Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI BATU BATA DI

KABUPATEN BANGKALAN DENGAN PENDEKATAN


DIVERSIFIKASI DAN INOVASI PRODUK

Sri Wilujeng, Fauzan

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan Malang,
Email : media_myajeng@yahoo.co.id

Abstrak: Sentra usaha pembuatan batu bata di Desa Banyubunih dan Deleman
Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan mempunyai peran yang sangat
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun mempunyai
permasalahan dalam mengembangkannya salah satunya adalah produk yang
dihasilkan masih monoton dan kurang menarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan jumlah dan kualitas produksi,peningkatan kemampuan
ketrampilan kelompok usaha dalam membuat produk batu bata yang beraneka
bentuk, meningkatkan daya saing produk batu bata melalui diversifikasi dan
inovasi produk. Hasil penelitian ini menunjukkan masyarakat sangat tertarik
dan termotivasi mengembangkan usahanya dengan pendekatan diversifikasi dan
inovasi produk dengan cara mengikuti pelatihan dan pendampingan pembuatan
batu bata aneka bentuk. Alih tekhnologi yang diberikan dan dilatihkan berupa
alat cetak batu bata inovatif dengan harapan mampu meningkatkan kwalitas dan
daya saing produk yang dihasilkan.

Kata kunci:Sentra Usaha, Diversifikasi, Inovasi Produk

PENDAHULUAN Dari sisi sumber daya alam mereka memiliki


segalanya bagi kesejahteraan. Akan tetapi
Masalah pengangguran dan kemiskinan kenyataannya, sebagian besar rakyat hidup di
dialami oleh setiap bangsa di seluruh bawah garis kemiskinan. Apa yang sebenarnya
dunia. Jawaban atas pertanyaan bagaimana terjadi? yang hilang adalah jiwa, pengetahuan
bangsa-bangsa bisa mengatasinya begitu dan keterampilan Kewirausahaan.
sulit ditemukan. Banyak program sudah Kemampuan di bidang wirausaha
disusun dan diterapkan. Jutaan dolar sudah oleh setiap komponen masyarakat dapat
diinvestasikan untuk menciptakan proyek- menghasilkan sebuah efek domino
proyek yang bisa mengentaskan kemiskinan. bagi perubahan ekonomi dan sosial.
Namunpengangguran dan kemiskinan masih Kewirausahaan bagaikan sebuah kunci
tetap ada di abad ke-21 ini. vital untuk membuka setiap potensi
Bagi negara-negara yang dianugerahi ekonomi manusia. Kewirausahaan akan
kekayaan alam yang berlimpah-limpah, memperkaya dan memperkuat masyarakat
situasi yang ditemukan mungkin lebih buruk.

47
48 ABDIMAS Vol. 20 No. 1, Juni 2016

agar mampu melewati perjalanan panjang Para pelaku (pekerja, dan kadang pemilik)
menuju kesejahteraan dan meraih kehidupan cenderung kurang mampu (terkait dengan
yang mampu menciptakan perbedaan bagi pendapatan dan standar hidup). (d). Usaha
kelompok mereka. Pemikiran ini terkesan kecil menawarkan banyak kesempatan kerja.
ambisius, akan tetapi sebenarnya ini tidaklah (e). Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan
seambisius seperti yang dipikirkan. Karena memiliki sumbangan terhadap pembangunan
dengan jiwa, pengetahuan dan keterampilan ekonomi nasional. (Dirjen Pendidikan
wirausaha yang kuat, akhirnya akan membawa Nonformal dan Informal, 2010).
kepada kesejahteraan. Dalam perekonomian Indonesia Usaha
Di negara-negara sedang berkembang Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
usaha-usaha yang banyak tumbuh di merupakan kelompok usaha yang memiliki
masyarakat (kewirausahaan) pada umumnya jumlah paling besar. Selain itu Kelompok
tergolong sebagai usaha mikro, kecil dan ini terbukti tahan terhadap berbagai macam
menengah (UMKM). Fakta ini menunjukkan goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi
bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah keharusan penguatan kelompok usaha mikro,
(UMKM) merupakan mayoritas kegiatan kecil dan menengah yang melibatkan banyak
masyarakat yang memberikan kontribusi kelompok. Kriteria usaha yang termasuk
signifikan pada penciptaan pendapatan dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah
penduduknya. Fakta-fakta seperti berikut telah diatur dalam payung hukum berdasarkan
ini adalah kenyataan bahwa: (a). Di banyak undang-undang.Berdasarkan Undang-Undang
negara, 99% dari semua bisnis adalah usaha Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
kecil. (b). 40% pekerja bekerja di sektor usaha Kecil dan Menengah (UMKM).
kecil. (c). 40% dari volume bisnis di banyak Namun, tidak dapat dielakkan lagi
negara dilakukan oleh usaha kecil. (d). 75% semenjak dibukanya Perdagangan Bebas
persen dari pekerjaan baru dihasilkan oleh Asean Free Trade Agreement/AFTA-China
sektor usaha kecil. (e). 50% dari usaha kecil 2010 menimbulkan kekhawatiran di kalangan
gagal pada dua tahun pertama.(f). Usaha kecil industri di Indonesia. Terlebih lagi bagi pelaku
menampung porsi terbesar pegawai dalam Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, UMKM
industri ritel, grosir dan jasa. (g). Usaha kecil menjadi kelompok usaha yang memiliki
menyumbang bagian terbesar dari penjualan kekhawatiran yang cukup besar. Kekhawatiran
di sektor manufaktur. (h). Manajemen yang yang cukup beralasan, karena belum dibuka
buruk adalah penyebab terbesar kegagalan saja telah banyak produksi industri rumah
usaha kecil. (i). Di hampir semua negara, usaha tangga buatan Cina merambah pasar Indonesia
kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. dengan harga yang sangat murah. Lebih
(Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal, murah dari beberapa produk Usaha kecil
2010). dalam negeri. Dengan dibukanya CAFTA
Tentunya banyak alasan yang tentu akan semakin besar barang-barang Cina
melatarbelakangi, masyarakat kita lebih memasuki pasar yang selama ini menjadi
tertarik menjalankan kewirausahaannya wilayah Usaha mikro, kecil dan menengah.
dengan memulai dari usaha kecil. Alasan Salah satu jalan untuk meningkatkan daya
tersebut di antaranya adalah: (a). Banyak orang saing usaha mikro, kecil dan menengah
yang terlibat dalam usaha kecil. (b). Usaha- Indonesia adalah dengan meningkatkan mutu
usaha kecil menghasilkan kelompok “senasib”, produk dan efisiensi produksi dengan adanya
yang bisa sangat vokal dan besar, sehingga penerapanManajemen Usaha yang baik.
secara politis tidak mungkin diabaikan. (c). Kesuksesan suatu usaha bergantung pada
Sri Wilujeng, Fauzan Pengembangan Sentra Industri Batu Bata 49

penilaian konsumen terhadap produk yang memiliki prospek cerah tetapi tidak didukung
ditawarkan. Konsep produk memusatkan oleh Manajemen Bisnis yang baik, akhirnya
perhatian pada usaha yang menghasilkan tidak berkembang. Karena itu penting bagi
produk unggul dan senantiasa melakukan pelaku usaha kecil untuk mencermati dan
perbaikan secara berkesinambungan. Produk belajar mengenai manajemen usaha ini.
adalah hal apapun yang dapat ditawarkan ke Manajemen sebuah usaha tidak semata-mata
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, keterampilan mengelola tetapi juga sebagai
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat sebuah seni. Dalam manajemen usaha kecil
memuaskan keinginan dan kebutuhan (Kotler perpaduan antara seni dan keterampilan
dan Armstrong, 2008). mutlak diperlukan. Tidak hanya manajemen
Diversifikasi produk merupakan salah usaha berlandaskan teori-teori manajemen
satu cara untuk meningkatkan volume semata tetapi diperlukan pendekatan dan
penjualan yang dapat dilakukan oleh perlakuan lain yang bersifat holistik.
perusahaan terutama jika perusahaan tersebut Pelaku usaha kecil biasanya adalah
telah berada dalam tahap kedewasaan. Dengan pemilik usaha yang memiliki fungsi ganda,
diversifikasi produk, suatu perusahaan karena itu manajer dalam usaha kecil
tidak akan bergantung pada satu jenis berhadapan langsung dengan semua hal
produknya saja. Tetapi perusahaan juga dapat yang berkaitan dengan usaha, produksi,
mengandalkan jenis produk lainnya (produk sumber daya, pemasaran, pengembangan
diversifikasi). Karena jika salah satu jenis usaha dan lain-lain. Karena itu kemampuan
produknya tengah mengalami penurunan, manajemen mutlak diperlukan sebagai
maka akan dapat teratasi dengan produk jenis landasan kelangsungan usahanya. Di dalam
lainnya. Dengan diversifikasi produk, suatu manajemen usaha kecil ada dua hal yang perlu
perusahaan tidak akan bergantung pada satu menjadi landasan keberhasilan usaha yaitu
jenis produknya saja. Tetapi perusahaan juga Manajemen yang berbasis profesionalisme
dapat mengandalkan jenis produk lainnya dan kewirausahaan. Keduanya merupakan
(produk diversifikasi). Tjiptono, Chandra suatu tuntutan yang tidak dapat dihindari oleh
dan Adriana (2008) menyatakan diversifikasi setiap pelaku bisnis .
yaitu strategi mengembangkan produk baru Banyak pelaku usaha kecil yang
untuk pasar baru. Situasi yang mendukung mengeluhkan sulitnya mengembangkan usaha.
penerapan strategi ini adalah jika sudah tidak Usaha yang dirintis mengalami kemandekan
ada lagi peluang pertumbuhan untuk produk pada satu posisi tertentu. Salah satu kunci
atau pasar saat ini, lingkungan pasar yang jawaban dalam mengatasi persoalan tersebut
dilayani sangat tidak stabil, dan berdampak adalahinovasi bisnis. Inovasi bisnis menjadi
pada fluktuasi penjualan atau laba, dan sebuah keharusan bagi setiap jenis usaha
perusahaan bermaksud mengoptimalkan termasuk perusahaan dalam skala Usaha
kompetensi intinya Mikro, Kecil Dan Menengah. Maka agar tetap
Bagi pelaku usaha kecil,manajemen eksis dalam persaingan usaha, pelaku usaha
usaha terkadang dianggap sebuah konsep kecil harus menyelaraskan dengan perubahan
yang terlalu muluk-muluk. Tetapi sebenarnya itu. Untuk menyelaraskan dengan ritme
tidak demikian, banyak usaha kecil yang perubahan adalah dengan melakukan inovasi
sebenarnya memiliki prospek baik akhirnya bisnis.
kandas di tengah jalan karena miss-manajemen Inovasi produk merupakan salah satu
atau salah kelola dari pemiliknya. Atau sebuah dampak dari perubahan teknologi yang
bisnis usaha kecil yang sebenarnya baik dan cepat dan variasi produk yang tinggi akan
50 ABDIMAS Vol. 20 No. 1, Juni 2016

menentukan kinerja organisasi (Hurley & penghematan biaya. Hal ini mencerminkan
Hult, 1998). Inovasi yang tinggi baik itu bahwa adopsi proses inovasi diakui dapat
inovasi proses maupun inovasi produk akan meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas
meningkatkan kemampuan perusahaan produk yang dihasilkan.
menciptakan produk yang berkualitas. Usaha pembuatan Batu Bata merupakan
Kualitas produk yang tinggi akan salah satu kelompok usaha yang dikategorikan
meningkatkan keunggulan bersaing UMKM dalam usaha mikro. Aktivitas ini dikelola
yang pada akhirnya berdampak pada kinerja oleh masyarakat dengan tujuan utama adalah
usaha. Inovasi merupakan proses teknologis, untuk mendapatkan penghasilan. Sumber
manajerial dan sosial, dimana gagasan atau daya alam sebagai bahan baku batu bata di
konsep baru pertama kali diperkenalkan untuk desa Banyubunih dan Deleman, Kecamatan
dipraktekkan dalam suatu kultur (Quinn, Galis, Kabupaten Bangkalan memiliki
Baruch & Zien, 1996). Inovasi baik inovasi potensi yang besar, namun belum dikelola
produk maupun inovasi proses merupakan dengan professional dan kewirausahaan.
faktor penentu dalam persaingan industri dan Tingkat produktivitas yang rendah, dana
merupakan senjata yang tangguh menghadapi untuk mengembangkan usaha yang kecil, cara
persaingan. pemasaran yang masih berdasarkan pesanan,
Inovasi produk didefinisikan sebagai serta inovasi produk yang masih sederhana,
produk atau jasa baru yang diperkenalkan merupakan masalah klasik yang menimpa
ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar para pembuat batu bata tersebut.
(Damanpour, 1991). Lukas &Farel 2000 Sejak tahun 2000 para pembuat batu
membedakan inovasi produk atas tiga kategori bata di Desa Banyubunih dan Desa Deleman
dasar, yaitu “product line extensions, mee membentuk kelompok kerja, dengan tujuan
to products dan new to the world product. untuk mengkoordinir hasil produksi batu
Product line extensions adalah produk yang bata. Dengan adanya kelompok kerja tersebut
relatif baru dipasar namun tidak baru bagi diharapkan pemasaran dan distribusi hasil
perusahaan. Mee to product adalah produk produksi batu bata lebih mudah dilakukan
yang relatif baru bagi perusahaan kepada para konsumen.
namun relatif sudah dikenal di pasar. New Kelompok Usaha Batu Bata “AL-
to the world product adalah produk baru baik BAROKAH” di Desa Banyubunih memiliki 6
bagi perusahaan maupun bagi pasar. pekerja, sedang Kelompok Usaha Batu Bata
Inovasi proses menggambarkan “MULIA JAYA” di Desa Deleman memiliki 7
perubahan dalam cara organisasi memproduksi pekerja. Rata-rata hasil produksi tiap pekerja
produk dan jasa akhir dari suatu perusahaan per harinya, jam kerja normal mulai 07:00
(Cooper, 1998). Inovasi proses merupakan – 16:00, dengan menggunakan peralatan
saran untuk meningkatkan kualitas dan juga sederhana sekitar 100 batu bata.

Tabel 1 Produksi Batu Bata

Tahun
Rata-rata Produksi/
Kelompok Usaha Batu Jumlah (dalambiji)
bulan
Bata Pekerja
2010 2011 2012 (dalam biji)

AL-BAROKAH 6 Orang 57600 80640 115200 7040


MULIA JAYA 7 Orang 73920 87360 120960 7840

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara dengan Ketua Kelompok Usaha 2012
Sri Wilujeng, Fauzan Pengembangan Sentra Industri Batu Bata 51

Program pengembangan sentra industry materi pelatihan pembuatan batu bata dengan
pembuatan batu bata di Desa Banyubunih aneka bentuk; Pengadaan alat cetak batu bata
dan Deleman Kecamatan Galis Kabupaten inovatif dan simulasi cara menggunakannya;
Bangkalan dengan pendekatan inovasi produk Pelatihan dan pendampingan membuat
dikemas dalam bentuk alih tekhnologi, batu bata dengan pendekatan diversifikasi
pelatihan dan pendampingan selama 8 dan inovasi produk. Adapun hasil dan
bulan dengan tujuan 1) meningkatkan pembahasannya terpapar di bawah ini:
jumlah dan kualitas produksi batu bata bagi Kegiatan Koordinasi dan Singkronisasi
kelompok usaha pembuatan batu bata di jadwal dan tempat pelatihan serta materi
Desa Banyubunih dan Deleman Kecamatan pelatihan pembuatan batu bata. Pada kegiatan
Galis Kabupaten Bangkalan sehingga mampu awal ini, koordinasi masih bersifat umum,
bersaing; 2) meningkatkan kemampuan belum ke teknis per kegiatan. Karena
ketrampilan kelompok usaha pembuatan batu koordinasi teknis per kegiatan dilakukan setiap
bata dalam membuat produk batu bata dalam awal kegiatan pelatihan danpendampingan.
berbagai bentuk dan guna; 3) meningkatkan Koordinasi awal ini mengarah pada kesepakatan
daya saing produksi batu bata melalui alat umum tentang jadwal dan tempat pelatihan
cetak batu bata inovatif. bertujuan agar anggota kelompok usaha batu
bata bisa hadir dan tidak berbenturan dengan
METODE kegiatan lain. Sedangkan Singkronisasi materi
Penelitian ini menggunakan metode pelatihan disusun didasarkan atas analisis
kualitatif yang ditekankan pada jenis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan Tanya jawab (diskusi) dengan melibatkan
data yang digunakan adalah focus group perwakilan anggota kelompok usaha batu
discussion. Teknik ini digunakan untuk bata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih
mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok dalam kondisi usaha batu bata dan kebutuhan
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada mereka. Dengan demikian materi pelatihan
suatu permasalahan tertentu. Carey (1994) betul-betul sesuai kebutuhan dan pelatihannya
menjelaskan bahwa informasiatau data yang bisa berjalan efektif dan efisien. Dalam hal
diperoleh melalui focus group discussionlebih ini peserta (anggota kelompok usaha batu
kayaatau lebih informatif dibanding bata) juga diharapkan mampu menginventaris
dengan data yangdiperoleh dengan metode- berbagai barang/bahan yang akan diperlukan
metode pengumpulan data lainnya. Hal ini dalam setiap pelatihan. Dalam koordinasi
dimungkinkan karenapartisipasi individu awal ini masing-masing mitra diwakili 3
dalam memberikan data dapatmeningkat jika orang peserta, tim 3 orang dan mahasiswa
mereka berada dalam suatukelompok diskusi. yang terlibat 3 orang.
Pengadaan alat cetak batu bata inovatif
HASIL DAN PEMBAHASAN dan simulasi cara menggunakannya.Pada
kegiatan ini tim telah berhasil melakukan
Kegiatan mengembangkan sentra pengadaan alat cetak batu bata inovatif yang
industripembuatan batu bata di Desa lebih produktif, dengan harapan produk batu
Banyubunih dan Deleman Kecamatan Galis bata yang dihasilkan oleh kelompok usaha
Kabupaten Bangkalan dengan pendekatan batu bata Desa Banyubunih dan Deleman
diversifikasi dan inovasi produk terdiri dari tidak monoton. Masing-masing kelompok
tiga kegiatan yaitu: Kegiatan Koordinasi dan mitra mendapat seperangkat alat cetak
Singkronisasi jadwal dan tempat pelatihan serta batu bata, dengan berbagai bentuk. Alat ini
52 ABDIMAS Vol. 20 No. 1, Juni 2016

diharapkan dapat meningkatkan produksi batu maka penerimaan dari konsumen lebih baik.
bata setiap harinya. Selanjutnya dilakukan
simulasi penggunaan alat cetak batu bata SIMPULAN DAN SARAN
inovatif kepada mitra. Mitra harus dibimbing Simpulan
langkah demi langkah pengoperasian alat.
Hasil simulasi menunjukkan mula-mula para Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
anggota mitra agak ragu-ragu, bisa apa tidak kegiatan penelitian masyarakat ini adalah
menggunakan alat tersebut, tapi kenyataannya bahwa masyarakat (kelompok usaha pembuat
setelah 2-3 kali mencoba mengoperasikan alat batu bata) di Desa Banyubunih dan Deleman
tersebut lebih dari 90% mengatakan bahwa Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan sangat
alat ini lebih mudah, lebih ringan, dan 100% tertarik dan termotivasi mengembangkan
peserta senang dengan inovasi ini. usahanya dengan pendekatan diversifikasi
Pelatihan dan Pendampingan membuat dan inovasi produk dengan cara mengikuti
pengembangan inovasi produksi batu pelatihan dan pendampingan pembuatan batu
bata. Pada kegiatan ini, tim bekerja sama bata aneka bentuk dan guna. Alih tekhnologi
dengan Bapak Hudan Mujadi, S.Sn (Alumni yang diberikan dan dilatihkan berupa alat cetak
Sarjana Pendidikan Seni Universitas Negeri batu bata inovatif yang diharapkan mampu
Malang). Inovasi yang diberikan kepada mitra meningkatkan kwalitas dan daya saing produk
mencakup: a) teknik membuat pengembangan yang dihasilkan.
produk batu bata, b) teknik pembuatan batu
nisan, dan 3) bentuk produksi batu bata yang Saran
beraneka. Hasil yang diharapakan adalah batu
Saran yang direkomendasikan bahwa agar
bata yang diperoduksi oleh mitra lebih diminati
kegiatan ini berkesinambungan yaitu untuk
oleh pembeli, karena lebih variatif. Hasil
mengembangkan sentra industry pembuat
pelatihan dan pendampingan menunjukkan: a)
batu bata di Desa Banyubunih dan Deleman
untuk variasi bentuk, lebih dari 60% peserta
Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan maka
menerima inovasi ini, dan tidak mengalami
penelitian selanjutnya sebaiknya diarahkan
kesulitan. Kurang dari 40% peserta
pada teknik pengelolaan produksi dan
mengatakan mengalami kesulitan, dan lebih
pemasaran produk yang lebih luas.
ribet/rumit khususnya diversivikasi bentuk
hasil produk batu bata (Batu Nisan, Asbak,
dll), karena mitra telah terbiasa membuat batu DAFTAR PUSTAKA
bata hanya sebagai salah satu bahan bangunan.
Alma, Buchori. 2000. Kewirausahaan.
Tetapi mitra tetap diberi motivasi bagaiamana
Bandung: Penerbit Alfabeta
untung ruginya. Kehadiran alat ini mampu
Blakely, E.J. 1989. Planning Local Economic
memberikan keuntungan pada mitra, antara
Development: Theory and Practice.
lain mempercepat produksi batu bata, yaitu;
Second Edition. London: Sage
(a) jika 500batu bata bisanya diselesaikan 3-4
Publication.
jam, dengan alat inovatif cukup diselesaikan
Carey, M.A. 1994. The group effect in
dalam waktu 2 jam, (b) Produk batu bata
focusgroups: planning, implementing,
ukuran, ketebalan, lebih merata (terstandar),
and interpretingfocus group research. In
artinya ukuran, ketebalan batu bata lebih
Critical Issues inQualitative Research
seragam, dan mengurangi cacat produk. (c)
Methods(Morse J.M., ed.).Sage:
Bentuk lebih variatif, (d) Mengurangi biaya
Thousand Oaks, 225-241.
produksi, (e) Karena bentuknya lebih standar,
Sri Wilujeng, Fauzan Pengembangan Sentra Industri Batu Bata 53

Cooper, J.R.1998. A Multidimensional 2013


Approach to the Adoption of Innovation. Rida Rahim,Tafdil Husni,Yanti. 2014.
Management Decision, 36(8): 493-502. Pengembangan Model Sentra Industri
Damanpour, F. 1991. Organizational Kreatif Motif Kerajinan Minang
Innovation: A Meta Analysis of Effect Melalui Adaptability IKM, Inovasi,
of Determinants and Moderators. Kewirausahaandan Keunggulan
Academy of Management Journal, Kompetitif. Jurnal Kajian Manajemen
34(3): 555-590. Bisnis Volume 3, Nomor 2, September
Diota Prameswari Vijaya, Dewa Kadek 2014. Fakultas Ekonomi Universitas
Darmada. 2014. Strategi Pengembangan Andalas.
Industri Kerajinan Bokor Aluminium Di Rita Indah Mustikowati, Irma Tyasari.2014.
Desa Menyali Kabupaten Buleleng Bali. Orientasi Kewirausahaan, Inovasi, Dan
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Strategi Bisnis Untuk Meningkatkan
JINAH Volume 4 Nomor 1, Singaraja, Kinerja Perusahaan (Studi Pada UKM
Desember 2014, ISSN 2089-3310. Sentra Kabupaten Malang). Jurnal
Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal, Modernisasi, Volume 10, Nomor 1,
2010. Februari 2014. Fakultas Ekonomi
Hadiati, Sri, 2008, Perilaku Wirausaha Universitas Kanjuruhan Malang.
Industri Keramik Berskala Kecil Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran.
untuk Meningkatkan Daya Saing Edisi pertama, Graha Ilmu. Yogyakarta.
Produk di Malang, Jurnal Manajemen Quinn, J.B., Baruch, J. & Zien, K. A.
Dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2, 1996. Software-based innovation.
September 2008: 115-123. SloanManagement Review, 37(4): 11-
Hurley, R. & Hult, G.T. 1998. Innovation, 24.
Market Orientation and Organizational Sujadi, Edi Priyono, Fereshti N.D.
Learning: An Integration and Empirical 2008. Membangun Sinergi Bagi
Exmination. Journal of Marketing, Pengembangan Produk UKM Berbasis
62(3): 42-54. Ekspor Di Klaster UKM, Serenan,
Lucius Hermawan. 2015. Strategi Diversifikasi Klaten.Fakultas Ekonomi Universitas
Produk Pangan Olahan Tahu Khas Muhammadiyah Solo.
Kota Kediri.Jurnal JIBEKA. Volume 9 Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman
Nomor 2 Agustus 2015. Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Lukas, B.A & Ferrel, O.C. 2000. The Effect Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit Salemba
of Market Orientation on Product Empat
Innovation. Journal of Academy of Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu, 2011.
Marketing Science, 28(2): 239-247. Kewirausahaan: Pendekatan
Munandar, Aries. 2012. http://www.uin- Karakteristik Wirausahawan Sukses,
malang.ac.id/index.php?option=com_ Jakarta: Penerbit Kencana, Prenada
content &view=article&id=2883:%20 Media Group
peran-ukm-dalam-pertumbuhan- Wijatno,S. 2009. Pengantar Entrepreneurship,
ekonomi-bangsa&catid= 35: artikel- Jakarta: PT Gramedia Widiarsarana
dosen&Itemid=210. Kamis, 7 Maret

Anda mungkin juga menyukai