Kegunaan bagi Masyarakat
5

a) Dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat akan pentingnya


meningkatkan kemampuan diri melalui Home Industry
b) Untuk mengembahkan Home Undustri lainnya dengan menggali potensi-
potensi yang ada di sekitar masyarakat
c) Memberikan pengetahuan akan pentingnya peran masyarakat dalam
perekonomian negara
2. Kegunaan bagi Pemerintah
a) Sebagai bahan acuan dalam mengambil kebijakan yang berhubungan
dengan kegiatan Home Industry bagi pemerintah
b) Memberikan pengetahuan akan pentingnya peran pemerintah dalam
perekonomian negara melalui pengembangan home industri
3. Kegunaan bagi Institusi (IAIN Madura)
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan
sebagai perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah selanjutnya.
4. Kegunaan bagi Peneliti
a) Sebagai media bagi penulis untuk dapat mengembangkan kemampuan
penulis dalam menerapkan kegiatan Home Industry
b) Menambah pengalaman penulis sehingga dapat melatih kepedulian
penulus terhadap perekonomian negara
F. Definisi Istilah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari perbedaan
persepsi dalam memahami istilah-istilah pokok yang digunakan dalam proposal
ini, penulis menganggap bahwa perlu merumuskan definisi istilah terhadap istilah-
istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Pemberdayaan : upaya untuk membangun daya dengan mendorong,
memotivasi dan membagkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya untuk
mengembangkannya dengan memperkuat potensi
yang dimilki masyarakat
Ekonomi :Ekonomi adalah aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi,
pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi
6

secara umum atau secara khusus adalah aturan


rumah tangga atau manajemen rumah tangga
Masyarakat : Masyarakat menurut bahasa adalah sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
Industri Rumahan :unit usaha yang masih bersifat sederhana dan
tradisional, yang mana dapat disebut jyga tidak
terdapat pembagian kerja dan pembukuan yang jelas
dalam pengelolaannya
G. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian tentang beberapa teori yang akan
menjadi landasan konsep dalam penelitian ini, landasan konsep tersebut sebagai
alat dalam menganalisis permasalahan yang diangkat.
1. Kajian Teoritik
Kajian pustaka merupakan uraian tentang beberapa teori yang akan
menjadi landasan konsep dalam penelitian ini, landasan konsep tersebut sebagai
alat dalam menganalisis permasalahan yang diangkat.
2. Kajian Teoritik
a. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat
1) Pengertian Pembaerdayaan Masyarakat
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti
tenaga/kekuatan, proses, cara, perbuatan memberdayakan.
Pemberdayaan berasal dari kata empowerment.3 Menurut Merriam
Webster dan Oxford English Dictonary, kata empower mengandung
dua pengertian yaitu: pertama, to give power / authority to yaitu
memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan
otoritas ke pihak lain; yang kedua to give to / enable yaitu usaha untuk
member kemampuan atau keperdayaan.4
Pemberdayaan yaitu aspek pembangunan, hakikat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat
3
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama,
2014), hal. 57.
4
Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar Bahasa Indoneisa, (Jakarta: Bala
Pustaka, 2002), hal. 242
7

seutuhnya, dengan kata lain memberdayakan masyarakat mengandung


makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan
memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah
terhadap kekuatan-kekuatan penekanan di segala bidang dan sektor
kehidupan. Disamping itu, juga mengandung arti melindungi dan
membela dengan berpihak pada yang lemah, untuk mencegah
terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi atas yang
lemah.5 Pentingnya pembangunan masyarakat menitik beratkan sektor
ekonomi ialah agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduk melalui pertumbuhan sektor ini, tanpa mengabaikan
peranan sektor-sektor lainnya, dan sekaligus dapat menurunkan
tingkat kemiskinan penduduk.6
Ginanjar berpendapat bahwa pemberdayaan yaitu suatu upaya
untuk membangun daya dengan mendorong, memotivasi dan
membagkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya
untuk mengembangkannya dengan memperkuat potensi yang dimilki
masyarakat.7 Adapun tujuan yang dimaksud dari pemberdayaan tidak
lain menunjuk pada keadaan dan hasil yang akan dicapai seperti
perubahan sosial menuju masyarakat yang berdaya,
mampumenyampaikan aspirasi dengan baik, memiliki pengetahuan
untuk dapat memenuhi kebutuhan.
Pemberdayaan merupakan suatu proses yang disengaja dan
berlangsung secara terus-menerus yang dipusatkan di dalam
kehidupan komunitas lokal, meliputi: saling menghormati , sikap
refleksi kritis, adanya kepedulian dan partisipasi kelompok, yang
melaluinya masyarakat uyang merasa kurang memiliki secara bersama
sumber-sumber yang berharga menjadi memperoleh akses yang lebih
besar untuk mendapatkan dan mengontrol sumber-sumber tersebut.8
5
Onny. S. Prijiono, Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasinya, (Jakarta: CSIS,
1996), hlm. 97
6
Sudjana, Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Falah Production, 2001), hlm, 256
7
Ginanjar, 1996Pembangunan Untuk Rakyat:Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan,
(Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1996), Halm 145
8
Hatta Abdul Malik, Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan, (Semarang: LPM IAIN
Walisongo, 2012), hal. 193
8

Pemberdayaan selalu menuju pada peningkatan kemampuan


sesorang, terutama pada mereka yang dianggap lemah utuk memenuhi
kebutuhan dasar sehingga mereka mampu memiliki kekeuatan dan
kebebasan. Dalam artian mereka memiliki kemampuan untuk menjadi
lebih produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka dan
mampu berpartisipasi pada proses pembangunan dan keputusan yang
dapat mempengaruhi mereka.9
Disimpulkan bahwa konsep dasar pemberdayaan pada dasarnya
yaitu upaya suatu kelompok masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian sehingga masyarakat dapat
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki dalam rangka tujuan
hidup yang lebih sejahtera. Pemberdayaan yang diinginkan oleh
masyarakat adalah pemberdayaan yang bisa membangun masyarakat
ke arah yang lebih sesuai dengan tujuan pemberdayaan.
Dalam pemberdayaan, terdapat empat faktor yang dapat
mempengaruhi pemberdayaan, antara lain:
a) Adanya persaingan yang terjadi dalam masyarakat. Artinya
persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan masyarakat untuk
dapat bersaing dalam memajukan kemandiriannya sendiri.
Sehingga untuk mencapai hal tersebut masyarakat membutuhkan
memperdayaan yang baik.
b) Perubahan teknologi yang sangat cepat. Dengan adanya
perubahan teknologi tersebut maka masyarakat harus mampu
mendorong dirinya untuk menyesuaikan perkembanga teknologi
yang sangat pesat.
c) Inovasi untuk meningkatkan kualitas. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya permintaan yang tetap namun kualitas dan nilai yag
diminta lebih tinggi sehingga menyebabkan masyarakat harus
terus beinovasi untuk meningkatkan kualitas.

9
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hlm. 31
9

d) Perubahan lingkungan. Masalah lingkungan yang serin terjadi


menyebabkan adanya pengelolaan yang tepat terhadap lingkungan
itu sendiri.
Adapun pengertian dari masyarakat dalam istilah bahasa Inggris
adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti
(kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka
yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah
saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai
prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi
lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan
kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu Interaksi antar
warga-warganya, Adat istiadat, Kontinuitas waktu dan Rasa identitas
kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).10
Menurut Ralph Linton (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22)
masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Masyarakat menurut bahasa adalah sejumlah manusia dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas
bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu
dalam keseimbangan. Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B.
Taneko, 1984: 11) bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan
yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang
merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan
manusia didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup.

10
Sumodiningrat, Gunawan Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, ( Jakarta:
Bina Rena Pawira, 1997), hlm: 74
10

Sehingga pemberdayaan masyarakat adalah Pemberdayaan


masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam
pembangunan yang bersifat people-centered, participatory,
empowerment and sustainable (Chamber, 1995). Lebih jauh Chamber
menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan model
pemberdayaan masyarakat tidak hanya semata-mata memenuhi
kebutuhan dasar (basic need) masyarakat tetapi lebih sebagai upaya
mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal.
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sering kali
sulit dibedakan dengan pembangunan masyarakat (community
development) karena mengacu pada pengertian yang tumpang tindih
dalam penggunaannya di masyarakat. Dalam kajian ini pemberdayaan
masyarakat (community empowerment) dan pembangunan masyarakat
(community development) dimaksudkan sebagai pemberdayaan
masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi
masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola
sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka memiliki
kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial
secara berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada
hakekatnya berkaitan erat dengan sustainable development yang
membutuhkan pra-syarat keberlanjutan kemandirian masyarakat
secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu dinamis.11
Ekonomi merupakan berasal dari bahasa Yunani ‘Oikos’ dan
‘Nomos’ yang berarti tata kelola rumah tangga ysng diperlukan dalam
upaya mensejahterakan hidup rumah tangga sehingga dapat tercapai.
Disisi lain, istilah ekonomi berarti proses atau usaha dalam pengadaan
barang dan jasa untuk kebutuhan rumah tangga.
Ekonomi secara umum atau secara khusus adalah aturan rumah
tangga atau manajemen rumah tangga.12 Ekonomi juga dikatakan

11
Suparjan, Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan Samapai Pemberdayaan,
(Yogyakarta: Aditya Media, 2003), hal. 49
12
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,(Jakarta: Rajawali Pers:2009), hal. 2
11

sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara menghasilkan,


mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam
masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi
sebaik-baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur
urusan harta kekayaan baik yang menyangkut kepemilikkan,
pengembangan maupun distribusi.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah suatu proses atau suatu
upaya yag dilakukan untuk menambah dan meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dirinya. Selain itu juga untuk
memunculka kemadirian dari masyarakat terutama di pedesaan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki.13 Dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan ekonomi masyarakat dimaksudka sebagai langkah awal
dari upaya pembagunan nasional melalui pastisipasi dari masyarakat
desa dalam aspek ekonomi.
2) Mekanisme Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat harus melibatkan berbagai potensi yang
ada dalam masyarakat, beberapa elemen yang terkait, misalnya :
a) Peranan Pemerintah dalam artian birokrasi pemerintah harus dapat
menyesuaikan dengan misi ini, mampu membangun partisipasi,
membuka dialog dengan masyarakat, menciptakan instrument
peraturan dan pengaturan mekanisme pasar yang memihak
golongan masyarakat bawah.
b) Organisasi-organisasi kemasyarakatan diluar lingkunan
masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi
kemasyarakatan nasional maupun local,
c) Lembaga masyarakat yang tumbuh dari dan didalam masyarakat
itu sendiri (local community organization) seperti BPD, PKK,
Karang Taruna dan sebagainya,

13
Daniel Sukalele, “Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah”, dalam
wordpress.com/about/pemberdayaan-masyarakat-miskin-di-era-otonomi-daerah diakses pada
tanggal 7 Mei 2020 pukul 17.03
12

d) Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat yang merupakan


organisasi sosial berwatak ekonomi dan merupakan bangun usaha
yang sesuai untuk demokrasi ekonomi Indonesia,
e) Pendamping dierlukan karena masyarakat miskin biasanya
mempuyai keterbatasan dalam pengembangan diri dan
kelompoknya,
f) Pemeberdayaan harus tercermin dalam proses perencanaan
pembangunan nasional sebagai proses bottom-up.
g) Keterlibatan masyarakat yang lebih mampu khususnya dunia
usaha dan swasta.
3) Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap model
pembangunan dan model industrialisasi yang kurang memihak pada
rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari kerangka logik sebagai
berikut:
a) Bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan
penguasaan faktor produksi,
b) Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat
pekerja dan masyarakat yang pengusaha pinggiran,
c) Kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem
pengetahuan, sistem politik, sistem hukum, dan ideologi yang
manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi,
d) Kooptasi sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik, dan
ideologi, secara sistematik akan menciptakan dua kelompok
masyarakat, masyarakat yang berdaya dan masyarakat tunadaya.
Akhirnya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu masyarakat yang
berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi
menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukan pembebasan melalui
proses pemberdayaan bagi yang dikuasai (empowerment of the
powerless).14
4) Pertumbuhan Ekonomi

14
Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi, (Yogyakarta: Adiya
Press, 2000), hlm. 1-2
13

Dari berbagai kajian pembangunan ekonomi Indonesia yang


dilakukan para ahli ternyata pembangunan ekonomi Indonesia banyak
menimbulkan ketimpangan baik ketimpangan sektoral, regional
maupun antara perkotaan dan pedesaan. Berbagai ketimpangan
tersebut akibat paradigma pembangunan ekonomi yang dilakukan
pemerintah lebih berpihak pada kelompok kecil masyarakat di
perkotaan dan mengabaikan kelompok besar masyarakat yang berada
di pedesaan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembangunan
yang mensejahterakan seluruh masyarakat tidaka ada pilihan lain
kecuali mengubah paradigm pembangunan ekonomi Indonesia yang
mengarah pada keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan
dengan melibatkan kelompok marginal dan kelompok miskin yang
berada di pedesaan sebagai subyek pembangunan. Orientasi
pembangunan lebih pada pemberdayaan pedesaan sebagai pusat-pusat
pertumbuan ekonomi yang sekaligus akan menekan arus urbanisasi.15
Pembangunan ekonomi suatu Negara niscaya terjadi apabila tidak
didukung pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhssn ekonomi tidak
menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi pada dasarnya adalah merupakan usaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan kenaikan PDB (produk domestic
bruto) per kapita membandingkannya dengan pertumbuhan penduduk
melalui perbaikan struktur ekonomi dalam rangka mencapai
kesejahteraan masyarakat.
Orientasi pembangunan pada upaya mencapai kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat sebagai metode, harus didukung oleh
pengorganisasian dan parstisipasi masyarakat selaku subyek
pembangunan. Teori pembangunan yang dipakai sebagai pijakan
dalam evaluasi kinerja pembangunan meliputi 3 (tiga) kelompok teori
pembangunan yang dipandang penting (Agus Suryono, 2001) yaitu :
1). Kelompok teori modernisasi, 2). Kelompok teori ketergantungan
(dependency theory) dan 3). Kelompok teori pembangunan yang lain

15
Munawar Noor, Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ilmiah, Volume 1, No. 2, Juli 2011, hal. 91
14

(another development). Tetapi dalam perkembanganya terjadi


pergeseran pola atau model peradigma pembangunan yang sangat
domonan di bangsa-bangsa dunia mulai dari Paradigma pertumbuhan
(Growth Paradigm), Paradigma kesejahteraan (Welfare Paradigm),
Paradigma Pembangunan Manusia (People Centered Development
Paradigm).
Kenyataan itulah kemudian terjadi pegeseran dari strategi
pertumbuhan ekonomi menjadi strategi pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan yang sekaligus mejadi ide dasar lahirnya pemikiran
paradigma baru yaitu paradigma kesejahteraan (welfare paradigm).
Orientasi paradigma ini adalah mewujudkan peningkatan
kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial dalam waktu secepat
mungkin. Oleh karena itu pada dasa warsa kedua (1971-1980)
pelaksanaan pembangunan dengan strategi pertumbuhan ekonomi
bergeser orientasinya pada pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan (growth and equity of strategy development) menuju
industrialisasi dengan strategi pertumbuhan ekonomi sebesar 6% per
tahun dengan tujuan pemerataan pembangunan di bidang pendapatan,
kesehatan, keadilan, pendidikan, kewirausahaan, keamanan,
kesejahteraan sosial dan penyelamatan lingkungan. Tetapi yang terjadi
di negara-negara berkembang adalah ketidakmampuan negara
berkembang pada ketergantungan pada negara-negara maju yang
ditandai dengan ketergantungan investasi, bantuan dan pinjaman luar
negeri. Implementasi paradigma kesejahteraan ini cenderung bersifat
sentralistik (top-down) sehinga melahirkan ketergantungan hubungan
rakyat dengan proyek-proyek pembangunan yang dilakukan
pemerintah (birokrasi pemerintah), akibat lebih jauh membahayakan
keberlanjutan pembangunan itu sendiri, karena pembangunan sesuai
dengan sifatnya yang sentralistik tidak mampu menumbuhkan
pemberdayaan (disempowering) rakyat agar rakyat mampu menjadi
subyek dalam pembangunan.
15

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan dengan


orientasi pada pertumbuhan ekonomi menjadikan paradigm
pertumbuhan menjadi semakin dominan di Negara-negara
berkembang. Tetapi keberhasilan yang dicapai Negara-negara
berkembang dalam pertumbuan ekonominya menimbulkan berbagai
resiko negatif (Tjokrowinoto, 1999) mengungkapkan bahwa
paradigma pertumbuhan cenderung menimbulkan efek negatif tertentu
yang selanjutnya akan menurunkan derajat keberlanjutan
pembangunan . Dari kondisi tersebut lahir gagasan baru dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keberlanjutan pembangunan yaitu
sustainable development. Strategi ini lahir belajar dari pengalaman
pelaksanaan pembangunan pada dasa warsa ketiga dengan munculnya
konsep tata ekonomi dunia baru sabagai upaya perbaikan social
ekonomi Negara-negara berkembang dengan strategi pertumbuhan
ekonomi 7% pertahun.16
b. Kajian tentang Industri
1) Pengertian Industri
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang
artinya buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan
secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Definisi Industri menurut Sukirno adalah perusahaan yang
menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder.
Kegiatan itu antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan
pabrik pembuatan rokok. Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi
yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau
barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya.17
Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas
dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan

16
Ibid., hal. 93
17
Sukirno Sadono, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua, (Jakarta : PT. Karya Grafindo
Persada, 1995), hal. 54.
16

kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan
rancangan bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang
geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan sub
sistem fisis dan sub sistem manusia.18
2) Faktor-faktor Industri
a) Proses Produksi
Produksi memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan
dalam meningkatkan nilai guna dan manfaat terhadap suatu benda.
Kegiatan meninggatkan guna dan manfaat disini dapat dilakukan
dengan mengubah bentuk, memberikan inovasi atau menciptakan
barang baru. Dapat juga dikarnakan adanya kegiatan pemindah
kepemilikan dari satu orang kepada orang lain.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi
yaitu sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya manusia atau
tenaga kerja, modal dan kemampuan setian semberdaya manusia.
b) Bahan Baku
Bahan baku atau sering disebut bahan mentah disini
merupakan bahan utama yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Dimana bahan baku yang digunakan harus diperhitungkan
berdasarkan jumlah kebutuhan, kelayakan harga, ketersediaan
barang secara berlanjut, kualitas bahan baku, sifat bahan baku dan
biaya pengangkutan bahan baku.
c) Modal
Modal disini merupakan faktor terpenting dalam kegiatan
produksi. Dimana modal merupakan sesuatu yang dibutuhkan
untuk digunakan dalam menjalankan suatu usaha baik berasal dari
pemilik atau tambahan dari pihak lain. Semakin besar modal yang
18
Sritomo Wignjosoebroto, Pengantar Teknik &Manajemen Industri Edisi Pertama, (Jakarta :
Penerbit Guna widya,2003), hal. 19
17

dimiliki, maka kegiatan produksi yang dilakukan juga akan


semakin bauk dalam mempengaruhi kesusksesan suatu usaha.
Modal dapat berbentuk sebagai uang ataupun berupa bahan dan
benda yang berkaitan dengan produksi.
d) Pemasaran
Pemasaraan merupakan suatu upaya penyusuan komunikasi
yang bertujuan untuk dapat memberikan informasi mengenai
barang dan jasa dalam kaitannya dengan memenui kebutuhan dan
keinginan manusia.
Adapun konsep dari pemasaran itu sendiri merupakan
pemenuhan akan kebutuhan dan keinginan setiap individu. Mulai
dari pemenuha produk, penetapan harga, pengiriman barang, dan
kegiatan mempromosikan produk. Ketika konsep pemasaran telah
dilakukan dengan tepat maka kegiatan pemasaran akan tercapai
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
e) Teknologi
Teknologi merupakan salah satu aspek yang dapat
menggambarkan hakikat dari manusia sebagai bagian dari sejarah.
Dimana teknologi berkaitan kuat dengan dua aspek yaitu sains dan
perekayasaan. Dengan kata lain, teknologi mengacu pada
pemahaman tentang pengetahuan dunia nyata seperti ciri-ciri
dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksi satu
sama lain. Teknologi yang dimaksud dalam kegiatan produksi
disini mengacu pada peralatan atau alat dan cara-cara yang
digunakan dalam industri.
f) Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat diartikan sebagai faktor yang
berhubungan dengan sumberdaya manusia. Dimana tenaga kerja
lebih berfokus pada kekuata dan kemampuan yang dimiliki oleh
setiap individu itu sendiri. Tenaga kerja dimaksudkan untuk dapat
menghasilkan barang baik berupa material atau pun non material.
g) Fasilitas Transportasi
18

Yang dimaksud dari transportasi disini meliputi transportasi darat,


air dan udaya yang diperlukan dalam keberlangsungan sebuah
industri. Biasanya digunakan untuk mengatangkan bahan mentah
atau memasarkan barang yang telah dihasilkan dalam industri.
Dimana ketersedian transportasi akan memudahkan sarana prasara
dalam perpindahan arus barang, benda mentah, atau makhluk
hidup. Kelancara transportasi akan meningkatkan efisiensi dalam
industri.
h) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang akan diperoleh dalam
kegiatan industri yang telah dilakukan. Dimana bentuk pendapatan
dapat bermacam-macam sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
Menurut Eldon S. Hendriksen, pendapata merupakan
ekspresi moneter dari keseluruhan produk atau jasa yang tekah
diberikan kepada pengguna. Pendapatan dapat diukur berdasarkan
jumlah dari barang dan jasa yang diserahkan oleh penjual kepada
pembeli. Dalam kata lain pendapatan yang diperoleh daisebut
dengan ubah atau imbalan yang diberikan kepada individu atas
tugas yang teah di lakukan.
3) Pengelompokan Jenis Industri
Ada begitu banyak jenis industri yang telah dilakukan. Maka dari
itu, Departemen Perindustrian mengelompokan industri nasional
Indonesia dalam 3 kelompok besar yaitu:
a) Industri Dasar
Industri dasar meliputi kelompok industri mesin dan logam
dasar (IMLD) dan kelompok industri kimia dasar (IKD). Yang
termasuk dalam IMLD atara lain industri mesin pertanian,
elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor,
besi baja, alumunium, tembaga dan sebagainya.
Sedangkan yang termasuk IKD adalah industri pengolahan
kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industry
silikat dan sebagainya. Industri dasar mempunyai misi untuk
19

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu struktur


industri dan bersifat padat modal. Teknologi yang digunakan
adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat karya namun
dapat mendorong terciptanya lapangan kerja secara besar.
b) Aneka industri (AL)
Yang termasuk dalam aneka industri adalah industri yang
mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah sumber
daya pertanian secara luas dan lain-lain. Aneka industri
mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau
pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal
dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atau
teknologi maju.
c) Industri Kecil
Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman
dan tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi
serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan
(industri kertas, percetakan, penebitan, barang-barang karet dan
plastik), industri kerajinan umum (industri kayu, rotan, bambu
dan barang galian bukan logam) dan industri logam (mesin,
listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dan logam dan
sebagainya).19
4) Industri Kecil
Industri kecil adalah kegiatan yang dikrjakan di rumah-ruhak
penduduk yang mana anggotanya dalah para anggota kerga sendiri
dan tidak terikat pada jam kerja. Dimana kegiatan industri kecil diluat
usaha pertanian.
Selanjutnya Singgih Wibowo (1988) mendefinisukan bahwa
industri kecil merupakan perusahaan perorangan dengan bentuk
usahan paling sederhna dalam pengelolaannya, serta keuntungan
dankerugian yang akan ditanggung secara pribadi oleh pemilik usaha.
Salah satu contoh dari indutri kecil adalah Home Industri.

19
Ibid., hal. 21
20

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kriteria usaha kecil dan
menengah dijelaskan bahwa usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
Adapun pengertian Home berasal dari bahasa Inggris yang berarti
rumah. Sedangkan Industri merupakan salah satu bagian dari kegiatan
produksi yang tidak mengambil bahan langsung dari alam, tetapi
barang tersebut diolah terlebih dahulu menjadi barang yang berguna
untuk masyarakat. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Home aindustri
adalah rumah tempat diproduksinya suatu barang atau bisa juga
disebut perusahaan kecil.
Menurut Tulus T.H Tambunan, Home Industri adalah unit usaha
yang masih bersifat sederhana dan tradisional, yang mana dapat
disebut jyga tidak terdapat pembagian kerja dan pembukuan yang
jelas dalam pengelolaannya.20
Home industri berasal dari bahasa latin industria yang berarti
keterampilan dan penuh sumber daya. Sebenarnya manusia bersifat
industrial, karena manusia senantiasa menggunakan alat-alat untuk
mendapatkan makanan dan memenuhi kebutuhan.21
Definisi lain, menyatakan pekerja industri rumahan ialah segala
jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang tetap dan
tiadanya keamanan kerja (job security) atau tidak ada status permanen
atas pekerjaan tersebut. Intinya, buruh informal ialah yang bekerja di
unit usaha atau lembaga yang tak berbadan hukum.
Industri dapat dikatakan menjadi industri berat, industri sedang,
dan industri kecil. Home industri dalam hal ini dapat dikategorikan

20
Jasa Ungguh Muliawa, Manajemen Home Industri: Peluang Usaha di Tengah Krisis,
(Yogyakarta: Banyu Media, 2008), hal. 3
21
Ahmad A.K., Kamus lengkap Behasa Indonesia, ( Jakarta: Reality Publisher, 2006), hal. 340.
21

kedalam industri kecil mengingat tenaga kerja yang bekerja di dalam


home industry tersebut dan melihat jumlah modal yang ditanamkan
didalamnya.
Home industri atau yang dikenal dengan sebutan industri rumah
tangga, pada dasarnya banyak tumbuh di pedesaan. Home industri
juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam
kategori usaha kecil yang dikelola keluarga. Home industri yang pada
umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun temurun dan pada
akhirnya meluas ini secara otomatis dapat bermanfaat menjadi mata
pencaharian penduduk kampung di sekitarnya. Pada umumnya, pelaku
kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini adalah keluarga itu
sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di
tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang disekitarnya
sebagai karyawannya.
Peran home industri memang banyak membantu mensejahterakan
hidup masyarakat. Dalam rangka mensejahterakan kesejahteraan
masyarakat, industri kecil ini memiliki peran yang sangat strategis
mengingat berbagai potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut antara
lain mencakup jumlah dan penyebarannya, penyerapan tenaga kerja,
penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya disemua faktor
ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis.
Home industri yang tergolong sebagai industri kecil juga bermacam-
macam bentuknya, di antaranya:
a) Home industri yang mengelola makanan, seperti: pengemas hasil
pertanian, goreng-gorengan, dan lain-lain.
b) Home industri yang memproduksi tekstil dan mengolah kulit
hewan, yang akan dijadikan bahan dasar sepatu dan tas.
c) Home industri yang membuat dan memproduksi bahan bangunan
seperti batu bata dan genteng.
d) Home industri yang mengelola dan memproses bahan logam
seperti emas dan perak yang dibentuk menjadi gelang, kalung,
cincin, dan lain sebagainya.
22

e) Home industri yang membuat kerajinan seperti meubel, sandal,


dan lain sebagainya.
Adapun fungdu yang dimiliki dari home industri dijelaskan antara
lain sebagai beriku:
a) Sebagai usaha kecil yag dapat memperkokoh perekonomian
nasional melalui berbagai keterkaitan usaha seperti fungsi
produksi, pemasok, penyalur dan pemasaran produk-produk
industri besar. Home Industri yang merupakan usaha industri
kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor.
b) Home Industri dapat meningkatkan efisiensi ekonomi,
khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Dimana
home industri lebih fleksibel dalam menyerap tenaga kerja dan
sumber daya lokal.
c) Home industri dianggap sebagai pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan usaha dan pendapaan, karena
jumlahnya yag tersebar bak diperkotaan maupun pedesaan
(Suryana, 2006).
Industri kecil mempunyai kedudukan yang penting dalam
perekonomian Negara, dan juga memberikan manfaat sosial bagi
masyarakat kelas menengah dan bawah. Adapun manfaat sosial
tersebut adalah:
a) Industri kecil dapat menciptakan peluang usaha yang lebih luas
dengan biaya produksi yang relatif murah
b) Industri kecil turut mengambil peran dalam peningkatan dan
mobilisasi hubungan domestik. Karena dengan industri kecil
akan dapat memberi peluang kepeda pengusaha untuk
memperluas hubungan dan peningkatan usahanya. Ini
dimungkinkan oleh kenyataan industri kecil memperoleh modal
dari tabungan si pengusaha itu sendiri atau dari tabungan
keluarga.
c) Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap
industri besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan
23

produk yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak


dihasilkan oleh industri besar dan sedang.22
3. Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, penyusun telah melakukan beberapa
penelusuran dan pencarian terkait dengan penelitian yang akan peneliti tulis
terhadap beberapa karya-karya ilmiah berupa buku, jurnal karya ilmiah dan
karya ilmiah lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Dalam penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
melalu Sentra Industri Batu Ornamen di Ngeposari, Semanu, Gunung
Kidul” yang ditulis oleh Setiyanto. Penelitian ini mengunakan pendekatan
kualitatif. Dimana hasil penelitian menunjukan bahwa industri baru
ornamen yang dilakukan dapat memberikan dapak yang baik bagi
perekonomian masyarakat. hal tersebut dikarenakan adanya keikutsertaan
masyarakat dalam pengelolan industri tersebut. Selain itu, indusrti batu
ornamen juga menyebabkan perbahan sosial dalam masyarakat. Secara
garis besar, penelitian ini memiliki pembahasan yang sama dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu tentang pemberdayaan
ekonomi masyarakat, namun yang membedakan keduanya hanyalah objek
penelitian, fokus penelitian dan lokasi penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.
b) Agung Sunarto meneliti tentang “Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui
Usaha Batu Merah Pasca Gempa di Dusun Kuden Kecamatan Piyungan
Bantul”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitati, dimana hasil
dari penelitian ini menjelaskan tentang upaya yang dilakukan oleh
pengusaha batu merah yang dimaksudkan untuk meningkatkan ekoomi
lokal. Upaya-upaya tersebut meliputi peningkatan modal, peningkatkan
produksi dan peningkatan pemasaran. Penelitian ini juga memiliki
maksud dan tujuan yang hampir sama dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Namun penelitian ini lebih berfokus pada Upaya
pengembangan usaha, sehingga sedikit berbeda dengan fokus yang akan
dilakukan oleh peneliti.

22
Hall Hill, Industrialisasi di Indonesia, penerjemah Nirwano, hal. 112
24

H. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang
dilakukan dalam penelitian untuk mencari kebenaran yang menyangkut pada
pendekatan, kehadiran peneliti, lokasi penelitia, sumber data, analisi data,
pengecekan keabsahan dan tahap-tahap penelitian.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
yang mana dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang
apa yang terjadi pada objek penelitian dan apa yang dialami oleh subjek
penelitian sepeti tingkah laku, persepsi, tindakan dan lain sebagainya.
Begitupun menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, serta lain
sebagainya secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.23
Peneliti mengambil pendekatan kualitatif karena pendekatan ini dapat
mengambarkan secara jelas tentang kegiatan yang dilakukan oleh objek
penelitian. Selain itu, pendekatan ini juga dapat mengumpulkan dan
menganalisa kata-kata dan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh objek
penelitian.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Dimana penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan gambaran lengkap
mengenai keadaan sosial atau dimaksudkan untuk mengeksplorasi suatu
kenyataan sosial di lapangan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
menghasilkan gambaran yang akurat mengenai suatu kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses dan memberikan gambaran
lengkap dalam bentuk verbal yang diperoleh dari keadaan di lapangan. 24

23
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Modal Sosial Media, 2014),
(Jaringan, nilai-hlm. 23-24
24
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
nilai dan kepercayaan)
hal. 3-4
25

Faktot Internal
-Bahan Baku
-Modal
-Teknologi
Kelembagaan (LPM, PKK, Industri -Manajemen
Karang Taruna dan BPD) Rumahan

Faktor Eksternal

Biaya Transaksi -Pemasaran


(Meningkatkan Inovasi
dan Kreatifitas
Masyarakat) Ekonomi
Masyarakat

Kesejahteraan
Kemajuan Desa Panglegur Masyarakat

Peningkatan Pendapatan
Penyerapan tenaga kerja Masyarakat

2. Penentuan Informan
26

Informan merupakan orang yang benar-benar paham atau pelaku yang


terlibat lagsung dalam suatu permasalah dari penelitian. Informan dalam
penelitian ini dipilih karena banyak mengetahu dan terlibat langsung.
Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan carapurpisove sampling,
yaitu teknik penarikan sampel secara subjektif dengan maksud dan tujuan
tertentu, yang mana informan yang dipilih tersebut memiliki informasi yang
diperlukan bagi penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi informan
dalam penelitian ini terdiri pengelolan Home Industri, karyawan dan
masyarakat sekitar.
3. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan sebagai
instrumen utama dalam pengumpulan data. Hal tersebut dikarenakan bahwa
hanya manusialah yang dapat berkomunikasi langsung dengan informan dan
juga mampu memahami kaitan-kaitan kenyataan di lapangan. 25
Maka dari itu, sangatlah penting bagi peneliti untuk terjun langsung dalam
penelitian kualitatif dikarenakan bahwa peneliti merupakan alat pengumpul
data utama serta untuk memperoleh kevalidan data yang diperoleh dari
penelitian.
4. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang tepat, maka diperlukan
pembatasan ruang lingkup lokasi penelitian. Hal tersebut dimaksudkan agar
penelitian benar-benar mengarah pada objek yang akan diteliti dan tidak
meluas pada hal lain di luar objek penelitian.
Dalam penelitian ini, lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian
adalah industri rumahan kerajinan di Desa Panglegur. Alasan yang mendasari
peneliti memilih lokasi tersebut selain kerena letaknya yang mudah ditempuh,
juga karena lokasi tersebut dianggap telah sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan dimana objek penelitian dan nara sumber merupakan orang-orang
yang dianggap berkompeten dan dapat memahami akan permasalahan yang
berkaitan dengan topik yang akan peneliti angkat.
5. Sumber Data
25
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif,(Malang:UIN-Maliki Press (anggota
IKAPI),2010), hlm. 178.
27

Sumber data ialah semua hal yang dapat dijadiakn sebagai bahan
penelitian, baik itu benda hidup atau benda mati. Sederhannya yang disebut
sumber data adalah bagaimana atau asal usul data tersebut diperoleh. 26
Adapun sumer dapat yang akan digunakan oleh peneliti dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
a) Sumber data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung pada lokasi
penelitian penelitian atau data pertama yang diperoleh langsung dari
objek penelitian dengan menggunakan metode pengumpulan data
berupa survei ataupun obsevasi.
b) Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
tangan kedua yang dibutuhkan. Biasanya sumber data sekunder
merupakan data historis mengenai variabel-variabel yang telag
dikumpulkan.
6. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian pasti ada beberapa yang harus dilakukan untuk
memperoleh data agar dapat mempertanggung jawabkan secara ilmiah dalam
penelitian yang dilakukan. Secara umum prosedur dari pengumpulan data
pada penelitian kualitatif dan kuantitatif itu sama. Adapun pengumpulan data
yang dilakukan antara lain:
a) Observasi
Observasi merepakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara mengamati, mencermati dan sekaligus memagami
denga baik menggunakan panca indra baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Metode observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati
hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu,
benda-benda, peristiwa, tujuan dan perasaan dari objek penelitian.27
26
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif &Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),
hlm. 17
27
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2014), hal. 165
28

Adapun jenis observasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu


Observasi partisipan dan non partisipan. Observasi partisipan
merupakan observasi ynag mengharuskan peneliti terlibat langsung
dengan kegiatan sehari-hari dari objek penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti juga ikut serta dakam kegiatan yang terjadi dalam
lokasi penelitian sehingga dapat erasakan suka duka dan memahami
gejala-gejala dengan maksimal. Sedangkan observasi non partisipan
merupakan observasi yang hanyan menjadikan peneliti sebagai
pengamat dan penonton terhadap apa yang ada pada objek dan lokasi
penelitian.
Dalam hal ini, peneliti menggabungkan kedua jenis observasi
sekaligus. Pertama, peneliti ikut serta dalam seluruh kegiatan yang
dilakukan baik dalam kegiatan produksi dan juga pemasaran. Hal ini
dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui secara menyeluruh dan
optimal bagaimana kegiatan yang berlangsung dalam pengelolaan
industri terutama dalam kegiatan produksi dan pemasaran. Kedua,
peneliti juga mengamati segala aktivitas yang ada diluar kegiatan
pengelolaan industri seperti distribusi yang terjadi. Alat yang
digunakan dalam tekhnik observasi ini antara lain: lembar cek list,
buku catatan, kamera photo.
b) Wawancara
Wawancara yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengungkap sebuah informasi melalui tanya jawab
antara subjek dan objek penelitian.28 Maksud dari wawancara adalah
mengadakan percakapan dengan maksud tertentu, dimana peneliti
megajukan pertanyaan baik terstruktur maupun tidak terstruktur atau
bebas kepada responden yang kemudian dijawab oleh responden.
Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan percakapan dengan maksud tertentu, dimana

28
Muri Yusuf,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan Penelitian Gabungan,(Jakarta:Prenada
MediaGroup,2014),hlm. 384
29

pewawancara mengajukan pertanyaan dan terwawancara memberikan


jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.29
Dalam hal ini wawancara terbagi atas dua macam yaitu wawancara
terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur atau wawancara
bebas. Wawancara terstruktur merupakan wawan cara yang dilakukan
oleh peneliti dimana sebelumnya peneliti telah penyiapkan pertanyaan-
pertanyaan secara sistematis. Wawancara semi terstruktur dilakukan
dengan peneliti yang telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih
dahulu, namun tidak menutup kemungkin ketika dalam proses
wawancara peneliti memunculkan pertanyaan baru untuk sebagai
pengembangan informasi. Dapat dikatakan bahwa wawancara jenis ini
lebih bebas dari wawancara terstruktur dan tujuan dari wawancara
jenis ini adalah untuk menemukan informasi ynag lebih terbuka.
Sedangkan yang terakhir adalah wawancara tidak terstruktur. Dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara atau peneliti tidak
penyiapkan pertanyaan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi yang sangat luas.30
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi
terstruktur. Yang mana peneliti mengunakan pedoman wawancara
untuk membuat wawancara lebih terarah ketika mengajukan
pertanyaan. Selain itu juga memungkinan untuk peneliti dapat
mengembangkan kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
sehingga informasi yang didaoat akan lebih banyak dan mendalam.
Adapun pihak yang menjadi informan atau utama dalam penelitian ini
adalah pihak pengelola dan karyawan dari Home Industry serta
masyarakat sekitar.
c) Dokumentasi
Sebagian besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Biasanya dokumentasi dapat berbentuk seperti
surat-surat, catatan harian, laporan, foto, dan lain sebagainya.

29
Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017), hal. 232
30
Ibid., hal. 233.
30

Dokumentasi merupakan teknik dalam mencari data mengenai hal-


hal yang berkaitan dengan penelitian seperti catatan transkip, buku,
laporan, agenda, majalah, surat-surat, foto dan sebagainya. Tujuan
penggunaan metode dokumentasi adalah untuk mencari data tertulis
agar data lebih mengkonkritkan data hasil penelitian serta untuk
menjaga keaslian data.31 Adapun dokumen yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan dari usaha Home industry untuk
mengetahui bagaimana gambaran tentang perkembangan Usaha Home
Industry melalui keuangannya.
7. Analisis Data
Analisis Data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Adapun analisis data
yang digunakan dalam penelian kualitatif adalah sebagai berikut.
a) Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan pehatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang
muncul dari hasil pengumpulan data. Reduksi data berlangsung terus-
menerus selama penelitian berlangsung bahkan sebelum data benar-
benar terkumpul.32 Selama pengumpulan data, misalnya: membuat
ringkasan, kode, mencari tema-tema, menulis memo, dan lain-lain.
reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya
untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa di tarik.
Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang
benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsingkan kebenaran data
yang diperoleh akan di cek ulang dengan informan lain yang dirasa
peneliti lebih mengetahui. Adapun tahap-tahap reduksi data adalah:
1) Pengecekan
Pengecekan data dilakukan dengan memeriksa kembali
lembar transkip data wawancara observasi, wawancara dan
dokumentasi yang ada. Tujuannya adalah mengetahui tingkat
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), hal. 274.
32
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 307.
31

kelengkapan data dan informasi yang diperlukan. Transkripsi,


hampir semua penelitian kualitatif tergantung pada data hasil
wawancara dan diskusi yang di rekam dengan audio tape, video,
dan catatan lapangan, yang kemudian di transfer ke dalam disket
atau bentuk lainnya. Kegiatan mentransfer hasil rekaman ini yang
dimaksudkan dengan transkrip.33
2) Pengelompokan
Setelah mentranskrip, hal yang di butuhkan adalah
mengorganisasi data dalam pengorganisasian data, perlu dicatat
tanggal pengumpulan data. Dalam pengorganisasian data, perlu
dicatat data pengumpulan data dan menandai data setiap
informan.34 Dalam tahapan ini peneliti akan mengelompokkan
jawaban-jawaban dan data-data sesuai dengan arah fokus penelitian
dalam mengurutkan analisi data sesuai fokus penelitian.
3) Pemberian Kode
Pemberian kode ini dimaksudkan untuk menentukan data
atau informan berdasarkan teknik pengumpulan data. Pemberian
kode pada jawaban-jawaban sangat penting sebab dapat
memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.35 Membaca
transkripsi wawancara perlu dilakukan sebelum memulai tahapan
ini, setelah mengenal selanjutnya dilakukanlah pengkodingan.36
Pemberian kode ini dimaksudkan untuk menentukan data atau
informasi berdasarkan tekhnik pengumpulan data.

b) Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyajian atas data-data yang di peroleh
dalam bentuk uraian, bagan, tabel, grafik maupun bentuk penyajian
lainnya sehingga dapat memudahkan peneliti dalam menggabungkan
data-data dan dalam memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan

33
Hamid Patilima,Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta:Alfabeta,cv,2007), hlm. 91
34
Ibid, hlm. 91
35
Moh. Kasiram, Metode Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan
Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hal. 125.
36
Ibid, hlm. 92
32

perencanaan penelitian selanjutnya. Tujuannya adalah untuk


memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu,
sajiannya harus tertata secara apik.
c) Kesimpulan dan Verifikasi Data
Penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
data hasi penelitin yang diperoleh. Selanjutnya verifikasi datau atau
pengecekan datan untuk menvalidasi data yang telah diperoleh dan
disimpulakan. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh.Kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data
harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya
terjamin.37
8. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui valid tidaknya data yang telah diperoleh dalam proses
penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan, maka peneliti harus melakukan
pengecekan data kembali. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu
proses penting yang harus dilakukan oleh peneliti supaya penelitian yang
dilakukan benar-benar valid. Adapun tekhnik-tekhnik yang digunakan
peneliti untuk mengukur keabsahan sebuah data sebagai berikut:
a) Perpanjangan Keikutsertaan
Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian
kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat
menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak
hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Hal ini merupakan
hal yang harus dilakukan demi terkumpulnya data-data secara lengkap.
Dengan demikian, peneliti akan mendapatkan manfaat yakni dapat
mengetahui kondisi sebenarnya dan situasi yang sesungguhnya terjadi
di lapangan serta mengetahui validitas dari data yang didapatkan.

37
Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Rineka Cipta,2008), hlm. 209-210
33

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan


penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu
dilakukan maka dapat:
1) Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks
2) Mengurangi kekeliruan peneliti,
3) Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak
biasa atau pengaruh sesaat.
b) Ketekunan/Keajegan Pengamatan
Ketekunan peneliti berarti peneliti mencari data terus-menerus,
rinci, seksama dan berusaha menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur
dalam situasi uang sesuai dengan permasalahan yang sedang diamati
terkait dengan topik dan persoalan-persoalan di sekitar permasalahan
yang menjadi objek penelitian. Keajegan pengamatan juga berarti
mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam
kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu
usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat di
perhitungkan dan apa yang tidak dapat.
Seperti yang telah diuraikan, maksud perpanjangan keikutsertaan
ialah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda,
yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan
subyek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Berbeda
dengan hal itu, ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-
hal tersebut secara rinci.
c) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.38

38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian, hlm. 327-332.
34

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber


data karena akan membantu serta mempermudah peneliti dalam
mengecek keabsahan data yang di dapat dari observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
9. Tahap–tahap Penelitian
Pada tahap-tahap penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap
penelitian yang secara umum sering digunakan oleh peneliti-peneliti lain.
Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui
objek penelitian secara sistematis sebagai berikut:
a) Tahap Pra-Lapangan
1) Menyusun rancangan penelitian.
2) Memilih lapangan penelitian.
3) Mengurus perizinan penelitian.
4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.
5) Memilih informan.
6) Menyiapkan perlengkapan informan.
b) Tahap Pekerjaan Lapangan
Penelitian dengan membawa pembekalan yang disiapkan. Untuk
memasuki tempat penelitian dengan baik ada yang harus di persiapkan.
Tahap pekerjaan meliputi tiga bagian yaitu memahami latar penelitian
dan persiapan diri, memasuki lapangan, serta pengumpulan data.
Pertama, memahami latar penelitian dan persiapan diri, tahap ini
selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian
agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.
Kedua, memasuki lapangan, dan pada saat sudah masuk lapangan,
peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan subyek penelitian
dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta bergaul
dengan mereka dan tetap menjaga etika pergaulan dan norma-norma
yang berlaku di dalam lapangan penelitian tersebut.
Ketiga, berperan sambil mengumpulkan data, dalam tahap ini
peneliti mencatat data yang di perolehnya ke dalam buku, baik data
35

yang diperoleh dari wawancara, pengamatan, atau menyaksikan sendiri


kejadian tersebut.
c) Tahap Analisis Data
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan, mengorganisasikan
dan memaparkannya dengan mendeskripsikan hasil temuan. Kasiram
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya dalam satu pola, kategori dan satuan uraian
dasar.39
Tahap analisis data dilakukan mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menyintesiskannya,
mencari dan menemukan pola apa yang penting, apa yang dipelajari,
serta memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.
Tahap analisis data ini terdiri atas pengorganisasian data, kategori data
dan menceritakan atau mendeskripssikan data yang di peroleh dalam
bentuk laporan tertulis.
10. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan ini berisi tentang kerangka dan isi laporan hasil
penelitian.Mekanisme yang diambil dari penyusunan laporan ini disesuaikan
dengan buku panduan tentang penulisan karya ilmiah yang telah diatur.
Penyusunan ini sebagai salah satu keinginan yang terprogram oleh setiap
mahasiswa dan mahasiswi sebagai kegiatan akhir yang harus ditempuh.
Penyusunan laporan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam
bentuk skripsi yang disepakati secara sah oleh pihak pembimbing.

39
Moh. Kasiram,Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Malang:UIN Maliki Press,2008),
hlm. 288
36

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2006. Kamus lengkap Behasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta, 2010.

Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Daniel Sukalele. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah”.


dalam wordpress.com/about/pemberdayaan-masyarakat-miskin-di-era-
otonomi-daerah diakses pada tanggal 7 Mei 2020.

Deliarnov. 2009. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.

Ghony, Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.


Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat:Memadukan Pertumbuhan dan


Pemerataan. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Hamid Patilima. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Alfabeta

Hill, Hal. 1994. Industralisasi di Indonesia Penerjemah Nirwanto. Jakarta: LPBS

Hutomo, Mardi Yatmo. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang


Ekonomi. Yogyakarta: Adiya Press.

Hutomo, Munawar Hutomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah. Vol


1. No. 2

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif &Kualitatif (Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2006), hlm. 17

Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-


Maliki Press anggota IKAPI.

Malik, Hatta Abdul. 2012. Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan. Semarang:


LPM IAIN Walisongo.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Muliawa, Jasa Ungguh. 2008. Manajemen Home Industri: Peluang Usaha di


Tengah Krisis. Yogyakarta: Banyu Media.

Parker, dkk. 1985. Sosiologi Industri Jakarta: PT. Bina Aksara,


37

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan


Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media..

Prijiono, Onny. S. 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan


Implementasinya. Jakarta: CSIS.

Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa


Indoneisa. Jakarta: Bala Pustaka.

Sadono, Sukirno. 1995. Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua. Jakarta :
PT. Karya Grafindo Persada.

Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharto, Edi. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:


Refika Aditama.

Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan


Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pawira.

Suparjan. 2003. Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan Samapai


Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media.

Usman, Sunyoto. 2010. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
38

LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara
a. Pedoman untuk wawancara bersama pengelola atau pemilik Home Industri
 Sejak kapan memulai industri kerajinan?
 Bagaimana profil usaha industri kerajinan?
 Bagaimana memperoleh modal untuk usaha?
 Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam industri?
 Bahan baku apa saja yang dibutuhkan?
 Bagaimana cara memperoleh bahan baku?
 Bagaimana cara pengelolaan?
 Peralatan apa sajayang dilakukan?
 Kendala apa saja yang sering terjadi?
 Bagaimana sistem pemasaran yang dilakukan?
 Bagaimana strategi yang dilakukan untuk mengembangkan uasah?
 Berapa keuntungan yang diperoleh setiap bulan?
b. Pedoman untuk wawancara bersama pekerha Home Industri
 Sejak kapan mulai bekerja pada industri kerajian?
 Pekerjaan apa sebelum bergabung dengan home indutri?
 Berapa upah atau pendapatan yang diperoleh?
 Apa dampak yang dirasakan ketika mulai pekerja di industri?
 Kesulitan apa yang didapatkan ketika sedang bekerja?
c. Pedoman untuk wawancara bersama masyarakat sekitar Home Industri
 Bagaimana pendapat tentang adanya Home Industri kerajinan
 Adakah dampak yang dirasakan dengan adanya Home industri?
 Bagaimana respon masyarakat tentang Home industri?

Anda mungkin juga menyukai