Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL SKRIPSI

STRATEGI MENINGKATKAN OMSET PADA UMKM


PEMULA BERBASIS SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN
(BMC) BISNIS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PEDAGANG
DI KAMBANG IWAK KOTA PALEMBANG)

Oleh :

Rahmat Ramadhani

NIM : 1910602020

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2022
DATAR ISI

DATAR ISI ............................................................................................................. i


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 7
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 11
BAB II .................................................................................................................. 12
LANDASAN TEORI........................................................................................... 12
A. Strategi Peningkatan Omset ................................................................................. 12
B. UMKM Berbasis Syariah ........................................................................................ 16
C. Definisi (BMC) Bisnis Model Canvas...................................................................... 18
BAB III ................................................................................................................. 28
METODE PENELITIAN ................................................................................... 28
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ................................................................................. 28
B. Jenis Penelitian...................................................................................................... 29
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................................ 30
D. Subjek Dan Objek Penelitian. ................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia telah mengalami dampak Covid-19 yang menyebabkan


jatuhnya perekonomian nasional. Banyak perusahaan besar di berbagai sektor
seperti industri, perdagangan, dan jasa yang terhenti atau bahkan berhenti
beroperasi seiring diberlakukannya work from home (WFH) pada Maret, April,
Mei, dan Juni. Namun, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat
bertahan dan berkembang dalam resesi COVID-19 di berbagai sektor
ekonomi.1
Perkembangan revolusi industri 4.0 memberikan dampak yang sangat
signifikan pada sektor perekonomian di Indonesia. Salah satu dampak dari
adanya perkembangan industri 4.0 tersebut adalah adanya industri kreatif.
Peranan industri kreatif bagi kemajuan perekonomian di Indonesia tercatat
pada tahun 2019 yang menempatkan Indonesia berada pada posisi ketiga
setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan mengenai jumlah konstribusi
ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara.2 Data yang
ada pada OPUS ekonomi kreatif pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sektor
tersebut juga yang memberikan kontribusi sebesar Rp. 1.105 triliun terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.3
Saat ini dunia sedang mengalami perubahan dalam berbagai bidang
seperti teknologi, masyarakat, budaya, pendidikan, khususnya bidang ekonomi.
Perkembangan ekonomi dunia terus membawa perubahan besar di setiap
negara. Apa yang terjadi di Indonesia sedang menuju era lain yang lebih maju.

1
Ulfi Jefri dan Ibrohim, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Berbasis Ekonomi Kreatif di Kecamatan Puloampel Kabupaten Serang Banten,” Jurnal
Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo 7, no. 1 (2021): 87.
2
Vuspitasari, B. K,E.al.. Menggali Peluang Ekonomi Kreatif Melalui Potensi Desa Suka Maju
Kabupaten Bengkayang. Sebatik, (2021) h, 25.
3
Miftakhul Khoiriyah, Dede Nurohman Strategi Pengembangan Usaha Mikro Melalui Metode
Bisnis Model Canvas pada Pengrajin Ban Bekas Di Tulungagung, 2019, h, 4

1
Organisasi bisnis kini tidak hanya bersaing di tingkat pasar lokal, tetapi juga
memasuki tingkat pasar global. Keberadaan UKM merupakan salah satu
terobosan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat mainstream.
Dengan semakin terbatasnya kesempatan kerja dan jumlah tenaga kerja yang
tidak terserap semakin meningkat, para pejabat dari perusahaan-perusahaan
UMKM ini diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran karena angka
pengangguran di Indonesia meningkat. Khususnya di Kota Palembang ini
sedang mengalami kekurangan tenaga kerja, dan Anda bisa melihat data
statistik Kota Palembang pada tahun 2021.
Penduduk Kota Palembang yang bekerja pada Agustus 2021 adalah
832.803, turun 6.514 dari Agustus 2020. Seiring dengan penurunan jumlah
penduduk yang bekerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga
mengalami penurunan sebesar -1,48 poin persentase menjadi 63,93%. Tenaga
kerja adalah 748.610, turun 7.936 dari Agustus 2020. Hal ini UMKM menjadi
solusi setiap orang untuk memulai usaha dengan membuka Usaha Mikro Kecil
Menengah.4
Menurut Hasil Evaluasi Koperasi dan UKM Kota Palembang 2019,
UMKM menghadapi beberapa tantangan yang membuat perkembangannya di
Kota Palembang sulit. Selain itu, pengurus UMKM menghadapi kendala dalam
proses perizinan, dan banyak UMKM yang berhenti beroperasi meskipun
didukung oleh modal perusahaan yang tidak terjamin. Di sisi lain, UMKM
belum dapat memanfaatkan teknologi ini secara maksimal dan sebagian pelaku
UMKM terkendala oleh sistem informasi histori kredit Bank Indonesia 'BI
Check'. Sebagai jaminan untuk perpanjangan pinjaman.5 Kualitas sumber daya
manusia yang buruk, keterampilan teknis dan kecakapan teknis yang rendah.6
Namun, meskipun produktivitas mereka lebih rendah, UKM lebih tahan
krisis. Hal ini dikarenakan struktur organisasi dan tenaga kerja UMKM cukup

4
palembangkota.bps.go.id/pressrelease/2021/12/30/935/tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--di-
kota-palembang-pada-agustus-2021-mencapai-10-11-persen.html
5
Agustin, F. M. Ini Faktor Penyebab Target Binaan UMKM Kota Palembang Belum Tercapai.
IDN Time (2020)
6
Dwi Mirani, Martina & Januar Eko Aryansah, Implementasi Program Pembinaan Usaha Mikro
Kecil Menengah Sektor Kuliner di Kota Palembang, 2021

2
fleksibel untuk merespon perubahan pasar. Ketahanan dan fleksibilitas ini
menjadikan UMKM sebagai mata pencaharian utama bagi kebanyakan orang.7
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu industri
dengan pertumbuhan tercepat di kota Palembang saat ini.
Selain persoalan tersebut, UMKM menghadapi persoalan lain terkait
dengan akses permodalan, kualitas Sumber daya manusia yang rendah, dan
rendahnya penguasaan teknologi. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
adalah salah satu industri yang mempunyai kemampuan untuk terus
berkembang dan dapat bersaing dalam menghadapi persaingan pasar yang ada
saat ini, untuk itu dibutuhkan sebuah kebijakan pemerintah untuk membantu
kelompok masyarakat menyelesaikan persoalan mereka.8
Kewirausahaan modern berkembang pesat di Indonesia. Dengan
kemajuan teknologi dan orang-orang yang terus belajar berinovasi,
kewirausahaan menjadi lebih kreatif dan mencakup banyak bidang. Salah satu
jenis wirausaha yang saat ini sedang berkembang di masyarakat adalah Usaha
Kecil Menengah (UMKM). UMKM juga merupakan sumber daya pemerintah
untuk menciptakan ekonomi yang lebih adil.
Efek positif dari upaya ini dirasakan baik di pedesaan maupun perkotaan.
Selain itu, kehadiran UKM membantu pemerintah Indonesia memperluas
kesempatan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran. Ada berbagai jenis
UMKM seperti usaha mikro, menengah dan kecil. Properti UMKM hanya dapat
dimiliki oleh perorangan atau perusahaan yang menjalankan usaha UMKM.
Dalam hal ini para pedagang UMKM membutuhkan strategi untuk
meningkatkan omzetnya. Penulis ingin mengkaji pertumbuhan penjualan
dengan menggunakan metode Business Model Canvas (BMC).
Industri kreatif sebagaimana bisnis lainnya memerlukan strategi
pengembangan agar tetap eksis, di tengah kemajuan zaman. Di antara model

7
Sugiri, D. Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Dampak Pandemi Covid-19.
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen Dan Akuntansi, 19(1), 76–86. (2020)
8
Dwi Mirani, Martina & Januar Eko Aryansah. Implementation of the Culinary Sector Micro
Small Medium Enterprises Development Program in Palembang City. 2021

3
pengembangan bisnis yang populer adalah dengan menggunakan Bisnis Model
Canvas (BMC). BMC memberikan rancangan bagaimana model bisnis akan
dijalankan yang digambarkan dalam sembilan blok bangunan yakni; customer
segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue
streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure.
Dalam proses pemetaan blok pada BMC dibantu dengan analisis SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) untuk mengetahui masalah
internal maupun eksternal perusahaaan sehingga dalam perancangan konsep
bisnis akan lebih kuat dan peka terhadap perubahan kondisi pasar.9
Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis SWOT untuk
menentukan strategi bersaing. Dalam penelitian ini, ia mensurvei pedagang
UMKM pemula di Kambang Iwak di kota Palembang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa analisis SWOT dapat memberikan solusi bagi pedagang
UMKM pemula dengan menggunakan metode Business Model Canvas (BMC).
Ada beberapa permasalahan yang menyebabkan turunnya jumlah
UMKM di Kota Palembang, antara lain: 1. UMKM tidak dapat melakukan
efisiensi operasinya, sehingga berhenti beroperasi, 2. Banyak wilayah lain dari
UMKM yang memindahkan tokonya untuk mencari peluang 3. Sebagaian besar
UMKM tidak mampu menahan persaingan dipasar, sehingga berimplikasi pada
penurunan pendapatan yang dicapai setiap perusahaan. Upaya untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh UMKM yang berlokasi di Kambang
Iwak.
Menurut Osterwalder dan Pigneur, model bisnis adalah alasan bagaimana
sebuah perusahaan menciptakan, memberikan, dan memperoleh nilai. Business
Model Canvas (BMC) memiliki keunggulan dalam analisis model bisnis. Ini
berarti Anda dapat menggambarkan keadaan perusahaan Anda saat ini dengan
cara yang sederhana dan komprehensif berdasarkan segmen konsumen, nilai
yang ditawarkan, jalur proposisi nilai, hubungan pelanggan, aliran pendapatan,

9
Miftakhul Khoiriyah, Dede Nurohman Strategi Pengembangan Usaha Mikro Melalui Metode
Bisnis Model Canvas pada Pengrajin Ban Bekas Di Tulungagung, 2019

4
dan materialitas. aset, mitra kerjasama dan struktur biayanya.10
Program Pembinaan/Pengembangan UMKM telah bekerja sama dengan
banyak pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta. Program ini
membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan para pemangku
kepentingan UMKM.11 Mengingat pentingnya pengembangan UMKM, maka
tujuan dari white paper ini adalah untuk meninjau pelaksanaan program
pengembangan UMKM-nya khususnya di bidang kuliner Kota Palembang.
Business Model Canvas adalah framework yang memungkinkan Anda
untuk menggambarkan model bisnis secara visual dalam bentuk lukisan kanvas,
sehingga mudah diikuti dan dipahami. Ini adalah alat strategi bisnis untuk
menjelaskan konsep, pelanggan, infrastruktur, pelanggan sasaran, dan keuangan
perusahaan dengan lebih baik.12 Strategi ini biasanya digunakan oleh para pelaku
bisnis pemula untuk merumuskan strategi bisnis yang matang. Sebelumnya,
strategi ini tidak sering digunakan oleh pemangku kepentingan UMKM, tetapi
dengan peningkatan akses informasi dan pasar yang semakin kompetitif,
UMKM juga harus menggunakan strategi ini.
Penggunaan metode BMC pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dirasa penting untuk mengoreksi suatu kemungkinan tentang adanya
kesalahan atau perlunya perbaikan dalam salah satu kotak dari proses
menjalankan model bisnis, karena UMKM merupakan entitas bisnis yang
mempunyai tujuan profit dan social benefits. Tujuan profit dan sosial dari
kegiatan bisnis dapat tercapai secara ideal dengan adanya dukungan oleh semua
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi dalam
memperoleh keuntungan bisnis.13
Salah satu konsep model bisnis yang dapat digunakan untuk

10
Novitha Herawati, Triana Lindriati, and Ida Bagus Suryaningrat, “Penerapan Bisnis Model
Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Kedelai Edamame Goreng,” Jurnal
Agroteknologi 13, no. 01 (2019): 42, https://doi.org/10.19184/j-agt.v13i01.8554
11
Rakib Muhammad Alyas. Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Dalam
Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Jurnal Sosiohumaniora, (2017), 114–120
12
blog.qasir.id/inspirasi/menerapkan-business-model-canvas-untuk-umkm
13
Muslich, Muhammad. Bisnis Syariah Perspektif Mu’amalah dan Manajemen. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN (2007)

5
menggambarkan dan mencapai tujuan UMKM adalah BMC, yang mengubah
model bisnis yang kompleks menjadi model yang lebih sederhana. Oleh karena
itu, kesederhanaan BMC memotivasi pemilik dan karyawan untuk berpartisipasi
dalam pengembangan model bisnis ini. Sesuai dengan pernyataan diatas tentang
perlunya BMC bagi UMKM yang ada di Kambang Iwak Kota Palembang, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bisnis yang
dijalankan, menganalisis kekuatan dan kelemahan proses bisnis serta
memberikan rekomendasi untuk peningkatan kompetensi UMKM makanan
ringan di Kambang Iwak Kota Palembang dengan digunakannya Business
Model Canvas.
Berdasarkan dari latar belakang yang diuraikan diatas peneliti merasa
perlu untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi suatu permasalahan
penelitian untuk mengetahui sejauh mana konsep ekonomi islam dapat
diperaktekkan dalam perdagangan dengan judul “Strategi Meningkatkan
Omset Pada Umkm Pemula Berbasis Syariah Dengan Menggunakan
(BMC) Bisnis Model Canvas (Studi Kasus Pedagang Di Kambang Iwak
Kota Palembang)”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas. Maka penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
A. Bagaimana strategi Meningkatkan Omset UMKM Pemula Berbasis Syariah
dengan Model Bisnis Canvas ?
B. Apakah kendala Strategi Meningkatkan Omset UMKM Pemula Berbasis
Syariah dengan Model Bisnis Canvas ?

C. Batasan Masalah
Untuk lebih terarahnya pembahasan pada penelitian ini, maka akan ada
beberapa batasan masalah yang dibatasi diantaranya yaitu:
1. Obyek pembahasan yang diteliti adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Pemula yang baru pertama sekali mulai membuka usahannya sendiri.

6
2. Obyek penelitian pada Pedagang UMKM di kambang iwak hanya 3(tiga)
pedagang Makanan dan 3(tiga) pedagang Minuman.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitihan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalisasikan peningkatan omset pedagang UMKM di
Kambang Iwak Kota Palembang dengan strategi Model Bisnis Canvas
Berbasis Syariah.
2. Untuk mengetahui kendala strategi dalam peningkatan Omset UMKM
Pemula.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitihan ini adalah sebagaimana berikut:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan terkait dengan permasalahan yang
diteliti dan memperoleh pengetahuan tentang metode model bisnis canvas
yang diterapkan melalui strategi peningkatan omset pada pedagang UMKM
di Kambang Iwak Kota Palembang.
2. Bagi masyarakat dan khususnya pedagang yang membuka usaha di Kambang
Iwak kota Palembang. Strategi Peningkatan Omset pada UMKM Pemula,
dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki dan memulai usaha dengan
menggunakan metode model bisnis canvas agar memiliki rencana dan
starategi dalam berbisnis serta mendapatkan keuntungan yang maksimal bagi
pedagang UMKM pemula di Kambanag Iwak Kota Palembang.
3. Bagi akademik, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan
referensi atau sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan peneitian.
F. Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah
terkait dengan penerapan Business Model Canvas. Oleh karena itu peneliti
melakukan survey terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal melalui
internet. Penulis juga dapat membandingkan fungsi dan peran teori-teori yang
digunakan pada penelitian sebelumnya pada berbagai jenis masalah. Berikut

7
adalah beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu

Metode Hasil
Nama Judul Pendeketan
N0 Pengumpulan
Peneliti Penelitian Penelitian
Data
1 Titus Strategi Kualitatif Wawancara Berdasarkan dari hasil
Kristanto, Peningkatan faktor internal
Eka Cahya menggunakan analisis
Omset Ukm SWOT pada Tabel 1,
Muliawati,
Rachman Percetakan dapat disimpulkan bahwa
Arief, dan kekuatan utama adalah
Dengan
Syaiful harga terjangkau dengan
Pendekatan skor terbobot sebesar
Hidayat
Analisis Swot 0,628. Sedangkan
kelemahan utama adalah
desain cetak kemasan
dengan desain cetak
kemasan dengan skor
terbobot sebesar 0,334.
Jadi total skor sebesar
2,542 menunjukkan
mempunyai kondisi
internal rata-rata.
2 MIFTAKH Strategi Kualitatif field research Untuk dapat
UL (jenis lapangan) merencanakan dan
Pengembangan
KHOIRIYA
Usaha Mikro melakukan strategi bisnis
H
(2022)
yang akan dilakukan
Melalui
UMKM Tombo Ati
Metode Bisnis Sentoso, maka terlebih
Model Canvas dahulu dilakukan
Untuk visualisasi model bisnis
Meningkatkan yang sedang berjalan
melalui BMC yang terdiri
Loyalitas
dari 9 elemen yang saling
Konsumen terkait

8
Pada pengrajin
Ban Bekas Di
Tulungagung
3 RENDY Strategi Kualitatif Observasi, Hasil dan analisa dari
SEPTI Pemasaran Wawancara, bab sebelumnya maka
SANJA Dalam dan penulis dapat
YA Meningkatka
Dokumentasi, mengambil kesimpulan
(2017) n Omzet
Studi Kasus bahwa berdasarkan hasil
Penjualan
dari diagram SWOT
Unit Usaha
yang ada dalam Bab 4,
Aqiqah Pada
Omzet Aqiqah LAZ
Laz Nurul
Hayat Medan Nurul Hayat berada
(Pendekatan pada kuadran ke 1,
Analisis dimana memiliki
Swot) kekuatan dari segi
internal dan mempunyai
banyak peluang,
sehingga strategi yang
tepat adalah dengan
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang
yang lebih besar yaitu
pertumbuhan dengan
integrasi horizontal
yaitu dengan
mendukung strategi
agresif yaitu sistem
jemput bola dengan
membuat cabang-
cabang atau serta outlet-

9
outlet pembayaran di
berbagai daerah
(kecamatan).

4 Dwi Implementasi Kualitatif Wawancara Hasil penelitian


Mirani. Program dan menggambarkan
Martina Pembinaan Dokumentasi tentang implementasi
Usaha Mikro
& Studi Kasus program pembinaan
Kecil
Januar pelaku usaha mikro
Menengah
Eko kecil dan menengah
Sektor
Aryansa sektor kuliner di Kota
Kuliner di
(2021) Palembang.
Kota
Palembang Pendeskripsian proses
implementasi program
ini dilihat dengan
menggunakan teori
Grindle tentang isi
kebijakan dan
lingkungan kebijakan,

5 Sony Strategi Kualitatif Observasi Upaya menumbuhkan


Hendra Peningkatan dan jiwa kewirausahaan ini
Permana Usaha Wawancara dapat melalui kurikulum
(2017) Mikro, pendidikan yang
Kecil, Dan terintegrasi mulai dari
Menengah sekolah dasar sampai
(Umkm) Di dengan perguruan tinggi.
Indonesia Untuk itu perlu ada
kebijakan yang
menjadikan mata
pelajaran kewirausahaan
menjadi salah satu mata

10
pelajaran wajib di
sekolah. serta memiliki
jiwa kewirausahaan

G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi tersusun dengan sistematis dan mempermudah
pembahasan maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut:
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian,focus penelitian
rumusan masalah, batasan permasalahan dalam penelitian,
tujuan dan manfaat pelaksanaan penelitian, penelitian
terdahulu serta sistematika penulisan.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang gambaran atau penjelasan secara
umum tentang Strategi peningkatan omset pada umkm
pemula berbasis syariah dengan menggunakan Bisnis
model canvas dan bagaimana cara menerapkan Bisnis
model canvas pada UMKM pemula yang ada di Kambang
Iwak Kota Palembang
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang profil wilayah penelitian, desain
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data
dan teknik analisa data.

11
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Strategi Peningkatan Omset


1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia ( stratos = militer
; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jendral. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering
diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu
angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. 14
Dalam kamus Istilah manajemen, strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
berhubungan dalam waktu dan ukuran.15 Dalam sebuah perusahaan,
strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat
berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti
lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan
sumber daya usaha organisasi.16
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. konsep strategi dapat
didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu : (1) dari
perspektif apa suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan (2) dari
perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).17
Sedangkan Bryson dan Einsweiler berpendapat bahwa ”Manajemen
strategis adalah sekumpulan konsep, prosedur, dan alat serta sebagian

14
Goerge Stainer dan Jhon Miler, ManajemenStrategik(Jakarta: Erlangga, 2008) h. 20 dalam Atep
Misbahudin , Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada BPRS PNM AL Moslem Dalam
Meningkatkan Pendapatan Bank Skripsi (Jakarta: UIN Syarifhidayatullah, 2008) h. 21
15
Goerge Stainer dan Jhon Miler, ManajemenStrategik(Jakarta: Erlangga, 2008) h. 20 dalam Atep
Misbahudin , Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada BPRS PNM AL Moslem Dalam
Meningkatkan Pendapatan Bank Skripsi (Jakarta: UIN Syarifhidayatullah, 2008) h. 21
16
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi ke 2 (Yogyakarta: andi, 2002) h.3
17
Atep Misbahudin , Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada BPRS PNM AL Moslem
Dalam Meningkatkan Pendapatan Bank h. 13

12
karena sifat khas praktik perencanaan sektor publik di tingkat lokal”.18 Jadi
pada dasarnya manajemen strategis sama saja dengan manajemen lainnya.
Ia berfungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan
mengendalikan hal-hal strategis.
Pernyataan strategis yang jelas merupakan kunci sukses dalam
menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Sebuah strategi memberikan
arahan terpadu untuk semua anggota organisasi. Jika konsep strategi tidak
jelas, keputusan didasarkan pada intuisi subjektif atau murni, mengabaikan
keputusan lain.
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
yang digunakan dalam melakukan kegiatan bisnis dapat mencakup
ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan. Tujuan dapat
didefinisikan sebagai hasil spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi
dengan memenuhi misi dasarnya. Jangka panjang berarti lebih dari satu
tahun. Tujuan adalah fondasi organisasi karena memberikan arahan,
membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, menetapkan prioritas,
memfokuskan koordinasi, dan memberikan dasar bagi perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian kegiatan yang efektif.
diperlukan untuk sukses. Tujuan harus menantang, terukur, konsisten,
relevan, dan jelas.
b. Level Strategi
Dalam suatu organisasi terdapat tiga level strategi, yaitu level
korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional yaitu :19
1. Strategi Level Korporasi, dirumuskan oleh manajemen puncak yang
mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit
bisnis lebih dari satu.
2. Strategi Level Unit Bisnis, lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan

18
Pearce dan Robinson, Manajemen stratejik “Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian”,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1997) h. 46
19
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi ke 2 (Yogyakarta: andi, 2002) h.5

13
dan operasi suatu bisnis tertentu.
3. Strategi Level Fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-
fungsi manajemen yang dapat mendukung strategi level unit bisnis.
c. Tipe-Tipe Strategi
Menurut Rangkuti bahwa pada prinsipnya strategi dapat
dikelompokkan berdasarkan 3 tipe strategi yaitu, strategi manajemen,
strategi investasi dan strategi bisnis.20
1. Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,
misalnya : strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya.
2. Strategi Investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi, misalnya : apakah organisasi ingin melakukan strategi
pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,
strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau
strategi divestasi, dan sebagainya.
4. Strategi Bisnis, sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,
misalnya : strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,
strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan.
5. Strategi Pemasaran sering disebut juga proses pemasaran yang
mencakup beberapa hal istilah atas kesempatan, kepemilikan, sasaran,
pengembangan strategi, perumusan terencana implementasi serta
pengawasan.
2. Peningkatan Omset
Omset merupakan resapan dari bahasa belanda, yang memiliki arti
jumlah total penjualan dari sebuah perusahaan (organisasi, hukum) dalam

20
Freddy Rangkuti ¸Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedai Pustaka
Utama, 2001) h.6-7.

14
periode tertentu terdiri dari dua komponen: harga dan kuantitas yang dijual.
Berhasil atau tidaknya suatu usaha sangat tergantung dari banyaknya produk
yang dijual dipasaran, sehingga meningkatkan penjualan menjadi tantangan
utama bagi para pelaku usaha. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus
untuk mencapainya.
Omset penjualan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah jumlah hasil
penjualan (dagangan), omset penjualan total jumlah penjualan barang/jasa
dari laporan laba-rugi perusahaan (laporan operasi) selama periode penjualan
tertentu. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa omset berarti jumlah
total barang dan jasa, dihitung berdasarkan total laba bersih dari laporan laba
rugi perusahaan (laporan operasional) selama periode penjualan..
Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai 3 (tiga) tujuan dalam
melakukan penjualan, yaitu :
1. Mencapai volume penjualan tertentu
2. Mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Dari beberapa observasi serta analisa strategi yang saya berikan ke
teman-teman UKM, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan pemilik
bisnis/pelaku UKM untuk meningkatkan omzet bisnis: 21
a. Target market potensial
Untuk meningkatkan omset bisnis, salah satu cara penting yang perlu
dilakukan adalah menentukan target market atau target konsumen yang
paling berpotensi untuk meningkatkan omset. Misalnya kalangan
menengah ke atas (karena produk kita premium) atau kalangan anak-anak
sekolah/mahasiswa karena produk kita memang fokus untuk melayani
kebutuhan siswa/mahasiswa.
b. Rencanakan promosi
Cara selanjutnya untuk meningkatkan omset bisnis adalah melakukan
perencanaan promosi. Banyak UKM tidak melakukan perencanaan

21
repository.uin-suska.ac.id/7038/4/BAB%20III.pdf, (2005)

15
terlebih dulu ketika akan melakukan promosi bisnisnya. Merencanakan
bisnis bisa dilakukan secara sederhana, misalnya tetapkan periode waktu
promosi, tetapkan list strategi promosi, serta target yang ingin dicapai.
c. Membuat paket produk
Ada cara untuk membuat konsumen melakukan pembelian produk kita
dalam jumlah besar. Langkah sederhana ini adalah dengan membuat
paket-paket produk. Paket produk ini bertujuan agar konsumen membeli
produk kita lebih dari satu produk, misalnya saja paket bundling, paket
hemat, paket premium ataupun paket-paket saat periode tertentu (hari
besar, hari istimewa, dan sebagainya).
d. Insentif untuk konsumen
Langkah lainnya yang cukup ampuh untuk meningkatkan omzet adalah
dengan memberikan insentif ke konsumen jika konsumen tersebut
melakukan pembelian berulang atau pembelian dalam jumlah tertentu.
Pada dasarnya konsumen senang jika diberi insentif sehingga akan
memotivasi untuk melakukan pembelian lebih. Insentif bisa berupa
potongan harga, gimmick hadiah, tambahan bonus, dan lain-lain.
e. Varian produk
Strategi selanjutnya adalah dengan melakukan pengembangan produk
(product development). Pengembangan produk ini bisa kita lakukan
dengan cara membuat varian produk/jasa yang lebih variatif. Hal yang
penting dari strategi ini adalah kita peka terhadap kebutuhan konsumen.
Varian produk ini bisa dalam hal ukuran yang berbeda, fitur yang berbeda,
jenis produk, tipe, serta variasi lainnya.

B. UMKM Berbasis Syariah


Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang
tersebut. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

16
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini. 22
Usaha menengah adalah usaha dagang produktif yang berdiri sendiri
dan dijalankan oleh orang atau unit usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang dari suatu perusahaan yang secara langsung atau
tidak langsung dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian dari kebijakan.
Perkembangan UMKM di Indonesia membutuhkan banyak perhatian baik
dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat lebih bersaing dengan pelaku
ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh disini dan harus
lebih mendorong tumbuh dan berkembangnya UMKM. Pemerintah juga
harus memperkuat perannya dalam pemberdayaan UMKM. Kita juga perlu
mengembangkan kemitraan bisnis yang saling menguntungkan antara
pengusaha besar dan kecil serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia
kita.23
Di Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, tumbuh
kesadaran masyarakat akan prinsip-prinsip nilai-nilai Islam dalam transaksi
bisnis. Hal ini membuka peluang bagi tumbuhnya komunitas bisnis yang
terbuka dengan prinsip syariah. Salah satu entitas yang paling dominan
menerapkan prinsip syariah adalah lembaga keuangan, baik yang terafiliasi
dengan bank maupun non-bank. Hukum syariah bagi UMKM (Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah) mulai berkembang setelah adanya bank syariah. Secara
umum, UMKM Syariah didasarkan pada prinsip Syariah, nilai-nilai Islam
dengan tetap menjaga transparansi dan keadilan.
Definisi yang komprehensif tentang UMKM Syariah tidak dapat
ditemukan dalam berbagai sumber yang disebutkan. Secara mendasar,
UMKM dapat didefinisikan sebagai kegiatan transaksi jual beli antar

22
Juni 15\Vol 13, No 2 Juni 20 - Jurnal Aplikasi Manajemen | jurnaljam.ub.ac.id.
23
Juni 15\Vol 13, No 2 Juni 20 - Jurnal Aplikasi Manajemen | jurnaljam.ub.ac.id.

17
masyarakat kecil (mikro). Istilah UMKM menunjukkan bahwa para
pengusaha di antara mereka termasuk kelas menengah ke bawah dengan
modal finansial yang kecil.
Modal utama pebisnis UMKM hanyalah tekad dan semangat berusaha.
Prinsip Syariah merupakan basic pengetahuan mengenai penerapan syariah
Islam. Maka kegiatan UMKM jika dikaitkan dengan nilai-nilai Syariah Islam
menjadi suatu lingkup kegiatan ekonomi Islam secara umum. Transaksi yang
terjadi pada UMKM diatur oleh tata cara kehidupan umat beragama Islam
baik berupa hukum atau peraturan. dengan merujuk pada dasar pedoman
utama yaitu, Al-Qura’n, Hadist dan Ijmak Ulama. Untuk mendapatkan
penghasilan yang maksimal perlunya strategi yang tepat dan mudah dipahami
oleh stakeholder.

C. Definisi (BMC) Bisnis Model Canvas


Bisnis Model Canvas adalah diagram visual dari strategi bisnis Anda
yang terdiri dari sembilan elemen. Strategi ini dibuat dengan tujuan untuk
menjelaskan ide dan konsep perusahaan dalam bentuk visual. Sederhananya,
definisi Business Model Canvas adalah kerangka kerja manajemen yang
memungkinkan Anda dengan cepat dan mudah mendapatkan gambaran
lengkap tentang ide bisnis Anda dan implementasinya. Strategi perencanaan
model bisnis ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2005 oleh pengusaha
Swiss Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation.24
Dalam buku tersebut, Alexander menjelaskan sebuah
framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang
terdapat dalam sebuah model bisnis. Pada dasarnya alur bisnis model
canvas terlihat cukup sederhana. Secara garis besar, alurnya mengalir dari
satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya. Dibandingkan
dengan business plan yang umumnya disusun dalam berpuluh-puluh
halaman, bisnis model canvas jauh lebih ringkas karena cukup disusun ke

24
Alexander Osterwalder, Yves Pigneur, Christopher L Tucci, Clarifying business models:
Origins, present, and future of the concept (2005)

18
dalam satu halaman saja. Lantaran itulah, kerangka bisnis ini paling populer
di kalangan bisnis startup.25
Ada 9 elemen atau unsur dalam bisnis model canvas yang perlu
diperhatikan dan dijabarkan dengan detail. 9 (Sembilan) elemen bisnis model
canvas tersebut adalah:
1. Customer Segments (Segmentasi Konsumen)
Elemen pertama dalam 9 elemen bisnis model canvas yang harus
kamu miliki dalam memulai perencanaan bisnis adalah menentukan segmen
pelanggan yang akan menjadi target bisnis.
Misalnya, suatu brand minuman kekinian akan mengeluarkan 2 produk
baru untuk memenuhi kebutuhan 2 segmen pelanggan yang berbeda.
Maka, brand tersebut bisa mengeluarkan produk minuman dengan tipe manis
dan banyak pilihan topping untuk segmen anak-anak dan remaja. Kemudian
produk minuman yang mengandung kopi atau soda untuk segmen dewasa.
Dengan begitu, dalam sekali sesi launching, dua produk bisa langsung
memenuhi kebutuhan dua segmen konsumen.
a. Customer Jobs
Blok ini penting untuk mengetahui apa saja pekerjaan dari pelanggan
yang ingin diselesaikan dengan produk atau jasa yang kamu tawarkan.
Pekerjaan ini bisa berupa tugas yang ingin diselesaikan, masalah untuk
dipecahkan, atau kebutuhan yang ingin dipenuhi.
Untuk mempermudah mengisi bloknya, kamu dapat menjawab
pertanyaan berikut ini:
1. Apa pekerjaan fungsional yang ingin pelanggan selesaikan?
2. Apa pekerjaan sosial yang ingin pelanggan lakukan?
3. Apa pekerjaan emosional yang ingin pelanggan selesaikan?
4. Apa saja kebutuhan dasar dari pelanggan yang ingin dipenuhi?
b. Customer Gain
Blok yang satu ini berguna untuk menjelaskan manfaat yang diharapkan

25
Alexander Osterwalder, Yves Pigneur, Christopher L Tucci, Clarifying business models:
Origins, present, and future of the concept (2005)

19
atau diinginkan pelanggan dari bisnismu. Keinginan yang dimaksud adalah
keinginan fungsionalitas, sosial, emosi, dan penghematan biaya.
Untuk mengisi blok ini, berikut beberapa pertanyaan yang bisa kamu
jawab.
1. Apa penghematan yang diinginkan pelanggan, waktu uang, atau
usaha?
2. Hasil apa yang pelanggan harapkan lebih dari harapannya?
3. Solusi yang bisa menyenangkan pelanggan?
4. Apa saja yang pelanggan cari, apakah desain, harga, atau fitur
lengkap.
c. Customer Pain
Blok dalam bisnis model canvas ini dibutuhkan untuk menggambarkan
emosi negatif, biaya yang tidak diinginkan, situasi dan risiko, selama atau
setelah pekerjaan selesai.
Untuk mempermudah mengetahui customer pain, kamu dapat
menjawab pertanyaan berikut:
1. Apa yang menurut pelanggan mahal, apakah waktu yang lama,
modal terlalu besar, atau usaha cukup besar?
2. Apa yang membuat pelanggan merasa buruk, apakah frustasi,
terganggu, tidak nyaman, dan sebagainya.
3. Bagaimana solusi sekarang ketika terjadi kinerja buruk, apakah fitur
tidak sesuai, kinerja buruk, cepat rusak, dan sebagainya.
4. Apa saja kesulitan utama dan tantangan dari pelanggan, apakah
kesulitan mendapatkan sesuatu, resistensi, dan sebagainya.
5. Apa risiko yang ditakutkan oleh pelanggan, apakah masalah uang,
risiko teknis, atau sosial.
Setelah menjawab pertanyaan di atas, kamu perlu melakukan
pengurutan mulai dari yang paling relevan berdasarkan pelanggan. Dengan
mengetahui kelemahan atau ketakutan dari pelanggan, kamu bisa membuat
produk yang bisa menjawab semua masalah yang dialami pelanggan.

20
2. Value Proposition (Proposisi Nilai Konsumen)
Elemen kedua ini maksudnya adalah sekat yang merupakan keunggulan
produk, apa saja poin-poin yang dapat mendatangkan manfaat yang
ditawarkan bisnis atau perusahaan bagi customer segment-nya. Ini adalah
kesempatanmu untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang
membedakan bisnis kamu dengan bisnis yang lain.
Sebelum memulai sebuah bisnis, kamu harus mengetahui terlebih dulu
siapa target audience yang mungkin bisa menjadi pelanggan setia produk
yang kamu tawarkan. Apa keuntungan yang bisa kamu berikan kepada
pelanggan? Produk apa yang ingin kamu tawarkan?
a. Produk dan Servis
Cobalah untuk menuliskan seluruh proposisi dari produk atau servis
yang ingin kamu jual. Apakah produk tersebut bisa membantu pelanggan
dalam memperbaiki pekerjaan fungsional, sosial, dan emosional.
Setelah menuliskan semua proposisi nilai dari produk, cocokkan nilai
mana saja yang sesuai dengan kepentingan pelanggan; mana yang penting
dan mana yang tidak. Dengan menjawab semua blok ini, kamu bisa
mengevaluasi proposisi nilai yang sebelumnya hanya dituliskan tanpa
dicocokkan dengan kebutuhan pelanggan.
b. Pain Relievers
Pada blok ini, kamu harus bisa menjelaskan bagaimana produk atau jasa
yang kamu jual bisa meringankan penderitaan dan beban pelanggan. Blok ini
akan menghilangkan atau mengurangi isi dari blok customer pain yang
berhubungan dengan situasi yang tidak diinginkan, risiko pelanggan pada saat
sebelum, selama, dan sesudah pekerjaan selesai.
Pertanyaan yang perlu dijawab, antara lain seperti:
1. Apakah pelanggan bisa lebih menghemat waktu, uang, atau usaha?
2. Apakah pelanggan bisa lebih baik?
3. Apakah produk bisa menyelesaikan performa kerja yang buruk?
4. Apakah produk bisa menghilangkan risiko yang ditakuti oleh
pelanggan?

21
c. Gain Creators
Di sini, kamu harus menjelaskan bagaimana produk atau jasa yang
kamu tawarkan bisa membuat pelanggan diuntungkan. Blok ini harus dapat
menjawab pertanyaan yang ada pada blok customer gain.
Berikut adalah pertanyaan yang harus kamu jawab.
1. Apakah pelanggan bisa lebih menghemat waktu, uang, atau usaha?
2. Apakah produk menghasilkan solusi melebihi harapan pelanggan?
3. Apakah bisa membuat pekerjaan pelanggan menjadi lebih mudah?
4. Apakah bisa memberikan hasil positif yang cocok untuk pelanggan?

3. Channels (Saluran)
Pengertian channel dalam bisnis model canvas adalah media atau
sarana yang bisa kamu gunakan untuk menyampaikan produk atau
jasa. Channel atau saluran adalah bagaimana kamu bisa menyampaikan
produk tersebut sampai kepada konsumen. Melalui penggunaan channels
yang tepat, kamu bisa menyampaikan value propositions kepada customer
segments.
Ini adalah salah satu dari 9 elemen bisnis model canvas yang penting.
Jadi, cobalah untuk memikirkan channel yang ingin kamu gunakan dengan
baik.
Beberapa pertanyaan yang harus kamu jawab ketika ingin
menentukan channel apa yang tepat, adalah:
1. Bagaimana produk dan layanan bisnis kamu dikirimkan ke pasar?
2. Bagaimana cara perusahaan memberikan produk dan layanan kepada
pelanggan?
4. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)
Revenue stream merupakan bagian yang paling vital dari bisnis model
canvas. Di sinilah pebisnis dan perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari
pelanggan. Lantaran itulah, blok ini harus dikelola semaksimal mungkin
untuk meningkatkan pendapatan bisnis.
Usahakan tidak ada bahan baku, produk, atau kinerja yang tidak
dimanfaatkan secara maksimal. Contoh pertanyaan yang perlu kamu jawab

22
dalam blok ini adalah:
1. Apakah ada kemungkinan pelanggan hanya membayar satu kali?
2. Apakah tersedia sistem berlangganan bulanan atau tahunan?

5. Key Resource (Sumber Daya)


Key resource adalah sekat dalam bisnis model canvas yang berisikan
daftar sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan
untuk mewujudkan value proposition mereka.
Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan baku,
mengontrol stok barang, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses
operasional menjadi perhatian dalam membuat bisnis model canvas.
Poin ini membahas mengenai sumber daya yang diperlukan untuk
menciptakan nilai bagi pelanggan. Di sini, kamu harus menjelaskan aset yang
diperlukan untuk membuat model bisnis ini berfungsi.
Key resources ini terbagi menjadi 4 kategori yaitu:
1. Fisik: gedung, kendaraan, mesin, dan jaringan distribusi.
2. Intelektual: merek, pengetahuan spesialis, paten, dan hak cipta.
3. SDM: Orang-orang yang akan menjadi sumber daya utama, terutama
untuk perusahaan di industri kreatif atau pengetahuan yang intensif.
4. Keuangan: Jalur kredit, saldo tunai, dan sebagainya.

6. Customer Relationship (Hubungan Konsumen)


Customer Relationship merupakan elemen dalam contoh bisnis model
canvas yang berhubungan dengan bagaimana sebuah bisnis atau perusahaan
mampu menjalin ikatan dengan pelanggannya. Bagian ini harus kamu jawab
untuk mengetahui bagaimana cara kamu menjalin hubungan komunikasi dan
interaksi dengan pelanggan.
Karakteristik masing-masing pelanggan tentunya berbeda-beda,
sehingga kamu perlu memahami cara untuk mengambil hati pelanggan dan
mempertahankan pelanggan yang sudah loyal. Diperlukan adanya
pengelolaan hubungan yang ketat dan intensif agar pelanggan tidak mudah
berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang

23
baik.
7. Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan)
Key activities adalah salah satu dari 9 elemen bisnis model canvas yang
berhubungan dengan semua aktivitas produktivitas sebuah produk, yang
kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi nilai.
Poin ini diperlukan sebagai salah satu strategi bisnis penting yang harus
kamu lakukan untuk membuat elemen ini berfungsi. Kegiatan-kegiatan utama
yang dilakukan pun harus secara langsung terkait dengan Value
Propositions perusahaan.
Key Activities biasanya dipecah menjadi tiga kategori yaitu:
1. Produksi
Kategori ini mengacu pada penyampaian produk atau jasa kepada
pelanggan. Biasanya, kamu harus melakukan ini dengan kualitas tinggi atau
kuantitas tinggi, tergantung pada branding usahamu.
2. Pemecahan Masalah
Menemukan solusi baru untuk masalah masing-masing pelanggan juga
dapat menjadi tugas utama bisnismu. Hal ini biasa dilakukan oleh konsultan
atau organisasi layanan.
3. Platform atau Jaringan
Jaringan perangkat lunak biasa berfungsi sebagai platform. Untuk
itu, key activities perusahaan semacam ini adalah untuk terus memperbarui
dan menginovasi platform mereka.
8. Key Partnership (Kerjasama)
Elemen bisnis model canvas ini berfungsi untuk pengorganisasian
aliran suatu barang atau layanan lainnya dalam bisnis. Posisi-posisi partner
kunci tersebut bermanfaat untuk efisiensi dan efektivitas dari key
activities yang telah dibuat.
Tidak ada salahnya menjalin hubungan baik untuk menciptakan siklus
bisnis sesuai dengan ekspektasi. Untuk mengisi blok ini, kamu harus
membuat daftar tugas dan kegiatan yang penting. Kamu bisa menggunakan
pemasok dan mitra untuk membuat model bisnis berfungsi.

24
9. Cost Structure (Struktur Biaya)
Sebagai pebisnis, kamu juga perlu melakukan pemetaan biaya dan
memastikan bahwa biaya tersebut sudah sesuai dengan value
propositions bisnis. Dalam blok ini, Anda harus bisa menetapkan biaya
paling mahal dan paling penting setelah Key Resources, Key
Partnership, dan Key Activities ditetapkan.
Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis yang dijalani
menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Hal ini juga
dapat menentukan proposisi nilai yang tepat untuk pelanggan.
a. Proses desain Model Bisnis
Proses desain menurut Osterwalder (2012) memiliki 5 fase yaitu
sebagai berikut:
1. Menggerakan : mempersiapkan proyek desain model bisnis yang sukses
2. Memahami : meneliti dan menanalisis elemen yang diperlukan untuk
mendesain model bisnis
3. Mendesain : membangkitkan dan menguji opsi-opsi model bisnis yang
ada lalu memilih yang terbaik
4. Menerapkan : menerapkan protorype model bisnis di lapangan, dan
5. Mengelola : mengadaptasi dan memodifikasi model bisnis sebagai
respon terhadap reaksi pasar.
b. Inovasi Business Model Canvas (BMC)
Inovasi model bisnis dilakukan berdasarkan empat tujuan, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan pasar yang belum terjawab
2. Menghadirkan teknologi, produk atau jasa yang baru ke pasar
3. Meningkatkan, membangun atau mengubah pasar yang sudah ada
dengan model bisnis yang lebih baik, atau
4. Menciptakan pasar yang benar–benar baru. Kondisi persaingan yang
sangat kompetitif, membuat kita harus membangun model bisnis yang
inovatif dan kreatif.26

26
repository.stie-mce.ac.id/1389/3/3.%20BAB%20II.pdf

25
Terdapat sembilan kotak yang merepresentasikan elemen kunci yang
secara umum akan ada pada semua model bisnis, melalui sembilan kotak
tersebut memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan
menghasilkan keuntungan.

Gambar 1.2 9 Elemen kunci Business Model Canvas


Penggunaan Business Model Canvas dapat memberikan gambaran
mengenai model bisnis perusahaan dan hubungan yang terjadi antar-blok
dengan cara yang lebih atraktif. Business Model Canvas juga membantu
perusahaan untuk mengenali apa yang menjadi value proposition perusahaan,
serta bagaimana membangun dan menjalankan key activitie dan Key
Resources.27
dalam menciptakan value proposition dan mendapatkan Revenue
Streams, memahami bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan
dapat dikomunikasikan dengan baik kepada konsumen hingga sampai
ketangan konsumen untuk dikonsumsi.
Banyak penelitian telah mengembangkan berbagai definisi model
bisnis. Para akademisi memberikan pengertian yang cukup beragam
mengenai model bisnis. Meskipun demikian, pengertian model bisnis dapat
dipilah menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu model bisnis sebagai metode atau
cara, model bisnis dilihat dari komponen-komponen (elemen), dan model

27
Aji Hermawan dan Rachel Jessica Pravitasari, Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis),
Akselerasi.id. hlm 7.

26
bisnis sebagai strategi bisnis.
Pengertian model bisnis sebagai suatu metode adalah bahwa model
bisnis adalah suatu metode untuk menciptakan nilai, dan model bisnis dilihat
dari bagian-bagian penyusunnya. Misalnya, model bisnis adalah komponen
produk, laba dan pendapatan, pelanggan, aset, dan pengetahuan. Pengertian
model bisnis sebagai strategi bisnis adalah model bisnis yang digunakan
sebagai alat untuk merumuskan strategi bisnis perusahaan. Secara umum,
model bisnis menggambarkan hubungan antara aset dan sumber daya
perusahaan dan aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh dan menciptakan
nilai yang memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan.

27
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian


Taman Kambang Iwak atau biasa juga disebut Ki Park merupakan
taman yang legendaris, karena sudah ada sejak tahun 1900-an yakni sejak
Kolonial Belanda masih menguasai Indonesia. Taman yang awalnya dibangun
untuk orang keturunan Belanda sebagai tampat olahraga ini, memiliki danau di
bagian tengahnya. Selain berfungsi sebagai penghias taman, danau buatan ini
juga memiliki fungsi praktis sebagai tempat menampung luapan air hujan,
sehingga mampu menangkal banjir.28
Kehadiran Taman Kambang Iwak di tengah Kota Palembang
membuatnya menjadi pelepas dahaga di tengah riuh dan penatnya aktivitas
sehari-hari. Sehingga taman ini tak pernah sepi dari pengunjung sekalipun. dan
menjadi tempat favorit warga sekitar untuk menghabiskan waktu bersama
keluarga, teman, atau komunitas lainnya. Taman Kambang Iwak berlokasi di
antara Jalan Tasik dan Jalan Sutomo, Kota Palembang. Taman yang memiliki
luas sekitar 5 hektar ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang terus
diperbarui. Fasilitas tersebut antara lain seperti, taman bermain anak, tempat
duduk, keran air yang bisa langsung diminum, hingga fasilitas hotspot gratis
bagi mereka yang ingin mengakses internet sambil bersantai menikmati taman
yang rindang.
Setiap harinnya, Taman Kambang Iwak kerap diramaikan oleh
masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa yang berasal dari berbagai
komunitas, seperti, komunitas musik, sepatu roda, skateboard, sepeda,
komunitas tari. Dilengkapi dengan jogging track, Taman Kambang Iwak juga
kerap diramaikan bagi mereka yang ingin lari mengelilingi danau atau sekadar
berolahraga di setiap pagi maupun pada sore hari dan saat ini tengah di gemari

28
pustaka-indonesia/taman-kambang-iwak-taman-kota-kebanggaan-masyarakat-palembang/

28
kuliner kekinian yang berada di taman kambang iwak setiap harinnya.
Banyak pengunjung yang datang mengunjungi Taman Kambang Iwak
untuk bersantai dan menikmati keindahan taman dengan rindangnya
pepohonan yang ada. Sehingga memberikan udara yang segar dan dapat
beristirahat sejenak dari kesibukan yang dilakukan sehari-hari. Tempat ini
cocok juga untuk pecinta kuliner. Ada banyak street food disini kalau hari
minggu dan sore hari di hari kerja. Makanan yang tersedia mulai dari makanan
tradisional dari pulau jawa dan makanan khas Palembang seperti getuk,
pempek, tekwan dan model sampai jajanan yang lagi ngehits jaman sekarang.
tidak hanya makanan ringan makan berat seperti nasi, gado-gado, mie ayam
dan ayam geprek juga banyak dijual. Kita hanya perlu berkeliling mencari
makan yang disukai.
Untuk dapat menikmati beragam jajanan di Kambang Iwak, pembeli
tidak perlu keluar uang banyak. Hal itu dikarenakan, dari hasil wawancara,
pembeli “harga makanan yang di bandrol mulai dari harga. Rp. 5.000- Rp
25.000 saja dan terdapat peyediaan layanan gofood sehingga bisa pesan
online.” Di dalam studi ini terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di
kambang iwak. Salah satunnya para pedagang yang masi salah dalam system
produksi, mengakibatkan menurunnya omset yang di dapat dalam studi kasus
kambang iwak.

B. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif kualitatif adalah jenis penelitian yang peneliti
gunakan. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah jenis penelitian yang
cenderung menggunakan analisis untuk sepenuhnya menjelaskan dan
mendeskripsikan peristiwa atau kejadian dengan mengumpulkan data. Dengan
mencatat, menganalisis, dan membuktikan bahwa keadaan yang terjadi saat ini
adalah benar atau fakta.29
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang mengarah pada

29
Dr. Muhammad Ramadhan, S.Pd, M.M “Metode Penelitian”, (Cipta Media Nusantara, 2021),
Hlm.6.

29
penemuan yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode statistik
atau kuantitatif lainnya. Peneliti menggunakan metode kualitatif dikarenakan
peneliti tertarik dengan fenomena masalah yang terjadi dilapangan yaitu,
menelitih akibat dari penurunan omset pedagang dan dalam hal ini penulis akan
menelitih menggunakan Model Bisnis Canvas. Agar mudah di pahami oleh
pedagang dan dapat diterapkan dalam strategi penjualan di pedagang yang
membutuhkan.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang langsung dilakukan dilapangan atau pada informan.30
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan Berlokasi di Kambang Iwak Kota
Palembang. Alasan peneliti memilih lokasi ini terdapat masalah yang ingin
saya teliti dan dibandingkan dengan lokasi lain, lokasi penelitian ini lebih
banyak mengalami masalah karena dilokasi tersebut terdapat banyak pedagang
UMKM Pemula yang mengalami kegagalan dalam sisitem produksi dan ada
juga yang mengalami penurunan pendapatan omset akibat salah pengeloloan
keuangan. Sehingga perlunnya perancangan strategi yang tepat dalam sisitem
penjualan agar mendapatkan keuntungan yang maksimal.

D. Subjek Dan Objek Penelitian.


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang atau hal yang anda inginkan
informasinya, atau orang yang berada di bidang penelitian yang berfungsi
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi penelitian.31
Subjek dalam penelitian ini adalah masyarat yang membuka usaha kecil
dibidang makanan dan minuman seperti pedagang sate taican, dimsam,
cireng, es jeruk peras, es thai tea, dan alpukat kocok.

30
Nindi Apridha Jamil, “Analisis Mekanisme Praktik Jual Beli Followers Dalam Perspektif
Ekonomi Islam Di Media Sosial Instagram”, (EKSIBANK, 2020),hlm.86.
31
Jepri Ding,Desi Hermawati, Hani Subakti, “Analisis Media Pembelajaran Daring DI Era
Pandemi Covid-19 Pada Kelas III SD Negeri 027 Samarinda Ulu”.( Jurnal Pendidikan, 2020),
hlm.18.

30
2. Objek Penelitian
Objek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan
manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, objek dalam penelitian kualitatif
disebut situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat, pelaku, dan
aktivitas yang berinteraksi sinergis.32 Sedangkan objek dari penelitian ini
adalah Strategi Peningkatan Omset Penjualan UMKM Berbasis Syariah
Menurut Bisnis Model Canvas.

3. Informan Penelitian
Informan adalah subyek penelitian yang memberikan informasi
mengenai fenomena atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian.33
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 5 orang informan yang terkait
dengan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini, yaitu masyarakat
yang membuka usaha dibidang makanan dan minuman yang berlokasi di
kambang iwak kota Palembang.

4. Sumber Data
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis
mempergunakan data sebagai berikut :
1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber asli baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilaksanakan oleh peneliti.34
Informasi data yang diperoleh penulis secara langsung dari tempat
penelitian dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh langsung

32
Rifki Habibi Syahputra, Azizah Batubara, Surya Wibawa “Dampak Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja Di Lingkungan Iii Kelurahan Damai”, (Jurnal Serunai Bimbingan
dan Konseling, 2021),hlm. 68
33
Dr. Rukin, S.Pd, M.Si,“Metodologi Penelitian Kualitatif”,(Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia,
2019).hlm.32
34
Muhammad Abrar Kasmin Hutagalung, “Analisa Pembiayaan Gadai Emas Di Pt. Bank Syari’ah
Mandiri Kcp Setia Budi”, (Jurnal Al Qads, 2016),hlm. 119.

31
dari pengamatan penulis, dokumentasi, serta dari pertanyaan yang berupa
Wawancara.
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah
dan disediakan baik oleh pihak pengumpul data primer.35 Sumber data
sekunder yang diperoleh adalah dari wawancara kepada para pedagang
dikambang iwak kota Palembang.

5. Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatan mereka melalui kerja panca indera mata dan dengan
bantuan panca indera lainnya.36 Observasi yang dilakukan pada
penelitian ini berupa pengamatan pada pedagang yang memulai usaha
dengan menggunakan modal bisnis pinjaman tetapi belum mendapatkat
hasil yang maksimal dikarenakan tidak adannya strategi dalam
penjualannya.
2. Wawancara
Yaitu percakapan yang disengaja dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang
diwawancarai yang menjawab pertanyaan tersebut.37 Wawancara yang
digunakan adalah jenis wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak
yang diwawancara diminta pendapat terkait permasalahan yang
dibahas. Adapun pihak-pihak yang di wawancarai dalam penelitian ini

35
Muhammad Abrar Kasmin Hutagalung, “Analisa Pembiayaan Gadai Emas Di Pt. Bank Syari’ah
Mandiri Kcp Setia Budi”, (Jurnal Al Qads, 2016),hlm. 119.
36
Rifki Habibi Syahputra, Azizah Batubara, Surya Wibawa “Dampak Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja Di Lingkungan Iii Kelurahan Damai”, (Jurnal Serunai Bimbingan
dan Konseling, 2021),hlm. 69
37
Rifki Habibi Syahputra, Azizah Batubara, Surya Wibawa “Dampak Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja Di Lingkungan Iii Kelurahan Damai”, (Jurnal Serunai Bimbingan
dan Konseling, 2021),hlm. 68

32
terdiri dari beberapa pedagang seperti pedagang sate taican, dimsam,
cireng, es jeruk peras, es thai tea, dan alpukat kocok.
3. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data secara langsung dari perusahaan dalam
bentuk yang sudah jadi.38 Atau sejumlah besar data dan fakta tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi serta mengumpulkan data-
data yang ada dalam masalah penelitian.

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yaitu metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati Data dianalisis dan dijabarkan secara
kualitatif, sehinga menggambarkan secara rinci pokok permasalahan usaha
dalam strategi peningkatan omset yang tidak mendapatkan keuntungan yang
maksimal karena kesalahan operasional dan pengelolahan keuangan.
Penelitian ini bersifat Deskritif Kualitatif yaitu hasil penelitian beserta
analisisnya diuraikan dalam suatu tulisan yang ilmiah berbentuk sebuah
narasi, kemudian dari analisis yang telah dilakukan diambil suatu
kesimpulan. Serta Metode penulisan Data Metode penulisan yang
digunakan adalah:
a. Deskriptif Yaitu catatan tentang apa yang sesungguhnya sedang
diamati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang dilihat, didengar
dan diamati dengan alat-alat indra penelitian. Dalam metode penulisan
ini berisi kutipan data (fakta) yang diungkapkan di lapangan untuk
memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan dalam laporannya.
b. Deduktif Yaitu mengemukakan data-data yang bersifat umum yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian dianalisa dan ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus.

Muhammad Abrar Kasmin Hutagalung, “Analisa Pembiayaan Gadai Emas Di Pt. Bank Syari’ah
38

Mandiri Kcp Setia Budi”, (Jurnal Al Qads, 2016),hlm. 119

33
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, F. M. (2020). Ini Faktor Penyebab Target Binaan UMKM Kota Palembang Belum
Tercapai. IDN Time.
Dr. Rukin, S.Pd, M.Si, (2019) “Metodologi Penelitian Kualitatif”,(Yayasan Ahmar
Cendekia Indonesia.
Harahap, Martua, (2014) “Strategi Pengembangan Bank Syariah Di Padang
Sidempuan (Studi Kasus Di PT. Bank Rakyat Indonesia( Persero).Tbk
Kantor Cabang Syariah Padang Sidempuan)” Skripsi, Fakultas Ekonomi
Bisnis Islam IAIN-SU.
Herawati Novitha, Dkk (2019) “Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan
Rencana Manajemen Usaha Kedelai Edamame Goreng,” Jurnal
Agroteknologi 13.
Hutagalung Muhammad Abrar Kasmin, (2016) “Analisa Pembiayaan Gadai Emas
Di Pt. Bank Syari’ah Mandiri Kcp Setia Budi”, (Jurnal Al Qads,
2016),hlm. 119.
Jefri Ulfi dan Ibrohim, (2021) “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Berbasis Ekonomi Kreatif di Kecamatan Puloampel Kabupaten Serang
Banten,” Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo 7, no. 1.
J David Hunger dan Thomas L, (1996) Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
Khoeriyah Istianah, DKK, (2016) Business Model Canvas Produk Halal Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah Di Kecamatan Pamijahan Bogor. jurnal.febi-inais Sahid
BusinessJ.
Muslich, Muhammad. (2007). Bisnis Syariah Perspektif Mu’amalah dan
Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
McKinsey dan Company, (2019) Otomasi dan masa depan pekerjaan di Indonesia.
Miftakhul Khoiriyah dan Dede Nurohman (2019) Strategi Pengembangan Usaha
Mikro Melalui Metode Bisnis Model Canvas pada Pengrajin Ban Bekas
Di Tulungagung.

34
Mirani Dwi, Dkk, ( 2021) Implementasi Program Pembinaan Usaha Mikro Kecil
Menengah Sektor Kuliner di Kota Palembang.
Muslich, Muhammad. (2007) Bisnis Syariah Perspektif Mu’amalah dan
Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Pearce dan Robinson, (1997) Manajemen stratejik “Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian”, Binarupa Aksara, Jakarta.
Rangkuti, Freddy. (2001) Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Rakib Muhammad Alyas. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Jurnal
Sosiohumaniora, 19(2), 114–120.
Stainer, Dkk, Manajemen Strategik (Jakarta: Erlangga, 2008) h. 20 dalam Atep
Misbahudin , Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada BPRS PNM
AL Moslem Dalam Meningkatkan Pendapatan Bank Skripsi, Jakarta: UIN
Syarifhidayatullah, 2008.
Sugiri, D. (2020). Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Dampak
Pandemi Covid-19. Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen Dan
Akuntansi, 19(1), 76–86. https://doi.org/10.32639/fokusbisnis.v1 9i1.575.
Tjiptono, Fandy, (2002) Strategi Pemasaran, Edisi ke 2 Yogyakarta.
Vuspitasari, B. K & Dkk (2021). MENGGALI PELUANG EKONOMI KREATIF
MELALUI POTENSI DESA SUKA MAJU KABUPATEN
BENGKAYANG. Sebatik, 25(1).

35

Anda mungkin juga menyukai